• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dari 93 responden,hubungan antara variabel pengetahuan dengan perilaku gaya hidup sehat

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dari 93 responden,hubungan antara variabel pengetahuan dengan perilaku gaya hidup sehat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Journal Scientific Solutem Vol.1 No.1–Mei–Oktober 2018 p-ISSN : 2620-7702 e-ISSN : 2621-136X journal homepage: http://ejurnal.akperbinainsan.ac.id Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Gaya Hidup Sehat

Mahasiswi Tingkat Tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH Thamrin Jakarta Timur Tahun 2016

Hj. Maimunah

Akademi Kebidanan Bhakti Asih Purwakarta e-mail : maimunahbakarudin@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku gaya hidup sehat mahasiswi tingkat tiga prodi DIII Kebidanan Universitas MH Thamrin jakarta timur tahun 2016 dengan sampel 93 orang. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan variabel yang diukur. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dari 93 responden,hubungan antara variabel pengetahuan dengan perilaku gaya hidup sehat. Pengetahuan dengan perilaku gaya hidup sehat menunjukkan bahwa pengetahuan baik memiliki gaya hidup sehat lebih tinggi yaitu 85,7%

(42 responden) dibandingkan dengan pengetahuan kurang yaitu 77,3% (34 responden). Sikap dengan perilaku gaya hidup sehat menunjukkan bahwa sikap positif memiliki gaya hidup sehat lebih tinggi yaitu sebesar 90.7% (49 responden) dibandingkan dengan sikap negatif sebesar 69.2% (27 responden). Sumber Informasi dengan perilaku gaya hidup sehat menunjukkan bahwa informasi yang bersumber dari media memiliki perilaku gaya hidup sehat lebih tinggi yaitu sebesar 79,7% (51 responden) dibandingkan dengan informasi yang bersumber dari non media sebesar 86,2% (25 responden). Secara proporsi, uang saku dengan perilaku gaya hidup sehat menunjukkan bahwa uang saku lebih dari satu juta lima ratus ribu rupiah memiliki perilaku gaya hidup sehat 88,9% (56 responden) dibandingkan dengan uang saku kurang dari satu juta lima ratus ribu rupiah sebesar 66,7% (20 responden). Bila dilihat dari nilai p dapat diartikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara perilaku gaya hidup sehat dengan sikap dan uang saku. Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan penelitian dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan sebagai sarana untuk meningkatkan fasilitas yang menunjang mahasiswa untuk berperilaku hidup sehat.

Kata Kunci : Penyakit Menular, Gaya Hidup, usia muda Pendahuluan

Kesehatan merupakan kunci utama untuk mewujudkan bangsa yang memiliki kualitas yang unggul.

Pembangunan Kesehatan seharusnya menjadi prioritas utama agar dapat terciptanya hidup sehat bagi setiap penduduk Indonesia.

Pembangunan kesehatan yang optimal dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggi.

Keberhasilan pembangunan kesehatan

pun berperan penting dalam meningkatkan mutu daya saing generasi bangsa.

Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2008, 36 juta dari 56 juta kematian dunia merupakan akibat dari penyakit tidak menular. Pada tahun 2011 lalu, WHO juga meramalkan bahwa pada tahun 2030, 70%

populasi di dunia akan meninggal dikarenakan terkena penyakit tidak menular. Di Indonesia, menurut data Riset

(2)

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Riset Kesehatan Rumah Tangga (RKRT) tahun 1995 dan 2001, tampak bahwa dalam waktu 12 tahun (1995-2007) penyakit tidak menular mengalami peningkatan yang signifikan.

Sedangkan berdasarkan hasil Riskesdas 2013, beberapa penyakit tidak menular yang dapat dilihat kecenderungannya dengan hasil Riskesdas 2007 mengalami peningkatan seperti penyakit diabetes mellitus dan stroke.

Prevalensi Diabetes Melitus berdasarkan wawancara tahun 2013 adalah 2,1%

(Indonesia), lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2007 yang memiliki prevalensi 1,1%. Untuk penyakit stroke, kecenderungan prevalensi stroke berdasarkan wawancara menunjukan kenaikan dari 8,3 per mil tahun 2007 menjadi 12,1 per mil (Riskesdas, 2013).

