• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL STUDI TINGKAT KEASAMAN ATAU PH AIR SUMUR ATAU AIR PDAM

N/A
N/A
Muhammad Nabil Anandiansyah@10 Lawang Sewu

Academic year: 2023

Membagikan "HASIL STUDI TINGKAT KEASAMAN ATAU PH AIR SUMUR ATAU AIR PDAM "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL STUDI TINGKAT KEASAMAN ATAU PH AIR SUMUR ATAU AIR PDAM

Oleh:

Clairina Ulya Izzati 08, Ghazalah Fawaas Murad Agung Habibullah 13, Muhamad Nabil Anandiansyah 18, Muhammad Farrel Setiawan 21, Thoriq Mikhail Prasetyo 38

SMAN 3 Sidoarjo

ABSTRAK

Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi umat manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Masyarakat biasanya menggunakan air sumur yang kualitasnya tergantung bada kondisi lingkunganya. Masyarakat ada juga yang menggunakan air PDAM. Air PDAM adalah air yang telah diolah sebelum didistribusikan ke masyarakat. Maka kualitas air PDAM lebih terjaga dibandingkan kualitas air sumur yang tergantung dengan lingkunganya. Untuk membuktikan pernyataan tersebut sesuai, maka dilakukannya penelitian untuk menguji tingkat keasaman atau pH air sumur dengan air PDAM. penelitian ini menggunakan indikator alami dan buatan sebagai menentukan derajat keasaman (pH) suatu larutan. hasil menunjukkan bahwa perkiraan derajat keasaman (pH) air sumur dan air PDAM adalah sama, menurut sudut pandang tiap indikator alami yang diuji adalah pH 4 – 7 dan 11, menurut sudut pandang tiap indikator buatan MO, MM, BTB, PP yang diuji adalah pH 6,0 – 6,2, dan menurut sudut pandang indikator buatan lakmus merah dan lakmus biru, kedua air tersebut mendekati pH yang netral Pada pH universal, kedua air berada pada pH 7, sehingga kedua air tersebut termasuk ke dalam sifat mendekati pH yang netral. Jadi Dapat disimpulkan bahwa penelitian tingkat keasaman dari air sumur dan air PDAM menggunakan indikator alami dan buatan, dapat dikatakan lebih netral air PDAM dari pada air sumur. Meskipun banyak yang menunjukkan hasil yang identik, namun terdapat perbedaan antara keduanya yang menjadi air PDAM lebih netral.

Kata Kunci: Air sumur, Air PDAM, Derajat keasaman (pH) PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan suatu materi yang Sebagian besar merujuk kepada rumpun ilmu yang di mana terdapat objek yang berupa benda-benda alam dengan hukum- hukum yang pasti dan umum. Untuk mendalami pemahaman materi IPA, dapat dengan melakukan penyelidikan IPA. Penyelidikan ini bertujuan untuk menambah pemahaman, penalaran, pengalaman, serta pembuktian akan materi IPA. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan penyelidikan IPA sebagai acuan dasar dalam berinovasi. Menurut (Wisudawati, 2022), terdapat cara penyeledikan IPA yang meliputi observasi (observation), eksperimen (Experimentation), Matematika (Mathematic). Kedisiplinan keilmuan dengan mendasar kepada Ketiga cara tersebut, akhirnya dapat menghasilkan suatu penemuan dan inovasi yang valid dari ide kreatif umat manusia selama berabad-abad. Pada saat ini,

(2)

penemuan kreatif ini telah menjadi sebuah Objek atau bidang kajian IPA yang dipelajari umat manusia.

Pembelajaran IPA yang dipelajari pastinya memliki strategi untuk memahaminya. Strategi ini biasa dilakukan oleh Sebagian besar pengajar di berbagai jenjang khususnya di bidang IPA.

