• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN DAN TROMBOSIT DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN DAN TROMBOSIT DENGAN DERAJAT KEPARAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Manfaat teoritis
  • Manfaat praktis

TINJAUAN PUSTAKA

Demam Berdarah Dengue (DBD)

  • Definisi
  • E p i d e m i o l o g i
  • P a t o f i s i o l o g i s
  • E t i o l o g i
  • P a t o g e n e s i s
  • D i a g n o s a
  • Faktor Risiko
  • Manifestasi Klinis

Efisiensi replikasi DENV pada monosit, sel dendritik, sel endotel, sel stroma sumsum tulang, makrofag, dan sel hati secara kolektif menentukan viral load yang diukur dalam darah. Viral load dalam darah yang tinggi dan potensi tropisme virus pada sel endotel, trombositopenia parah, dan disfungsi trombosit meningkatkan kerapuhan kapiler dan kemudian bermanifestasi dalam petechiae, kecenderungan memar, dan perdarahan mukosa gastrointestinal.

Gambar 2.1 Patogenesis DBD
Gambar 2.1 Patogenesis DBD

Derajat Keparahan DBD

Demam Berdarah Pada Anak

Usia yang paling rentan terkena penyakit DBD adalah < 15 tahun, karena usia tersebut merupakan usia sekolah sehingga tinggi paparan gigitan nyamuk (Tomia et al., 2020).

Faktor-Faktor yang dapat mempengaruhi keparahan DBD

  • U m u r
  • Jenis Kelamin
  • R a s
  • N u t r i s i
  • I m u n i t a s

Lokasi publik dan pemukiman merupakan lokasi yang potensial terjadinya penularan DBD karena lokasi tersebut merupakan habitat pilihan nyamuk pembawa DBD (Wita, 2014). Di sisi lain, laki-laki mempunyai risiko lebih tinggi tertular DBD karena intensitas kerja yang tinggi dan kurangnya kepedulian lingkungan terhadap pencegahan DBD. Populasi kulit putih lebih berisiko dibandingkan orang kulit hitam, hal ini disebabkan pada ras kulit putih lebih banyak DEN-V yang bereplikasi pada sel mononuklear putih.

Seseorang dengan gizi yang cukup akan memiliki antibodi anti virus yang baik di dalam tubuhnya karena memiliki reaksi antigenik yang baik ketika tubuhnya mengalami proses infeksi DEN-V.

Tabel 2.1 Derajat Keparahan DBD
Tabel 2.1 Derajat Keparahan DBD

Hemoglobin (Hb)

  • D e f i n i s i
  • Kadar Hb
  • Manfaat Hemoglobin

Kadar Hb juga dipengaruhi oleh kadar hematokrit (Ht), nilai Ht normal sebesar 40-50% juga menandakan kadar Hb seluler normal (Gunadi, Mewo, & Tiho, 2016). Hemoglobin berperan penting dalam diagnosis demam berdarah, terutama jika telah terjadi kebocoran plasma yang dapat menyebabkan syok. Pada fase awal atau non syok, kadar hemoglobin biasanya normal atau sedikit menurun pada beberapa hari pertama.

Berkurangnya kadar hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan penurunan suplai oksigen (hipoksia), terutama pada organ vital seperti jantung dan otak, karena oksigen merupakan sumber energi utama dalam segala proses di setiap organ tubuh (Schechter, 2018 ). Kadar Hb yang rendah (anemia) dapat mempengaruhi penurunan kekentalan darah yang selanjutnya menurunkan resistensi aliran darah perifer sehingga meningkatkan curah jantung dan meningkatkan beban kerja pompa jantung (Yuliandani, Dewi, dan Ratri, 2018). Hipoksia juga dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah tepi, meningkatkan jumlah darah yang kembali ke jantung, dan kembali meningkatkan curah jantung (Yuliandani, Dewi, dan Ratri, 2018).

Darah memasok nutrisi ke jaringan tubuh dan mengangkut produk metabolisme (Thom et al., 2018).

