PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hubungan minat membaca dan kebiasaan mendengarkan berita dengan kemampuan menulis cerita sugestif pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun Pelajaran 2012/2013. Data dalam penelitian ini adalah hasil tes keterampilan menyimak berita dan hasil pembagian angket minat membaca pada siswa kelas VIII SMPN 1 Bontonompo Kabupaten Gowa. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran minat membaca siswa kelas VIII SMPN 1 Bontonompo Kabupaten Gowa tidak terlihat.
Dari data tersebut dapat disusun data klasifikasi minat membaca siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa. Sesuai tabel 4.5, korelasi variabel kemampuan menyimak dengan minat membaca termasuk dalam kategori tinggi. Deskripsi data kemampuan mendengarkan berita dan minat membaca koran menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut termasuk dalam kategori tinggi.
Penelitian ini membuktikan dan menggambarkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan mendengarkan berita dengan minat membaca koran pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa. Kemampuan mendengarkan berita berperan penting dalam meningkatkan minat membaca koran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa. Kemampuan mendengarkan berita dan tingginya minat membaca surat kabar dihubungkan dengan perolehan dan kemampuan mengingat suatu informasi untuk dijadikan bahan penulisan teks berita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan mendengarkan berita dengan minat membaca koran siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa mempunyai nilai korelasi yang tinggi. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan korelasi antara kemampuan mendengarkan berita dengan minat membaca koran sebesar 0,915. Hasil penelitian ini menunjukkan hal-hal sebagai berikut: (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat membaca berita dengan kemampuan menulis cerita sugestif siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara dengan r-hitung lebih besar dari r- tabel (0,710 > 0,148) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05; (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaan mendengarkan berita dengan kemampuan menulis cerita sugestif siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Klan Utara dengan rhitung lebih besar dari r tabel (0,707>0,148 ) dan nilai signifikansi 0,000<0,05; (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara minat membaca dengan kebiasaan mendengarkan berita serta kemampuan menulis cerita sugestif siswa kelas XI.
Hubungan minat membaca dan kebiasaan mendengarkan berita dengan kemampuan menulis narasi sugestif siswa XI. dari SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara. Hubungan minat membaca dengan tingkat kemampuan pemahaman membaca siswa kelas XI SMAN 2 Bintang.
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Pustaka
- Hasil penelita yang Relefan
- Keterampilan Menyimak
- Tujuan Utama Menyimak
- Menyimak Eksentif dan Insentif
- Unsur –unsur Menyimak
- Teknik Peningkatan Daya Simak
- Proses Menyimak
- Suasana Menyimak
- Faktor yang Mempengaruhi Menyimak
- Menyimak berita
- Minat Baca
- Upaya Meningkatkan Minat Baca
- Cara Menumbuhkan Minat Baca
- Faktor –factor yang Mempengaruhi Minat Baca
- Surat kabar
- Tahap perkembangan Bahasa
Kerangka Pikir
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengambil pendekatan saintifik, pada kurikulum 2013 terdapat pembelajaran bahasa Indonesia. Menyimak adalah suatu proses yang meliputi mendengarkan bunyi-bunyi bahasa, mengidentifikasi, menafsirkan dan menanggapi makna yang terkandung di dalamnya, serta memahami pesan, gagasan dan gagasan yang terkandung dalam materi atau materi. Ketika individu mempunyai minat atau perhatian yang terfokus pada suatu kegiatan membaca dalam upaya memahami, menafsirkan, menafsirkan, dan menerapkan gagasan-gagasan dari bahan bacaan yang diwujudkan dalam perilakunya.
Hipotesis
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional yaitu penelitian yang dilakukan antara dua variabel atau lebih yang tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan jika ada seberapa erat hubungan tersebut dan apakah ada hubungannya. ada hubungan antara kemampuan menyimak dengan minat membaca bermakna atau tidaknya siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas VIII SMPN 1 Bontonompo Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa. Untuk menganalisis data yang terkumpul, baik melalui tes kemampuan menyimak berupa teks berita yang disampaikan secara lisan oleh pembicara atau angket yang dibagikan kepada siswa untuk mengetahui minat membaca siswa, kami akan menganalisisnya dengan menggunakan teknik korelasi, teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis apakah terdapat hubungan antara variabel bebas (kemampuan mendengarkan) dengan variabel terikat (minat membaca). Mengklasifikasikan siswa ke dalam tiga kategori untuk variabel kemampuan mendengarkan berita dan minat membaca didasarkan pada mean aritmatika dan standar deviasi nilai tes (Nurgiyantoro, 2014: 265).