Penyakit tidak menular juga menjadi penyebab kematian utama di rumah sakit se-Indonesia pada tahun 2009 dan 2010. Contohnya, pada penderita penyakit jantung, tren penderita berubah dari usia di bawah 60 tahun menjadi usia kurang dari 40 tahun. Pergeseran tren tersebut dipengaruhi oleh perilaku gaya hidup sehat ketika masih muda (Lidia, 2012).

Berbagai penelitian telah menjelaskan bahwa penyakit menular dan tidak menular bersumber dari gaya hidup atau lingkungan social dan fisik yang bersifat merugikan. Menurut Kementerian Kesehatan, gaya hidup ini mencakup olahraga teratur, perilaku merokok, konsumsi makanan yang tidak sehat dalam jangka waktu lama, stres emosional, durasi tidur, kebiasaan menjaga kebersihan diri, lingkungan dan lain sebagainya (Anies, 2010).

Di Indonesia, sepuluh penyakit pernafasan, dan penyakit pencernaan rata- rata disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Untuk mencegah terkena penyakit menular dan tidak menular, gaya hidup sehat harus mulai diterapkan oleh semua orang sejak usia yang tergolong muda. Di sebagian masyarakat dan budaya, usia 18-22 tahun merupakan masa

dewasa dimana merupakan masa pembentukan akhir sebelum terbentuknya karakter yang matang (Notoatmodjo, 2011).

Mahasiswa di Indonesia, pada umumnya termasuk dalam kelompok umur 18-22 tahun, dimana pengetahuan dan perilaku gaya hidup sehat seharusnya sudah dipahami secara menyeluruh.

Sebagai calon pemimpin bangsa yang nanti akan membuat kebijakan untuk mayarakat dan kemajuan Negara, sangat diperlukan wawasan mengenai kesehatan, salah satunya adalah mengenai gaya hidup sehat.

Namun, dengan aktivitas yang padat, kehidupan social, dan pengaruh lingkungan, pengetahuan, sikap, dan perilaku gaya hidup sehat mahasiswa cenderung belum baik. Kebiasaan tidak sarapan, merokok, kurang olahraga, dan kebiasaan tidur larut malam sudah menjadi rutinitas (Natalia, 2012).

Menurut penelitian Mufidah tahun 2010 pada mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas Sumatera Utara pun menunjukan bahwa perilaku gaya hidup sehat mahasiswa masih kurang (Mufidah, 2010). Seni susanti, Mariana Dinah dan Ribka Limbu melakukan sebuah penelitian mengenai Sikap Terhadap Hidup Bersih dan Sehat Pada Mahasiswa STIKes Citra Mandiri Kupang Tahun 2014.

Penelitian ini mencakup sikap (kognitif, afektif dan konatif) terhadap kebiasaan mencuci tangan, membuang sampah pada tempatnya, kebiasaan tidak merokok, tidak mengkonsumsi alcohol, konsumsi buah dan sayur, dan melakukan aktivitas fisik atau berolahraga. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 390 mahasiswa yang terdiri dari 233 mahasiswa keperawatan dan 157 mahasiswa kebidanan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 346 mahasiswa STIKes CHM-K (88,7%) memiliki sikap yang positif sedangkan 44 mahasiswa lainnya (11, 3%) memiliki sikap yang negative (Seni dkk, 2010).

Kepulauan Seribu yang

(3)

Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta, dirasakan perlu mempunyai data dasar tentang perilaku gaya hidup sehat, untuk selanjutnya digunakan dalam mengembangkan program pomosi kesehatan, khususnya program promosi kesehatan. Sampai saat ini data masyarakat di kepulauan seribu baru terbatas pada data wilayah Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan.

Data tersebut dianggap kurang dapat menggambarkan Kepulauan Seribu secara keseluruhan oleh karena itu Perilaku gaya hidup sehat sebagaimana telah diuraikan sesuai dengan indikator dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak merokok, mencuci tangan, kebiasaan berolah raga secara rutin dan sarapan pagi relative cukup menonjol.

Namun bila dilihat pada perilaku merokok nampak bahwa kebiasaan merokok masih cukup tinggi.

