• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KOMPARASI SOSIAL DAN PERFEKSIONISME DENGAN BODY DISSATISFACTION PADA MAHASISWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KOMPARASI SOSIAL DAN PERFEKSIONISME DENGAN BODY DISSATISFACTION PADA MAHASISWI"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perbandingan sosial dan perfeksionisme dengan ketidakpuasan tubuh pada mahasiswi. Hasil penelitian dilihat dari nilai R = 0,797 dan nilai F = 68,555 dengan tingkat signifikansi >0,01 yang berarti terdapat hubungan antara perbandingan sosial dengan perfeksionisme dan ketidakpuasan tubuh pada siswi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perbandingan sosial dan perfeksionisme dengan ketidakpuasan tubuh pada mahasiswi.

Data collection techniques in this study used the Body Dissatisfaction Scale, Social Comparison Scale, and Perfectionism Scale. The results of the study can be seen from the value of R = 0.797 and the value of F = 68.555 with a significance level of > 0.01, which means there is a relationship between social comparison and perfectionism with body dissatisfaction in female students.

Gambar 4.  8 Uji Linieritas Body Dissatisfaction VS Komparasi  Sosial ..............................................................................................
Gambar 4. 8 Uji Linieritas Body Dissatisfaction VS Komparasi Sosial ..............................................................................................

Latar Belakang Masalah

Ketidakpuasan tubuh merupakan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh individu, dimana ketidakpuasan tersebut merupakan akibat dari interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya (Sumali et al., 2008). Unsur-unsur yang mempengaruhi ketidakpuasan terhadap tubuh seperti yang dikemukakan oleh Blowers et al., (2003) adalah faktor sosiokultural, faktor internalisasi (bahwa tubuh ideal adalah berbadan kurus) dan perbandingan sosial. Salah satu faktor eksternal yang juga mempengaruhi ketidakpuasan tubuh adalah perbandingan sosial (Blowers et al., 2003).

Penelitian lainnya dilakukan oleh Arshuha dan Amalia (2019) dengan judul “Dampak Perbandingan Sosial dan Perfeksionisme terhadap Ketidakpuasan Tubuh pada Mahasiswa Perempuan yang Menggunakan Instagram”. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel perbandingan sosial dan perfeksionisme terhadap ketidakpuasan tubuh siswi pengguna Instagram.

Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan oleh Alifa dan Rizal (2020) dengan judul “Hubungan Perbandingan Sosial Dengan Ketidakpuasan Tubuh Pada Wanita Kegemukan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perbandingan sosial dengan ketidakpuasan tubuh pada wanita kelebihan berat badan. Berdasarkan fenomena dan fakta tentang ketidakpuasan tubuh di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti perbandingan sosial dan ketidakpuasan tubuh dengan menambahkan variabel independen yaitu perfeksionisme pada penelitian ini, sehingga penelitian dalam hal ini adalah mengkaji hubungan antara perbandingan sosial dan perfeksionisme. . dengan ketidakpuasan tubuh..

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung yang mengalami ketidakpuasan tubuh untuk dapat melihat dan menerima dengan baik bentuk tubuhnya serta mensyukuri kondisi tubuhnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kesadaran positif kepada siswi dengan menerima kekurangannya dan menjaga hubungan sosial yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumber data bagi peneliti selanjutnya mengenai hubungan perbandingan sosial dengan perfeksionisme dan ketidakpuasan tubuh pada siswi.

Kajian lepas yang berkaitan Terdapat beberapa kajian lepas bertujuan Terdapat beberapa kajian lepas bertujuan

Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang bertujuan Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang bertujuan

Perbedaan penelitian ini terletak pada subjek yang dipilih, penelitian ini menggunakan wanita dewasa awal sebagai subjek dan penelitian saat ini memilih remaja akhir sebagai subjek. Persamaannya pada penelitian ini adalah menggunakan perbandingan sosial sebagai variabel independennya, kemudian terdapat persamaan juga pada teori yang digunakan pada variabel independennya yaitu menggunakan teori Schaefer dan Thompson. Perbedaannya pada penelitian ini adalah menggunakan konsep Tariq dan Ijaz sebagai teori yang digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur variabel terikat, sedangkan penelitian saat ini menggunakan teori Rosen dan Reiter sebagai alat ukur untuk mengukur variabel terikat.

Sampel dalam penelitian ini adalah perempuan rentan berusia 18-22 tahun dan 362 mahasiswa aktif Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perbandingan sosial dengan ketidakpuasan tubuh pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

Pengertian Body Dissatisfaction

Aspek-Aspek Body Dissatisfaction

Individu yang mengalami ketidakpuasan tubuh akan mempunyai penilaian negatif terhadap bentuk tubuhnya baik secara keseluruhan maupun pada beberapa bagian tubuhnya. Individu yang mengalami ketidakpuasan tubuh akan merasa malu dengan bentuk tubuhnya ketika bertemu dengan orang lain atau ketika individu tersebut berada di lingkungan sosialnya. Individu yang mengalami ketidakpuasan terhadap tubuhnya akan melakukan upaya-upaya untuk menutupi bentuk tubuhnya yang dirasa kurang memuaskan.

Individu yang mengalami ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya akan menghindari aktivitas sosial dan kontak langsung dengan orang lain karena takut bentuk tubuhnya diperhatikan. Individu yang membanding-bandingkan dengan orang lain yang lebih ideal akan menimbulkan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya sendiri.

Aspek-aspek Komparasi Sosial

Schaefer dan Thompson (2014) menggunakan teori perbandingan sosial untuk melihat bagaimana perbandingan sosial yang dilakukan individu mempengaruhi penampilan fisiknya dengan orang lain. Perbandingan sosial adalah tahapan perbandingan yang dilakukan individu tentang dirinya dengan orang lain dengan tujuan mengevaluasi diri dan menghasilkan penilaian kognitif (Jones dan Carlson, 2001). Festinger (1954) menyatakan bahwa individu cenderung membuat perbandingan ke atas yang dapat menimbulkan akibat negatif bagi individu tersebut.

Bailey dan Ricciardelli (2010) menjelaskan teori perbandingan sosial kini telah meluas hingga mencakup pembahasan mengenai penampilan seseorang, termasuk penampilan fisik. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa perbandingan sosial adalah kecenderungan seorang individu untuk membandingkan apa yang dimilikinya dengan orang lain, misalnya penampilan fisik, bentuk tubuh, dan sejenisnya. Aspek ini menjelaskan bagaimana seseorang membandingkan ukuran tubuhnya dengan orang lain, seperti bentuk otot, ukuran dada, pinggul, dan lain-lain.

Aspek ini menjelaskan kecenderungan individu untuk membandingkan lemak di tubuhnya dengan lemak orang lain, misalnya di perut, paha, leher, dan lain-lain. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang diungkapkan oleh Schaefer & Thompson (2014) adalah penampilan fisik, berat badan, bentuk tubuh, ukuran tubuh dan lemak tubuh. Stairs et al., (2012) menyatakan perfeksionisme adalah kepribadian yang ditandai dengan menetapkan standar kritik dan evaluasi yang tinggi.

Sejalan dengan itu, Stoeber (2018) menjelaskan bahwa orang yang memiliki standar tinggi dan sulit dicapai sehingga menimbulkan perasaan tidak puas. Berdasarkan beberapa penjelasan dapat disimpulkan bahwa perfeksionisme adalah seseorang yang cenderung melampaui dirinya sendiri demi memenuhi standar tinggi dirinya.

Aspek-Aspek Perfeksionisme

Ketidakpuasan terjadi ketika hal-hal yang ada dalam diri individu termasuk tubuhnya (Arshuha dan Amalia, 2019). Kecenderungan perfeksionis dalam hal ini adalah individu percaya atau merasa bahwa orang lain mempunyai harapan yang tinggi terhadap individu tersebut guna mencapai optimalitas. Orang-orang ini percaya bahwa jika mereka mengalami kegagalan, maka akan menimbulkan masalah interpersonal yang ditandai dengan hilangnya kepercayaan orang lain dan membuat orang lain kecewa.

Orang yang perfeksionis cenderung merasa tidak puas atau tidak pernah memenuhi standar kebutuhannya, selalu merasa ada yang tidak beres. Individu cenderung memperhatikan dan memeriksa detail dalam dirinya untuk mengurangi timbulnya kesalahan atau kekeliruan dalam dirinya. Hubungan Antara Perbandingan Sosial Dan Perfeksionisme Serta Ketidakpuasan Tubuh Pada Siswa Perempuan Dengan Ketidakpuasan Tubuh Pada Siswa Perempuan.

Hubungan Antara Komparasi Sosial dan Perfeksionisme dengan Body Dissatisfaction Pada Mahasiswi dengan Body Dissatisfaction Pada Mahasiswi

Semakin tinggi perbandingan sosial perempuan, semakin tinggi pula ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Putra et al., (2019) juga menyelidiki ketidakpuasan tubuh dalam kaitannya dengan perbandingan sosial pada siswi SMA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif antara perbandingan sosial dengan ketidakpuasan tubuh dengan nilai r= 0,308 dan nilai signifikan p= 0,00.