Terdapat strategi yang penting dalam pembelajaran di bidang IPA. yaitu pengembangan aspek sensorik-motorik dan psikososial. Kedua aspek tersebut merujuk ke salah satu strategi/metode pembelajaran yang representatif yaitu biasa disebut praktikum. Dengan pembelajaran metode praktikum ini, dapat semakin meluruskan proses pembelajaran IPA yang ideal. (Subiantoro, 2010). Dengan ini, didapatkan pengalaman dan keterampilan dalam melakukan praktikum, mempertinggi partisipasi siswa baik secara individu maupun kelompok, siswa belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode ilmiah atau belajar dengan kreativitas.

Kimia adalah salah satu bentuk dari objek atau bidang kajian IPA yang telah terakui secara valid serta pada saat ini terus dilakukan pengembanganya. Menurut ("Pentingnya praktikum dalam pembelajaran IPA.", 2018), kimia merupakan ilmu yang mengkaji sifat dari suatu zat, dan mempelajari reaksi yang mentransformasi satu zat menjadi zat lain secara khusus. Kimia dibagi menjadi 5 bidang utama, yaitu : kimia analisis, kimia organik, kimia anorganik, kimia fisik, dan biokimia. Kimia menyediakan pedoman untuk menyesuaikan sifat-sifat zat yang ada sehingga sering kali dijadikan dasaran unuk memenuhi kebutuhan manusia.

Salah satu materi kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) yang diajarkan adalah materi asam dan basa. Terdapat 4 kompetensi dasar yang harus dicapai siswa didik, yaitu: sifat asam basa, titrasi asam basa , larutan penyangga, dan hidrolisis. Untuk mendapatkan proses pembelajaran kimia yang ideal, perlu dilakukan kegiatan praktikum agar peserta didik mendapatkan pegalaman langsung terhadap materi asam basa. Dalam pelaksanaan praktikum, perlu adanya panduan yang berisi tujuan praktikum, prosedur praktikum, lembar pengamatan, alat dan zat, lembar observasi kegiatan praktikum. (Wijayanto, 2011).

Untuk menguji derajat keasaman (pH) suatu larutan, dibutuhkan indikator asam basa supaya dapat membedakan asam dan basa nya suatu larutan serta mengidentifikasi pH larutan.

indikator asam basa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: indikator alami dan indikator buatan.

Indikator alami adalah indikator yang berasal dari bahan-bahan alami yang telah diekstrak yang digunakan untuk mengetahui tingkat asam basa atau pH suatu larutan. sedangkan indikator buatan merupakan indikator yang siap pakai dan sudah dibuat dilaboratorium atau pabrik alat-alat kimia. Contoh dari indikator buatan adalah kertas lakmus dan indikator universal.

Pada praktikum materi asam dan basa salah satunya adalah untuk menguji derajat keasamaan (pH) air sumur dan pH air PDAM dengan menggunakan indikator alami dan indikator buatan.

Air PDAM sendiri merupakan air yang sudah diolah dan didapatkan dengan sistem berlangganan dan membayar setiap bulan untuk sejumlah pemakaian air yang digunakan.

Sedangkan air sumur sendiri adalah air yang keluar langsung dalam tanah setelah digali mencapai batas kedalaman yang telah ditentukan. Jadi, perbedaan kualitas dari keduanya

(3)

inilah yang menjadi daya tarik penulis untuk menguji derajat keasaman (pH) air sumur dan pH air PDAM

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia SMAN 3 Sidoarjo pada hari Jumat tanggal 27 Januari 2023. Penelitian ini bertujuan untuk menguji derajat keasaman (pH) dari air sumur dan air PDAM dengan menggunakan indikator alami dan indikator buatan. Dalam mengukur derajat keasaman, indikator alami yang digunakan yaitu: kunyit, bunga telang, dan buah naga.

indikator buatan yang digunakan yaitu: Metil jingga (MO), Metil merah (MM), Bromtimol biru (BTB), Fenolftalein (PP), kertas Lakmus, pH Universal.