Hal ini tercemin pada sejumlah responden yang tidak merokok hanya 20,8% dan hal ini menggambarkan bahwa ada perilaku positif yang telah dijalankan oleh sebagian besar masyarakat dan hanya sebagian saja yang masih berperilaku kurang positif, artinya belum semua anggota masyarakat dapat meninggalkan kebiasaan merokok. Demikian pula kebiasaan menggosok gigi hanya 48,5%

yang melakukannya. Berolah raga secara rutin sudah dilakukan oleh sebagian masyarakat 57,5% telah melakukannya.

Hal yang cukup mencerminkan perilaku sehat walaupun belum seluruh masyarakat menjalankannya yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan secara presentase menunjukkan angka 82,8% dan sarapan pagi sebesar 91,4%.

Program Studi D3 Kebidanan Universitas MH. Thamrin adalah salah satu Program Studi Fakultas Ilmu Kesehatan yang telah berdiri sejak kurang lebih 13 tahun yang lalu dan telah berhasil meluluskan bidan-bidan yang kompeten.

Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap 12 mahasiswa dilakukan wawancara tentang perilaku gaya hidup sehat terdiri dari olahraga teratur, durasi tidur, pola makan, pengendalian stress, kebiasaan mencuci tangan, dan kebiasaan membuang sampah.

Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik dengan desain studi cross-sectional.dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau variabel akibat. Populasi penelitian merupakan jumlah seluruh mahasiswi tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan MH.Thamrin 2016 yaitu sebanyak 93 orang.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu dengan mengambil sampel dari jumlah keseluruhan mahasiswi tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH. Thamrin Jakarta Timur tahun 2016 sebanyak 93 responden.

Peneliti melakukan penelitian di tingkat 3 Prodi DIII Kebidanan Universitas MH. Thamrin Jakarta Timur periode bulan Juni-Juli tahun 2016, Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar cek list, Data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari responden dengan menyebarkan kuesioner diuniversitas MH. Thamrin.

Hasil Penelitian Analisa Univariat

Tabel-1 Distribusi Frekuensi Perilaku Gaya Hidup Sehat Mahasiswi Tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur Tahun 2016

Perilaku Gaya Hidup n %

Sehat 76 81.7

Tidak Sehat 17 18.3

Total 93 100

(4)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perilaku gaya hidup sehat Penilaian terhadap gaya hidup sehat dan tidak sehat menggunakan nilai mean.

Untuk nilai perilaku gaya hidup sehat yang sama atau lebih besar dari dikategorikan menjadi gaya hidup sehat,

sedangkan untuk nilai gaya hidup sehat lebih kecil dikategorikan menjadi gaya hidup tidak sehat. Hasil analisis menunjukkan bahwa 76 responden (81,7

%) memiliki gaya hidup sehat sedangkan 17 responden (18,3) memiliki gaya hidup tidak sehat.

Tabel-2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Mengenai Gaya Hidup Sehat Mahasiswi Tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur Tahun 2016

Pengetahuan n %

Baik 49 52.7

Kurang 44 47.3 Total 93 100 Berdasarkan penilaian mengenai

pengetahuan gaya hidup sehat dengan cara melakukan skoring secara manual dari masing-masing kuisioner yang telah diisi oleh responden dan hasil data yang sudah dinilai dihitung dengan program computer SPSS 20. Pertanyaan mengenai pengetahuan gaya hidup sehat berjumlah 35 soal yang terdiri dari soal mengenai perilaku merokok, frekuensi olahraga,

durasi tidur, pola makan, pengendalian stress, kebiasaan mencuci tangan, dan kebiasaan membuang sampah.

Hasil dari semua analisis subvariabel menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebesar 49 orang responden (52,7%), sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang baik yaitu sebesar 44 orang responden (47,3%).