Selain itu, individu biasanya mempunyai standar yang cukup tinggi dalam beberapa hal, salah satunya adalah penampilan tubuh. Kecenderungan individu yang memiliki standar cukup tinggi dan sering mengkritik atau melebih-lebihkan dirinya adalah individu yang perfeksionis (Frost et al., 1990). Individu yang perfeksionis memegang standar yang tinggi pada dirinya, namun jika gagal memenuhi standar tersebut maka ia akan merasa tidak puas terhadap dirinya sendiri (Stoeber, 2018).

Orang yang perfeksionis mempunyai standar yang tinggi tidak hanya dalam aspek biologis, keluarga, dan pekerjaan saja, namun mereka juga perlu merasa puas dengan tubuhnya (Rasooli dan Lavasani, 2011). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arshuha dan Amalia (2019) tentang pengaruh perbandingan sosial dan perfeksionisme terhadap ketidakpuasan tubuh pada kalangan pelajar pengguna Instagram memberikan pengaruh yang signifikan pada variabel perbandingan sosial dan perfeksionisme terhadap ketidakpuasan tubuh. Didukung juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Gross (2014) menunjukkan bahwa tingkat perfeksionisme yang tinggi dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara harapan atau kenyataan, sehingga dapat menimbulkan ketidakpuasan terhadap tubuh.

Kerangka Berpikir

Hipotesis

Rancangan Skala Komparasi Sosial

1 Ketika saya berada di tempat umum, saya membandingkan penampilan fisik saya dengan orang lain. 3 Saat saya pergi kerja kelompok, saya membandingkan bentuk tubuh saya dengan bentuk tubuh orang lain. 15 Ketika saya pergi ke gym, saya membandingkan berat badan saya dengan orang lain 16 Saya tidak pernah membandingkan.

18 Ketika saya pergi ke mall, saya tidak membandingkan bentuk tubuh saya dengan orang lain. 19 Saat saya berolahraga, saya tidak melakukannya. 20 Ketika saya membeli pakaian, saya tidak membandingkan berat badan saya dengan berat badan orang lain.21 Saya sering membandingkan. 23 Saat saya berfoto dengan teman, saya membandingkan bentuk tubuh saya dengan teman yang lain.

Rancangan Skala Perfeksionisme

10 Meskipun saya telah melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, saya tetap merasa bahwa saya bisa melakukan yang lebih baik. 19 Saya cenderung menetapkan standar yang tinggi untuk diri saya sendiri 20 Saya tidak selalu menginginkan segalanya. 23 Saya merasa normal dengan pekerjaan saya jika saya melakukannya dengan baik 24 Saya tidak melakukan apa pun jika.

26 Saya membutuhkan waktu lama untuk mengerjakan sesuatu karena saya memeriksa pekerjaan saya berkali-kali. 32 Saya sering merasa tidak bisa menjadi orang yang saya inginkan. 33 Saya jarang memeriksa ulang. 35 Saya merasa gagal total jika saya tidak melakukan sesuatu dengan sempurna 36 Jika saya sadar telah melakukannya.

Reliabilitas Uji Coba Skala Body Dissatisfaction Reliability Statistics

Reliabilitas Uji Coba Skala Komparasi Sosial Reliability Statistics Reliability Statistics

Reliabilitas Uji Coba Skala Perfeksionisme Reliability Statistics

Skala Body Dissatisfaction

Skala Komparasi Sosial

12 Saya tidak membandingkan ukuran tubuh saya dengan teman-teman saya ketika kami berkumpul bersama. 13 Ketika saya berolahraga, saya tidak membandingkan. 16 Saat saya berfoto dengan teman, saya membandingkan bentuk tubuh saya dengan teman yang lain. 21 Saat saya pergi ke gym, saya tidak membandingkan berat badan saya dengan berat badan orang lain.

Skala Perfeksionisme

13 Saya cenderung menetapkan standar yang tinggi untuk diri saya sendiri. 14 Saya tidak selalu menginginkan segalanya. 16 Saya merasa normal terhadap pekerjaan saya jika saya melakukannya dengan baik 17 Saya tidak melakukan apa pun jika.

Uji Normalitas

Uji Normalitas Visualisasi Ketiga Variabel

Uji Linieritas Komparasi Sosial Terhadap Body Dissatisfaction

Uji Linieritas Perfeksionisme Terhadap Body Dissatisfaction

Uji Heterokedasitas

Uji Multikolinieritas

Uji Hipotesis

Surat Izin Penelitian

Surat Balasan Penelitian

Gambar

Gambar 4.  8 Uji Linieritas Body Dissatisfaction VS Komparasi  Sosial ..............................................................................................
Gambar 2. 1 Hubungan Antara Komparasi Sosial dan Perfeksionisme Dengan  Body Dissatisfaction Pada Mahasiswi

Referensi

Dokumen terkait

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perilaku prososial sesuai dengan teori Eisenberg & Mussen (1989) dan skala relasi guru – siswa sesuai dengan