Bedasarkan penjelasan dari (Suryana, 2010), metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat dari suatu fenomena yang di teliti. Bedasarkan prosedurnya, metode deskriptif dimulai dari pengumpulan data. Pada pengumpulan data, dilakukan setelah melakukan kegiatan praktikum. Setelah pengambilan data, data yang diperoleh di analisis sehingga dapat diinterpretasikan secara deskriptif serta melakukan validasi dari hasil interpretasi dengan teori-teori yang berhubungan dengan hasil interpretasi tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis derajat keasaman (pH) air sumur dan air PDAM menggunakan indikator alami

no Air

Indikator Alami

Kunyit Bunga telang Buah naga

Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir

1 Sumur Kuning Kuning

tua Biru Biru

muda Ungu Ungu

muda

2 PDAM Kuning Kuning

muda Biru Biru

muda Ungu Ungu

muda

Hasil pengamatan mendapatkan bahwa ada perubahan warna yang terjadi pada indikator alami setelah dicampur dengan air sumur atau air PDAM. Pada saat air sumur atau air PDAM dimasukkan kedalam kol, hasil akhir yang didapatkan keduanya memiliki warna yang sama. Hal ini juga sama seperti hasil pada saat air sumur atau air PDAM dimasukkan kedalam buah naga. Pada saat air sumur atau air PDAM dimasukkan kedalam kunyit, hasil akhir yang didapatkan keduanya memiliki warna yang berbeda.

Perubahan warna setelah dicampurnya air sumur atau air PDAM dikarenakan sifat antosianin dari ketiga indikator alami. Antosianin adalah salah satu metabolit sekunder yang dijumpai pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Antosianin adalah pigmen yang larut dalam air yang bertanggung jawab terhadap pemberian warna dalam buah-buahan dan sayur-sayuran. Antosianin memliki sifat amfoter yang dimana memiliki kemampuan untuk

(4)

bereaksi dengan asam maupun basa dengan baik. Sehingga warna dari tanaman dapat berubah ketika terjadi pada suasana asam maupun basa (Virliantari, 2018).

Kunyit memiliki pigmen aktif yang memberikan warna kuning pada jaringan tumbuhan.

Pigmen aktif tersebut adalah kurkuminoid. Kurkuminoid tersusun atas kurkumin, monodesmrtokurkumin, dan bidesmetokurkumin. Kurkumin merupakan komponen khas kunyit yang memberikan warna kuning. Pada pH 2,5 hingga 7, kurkumin memiliki rona warna kuning cemerlang dan pada pH lebih dari 7 memiliki rona warna merah (Rhokimah, 2020). Pada hasil pengamatan menggunakan indikator alami kunyit, kunyit pada awalnya berwarna kuning berubah menjadi kuning tua pada saat dicampur dengan air sumur dan kunyit berubah menjadi kuning muda pada saat dicampur dengan air PDAM. sehingga dari sudut pandang indikator kunyit, derajat keasaman (pH) air sumur dan air PDAM pada 2,5 hingga 7.

Bunga telang memiliki antosianin sebagai pigmen aktif yang memberikan warna biru pada jaringan di bagian bunga. Kandungan antosianin dalam bunga telang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi label indikator pH menurut (Aprilliani, ddk, 2022). Warna dari ekstrak bunga telang berubah dari warna pink menjadi pink keunguan pada derajat keasaman (pH) 1 hingga 3. Warna ungu menjadi biru pada derajat keasaman (pH) 4 hingga 10, Biru gelap pada derajat keasaman (pH) 11, dan kuning gelap pada derajat keasaman (pH) 12 (Aprilliani, ddk, 2022). Pada hasil pengamatan menggunakan indikator alami bunga telang, bunga telang pada awalnya berwarna biru berubah menjadi biru muda setelah dicampur dengan air sumur atau air PDAM. dilihat dari sudut pandang indikator bunga telang, air sumur dan air PDAM berada pada pH 4 hingga 11.

Buah naga memiliki antosianin yang berperan memberikan warna merah. Bedasarkan penelitian (Kurniati, 2017), didapatkan warna merah pudar pada derajat keasaman (pH) 1 hingga 10, didapatkan warna ungu pudar pada derajat keasaman (pH) 11, dan warna hijau kekuningan pada derajat keasaman (pH) 12 hingga 14. Pada hasil pengamatan menggunakan indikator alami buah naga, buah naga pada awalnya berwarna ungu berubah menjadi ungu muda setelah dicampur dengan air sumur atau air PDAM. sehingga, jika dilihat dari sudut pandang indikator alami buah naga, derajat keasaman (pH) air sumur dan air PDAM berada pada 11.