Tabel-3 Distribusi Frekuensi Sikap Mengenai Gaya Hidup Sehat Mahasiswi Tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur Tahun 2016

Penilaian mengenai sikap gaya hidup sehat juga dengan cara melakukan skoring secara manual dari masing- masing kuisioner yang telah diisi oleh responden dan hasil data yang sudah dinilai dihitung dengan program computer SPSS 20. Pernyataan mengenai perilaku gaya hidup sehat berjumlah 35 soal yang terdiri dari soal mengenai perilaku merokok, frekuensi olahraga, durasi tidur,

pola makan, pengendalian stress, kebiasaan mencuci tangan, dan kebiasaan membuang sampah.

Hasil analisa dari semua subvariabel mengenai sikap terhadap gaya hidup sehat respden menyatakan bahwa 54 responden (58.1%) memiliki sikap positif dan 39 responden (41.9%) memiliki sikap negative terhadap gaya hidup sehat

Tabel-4 Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Mengenai Gaya Hidup Sehat Mahasiswi Tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur Tahun 2016

Sumber Informasi n %

Media 64 68.8

Non Media 29 31.2

Total 93 100

Hasil analisa dari semua subvariabel mengenai sumber informasi

menyatakan bahwa 64 responden (68.8%) memiliki sumber informasi yang

Sikap n %

Positif 54 58.5

Negative 39 41.9

Total 93 100

(5)

dan media elektronik dan 29 responden (31,2%) memiliki sumber informasi yang

bersumber dari non media terhadap gaya hidup sehat

Tabel-5 Distribusi Frekuensi Uang Saku Mengenai Gaya Hidup Sehat Mahasiswi Tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur Tahun 2016

Uang Saku Perbulan n %

>1.500.000 63 67.7

<1.500.000 30 32.3

Total 93 100

Hasil analisa dari semua subvariabel mengenai uang saku terhadap gaya hidup sehat responden menyatakan bahwa 63 responden (67.7%) memiliki uang saku perbulan lebih besar dan 30 responden (32.3%) memiliki uang saku perbulan lebih kecil.

Analisa Bivariat

Analisis bivariate dilakukan untuk melihat hubungan antara pengetahuan dan sikap responden terhadap variable dependen yaitu perilaku gaya hidup sehat.

Uji statistik menggunakan chi- square dengan derajat kepercayaan 95%

(α = 0,05). Derajat kepercayaan menjadi dasar untuk menetapkan apakah variable berhubungan atau tidak. Jika p-value lebih kecil dari α, maka terdapat hubungan bermakna antara variabel independen dengan variabel dependen. Jika p-value lebih besar dari α, maka tidak terdapat hubungan bermakna antara kedua variabel yang diteliti.

1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Gaya Hidup Sehat

Tabel-6 Hubungan Pengetahuan dengan PerilakuGaya Hidup Sehat Mahasiswi Tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur Tahun 2016

Pengetahuan Perilaku Gaya Hidup Sehat

Total p-value OR

(CI 95%) Sehat Tidak Sehat

Baik 42

85.7%

7 14.3%

49 100.0%

0.43 1.75

Kurang 34

77.3%

10 22.7%

44 100.0%

Total 76

81.7%

17 18.3%

93 100.0%

Tabel-6 menunjukkan hubungan antara variabel pengetahuan dengan perilaku gaya hidup sehat. Pengetahuan dengan perilaku gaya hidup sehat menunjukkan bahwa pengetahuan baik memiliki gaya hidup sehat lebih tinggi yaitu 85,7% (42 responden) dibandingkan dengan pengetahuan kurang yaitu 77,3%

(34 responden). Berdasarkan hasil uji analisis bivariate antara variabel pengetahuan dengan perilaku gaya hidup sehat didapatkan nilai p = 0.43. Nilai p lebih besar dari nilai 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku gaya hidup sehat.

2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Gaya Hidup Sehat

Tabel-7 Hubungan Sikap dengan Perilaku Gaya Hidup Sehat Mahasiswi Tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur Tahun 2016

Sikap Perilaku Gaya Hidup Sehat

Total p-value OR

(CI 95%) Sehat Tidak Sehat

Positif 49

90.7%

5 9.3%

47 100.0%

0.01 4.35

Negatif 27

69.2%

12 30.8%

46 100.0%

Total 76

81.7%

17 18.3%

93 100.0%

(6)

Tabel-7 menunjukkan hubungan antara variabel sikap dengan perilaku gaya hidup sehat. Sikap dengan perilaku gaya hidup sehat menunjukkan bahwa sikap positif memiliki gaya hidup sehat lebih tinggi yaitu sebesar 90.7% (49 responden) dibandingkan dengan sikap negatif sebesar 69.2% (27 responden).