Tabel 2.2 Kadar Hemoglobin
Tabel 2.2 Kadar Hemoglobin
  • D e f i n i s i
  • Fungsi Trombosit
  • Produksi Trombosit
  • Struktur Trombosit
  • Mekanisme Trombositopenia pada DHF

Selain mengatur hemostasis di pembuluh darah, trombosit juga terbukti berperan penting dalam imunitas bawaan dan mengatur pertumbuhan tumor dan ekstravasasi di pembuluh darah. Ujung megakariosit dewasa yang berkembang menghasilkan trombosit dalam jumlah sel yang bervariasi (Gremmel et al., 2016). Filamen tersebut kemudian membentuk sumbat untuk menutupi pembuluh darah yang rusak (Gremmel et al., 2016). Trombosit mengandung: 1) butiran α spesifik sebagai butiran dominan yang mengandung faktor pembekuan, protein, dan faktor pertumbuhan turunan trombosit (PDGF); 2) butiran padat dalam jumlah lebih kecil yang mengandung adenosin difosfat dan trifosfat (ADP dan ATP), serotonin dan kalsium; dan 3) lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.

Trombosit juga mengandung banyak protein pemberi sinyal dan membran sel yang bermigrasi ketika terjadi kerusakan pembuluh darah. Trombosit dapat menempel pada dinding pembuluh darah dan saling menempel karena mengandung protein (mirip dengan protein otot). Pada pasien DBD, trombositopenia disebabkan oleh penurunan produksi trombosit oleh sumsum tulang, peningkatan penghancuran trombosit pada sistem retikuloendotelial, dan agregasi trombosit akibat teraktivasinya endotel akibat infeksi virus dengue.

Endotelium yang teraktivasi menyebabkan trombosit pada pembuluh darah yang bersirkulasi berinteraksi dengan kolagen pada lapisan sub-endotel dan memicu agregasi trombosit sehingga mengakibatkan trombositopenia (De Azeredo et al, 2015).

Virus Dengue (DEN-V)

Single open reading frame (ORF) genom RNA DEN-V terdiri dari dua untranslated region (UTR) dengan ukuran 100 bp dan 450 bp. Urutan gen virusnya adalah 5'-C-pr'M-E-NS1-NS2a-NS2b-NS3-NS4a-NS'4b-NS5-3' dengan kode prekursor poliprotein mencapai 3,4 ribu asam amino yang akan diolah menjadi bentuk tiga menghasilkan protein pembentuk struktur virus yaitu kapsid (C), premembran (prM) dan envelope (E), serta 7 protein nonstruktural yaitu N'S1, N'S2a, N'S2b, N 'S3, N'S4a, NS4b' dan N'S5 oleh protease virus dan sel inang (Murugesan & Manoharan, 2019). Protein NS2 (NS2a dan NS2b) berperan dalam proses poliprotein dan merupakan kofaktor dalam aktivitas protease virus NS3 di sitosol.

NS4 (NS4a dan NS4b) mengkode protein NS1 untuk membantu virus membentuk ikatan membran di dalam kompleks. Protein NS1 berperan dalam proses pematangan dan penggandaan RNA virus, menjadi elemen penting dalam imunopatogenisitas penyakit demam berdarah. Protein NS1 memiliki imunogenisitas yang tinggi dan dapat meningkatkan antibodi dengan cara berikatan dengan komplemen (Sahili & Lescar, 2017).

Protein NS1 rekombinan mempunyai nilai prediksi diagnostik (sensitivitas dan spesifisitas) yang tinggi pada serum pasien yang terinfeksi virus dengue akut (Alagarasu, 2016).

Nyamuk Aedes aegypti (Ae aegypti)

  • Definisi Ae Aegypti
  • Morfologi Nyamuk
  • Siklus Hidup Nyamuk
  • Mekanisme Infeksi

Populasi nyamuk Ae aegypti meningkat pada awal musim hujan (September-November) dan mencapai puncaknya pada awal musim kemarau (Maret-Mei). Nyamuk jenis ini banyak ditemukan di pemukiman dan suka hidup di tempat pembuangan sampah yang airnya jernih (Leta dkk., 2018). Pada tahap pupa (1-2 hari), nyamuk Ae aegypti tidak aktif, namun terus bernapas dan berubah menjadi nyamuk dewasa jantan atau betina dan mulai terbang keluar dari air (Agustin dkk., 2017).

Nyamuk betina mematangkan telurnya menggunakan protein yang dihisap dari darah manusia (Agustin et al., 2017). Nyamuk Ae aegy'pti mempunyai siklus hidup sempurna (metamorfosis) mulai dari telur, jentik, pupa, hingga nyamuk dewasa. Siklus hidup nyamuk dewasa terjadi di darat dan di udara, sedangkan tahap telur, larva, dan kepompong berada di lingkungan perairan.

