DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
OLEH :
NURUL NADIAH C 111 10 856
PEMBIMBING: dr. Rizma Maricar
SUPERVISOR : dr. Abadi Aman,SpOG
Definisi Definisi
Hipertensi dalam kehamilan
meningkatnya tekanan darah selama masa
kehamilan resiko terjadinya
preeklampsia dan eklampsia
Hipertensi Kronik
Hipertensi Gestasional
Superimposed Preeklampsia Preeklampsia
Eklampsia
Definisi dan Klasifikasi
Hipertensi dalam Kehamilan Definisi dan Klasifikasi
Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi Kronik
Hipertensi kronik adalah hipertensi tanpa
proteinuria yang timbul dari sebelum
kehamilan dan menetap setelah persalinan
• TD >140/90 mmHg
• Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu
• Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
• Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal
Hipertensi kronik
Hipertensi Gestasional
Hipertensi gestasional (disebut juga
transient hypertension) adalah hipertensi
yang timbul setelah kehamilan 20 minggu
dan menghilang setelah persalinan
• Sistolik TD 140 atau diastolik TD 90 mmHg untuk pertama kalinya selama kehamilan
• Tidak ada proteinuria
• Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia , seperti nyeri ulu hati dan trombositopenia
• Diagnosis pasti ditegakkan pasca persalinan
Hipertensi Gestasional
Superimposed Preeklampsia
Superimposed Preeklampsia Adalah
Hipertensi Kronik Disertai Tanda-tanda
Preeklampsia Atau Hipertensi Kronik Disertai
Proteinuria
• Proteinuria 300 mg / 24 jam pada wanita hipertensi tetapi tidak ada proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu
• Peningkatan mendadak proteinuria atau tekanan darah atau trombosit
<100.000 /µL pada wanita dengan hipertensi dan proteinuria sebelum kehamilan 20 minggu
Superimposed
Preeklampsia
Preeklampsia
Preeklampsi adalah hipertensi yang
timbul disertai proteinuria akibat
kehamilan, setelah umur kehamilan
20 minggu atau segera setelah
persalinan
•TD ≥ 140/90 mm Hg pada usia kehamilan > 20 minggu
•Tes celup urin menunjukkan
proteinuria >1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300mg/24 jam
Preeklampsia
Ringan Preeklampsia Berat
•Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
•Tes celup urin menunjukkan
proteinuria >2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil
>5g/24 jam
•Atau disertai keterlibatan organ lain:
-trombositopenia, hemolisis mikroangiopati
-peningkatan SGOT/SGPT, nyeri ulu hati
-sakit kepala, penglihatan kabur -pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
-edema paru dan atau gagal jantung kongestif
-oligouria
Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai dengan kejang dan atau koma
Eklampsia
• Preeklampsia disertai kejang dan atau koma
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya:
epilepsi, perdarahan
subarakhnoid, dan meningitis)
Eklampsia
Hipertensi dalam Kehamilan
Hipertensi dalam Kehamilan
Usia Kehamilan
<20 minggu Usia Kehamilan
<20 minggu
Usia Kehamilan
>20 minggu Usia Kehamilan
>20 minggu
Hipertensi Kronik Hipertensi
Kronik
Superimpose d
Preeklampsia Superimpose
d
Preeklampsia
Proteinuri Proteinuri
(-)
(+
)
Proteinuri Proteinuri
(-) Hipertensi Gestasional Hipertensi Gestasional
(+
)
(-)
(+
)
Preeklampsia Ringan
Preeklampsia Ringan
Preeklampsia Berat
Preeklampsia Berat
Eklampsia Eklampsia
Kejang Kejang
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
Diagnosis dan Gejala Klinis Hipertensi dalam Kehamilan
Diagnosis dan Gejala Klinis Hipertensi dalam Kehamilan
Tekanan darah sebaiknya diukur pada posisi duduk dengan posisi cuff setinggi jantung. Adanya penekanan vena kava inferior oleh uterus gravid pada posisi berbaring dapat mengganggu pengukuran sehingga terjadi pengukuran yang lebih rendah.
Sebelum pengukuran, wanita hamil dianjurkan untuk duduk tenang 5-10 menit
Tekanan darah sebaiknya diukur pada posisi duduk dengan posisi cuff setinggi jantung. Adanya penekanan vena kava inferior oleh uterus gravid pada posisi berbaring dapat mengganggu pengukuran sehingga terjadi pengukuran yang lebih rendah.
Sebelum pengukuran, wanita hamil dianjurkan untuk duduk tenang 5-10 menit
Hipertensi didiagnosa apabila tekanan darah pada waktu beristirahat 140/90 mmHg atau lebih besar.