Semakin baik sikap, semakin besar proporsi gaya hidup sehatnya.

Berdasarkan hasil uji analisis bivariate antara variabel sikap dengan perilaku gaya hidup sehat didapatkan nilai p = 0,01. Sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku gaya hidup sehat. Nilai Odds Ratio (OR) = 4.35 yang dapat diartikan bahwa responden dengan sikap positif berpeluang 4 kali mempunyai gaya hidup sehat dibandingkan dengan responden dengan sikap negatif.

3. Hubungan Sumber Informasi dengan Perilaku Gaya Hidup Sehat

Tabel-8 Hubungan Sumber Informasi dengan PerilakuGaya Hidup Sehat Mahasiswi Tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur Tahun 2016 Sumber Informasi Perilaku Gaya Hidup Sehat

Total p-value OR

(CI 95%) Sehat Tidak Sehat

Media 51

79.7%

13 20.3%

64 100.0%

0.643 0.628

Non Media 25

86.2%

4 13.8%

29 100.0%

Total 76

81.7%

17 18.3%

93 100.0%

Tabel-8 menunjukkan hubungan antara variabel sumber informasi dengan perilaku gaya hidup sehat. Sumber Informasi dengan perilaku gaya hidup sehat menunjukkan bahwa informasi yang bersumber dari media memiliki perilaku gaya hidup sehat lebih tinggi yaitu sebesar 79,7% (51 responden) dibandingkan dengan informasi yang bersumber dari non media sebesar 86,2% (25 responden).

Semakin baik sumber informasi, semakin besar proporsi gaya hidup sehatnya. Berdasarkan hasil uji analisis bivariate antara variabel sikap dengan perilaku gaya hidup sehat didapatkan nilai p = 0,643. Sehingga dapat diartikan bahwa tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku gaya hidup sehat.

4. Hubungan Uang Saku dengan Perilaku Gaya Hidup Sehat

Tabel-9 Hubungan Uang Saku dengan PerilakuGaya Hidup Sehat Mahasiswi Tingkat tiga Prodi DIII Kebidanan Universitas MH.Thamrin Jakarta Timur Tahun 2016 Uang Saku Perilaku Gaya Hidup Sehat

Total p-value OR

(CI 95%) Sehat Tidak Sehat

>1.500.000 56 88.9%

7 11.1%

63 100.0%

0.02 4.00

<1.500.000 20 66.7%

10 33.3%

20 100.0%

Total 76

81.7%

17 18.3%

93 100.0%

Tabel-9 menunjukkan hubungan antara variabel uang saku dengan perilaku gaya hidup sehat. Secara proporsi, uang saku dengan perilaku gaya hidup sehat menunjukkan bahwa uang saku lebih dari satu juta lima ratus ribu rupiah memiliki

responden) dibandingkan dengan uang saku kurang dari satu juta lima ratus ribu rupiah sebesar 66,7% (20 responden).

Berdasarkan hasil uji analisis bivariate antara variabel uang saku dengan perilaku gaya hidup sehat

(7)

kecil dari α = 0,05, sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara uang saku dengan perilaku gaya hidup sehat. Nilai Odds Ratio (OR) = 4.00 yang dapat diartikan bahwa responden dengan uang saku lebih dari satu juta lima ratus

ribu rupiah memiliki peluang 4 kali mempunyai gaya hidup sehat dibandingkan dengan responden dengan uang saku kurang dari satu juta lima ratus ribu rupiah.

Pembahasan

1. Perilaku Gaya Hidup Sehat

Dalam penelitian ini, diperoleh hasil bahwa 81,7% (76 responden) responden memiliki gaya hidup sehat dan 18,3% (17 responden) memiliki gaya hidup tidak sehat.

Penelitian ini memiliki nilai lebih tinggi dari penelitian Fitrahanefi (2014) yang menunjukkan bahwa 59% responden memiliki gaya hidup sehat. Namun, penelitian ini lebih kecil dari penelitian oleh Arvianti (2009) yang menyatakan bahwa 65,2% mahasiswa memiliki perilaku gaya hidup sehat.