Pada lingkungan dengan suhu rendah, nyamuk dapat menjalani siklus hidup yang lebih lama (Ramadhani et al., 2019).

Gambar 2.2 Siklus Hidup Nyamuk  2.8.4  Mekanisme Infeksi
Gambar 2.2 Siklus Hidup Nyamuk 2.8.4 Mekanisme Infeksi

Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSISA)

Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat sebagian besar pasien menunjukkan derajat keparahan demam berdarah I (81,1%), dan hanya 1 pasien (1,9%) yang memiliki derajat IV. Dengan menguji hubungan kadar trombosit dengan derajat keparahan penyakit demam berdarah diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05) dan diperoleh nilai r sebesar -0,497 sehingga dinyatakan ada hubungan antara kadar trombosit dengan derajat keparahan penyakit demam berdarah. dari demam berdarah. Nilai korelasi sebesar 0,497 berada pada rentang yang berarti hubungan kadar trombosit dengan derajat keparahan penyakit demam berdarah tergolong sedang.

Pada penelitian ini kadar Hb tidak terbukti berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit DBD, berbeda dengan temuan penelitian Ayunani & Tuntun (2017) yang menyatakan ada hubungan antara kadar Hb partisipan dengan tingkat keparahannya. Kadar trombosit yang rendah berhubungan dengan tingkat keparahan DBD yang lebih tinggi, sedangkan kadar trombosit yang tinggi berhubungan dengan tingkat keparahan DBD yang lebih rendah. Hubungan kadar trombosit dengan tingkat keparahan DBD yang ditemukan pada penelitian ini berbeda dengan penelitian Widyanti (2016) yang melaporkan bahwa kadar trombosit tidak berhubungan dengan tingkat keparahan DBD.

Perbedaan kriteria pemilihan sampel juga menjelaskan perbedaan kekuatan hubungan antara kadar trombosit dan tingkat keparahan demam berdarah.

Gambar 2.4 Kerangka Konsep  2.13  H i p o t e s i s
Gambar 2.4 Kerangka Konsep 2.13 H i p o t e s i s

Hubungan Antara Kadar Hemoglobin dan Trombosit ke Derajat

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

METODE PENELITIAN

  • Jenis dan Rancangan Penelitian
  • Variabel Penelitian
    • Variabel Bebas
    • Variabel Terikat
  • Definisi Operasional
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Populasi Penelitian
    • Sampel Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Cara Pengambilan Sampel
    • Besar Sampel
    • Cara Pengambilan Sampel
    • Cara Kerja
    • Pengolahan Data
  • Analisis Data

Variabel kadar Hb dan kadar trombosit mempunyai sebaran data normal (p > 0,05), sedangkan derajat keparahan penyakit demam berdarah mempunyai sebaran data tidak normal (p < 0,05). Nilai r sebesar -0,497 bernilai negatif, menunjukkan bahwa kadar trombosit yang rendah mengakibatkan derajat keparahan demam berdarah tinggi, atau sebaliknya, kadar trombosit yang tinggi mengakibatkan derajat keparahan demam berdarah rendah. Penyebab kadar hemoglobin tidak berhubungan dengan berat ringannya DBD karena selain perubahan kadar Hb pada DBD berhubungan dengan hemokonsentrasi, juga berhubungan dengan perdarahan spontan yang dapat terjadi bahkan pada DBD derajat keparahan tinggi, perdarahan spontan dapat menurunkan kadar Hb. Hb. dan menunjukkan manifestasi yang lebih buruk (Rahayu, 2017).

Sedangkan berdasarkan derajat keparahan demam berdarah, rata-rata kadar trombosit kelas I sebesar 79,6 ribu/UL; pada derajat II sebesar 43,7 ribu/UL; di kelas III sebesar 23,7 ribu/UL dan di kelas IV sebesar 4,0 ribu/UL. Penurunan kadar trombosit pada penderita DBD terjadi karena DENV secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi sel progenitor sumsum tulang dengan cara menghambat fungsinya untuk menurunkan kapasitas proliferasi sel hematopoietik. Kadar trombosit berhubungan dengan derajat keparahan D’BD, karena penurunan kadar trombosit yang biasa dialami oleh penderita DBD dapat mengakibatkan gangguan fungsi trombosit sehingga dapat menurunkan integritas pembuluh darah sehingga mengakibatkan kerusakan pembuluh darah, yang pada akhirnya menyebabkan manifestasi perdarahan yang dapat mengakibatkan syok dan memperburuk demam berdarah (Ayunani & Tuntun, 2017).