Dari tabel tersebut diketahui minat membaca siswa mayoritas berada pada interval 71-80 sebanyak 9 siswa (31,03%), minat membaca siswa terendah berada pada interval 44-53 sebanyak 2 siswa (6,89%) , sedangkan minat membaca siswa tertinggi pada interval 89-98 adalah sebanyak 3 siswa (10,34%). Pada kategori ini, lebih dari separuh siswa memiliki minat membaca koran sedang. Artinya terdapat 5 orang siswa yang memperoleh nilai kurang dari 63,26 yang menunjukkan rendahnya minat membaca koran.
Artinya kontribusi variabel kemampuan menyimak terhadap minat membaca sebesar 83,7%, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Artinya terdapat 5 orang siswa yang memperoleh nilai kurang dari 63,26 menunjukkan minat membaca koran rendah dengan kategori sedang. Penelitian selanjutnya tentang hubungan keterampilan menyimak dan keterampilan membaca dilakukan oleh Desi Tri Pikasari dengan judul Hubungan Minat Membaca dan Kebiasaan Mendengarkan Berita Serta Kemampuan Menulis Narasi Sugestif Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara Tahun Pelajaran 2012/ 2013.
Penelitian selanjutnya mengenai hubungan keterampilan menyimak dan keterampilan membaca dilakukan oleh Siti Rahayu dengan judul Hubungan Minat Membaca Dengan Tingkat Pemahaman Membaca Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, minat membaca siswa secara umum mempunyai tingkat minat membaca yang sedang. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hubungan antara kemampuan menyimak dan minat membaca pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas VIII SMPN 1 Bontonompo Kabupaten Gowa dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan menyimak dengan membaca. adalah minat terhadap pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII di SMPN 1 Bontonompo Kabupaten Gowa.
Siswa yang memiliki minat besar dalam kebiasaan membaca dan mendengarkan juga akan memiliki kemampuan menulis yang tinggi. Guru diharapkan selalu menumbuhkan minat kebiasaan membaca dan mendengarkan dengan memberikan tugas membaca dan mendengarkan secara terus menerus.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Variabel dan Desain Penelitian
- Variabel Penelitian
- Desain Penelitian
Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
Instrument Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
- Tes Kemampuan Menyimak
- Angket Minat Baca
Teknik Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Minat baca merupakan dorongan untuk memahami kata demi kata dan isi teks bacaan sehingga pembaca dapat memahami hal-hal yang disajikan dalam bacaan tersebut. Lebih lanjut Tampubolon (1990) menjelaskan minat membaca adalah kemauan atau keinginan seseorang untuk mengenal huruf guna menangkap makna dari tulisan tersebut. Sejalan dengan pernyataan di atas, Tarigan (1982) menyatakan bahwa minat membaca adalah kemampuan seseorang berkomunikasi dengan dirinya sendiri untuk menangkap makna yang terkandung dalam tulisan untuk memberikan pengalaman emosional sebagai akibat dari perhatian yang mendalam terhadap makna membaca.
Minat membaca menurut Rahim (dalam http://www.psychologymania.com) adalah keinginan kuat yang menyertai usaha seseorang untuk membaca. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan penuh semangat untuk membangun pola komunikasi dengan diri sendiri untuk mencari makna dalam tulisan dan mencari informasi untuk mengembangkan intelektualitas yang dilakukan secara utuh. kesadaran dan perasaan senang yang timbul pada diri sendiri. Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat membaca pada anak, namun hal tersebut masih kurang efektif jika peran pendidikan tidak berkualitas dan sarana prasarana masyarakat kurang memiliki kesadaran. untuk mengolah. membaca dengan menyediakan perpustakaan di wilayahnya masing-masing sehingga bahan bacaan lebih mudah diakses.
Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan minat membaca menurut Hasyim (dalam http://www1.bpRpenabur.or.id) adalah dengan setiap keluarga mempunyai perpustakaan, sehingga perpustakaan dapat menjadi tempat nongkrong yang menyenangkan, sambil berada di kantor. Di tingkat sekolah, rendahnya minat membaca anak dapat diatasi dengan perbaikan perpustakaan sekolah, dan guru, dosen serta pustakawan sekolah sebagai tenaga kependidikan harus mengubah mekanisme proses pembelajaran ke arah membaca sebagai sistem pembelajaran sepanjang hayat. Indikator untuk mengetahui tinggi atau rendahnya minat membaca seseorang adalah sebagai berikut. Disini yang dimaksud dengan frekuensi (frekuensi) dan waktu yang dihabiskan seseorang untuk membaca, seseorang yang berminat membaca akan sering melakukan aktivitas membaca dan sebaliknya.
Berdasarkan data diatas, minat membaca seorang anak tergantung dari kreatifitas orang tuanya dalam menumbuhkan minat membaca anak, tentunya dengan berbagai cara yang harus diperhatikan. Barang atau bahan bacaan yang dikategorikan berdasarkan minat baca dalam penelitian ini antara lain adalah buku pelajaran yang ada di sekolah, yang ada di perpustakaan sekolah, termasuk buku cerita, karena buku cerita tersebut juga diyakini dapat menunjang pembelajaran mata pelajaran, majalah dan surat kabar populer. Menurut Arikunt, angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data minat membaca siswa dengan cara memberikan daftar pernyataan yang dibuat kepada peneliti atau responden individu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan peneliti, kemudian menyebarkan angket tersebut dan menyusunnya kembali. setelah diisi oleh responden.
Pembahasan
Hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit siswa yang memiliki kebiasaan membaca koran yang tinggi atau baik. Seseorang yang mempunyai daya mendengarkan atau mengingat informasi yang baik akan mempunyai kemampuan menulis artikel berita yang baik. Dengan demikian, semakin baik kemampuan mendengarkan berita dan membaca surat kabar, maka kemampuan menulis teks berita pun semakin meningkat.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, data kemahiran menyimak berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bontonompo Kabupaten Gowa berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 16 siswa dengan persentase sebesar 55,17%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hapida Indriani pada siswa kelas VIII SMPN 1 Pakem tahun pelajaran yang berjudul Hubungan Mendengarkan Berita dan Membaca Koran dengan Kemampuan Menulis Teks Berita pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Pakem. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan antara kebiasaan mendengarkan berita dengan kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pakem dengan nilai rhitung lebih besar dari r tabel (0,610 > 0,246) dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.
Ketiga, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kebiasaan mendengarkan berita dan membaca koran serta kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Pakem dengan nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,646. > 0,246) dengan signifikansi nilai 0,000 < 0,05. Kebiasaan mendengarkan berita dan kebiasaan membaca surat kabar mempunyai manfaat untuk memperluas pengetahuan, memperoleh informasi, dapat mengetahui unsur-unsur berita, rubrik berita dan ciri-ciri berita. Semakin tinggi kebiasaan mendengarkan berita dan membaca koran maka semakin baik pula kemampuan menulis teks berita.
Hubungan antara mendengarkan membaca puisi dengan kemampuan membaca puisi siswa kelas III SDN 64 Sungai Raya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Penumpukan truk berporos dua seperti di Merak Havn menyebabkan antrian truk sekitar 100 meter dari pintu masuk kapal. Akibat penumpukan truk, beberapa pengemudi truk mengaku harus menunggu sekitar dua hingga empat hari sebelum bisa masuk ke kapal. Saya berusaha meluangkan waktu untuk membaca berita melalui surat kabar, tabloid, majalah, baik cetak maupun online, minimal 60 menit sehari.
Jika saya mengunjungi perpustakaan sekolah, saya membaca koran, tabloid atau majalah yang ada di perpustakaan. Saya mencoba mencari tahu berita apa yang sedang dibaca oleh teman saya atau seseorang yang duduk di sebelah saya. Setelah membaca berita tertentu, saya mendapat inspirasi untuk menulis ulang berita tersebut dalam bentuk narasi 24.