2. Pengetahuan

Hasil penelitian mengenai pengetahuan tentang gaya hidup sehat pada mahasiswi tingkat akhir prodi DIII Kebidanan Universitas MH. Thamrin tahun 2016 menunjukkan bahwa pengetahuan baik (52,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan pengetahuan kurang yaitu 47,3%. Dari hasil tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebanyak 85,7% berpengetahuan baik memiliki gaya hidup sehat, dan sebanyak

77,3% responden yang

berpengetahuan kurang juga memiliki gaya hidup sehat. Setelah dilakukan analisis bivariate, diperoleh nilai p= 0,43 dan nilai OR=

1,75 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku gaya hidup sehat mahasiswa.

Hasil penelitian ini sama dengan Fitrahanefi (2014) dan Arvianti (2009) yang menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan perilaku gaya hidup sehat.

Penelitian ini tidak sejalan dengan teori Green (2000) yang menyatakan

bahwa pengetahuan merupakan factor predisposisi seseorang untuk berperilaku. Hal ini dimungkinkan karena factor lain lebih dominan untuk mempengaruhi perilaku mahasiswa dibandingkan dengan pengetahuan itu sendiri.

Walaupun hasil penelitian membuktikan bahwa pengetahuan tidak menunjukkan hubungan secara signifikan, namun upaya pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan tetap dibutuhkan. Salah satu contoh upaya untuk meningkatkan pengetahuan yaitu dengan memberikan pendidikan secara berkala dalam bentuk seminar, kelas, atau focus group diskusi dalam jumlah lebih kecil khususnya pada mahasiswa tingkat pertama.

3. Sikap

Penelitian menunjkkan bahwa terdapat 90,7% (49 responden) dengan sikap positif memiliki gaya hidup sehat, dan 69,3% (27 responden) yang memiliki sikap negative juga memiliki gaya hidup sehat. Dalam penelitian ini didapatkan nilai p= 0,01 dan nilai OR 4,35 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan perilaku gaya hidup sehat.

Responden dengan sikap positif memiliki peluang gaya hidup sehat 4 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap negatif.

Hal ini sejalan dengan penelitian Fitrahanefi (2014) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku gaya hidup sehat. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Arvianti (2009) yang juga menunjukkan adanya hubungan

(8)

antara sikap dengan perilaku gaya hidup sehat.

Menurut pakar psikologi social, seperti Morgan dan King, Horward dan Kindler, serta Krech dkk, mengatakan bahwa perilaku dan sikap merupakan suatu hal yang konsisten, namun bisa menjadi tidak konsisten ketika ada banyak factor yang mempengaruhi seperti norma di masyarakat, media, pergaulan dan sebagainya. Dalam hal ini menunjukkan bahwa sikap bukanlah satu-satunya hal yang mempengaruhi perilaku. Green (2000) pun memperkuat pernyataan ini dalam teorinya yang mengatakan bahwa lingkungan merupakan factor yang paling kuat dalam mempengaruhi perilaku seseorang

4. Sumber Informasi

Penelitian menunjkkan bahwa terdapat 79,7% responden dengan memiliki informasi yang bersumber dari media juga memiliki gaya hidup sehat, dan 86,2 % responden yang memiliki informasi yang bersumber dari non media juga memiliki gaya hidup sehat. Dalam penelitian ini didapatkan nilai p= 0,643 dan nilai OR 0,628 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku gaya hidup sehat. Responden dengan sumber informasi melalui media memiliki peluang gaya hidup sehat 1 kali dibandingkan dengan responden yang memiliki sumber informasi dari non media. Hal ini sejalan dengan penelitian Andis (2014) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi dengan perilaku gaya hidup sehat. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Laura (2011) yang juga menunjukkan tidak adanya hubungan antara ssumber informasi dengan perilaku gaya hidup sehat.

