HUBUNGAN ANTARA PERILAKU KEPEMIMPINAN I KEPALA SEKOLAH, KEMATANGAN BAWAHAN DAN DISIPLIN KERJA
DIMEDIASI MOTIVASI KERJA GURU SDN DI KECAMATAN AWAYAN
HALIANUR NIM: 2020111310058
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN
2022
Displin merupakan sebuah kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap guru atau karyawan. Disiplin merupakan aspek sosial yang perlu dipahami secara mendalam dan tumbuh dari dalam diri individu sebagai sesuatu yang harus dilakukan untuk melaksanakan sesuatu aturan yang berlaku
Latar Belakang
Disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku
Teori
PENDAHULUAN
disiplin merupakan sikap yang harus dimiliki oleh guru karena dengan disiplin kerja yang tinggi diharapkan tujuan dari pendidikan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan oleh suatu sekolah
Teori
1. Kedisiplinan guru belum optimal (datang tidak tepat waktu, meninggalkan sekolah pada jam kerja tanpa alasan 2. Masih ada beberapa guru
yang tidak disiplin terhadap peraturan
3. Ketidaksesuaian dalam melakukan perencanaan pembelajaran
4. Kelalaian dalam menyelesaikan tugas
Fakta awal
PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
KEMATANGAN BAWAHAN
MOTIVASI KERJA Faktor memengaruhi
D
I
S
I
P
L
I
N
K
E
R
J
A
1. Bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah, kematangan bawahan, motivasi kerja dan disiplin kerja guru di SD Negeri se-Kecamatan Awayan?
2. Apakah ada hubungan langsung antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja guru di SD Negeri se-Kecamatan Awayan?
3. Apakah ada hubungan langsung antara kematangan bawahan dan disiplin kerja guru di SD Negeri se- Kecamatan Awayan?
4. Apakah ada hubungan langsung antara motivasi kerja dan disiplin kerja guru di SD Negeri se- Kecamatan Awayan?
5. Apakah ada hubungan langsung antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru di SD Negeri se-Kecamatan Awayan?
6. Apakah ada hubungan langsung antara kematangan bawahan dan motivasi kerja guru di SD Negeri se- Kecamatan Awayan?
7. Apakah ada hubungan tidak langsung antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan disiplin kerja melalui motivasi kerja guru di SD Negeri se-Kecamatan Awayan?
8. Apakah ada hubungan tidak langsung antara kematangan bawahan dan disiplin kerja melalui motivasi kerja guru di SD Negeri se-Kecamatan Awayan?
RUMUSAN MASALAH
1. Melakukan komunikasi satu arah.
2. Menyusun rencana tugas.
3. Menetapkan prosedur kerja 4. Mengutamakan pencapaian
hasil
5. Menjalin hubungan baik 6. Bersikap hangat 7. Menghargai anggota 8. Menaruh kepercayaan
Perilaku Kepemimpinan Kepala Srekolah
Kematangan Bawahan
Motivasi Kerja KEPUASAN
KERJA
DEFINISI OPERASIONAL
gaya kepemimpinan yang fokusnya tidak pada sifat- sifat atau karakteristik pemimpinan tetapi pada tindakan interaksi
terhadap orang-orang yang ada disekitar
suatu kemampuan dan kemauan dari orang-orang yang mau bertanggung jawab dalam
mengarahkan perilakunya sendiri
keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan yang
mengarahkan dan menyalurkan perilaku, sikap dan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan
Sikap dan perasaan yang positif, nyaman tentang pekerjaan yang
dilakukannya
1. Kemampuan a.Pengetahuan b.Pengalaman c.Keterampilan 2. Kemauan
d. Kepercayaan diri e. Komitmen f. Motivasi
1. Faktor Motivasi
(Motivation Factors) : achievement,
pengakuan
2. Faktor Pemeliharaan (Hygiene Factors).
1. Dimensi intrinsik 2. Dimensi ekstrinsik 3. Dimensi general
satisfaction
KERANGKA BERPIKIR
X
2→ Y X
1→ Z
X
2→ Z
Z → Y
X
1→ Z → Y X
2→ Z → Y
X
1→ Y
Kepemimpinan yang bersifat instruksional membantu meningkatkan kinerja guru untuk menciptakan bagaimana cara terbaik siswa belajar dan pencapaian peningkatanpembelajaran
Guru yang memiliki motivasi berprestasi tinggi disertai dengan kemampuan yang dimiliki akan memberikanpeningkatan terhadap kinerjanya
Kepemimpinan instruksional yang kuat dapat menciptakan suasana kerja yang kondusif, pengawasan yang edukatif, penyediaan fasilitas dalam mengajar sehingga kualitas kepuasan kerja akan dapat ditingkatkan
Guru yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi membuat dirinya merasa senang dan memperoleh kepuasan tersendiri dalam pekerjaannya
Aspek kepuasan yang terpenuhi akan mendorong kinerja guru, sehingga guru tersebut akan memberikan kontribusi terbaik bagi sekolah tempat mengajar
Kepemimpinan instruksional kepala sekolah dalam perannya untuk meningkatkan kinerja guru adalah memenuhi segala kebutuhan guru yang akhirnya mampu mempengaruhi kinerja guru
Tingkat motivasi guru untuk meraih berprestasi mendatangkan kepuasan dalam bekerja sehingga timbul sikap positif guru terhadap pekerjaan dan kinerja yang maksimal
METODE PENELITIAN
Penelitian korelasional yaitu penelitian dimana variabel- variabel bebas dan variabel terikat diobservasi sekaligus pada waktu yang sama
Rancangan Penelitian
Seluruh guru Sekolah Dasar Negeri yang ada di
Kecamatan Kandangan yang tersebar di 41 sekolah
sebanyak 384
Populasi Penelitian
Sampel penelitian 196 orang diambil dengan teknik teknik probability simple random sampling dan rumus alokasi proporsional
Sampel Penelitian
Instrumen Penelitian
1.Kuesioner untuk variabel kepemimpinan instruksional, motivasi berprestasi dan kepuasan kerja
2.Dokumentasi hasil PKG Variabel kinerja guru
UJICOBA INSTRUMEN
Rumus korelasi Product Moment N
= 30 maka r tabel = 0,361, Bila rxy >
rtab maka item tersebut dinyatakan valid.
Pedoman Ujucoba Instrumen
Kepemimpinan Instruksional (X1)
Motivasi Berprestasi (X2) Kepuasan Kerja
(Z)
Kinerja Guru (Y)
5
355
350
400.960 Reliabel
0.925 Reliabel
0.958 Reliabel
Cronbach's Alpha Keterangan Variabel Penelitan Valid Tidak Valid
HASIL PKG (Kepala Sekolah)
Ujicoba Validitas Ujicoba Reliabilitas
TEKNIK ANALISIS DATA PENELITIAN
Analisis Deskriptif
Uji Hipotesis Uji Normalitas Nilai Sig > 0,05, maka distribusi adalah normal
Uji Linearitas Nilai DFL> 0,05 dan nilai linearity < 0,05 maka bersifat linear
Uji Multikolinearitas nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas Menghitung Mean ideal (Mi) dan Standar deviasi ideal (Sdi)
Ho = Hipotesis Ditolak H1 = Hipotesis Diterima
Uji Regresi Uji Partial (Uji- T)
Uji Determinasi Uji Sobel test
Y = c + β1.X1 + β2.X2 + β3.Z + e Z = c + β1.X1 + β2.X2 + e
Sig. < 0,05 ada hubungan
Sig. > 0,05 tidak ada hubungan
SE (X)% = (βX) x Rxy x 100%
SR (X)% =
t hitung > t tabel
Normalitas Struktur 1 Normalitas Struktur 2
X1 – X2 – Z – Y
Nilai Sig. 0, 200 > 0,05
X1 – X2 – Z
Nilai Sig. 0, 200 > 0,05
Linearitas Struktur 1 Linearitas Struktur 2
X1 – X2 – Z – Y Nilai Linearity 0,000 < 0,05
X1 – X2 – Z
Nilai Linearity 0,000 < 0,05
Multikolinearitas Struktur 1 Multikolinearitas Struktur 2
X1 – X2 – Z – Y Nilai Tolerance > 0,10
X1 – X2 – Z
Nilai Tolerance > 0,10
Analisis Jalur (Path Analysis)
Kepemimpinan Instruksional
(X1)
Motivasi Berprestasi (X2)
Kepuasan Kerja
(Z) Kinerja Guru
(Y) H1
H2
H3 H6
H7 H5
H4
Hubungan Langsung (Direct)
Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect)
H0 : β = 0 : tidak terdapat hubungan
H1 : β ≠ 0 : terdapat hubungan
HASIL PENELITIAN Hasil Deskripsi Penelitian
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
22.96%
57.65%
19.39%
0.00% 0.00%
Kepemimpinan Instruksional
Kepuasan Kerja
Motivasi Berprestasi
Kinerja Guru
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
12.76%
65.31%
21.94%
0.00% 0.00%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
17.86%
64.80%
17.35%
0.00% 0.00% 0%Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
10%
20%
30%
40%
50%
60%
12.24%
53.57%
29.59%
4.59%
0.00%
X
1X
2Z Y
Hasil Hipotesis Penelitian
Kepemimpinan Instruksional (X
1)
MOTIVASI BERPRESTASI (X
1)
KEPUASAN KERJA (Z)
KINERJA GURU (Y)
Jalur Regresi : 0,374 Uji-T: 0,00 SE: 25,36%
SR:39,88%
Jalur Regresi : 0,329 Uji-T: 0,00 SE: 14,83%
SR:61,70%
Jalur Regresi : 0,166 Uji-T: 0,001
SE: 8,43%
SR:13,26%
Jalur Regresi : 0,428 Uji-T: 0,00 SE: 29,79%
SR:46,85%
Jalur Regresi : 0,055 3,601 (Thitung) >
1,972 (Ttabel)
Jalur Regresi : 0,228 Uji-T: 0,02 SE: 9,21%
SR:38,30%
Jalur Regresi : 0,038 2,429 (Thitung) >
1,972 (Ttabel)
1. Deskripsi kepemimpinan instruksional kepala sekolah ,motivasi berprestasi, kepuasan kerja dan kinerja guru di SDN se-Kecamatan Kandangan termasuk kategori tinggi.
2. Ada hubungan langsung antara kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kinerja guru di SDN se- Kecamatan Kandangan.
3. Ada hubungan langsung antara kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kepuasan kerja di SDN se- Kecamatan Kandangan.
4. Ada hubungan langsung antara motivasi berprestasi dan kinerja guru di SDN se-Kecamatan Kandangan.
5. Ada hubungan langsung antara motivasi berprestasi dan kepuasan kerja di SDN se-Kecamatan Kandangan.
6. Ada hubungan langsung antara kepuasan kerja dan kinerja guru di SDN se-Kecamatan Kandangan.
7. Ada hubungan tidak langsung antara kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kinerja guru melalui kepuasan kerja di SDN se-Kecamatan Kandangan.
8. Ada hubungan tidak langsung antara motivasi berprestasi dan kinerja guru melalui kepuasan kerja di SDN se- Kecamatan Kandangan
KESIMPULAN
1. Bagi Kepala Sekolah, masalah kepemimpinan instruksional, perlu meningkatkan pengawasan dan pembinaan
2. Bagi guru pengajar, pada variabel motivasi berprestasi masih perlu adanya peningkatan dalam hal kreatifitas dan inovasi
SARAN