Jadi dapat disimpulkan perkiraan derajat keasaman (pH) air sumur dan air PDAM menurut sudut pandang tiap indikator alami yang diuji adalah pH 4 – 7 dan 11.

2. Analisis derajat keasaman (pH) air sumur dan air PDAM menggunakan indikator Buatan

no Air

Indikator Buatan

MO MM BTB PP

Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir

1 Sumur Kuning Jingga Mera h

Cokela t muda

Biru Hijau tua

Tidak Berwarn

Tidak Berwarn

(5)

a a 2 PDAM Kuning Jingga Mera

h

Cokela

t muda Biru Hijau muda

Tidak Berwarn

a

Tidak Berwarn

a Hasil penelitian menggunakan indikator buatan, hasil akhir dari MO, MM, dan PP keduanya sama, tetapi terdapat perbedaan dari indikator buatan BTB

Indikator buatan metil jingga (MO) memiliki trayek pH 3,1 hingga 4,4 dengan perubahan warna merah ke kuning (Sudarmo, 2004). Pada hasil pengamatan indikator buatan MO, kedua jenis air memiliki hasil akhir warna jingga yang sama. Berdasarkan trayek pH serta perubahan warna MO, derajat keasaman kedua jenis air tersebut sekitar pH 3,1 - 4,4.

Indikator buatan metil merah (MM) memiliki trayek pH 4,4 hingga 6,2 dengan perubahan warna merah ke kuning (Sudarmo, 2004). Pada hasil pengamatan indikator buatan MM, air sumur dan air PDAM memiliki hasil akhir warna cokelat muda yang sama. Bedasarkan trayek pH serta perubahan warna MM, derajat keasaman kedua jenis air tersebut sekitar pH 4,4 – 6,2

Indikator buatan bromtimol biru (BTB) memiliki trayek pH 6.0 hingga 7,6 dengan perubahan warna kuning ke biru (Sudarmo, 2004). Pada hasil pengamatan indikator buatan BTB, kedua jenis air memiliki hasil akhir warna yang berbeda. Air sumur memiliki hasil akhir hijau tua, dan air PDAM memiliki hasil akhir hijau muda Berdasarkan trayek pH serta perubahan warna BTB, derajat keasaman kedua jenis air tersebut sekitar pH 6.0 hingga 7,6.

Indikator buatan fenolftalein (PP) memiliki trayek pH 8,3 hingga 10,0 dengan perubahan warna tidak berwarna ke ungu (Sudarmo, 2004). Pada hasil pengamatan indikator buatan PP, air sumur dan air PDAM memiliki hasil akhir tidak berwarna yang sama. Bedasarkan trayek pH serta perubahan warna PP, derajat keasaman kedua jenis air tersebut sekitar pH

< 8,3

Jadi dapat disimpulkan perkiraan derajat keasaman (pH) air sumur dan air PDAM menurut sudut pandang tiap indikator buatan MO, MM, BTB, PP yang diuji adalah pH 6,0 – 6,2

no Air Indikator Buatan

Lakmus Merah Lakmus Biru pH Universal

1 Sumur Merah keunguan Biru Berada di pH 7

2 PDAM Merah Biru Berada di pH 7

Hasil penelitian menggunakan indikator buatan, hasil akhir dari pH universal dan lakmus biru keduanya sama, tetapi terdapat perbedaan dari indikator buatan lakmus merah

Menurut (Sudarmo, 2004), jika pada saat suatu larutan diuji menggunakan lakmus merah dan lakmus biru. Namun jika kedua kertas tidak mengalami perubahan/ sedikit perubahan,

(6)

maka larutan tersebut mendekati pH yang netral (pH = 7). Sehingga pada hasil penelitian kedua air tersebut, menurut sudut pandang indikator buatan lakmus merah dan lakmus biru, kedua air tersebut mendekati pH yang netral Pada pH universal, kedua air berada pada pH 7, sehingga kedua air tersebut termasuk ke dalam sifat mendekati pH yang netral.

KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa penelitian tingkat keasaman dari air sumur dan air PDAM menggunakan indikator alami dan buatan, dapat dikatakan lebih netral air PDAM dari pada air sumur. Meskipun banyak yang menunjukkan hasil yang identik, namun terdapat perbedaan antara keduanya yang menjadi air PDAM lebih netral. Sehingga dengan lebih netralnya pH air PDAM, air PDAM baik digunakan oleh masyarakat untuk mencukupi kebutuhanya.

Dalam hasil pengamatan yang diperoleh, pH universal adalah indikator asam basa yang paling akurat karena hasil dari indikator tersebut berupa angka, sehingga dapat mengurangi adanya perbedaan prespektif pengamat.

DAFTAR PUSTAKA

Wisudawati, Asih Widi, and Eka Sulistyowati. Metodologi pembelajaran IPA. Bumi Aksara, 2022.

Subiantoro, Agung W. "Pentingnya praktikum dalam pembelajaran IPA." Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta 7.5 (2010): 1-11.

"Apa Itu Kimia - Program Studi Kimia Fakultas MIPA UII." https://chemistry.uii.ac.id/apa- itu-kimia-3/., 26 Feb. 2018. Web. 5 Feb. 2023.

Rizkiana, Fitria, I. Wayan Dasna, and Siti Marfu’ah. "Pengaruh praktikum dan demonstrasi dalam pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap motivasi belajar siswa pada materi asam basa ditinjau dari kemampuan awal." Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan 1.3 (2016): 354-362.

Sudarmo, Unggul. "Kimia untuk SMA kelas XI." Jakarta: Erlangga (2004).

Suryana, Suryana. "Metodologi penelitian: Model praktis penelitian kuantitatif dan kualitatif." Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung (2010).

Virliantari, Dela Astria, et al. "Pembuatan Indikator Alami Asam-Basa Dari Ekstrak Kulit Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)." Prosiding Semnastek (2018).

Rhokimah, Shabiatur. Pembuatan indikator pH menggunakan pewarna kunyit pada smart packaging berbahan kitosan. Diss. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, 2020.

Aprilliani, Fenny, Laksmi Putri Ayuningtyas, and Hanis Adila Lestari. "Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Sebagai Indikator pH dalam Sistem Kemasan Pintar." Agroteknika 5.2 (2022): 87-97.

(7)

Kurniati, Tuti. "Pengujian Zat Warna dari Ekstrak Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) dan Cengkodok (Melastomas malabathricum) Sebagai Indikator Alami." Jurnal Ilmiah Ar- Razi 5.1 (2017).

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan 50% air baku PDAM lainnya (sumur pompa 2, sumur pompa 12 dan Mata Air Pompa) menunjukkan kualitas biologis air yang baik. karena terbebas dari pencemaran bakteri

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa terdapat logam yang terlarut pada air sumur dan air PDAM Jember Kecamatan Sumbersari dan logam yang terlarut pada

Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah 50 % sampel air mengandung jumlah E.coli lebih dari 0 MPN/ 100 ml, terdiri dari 8 air PDAM dan 14 air sumur gali.. Risiko pencemaran air

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis kualitas air sumur gali dengan parameter fisika yang meliputi bau, warna, TDS dan parameter kimia yang meliputi pH

Rata-rata kadar warna, TDS, besi, klorida, mangan, pH dan sulfat sumur gali telah melebihi baku mutu air minum.Tabel 2 menunjukkan bahwa masalah utama kualitas air sumur bor

Pembacaan sistem sensor keasaman air (pH) yang dibuat dapat diperbaiki lagi dengan cara memperkecil range tegangan yang dijadikan acuan dalam menentukan nilai

Berdasarkan analisis data secara statistik, dapat disimpulkan bahwa variasi konsentrasi ragi dan derajat keasaman (pH) media fermentasi mempengaruhi kadar etanol yang

Hubungan Matematis Antara pH Air Sumur Dengan pH Air Hujan Plot antara keasaman air hujan dan air sumur pada daerah yang sering mengalami hujan asam intensitas tinggi di wilayah