Menurut pakar psikologi social, seperti Morgan dan King, Horward dan Kindler, serta Krech dkk,

sikap merupakan suatu hal yang konsisten, namun bisa menjadi tidak konsisten ketika ada banyak factor yang mempengaruhi seperti norma di masyarakat, media, pergaulan dan sebagainya. Dalam hal ini menunjukkan bahwa sumber informasi bukanlah satu-satunya hal yang mempengaruhi perilaku.

Penelitian yang dilakukan Shuttleworth dan May (2006) mereka membandngkan dengan sikap-sikap dan tingkah laku anak sekolah yang hanya sekali sebulan menonton bioskop atau kurang. Mereka tidak memperoleh perbedaan-perbedaan yang signifikan antara tingak laku dan sikap kedua golongan (Gerungan, 2011).

Green (2000) pun memperkuat pernyataan ini dalam teorinya yang mengatakan bahwa lingkungan merupakan factor yang paling kuat dalam mempengaruhi perilaku seseorang, tapi hal ini sangat bertolak belakang dengan hasil penelitian ini.

5. Uang Saku

Uang saku pada mahasiswa biasanya dianggap sebagai pendapatan yang dapat dihubungkan dengan tindakan pencegahan terhadap penyakit.

Namun pada penelitian ini, uang saku sebagai bentuk pendapatan memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku gaya hidup sehat. Pada variabel uang saku didapatkan proporsi yang menunjukkan bahwa uang saku lebih dari satu juta lima ratus ribu rupiah memiliki perilaku gaya hidup sehat sebesar 88,9%

sedangkan pada responden dengan uang saku kurang dari satu juta lima ratus ribu rupiah sebesar 66,7%

dengan nilai p = 0,02 dan Odds Ratio (OR) = 4.00. Secara statistik ada hubungan yang bermakna antara uang saku dengan gaya hidup sehat, namun apabila dilihat berdasarkan proporsi dan nilai Odds Ratio, responden dengan uang saku diatas satu juta lima ratus ribu rupiah memiliki peluang 4 kali mempunyai

(9)

dibandingkan dengan responden dengan uang saku dibawah satu juta lima ratus ribu rupiah.

Hubungan ini ada makna antara uang saku dan perilaku gaya hidup sehat menunjukkan bahwa dalam penelitian ini semakin tinggi pendapatannya tentu semakin tinggi upaya untuk pencegahan terhadap suatu penyakit.

Menurut penelitian dari Hanny (2012) di dalam penelitiannya bahwa semakin besar uang saku yang didapatkan mahasiswa setiap bulannya maka semakin tinggi mereka melakukan pencegahan untuk hidup sehat. Seperti di era globalisasi ini sudah terdapat makanan sehat yang dijual di online bertujuan untuk melakukan hidup sehat, oleh karena itu adanya hubungan antara uang saku dengan perilaku gaya hidup sehat. Maka untuk meningkatkan perilaku gaya hidup sehat pengaturan keuangan mahasiswa perlu menjadi salah satu fokus intervensi. Bagi mahasiswa yang memiliki uang saku dibawah satu juta lima ratus ribu rupiah dapat diberikan beasiswa, agar dapat memiliki kemampuan untuk menerapkan perilaku gaya hidup sehat khususnya yang membutuhkan biaya besar seperti makanan gizi seimbang.

Daftar Pustaka

[1] Arintika.(2012). Perilaku Merokok Anak yang Tinggal di Sekitar Kawasan IndustriRokok (Studi Pada Siswa Siswi SD Kelas IV dan V di SDN 7 Gondosari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus). Universitas Muhammadiyah Semarang : Skripsi.

[2] Depkes R.I. (2008). Indonesia Sehat 2010, Jakarta.

[3] Depkes R.I, (2008). Laporan Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2007.Jakarta : Departemen Kesehatan.

[4] Direktorat Bina Gizi, Departemen Kesehatan. (2012). Piramid Gizi Seimbang. Jakarta. Diunduh melalui:

http://www.gizikia.depkes.go.id/archi

ves/artikel/pola-makan-bergizi- seimbang-untuk-penyakit-jantung- /piramid-gizi-seimbang-2

[5] Douglas, P. D., & Douglas, J.

G..(1984). Nutrition knowledge and food practices of high school athletes. Journal of the Nutrition Education, 84, 120–125.