Arti penting dari penelitian ini adalah penilaian derajat keparahan penyakit demam berdarah pada pasien anak dapat dilihat dari kadar trombositnya, sedangkan untuk melihat dari kadar Hbnya masih diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data kadar Hb dari berbagai periode hasil pemeriksaan.

Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Data penelitian diambil dari rekam medis pasien rawat inap RS Islam Sultan Agung yang terdiagnosa DBD sepanjang tahun 2020. Namun terdapat 17 rekam medis yang tidak dapat diambil karena digunakan untuk keperluan rumah sakit. Sebelum menguji hubungan antar variabel, terlebih dahulu dilakukan analisis distribusi normalitas data penelitian dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, dengan hasil seperti terlihat pada Tabel 4.4.

Tabel  4.2  menunjukkan  kisaran  kadar  trombosit  pasien  DBD  adalah  sebesar 4 – 157 ribu/UL dengan rerata 71,0 ± 35,76 ribu/UL dan median 68  ribu/UL
Tabel 4.2 menunjukkan kisaran kadar trombosit pasien DBD adalah sebesar 4 – 157 ribu/UL dengan rerata 71,0 ± 35,76 ribu/UL dan median 68 ribu/UL

Pengukuran hemoglobin merupakan salah satu cara untuk mengetahui timbulnya dan berkembangnya kebocoran plasma pada penderita demam berdarah, dimana salah satu ciri kebocoran plasma adalah jumlah hemoglobin diatas normal. Penelitian Rahayu (2017) pada pasien DBD di RSUD Cut Mutia, penelitian Syumart dkk (2014) pada pasien DBD dewasa di RSUD M juga menunjukkan hasil serupa.Hasil serupa juga ditunjukkan pada penelitian-penelitian sebelumnya, antara lain Ayunani & Tuntun (2018) pada pasien DBD di Puskesmas Way Kandis Bandar Lampung, penelitian Syumart dkk. (2014) pada pasien demam berdarah Dewa di RSUP M.

Penelitian terdahulu ini dilakukan pada pasien dewasa, sedangkan penelitian ini dilakukan pada pasien anak. HUBUNGAN KELEMBABAN DAN KERUSAKAN HUJAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI PUSKESMAS GUNUNG ANYAR TAHUN 2010-2016. Hubungan jumlah trombosit, hematokrit dan hemoglobin dengan derajat klinis demam berdarah dengue pada pasien dewasa di RSUP.

Hubungan jumlah hematokrit dan trombosit dengan tingkat keparahan pasien demam berdarah dengue di RSUP Sanglah tahun 2013-2014.

KESIMPULAN DAN SARAN

Hubungan derajat demam berdarah dengan kadar hemoglobin, hematokrit dan trombosit di RSUD Way Kandis Puskesmas Bandar Lampung. Demam Berdarah Dengue: Faktor Risiko Epidemiologi, Patogenesis, dan Penularan Demam Berdarah Dengue: Faktor Risiko Epidemiologi, Patogenesis, dan Penularan. Abstrak Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui nyamuk Aedes.

ANALISIS RESPON Imun Spesifik DBD BERDASARKAN SEROTIPE, JENIS DAN KEBERATAN INFEKSI DENGUE (Analisis Respon Imun Spesifik Dengue Terhadap Serotipe, Jenis dan Derajat Infeksi Virus Dengue). Korelasi karakteristik laboratorium dengan derajat klinis demam berdarah sebagai tahap awal pengembangan program prediktor pembelajaran mesin. FAKTOR RISIKO TERJADI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANTUL I KABUPATEN BANTUL PROVINSI.

Faktor Risiko Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Pondok Kelapa Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur Tahun 2014.

Gambar

Gambar 2.1 Patogenesis DBD
Tabel 2.1 Derajat Keparahan DBD
Tabel 2.2 Kadar Hemoglobin
Gambar 2.2 Siklus Hidup Nyamuk  2.8.4  Mekanisme Infeksi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat Nya yang tak terhingga kepada penulis,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rakhmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan segala karunia, nikmat dan rahmat Nya yang tak terhingga kepada penulis,

Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang atas ridho, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan penelitian yang

Puji syukur penulis panjatkan semata-mata hanya untuk Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia, taufik, dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

Alhamdulillahi robbil ‘aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan