KOMUNITAS) DENGAN PERUBAHAN PERILAKU BABS. BABS (Buang Air Besar Sembarangan) MASYARAKAT DI DESA NAPA KECAMATAN BATANG TORU. Peneliti memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan rahmat-Nya peneliti dapat menulis skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Dengan Perubahan Perilaku Berbuka buang air besar di Desa Napa, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2018.” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Stikes Kesehatan Masyarakat Aufa Royhan Padangsisimpuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penerapan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dengan perubahan perilaku masyarakat buang air besar sembarangan (BABS) di Desa Napa, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Komunitas) dengan perubahan perilaku Buang Air Besar Sembarangan di Desa Napa, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. STB (Sanitasi Total Berbasis Komunitas) menunjukkan perubahan perilaku masyarakat BABS (Buang Air Besar Sembarangan) di desa Kecamatan Napa Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. STBM (Sanitasi Total Berbasis Komunitas) dengan Perubahan Perilaku Buang Air Besar (Buang Air Besar Sembarangan) di Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan.
PENDAHULUAN
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Manfaat Penelitian
- Manfaat Praktis
- Manfaat Teoritis
- Pengertian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
- Tujuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
- Lima Pilar STBM
- Prinsip - Prinsip STBM
- Metode STBM
Sanitasi Total Berbasis Komunitas yang selanjutnya disingkat STBM adalah suatu pendekatan untuk mengubah perilaku sanitasi dan higiene melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 03 Tahun 2014 tentang sanitasi total berbasis masyarakat. Program STBM mempunyai indikator outcome dan indikator output. Indikator outcome STBM adalah penurunan angka kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi dan perilaku. Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga yang aman.
Strategi ini menjadi acuan bagi pejabat kesehatan dan instansi terkait dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terkait sanitasi total berbasis masyarakat. Pada tahun 2014, perlindungan hukum terhadap pelaksanaan STBM diperkuat dengan diterbitkannya PERMENKES nomor 3 tahun 2014 tentang sanitasi total berbasis masyarakat. Dengan demikian, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 dengan sendirinya tidak berlaku lagi. berlaku sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 (PERMENKES Nomor 3 Tahun 2014). Masyarakat dapat melakukan aktivitas pengelolaan sampah di rumah dengan mengedepankan prinsip 3R yaitu Reduce, Recycle, dan Recycle.
Pemetaan
Tidak ada subsidi yang diberikan kepada masyarakat, termasuk masyarakat miskin, untuk menyediakan fasilitas sanitasi dasar. Pemetaan bertujuan untuk mengetahui/memetakan wilayah buang air besar masyarakat dan sebagai alat monitoring (pasca pemicuan, pasca mobilisasi masyarakat) Alat yang dibutuhkan: a) Lahan sawah atau ladang, b) Bubuk putih untuk membuat batas desa, c) Kertas untuk untuk menggambarkan rumah warga, bubuk kuning untuk menggambarkan tanah, kapur berwarna untuk menggambarkan akses warga terhadap fasilitas sanitasi. Siapkan kertas dan minta masyarakat mengambilnya, tulis nama kepala keluarga masing-masing dan letakkan sebagai rumah, kemudian peserta berdiri di atas kertas tersebut.
Jika seseorang buang air besar di luar rumahnya, baik di tempat terbuka maupun di rumah tetangga, tandai tempat tersebut dan tandai dengan bedak kuning. Dengan mengajak masyarakat berjalan-jalan dan berdiskusi tentang tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa jijik dan membagikannya. Tanyakan siapa yang rutin buang air besar di tempat tersebut atau siapa yang buang air besar di tempat tersebut pada hari itu.
Alur Kontaminasi (Oral Fecal)
Simulasi air yang telah terkontaminasi
Lakukan analisis partisipatif di lokasi tersebut. c. Menanyakan siapa yang sering buang air besar di tempat tersebut atau siapa yang buang air besar di tempat tersebut pada hari itu. d.Ambillah seember air sungai dan mintalah salah seorang di antara kalian untuk menggunakan air tersebut untuk mencuci muka, berkumur dan sebagainya. Masukkan sedikit feses ke dalam ember yang sama, kemudian mintalah salah satu peserta melakukan hal yang sama sebelum memberikan feses ke dalam ember.
Diskusi Kelompok (Focus Group Discussion)
- Perilaku Kesehatan
- Determinan perilaku kesehatan
- Perilaku Buang Air besar Sembarangan
- Macam Perilaku Buang Air Besar
- Kerangka Teori
- Hipotesis Penelitian
- Jenis dan Desain Penelitian
- Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
- Waktu Penelitian
- Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
- Sampel Penelitian
- Alat Pengumpul Data
- Prosedur Pengumpulan Data
- Defenisi Operasional Variabel Defenisi
- Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data
- Analisa Data
- Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (Variabel X)
Buang air besar sembarangan merupakan perilaku yang masih banyak dilakukan masyarakat pedesaan dan disebabkan oleh belum tersedianya sarana sanitasi berupa jamban. Buang air besar sembarangan dapat menyebabkan pencemaran air, tanah, udara, makanan dan perkembangbiakan lalat. Buang air besar di septic tank merupakan buang air besar yang sehat dan dianjurkan oleh para ahli kesehatan, yaitu dengan membuang fesesnya ke dalam septic tank yang digali di dalam tanah dengan kondisi tertentu.
Toilet buang air besar gooseneck merupakan toilet gooseneck yang aman dan tidak menimbulkan penularan penyakit melalui fesesnya, karena dengan model ini feses akan tertutup rapat dan tidak bersentuhan dengan manusia maupun udara. Buang air besar plengsengan adalah buang air besar dengan menggunakan jamban sederhana yang didesain miring agar feses setelah dikeluarkan dapat jatuh ke dalam tangki septik. Kloset model cemplung/cubluk merupakan kloset siram yang tempat pembuangan airnya berada tepat di bawah kloset.
Tidak buang air besar di septic tank atau jamban merupakan perilaku buang air besar yang tidak sehat. Kotoran di sungai atau laut: Kotoran di sungai atau laut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan meracuni biota atau makhluk hidup pada ekosistem di wilayah tersebut. Kotoran yang ada di sungai atau laut dapat menyebabkan tersebarnya wabah penyakit yang dapat ditularkan melalui tinja.
Feses di sawah atau tambak : Feses di sawah atau tambak dapat menyebabkan keracunan pada padi akibat urea panas dari feses. Kotoran di pantai atau tanah terbuka Kotoran di pantai atau tanah terbuka dapat menarik perhatian serangga seperti lalat, kecoa, lipan, dll. menarik perhatian yang dapat menyebarkan penyakit yang ditularkan melalui tinja. Buang air besar merupakan perilaku yang tidak sehat dan dapat menimbulkan penyakit bagi pelakunya dan orang disekitarnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan buang air besar sembarangan. Upaya yang dilakukan antara lain mengaktifkan sanitasi total berbasis masyarakat. .
Jika pengaktifan Sanitasi Total Berbasis Komunitas dilaksanakan dengan baik maka kesadaran untuk tidak buang air besar sembarangan di masyarakat akan meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini akan melihat hubungan antara promosi sanitasi berbasis masyarakat dan perubahan perilaku buang air besar sembarangan. Deskripsi data penelitian tentang hubungan antara pendorong umum sanitasi berbasis masyarakat dengan perubahan perilaku buang air besar sembarangan Berdasarkan pendorong umum sanitasi berbasis masyarakat, Perubahan perilaku buang air besar sembarangan dan hubungan antara pendorong umum sanitasi berbasis masyarakat dengan perubahan Perilaku buang air besar sembarangan .