Diukur sebanyak 2 kali dengan selang waktu 4 jam.
Hipertensi didiagnosa apabila tekanan darah pada waktu beristirahat 140/90 mmHg atau lebih besar.
Diukur sebanyak 2 kali dengan selang waktu 4 jam.
PER
-Istirahat di tempat tidur
-Diet yang mengandung 2 gram natrium atau 4-6 gram NaCl (garam dapur)
Rawat inap bila :
a) Bila tidak ada perbaikan :
tekanan darah, kadar proteinuria menetap selama 2 minggu
b) Adanya satu atau lebih gejala dan tanda2 preeklampsia berat.
PEB
-Rawat inap
-Tirah baring miring ke satu sisi (kiri) -Pengelolaan cairan : RL
-Pasang foley kateter untuk
mengukur pengeluaran urin. Balance cairan
-Diet yang cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
-Berikan obat anti kejang
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN EKLAMPSIA
Minta bantuan
Jalan napas - Bersihkan dan bebaskan jalan napas
- Posisikan pasien -Lepaskan yang
mengikat
Pernapasa n Oksigen masker
Sirkulasi Pasang
infus
Obat
Pemberian MgSO4 secara intravena
Inj. Antihipertensi per intravena Hindari diuretik kecuali udem
paru
Diazepam 10 mg/i.v atau Fenobarbital
125 mg/i.v
Terminasi kehamilan, lahirkan bayi
Cara pemberian MgSO4 •MgSO4 40% 4 g IV (10 ml) dilarutan dengan 100 ml NaCl 0,9% diberikan selama 30 menit
•Segera dilanjutkan dengan MgSO4 40% 6 gr (15 ml) dalam larutan Ringer Asetat / Ringer Laktat 500 ml selama 6 jam (drips)
•Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO4 40% 2 g IV (5 ml)
Syarat-syarat pemberian MgSO4 :
• Harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu kalsium glukonas 10 % (1 gram dalam 10 cc) diberikan i.v. 3 menit (dalam keadaan siap pakai)
• Refleks patella (+) kuat
• Frekuansi pernafasan > 12 kali permenit
• Produksi urine > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/kg bb/jam)
Hentikan pemberian MgSO4, jika:
•Refleks patella (-), bradipnea (<16 kali/menit)
•Urin < 30 ml/jam
•Jika terjadi henti nafas:
-Bantu pernafasan dengan ventilator
-Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml dalam larutan 10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi
Penanganan Hipertensi Penanganan Hipertensi
•Terapi lini I yang banyak digunakan adalah metil dopa - stabilnya aliran darah uteroplasental dan hemodinamika janin dan
ketidakadan efek samping yang buruk pada pertumbuhan anak
•NHBPEP merekomendasikan nifedipin (Ca channel blocker). - menginhibisi influk transmembran ion kalsium dan menyebabkan vasodilatasi dan penurunan resistensi perifer
•Pemberian nifedipin secara sub lingual - dapat terjadi penurunan tekanan darah yang cepat sehingga dapat menyebabkan
hipotensi
•Terapi lini I yang banyak digunakan adalah metil dopa - stabilnya aliran darah uteroplasental dan hemodinamika janin dan
ketidakadan efek samping yang buruk pada pertumbuhan anak
•NHBPEP merekomendasikan nifedipin (Ca channel blocker). - menginhibisi influk transmembran ion kalsium dan menyebabkan vasodilatasi dan penurunan resistensi perifer
•Pemberian nifedipin secara sub lingual - dapat terjadi penurunan tekanan darah yang cepat sehingga dapat menyebabkan
hipotensi
INDIKASI TERMINASI KEHAMILAN
INDIKASI TERMINASI KEHAMILAN
Solutio plasenta, terjadi pada ibu yang menderita hipertensi
Hipofibrinogenemia, dianjurkan pemeriksaan fibrinogen secara berkala.
Nekrosis hati, akibat vasospasmus arteriol umum.
Sindroma HELLP, yaitu hemolisis,elevated liver enzymes dan low platelet.
Kelainan ginjal
DIC
Prematuritas, dismaturitas, kematian janin intra uterine
Solutio plasenta, terjadi pada ibu yang menderita hipertensi
Hipofibrinogenemia, dianjurkan pemeriksaan fibrinogen secara berkala.
Nekrosis hati, akibat vasospasmus arteriol umum.
Sindroma HELLP, yaitu hemolisis,elevated liver enzymes dan low platelet.
Kelainan ginjal
DIC
Prematuritas, dismaturitas, kematian janin intra uterine