[6] Dr. Anies, MKes PKK. (2006).

Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular Solusi Pencegahan dari

Aspek Perilaku dan

Lingkungan.Jakarta : PT Alex Media Komputindo.

[7] Fitrahanefi, Nur. (2014). Hubungan Karakteristik Mahasiswa, Pengetahuan dan Sikap Terhadap Perilaku Gaya Hidup Sehat Mahasiswa S1 Reguler Aktif Universitas Indonesia Tahun 2014.Universitas Indonesia : Skripsi.

[8] Guyton, A.C. & Hall, J.E.

(2007).Aktivitas Otak-Tidur. Dalam Buku Ajar Fisiologi kedokteran-ed 9.

Jakarta: EGC.

[9] Jubaedah, Lilis. (2009). Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Gaya Hidup Sehat Mahasiswa Pasa Perguruan Tinggi X. FKM UI : Tesis.

[10] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.(2014). Peran Mahasiswa dalam Peningkatan PHBS. Pusat Promosi Kesehatan Kemenkes RI.

[11] Kementerian Kesehatan RI. (2013).

Laporan Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2013.Jakarta : Departemen Kesehatan.

[12] Lanywati,E. (2001). Insomnia, Gangguan Sulit Tidur. Jakarta: EGC.

[13] Lumbantobing.(2004). Gangguan Tidur. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

[14] Mufidah, Nurul. (2010). Hubungan Perilaku Pola Hidup Sehat Mahasiswa FK-USU Angkatan 2007.

Universitas Sumatera Utara : Skripsi.

[15] Murshidah.(2010). Pengetahuan dan Sikap Tentang Bahaya Merokok Terhadap Kebiasaan Merokok Dikalangan Mahasiswa Laki-laki Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Karya Tulis Ilmiah.

Fakultas Kedokteran. Universitas

(10)

Sumatera Utara. Diunduh dari:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/1 23456789/23169/7/Cover.pdf

[16] Natalia Situngkir, Lidia. (2012).

Pengetahuan dan Sikap Gaya Hidup Sehat pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara tahun

2012.Universitas Sumatera Utara : Skripsi

[17] Notoatmodjo, Soekidjo. (2007).

Kesehatan Masyarakt Ilmu dan Seni.Jakarta : PT Rineke Cipta.

[18] Notoatmodjo, Soekidjo. (2011).

Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni edisi Revisi 2011.Jakarta : PT Rineke Cipta.

[19] Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).

Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (edisi Revisi 2012).

Jakarta : PT Rineke Cipta.

[20] Nur Fitrahanefi, Muhyi. (2013).

Identifikasi Masalah Pengelolaan Sampah pasa Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok tahun 2013.

FKM UI : Laporan Magang.

[21] Santoso, D., (2009). Manfaat Olahraga. Diakses dari :http://www.duniafitnes.com/featured /manfaat-olahraga.html

[22] Scott, E. (2012). Stress In College:

common Causes of Stress In College.

Diunduh dari About.com: Stres

Management:

http://stres.about.com/od/studentstres /a/stress_college.htm

[23] Seni dkk.(2010). Sikap Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Mahasiswa Stikes Citra Husada Mandiri Kupang Tahun 2010.Jurnal. Diunduh dari:

http://medikakesehatanmasyarakat.fil es.wordpress.com/2012/06/artikel- keempat-seni.pdf

[24] Siswono.(2003). Makanan Seimbang.

Available from:

http://www.gizi.net/egi-

bin/berita/fullnews.egi?newsid10584 99252.33470

[25] Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik.Edisi 4 Volume 2. Alih Bahasa: Renata Komalasari, dkk. Jakarta: EGC.

[26] Tjandra.(2011). Pengaruh Globalisasi.Jakarta.

[27] Wahyu Wicaksono, Dhimas. (2012).

Analisis Faktor Dominan Yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur Pada Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.Jurnal. Fakultas Keperawatan. Universitas Airlangga.

Diunduh dari:

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Jur nal.rtf/

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian/Riset dengan judul “ANALISIS

Students had a positive attitude toward a Tik Tok application as a learning video aid while learning through Tik Tok application used it as an English language