Perubahan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan
Dari hasil perhitungan tersebut, skor pemicu sanitasi total berbasis masyarakat di Desa Napa, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebesar 88,82%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sangat baik untuk memicu sanitasi total berbasis masyarakat di Desa Napa, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. Berdasarkan data diatas terlihat skor perubahan perilaku buang air besar sembarangan di Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan tersebar dengan skor tertinggi 12 dan skor terendah 9, nilai rata-rata ( mean) adalah 10,40, mediannya adalah 10,5, standar deviasinya adalah 3,89, dan nilai (modus) yang paling sering adalah 10.
Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh skor perubahan perilaku buang air besar responden di Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 86,66%.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan perhitungan di atas, kontribusi sanitasi total berbasis masyarakat terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan di Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebesar 94,7%. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan: “Ada hubungan yang signifikan antara pemicuan sanitasi total berbasis masyarakat dengan perubahan perilaku buang air besar sembarangan di Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan” diterima karena koefisien korelasi (rhitung) = 0,947 > r tabel (rt) = 0,232.
Keterbatasan Penelitian
PENUTUP
Saran-saran
Masyarakat hendaknya meningkatkan kesadarannya untuk tidak melakukan hal tersebut karena dapat menimbulkan penyakit dan lingkungan yang kurang baik. Remediasi masyarakat secara menyeluruh harus dimulai secara berkesinambungan dan berkesinambungan agar kesadaran masyarakat tidak mengarah pada buang air besar sembarangan. Instansi terkait dan perwakilan masyarakat harus terus menggalakkan inisiasi STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) agar perubahan perilaku buang air besar sembarangan (buang air besar sembarangan) terus meningkat di masyarakat.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS): Studi Program STBM di Desa Sumbersari Metro Selatan 2016", Jurnal Kesehatan Masyarakat Dunia. Bagian 5. Dampak Pilar Pertama Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Gucialit , Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang", Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik. Pujianingrum, Pengaruh metode pemicu terhadap perubahan perilaku buang air besar sembarangan pada masyarakat Kelurahan Kauman Kidul Kota Salatiga.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan buang air besar di toilet di Desa Gunungsari Kecamatan Pulosari Kabupaten Pemalang." Yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswi STIKes Aufa Royhan Padangsidimpuan program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bersama ini saya informasikan bahwa saya akan melakukan penelitian yang berjudul "Hubungan antara Dimulainya STBM (sanitasi masyarakat lengkap) dan perubahan perilaku buang air besar masyarakat (BABS) di Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2018”.
Setelah menjelaskan tujuan penelitian, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Suster Khoirun NisakLubis, mahasiswa STIKes Aufa Royhan Padangsidimpuan yang melakukan penelitian berjudul ‘Hubungan Antara Pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan Perubahan Perilaku Masyarakat Buang Air Besar Sembarangan (Open Defecation) di Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2018. Untuk mengkaji penelitian pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aufa Royhan Padangsidimpuan, kami mohon bantuannya dari mahasiswa dibawah ini Dapat memperoleh izin penelitian di UPTD Puskesmas Batang Toru untuk mengumpulkan data untuk penulisan disertasi yang berjudul “Hubungan Antara Pemicuan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Dengan Perubahan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (Buang Air Besar Sembarangan) Berbasis Masyarakat di Desa Napa Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2018”.
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHTAN
AUFA ROYHAN
KOTA PADANGSIDIMPUAN
Petunjuk Pengisian Kuesioner
- Pemicuan Sanitasi Berbasis Masyarakat
- Perubahan Perilaku Buang Air sembarangan (Y)
- PEMICUAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT a. Skor terbesar 12 Skor terkecil 9
- PERUBAHAN PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN a. Skor terbesar 12 Skor terkecil 9
Harap membaca setiap pertanyaan dalam kuesioner ini dengan cermat. Tandai salah satu huruf S (cocok) dan TS (tidak cocok) dengan tanda silang (X) untuk jawaban yang paling sesuai menurut Anda. PERHITUNGAN KORELASI MOMEN PRODUKSI ANTARA INISIASI SANITASI PADA MASYARAKAT DENGAN PERUBAHAN DEFINISI PERILAKU TERBUKA.