• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan antara pola makan, aktivitas fisik

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan antara pola makan, aktivitas fisik"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Pertanyaan Penelitian

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup

TINJAUAN PUSTAKA

Autis

  • Definisi Autis
  • Penyebab Autis
  • Ciri-ciri Penderita Autis
  • Klasifikasi Autis
  • Diagnosa Autis
  • Gangguan Gizi pada Penderita Autis

Namun sampai saat ini belum diketahui berapa jumlah penyandang autisme di Indonesia, karena pemerintah Indonesia tidak melakukan survei khusus untuk mengetahui jumlah penyandang autisme di Indonesia. Orang dengan tipe autisme ini memiliki kriteria yang sama dengan tipe gangguan autis atau sindrom Asperger, namun tidak semuanya. Orang dengan autisme mengalami kesulitan mengenali dan memahami perasaan orang lain dan mengatur emosinya sendiri.

Tidak mengetahui cara berinteraksi dengan orang lain dapat mempersulit penyandang autisme untuk menjalin persahabatan. Akibat dari gangguan gizi tersebut dapat mempengaruhi otak, sistem kekebalan tubuh dan sistem pencernaan pada penderita autisme.

Status Gizi

  • Kekurangan Berat Badan (Underweight)
  • Kelebihan Berat Badan (Overweight)
  • Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dibagi menjadi 2 cara yaitu penilaian status gizi secara langsung dan tidak langsung (Supariasa, 2013). Pemeriksaan klinis merupakan cara penentuan status gizi berdasarkan perubahan yang terjadi berkaitan dengan defisiensi gizi yang dapat dilihat pada jaringan epitel (kulit, mata, rambut dan mukosa mulut) atau pada organ dekat permukaan tubuh (kelenjar tiroid). dengan cepat. Digunakan untuk menentukan status gizi dengan melakukan pemeriksaan fisik (tanda dan gejala) atau riwayat kesehatan.

Penentuan status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan sampel yang diuji di laboratorium pada berbagai jaringan tubuh (darah, urin, feses, hati dan otot). Cara ini digunakan sebagai peringatan bahwa kemungkinan besar akan terjadi malnutrisi yang lebih parah. D. Penilaian status gizi dengan biofisika adalah suatu metode yang melihat kemampuan fungsi dan perubahan struktur pada jaringan.

Survei konsumsi pangan adalah suatu cara penentuan status gizi dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Metode ini dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai jenis zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu, serta mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi. Kelebihan metode ini adalah mudah dilaksanakan, murah, cepat, dapat digunakan untuk masyarakat buta aksara, dan dapat menghitung asupan gizi harian karena dapat menyediakan.

Sedangkan kelemahan metode ini adalah tidak dapat menghitung gizi harian, responden harus jujur, dan cukup membosankan bagi pewawancara. Pengukuran Status Gizi dengan Statistik Vital dilakukan untuk menganalisis data beberapa statistik kesehatan yang berkaitan dengan gizi. Pengukuran status gizi anak dapat dilakukan dengan indeks antropometri dan menggunakan indeks massa tubuh anak menurut umur (BMI/U).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Anak Autis

  • Karakteristik
  • Pola Makan
  • Aktivitas Fisik
  • Pola Asuh Orangtua

Pola asuh adalah sikap orang tua terhadap anak dengan mengembangkan aturan dan memberikan kasih sayang kepada anak (Baumrind dalam Santrock, 2007). Pola asuh adalah interaksi antara orang tua dan anak dimana orang tua mengungkapkan sikap, nilai, minat dan harapannya dalam mengasuh dan memenuhi kebutuhan anak (Mccoby dalam Barus, 2003). Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pola asuh adalah sikap orang tua terhadap anak dengan mengembangkan aturan dan memberikan kasih sayang kepada anak.

Diana Baumrind (dalam Santrock, 2007) membagi 3 tipe pola asuh antara lain pola asuh otoriter, demokratis dan permisif. Pengasuhan yang demokratis mendorong anak-anak untuk mandiri, tetapi membatasi dan mengontrol tindakan mereka. Hasil penelitian di dua kota berbeda di India yaitu Delhi dan Dehradun mengenai pola asuh dan tingkat stres orang tua dengan anak penyandang gangguan spektrum autisme.

Sebanyak 320 responden direkrut dari 10 sekolah untuk anak autis di India dan orang tua, terutama ibu dari anak dengan gangguan spektrum autisme, ditemukan menggunakan gaya pengasuhan yang lebih permisif. Pola asuh demokratis memang paling ideal digunakan pada semua anak maupun pada anak autis, namun terkadang orang tua mungkin tidak sepenuhnya menggunakan pola asuh ini, karena keterbatasan anak autis dan melihat situasi dan kondisi. Anak autis juga harus diberikan pola asuh yang permisif dan otoriter, seperti anak bermain dengan kabel listrik, mereka dibesarkan secara otoriter demi keselamatan anak.

Demikian pula, perlu diberikan pola asuh yang permisif kepada anak. Jika anak bermain yang tidak berbahaya atau mengganggu, terkadang orang tua memberikan pola asuh yang permisif. Berdasarkan analisis data penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa 46,15% responden menerapkan pola asuh demokratis pada anak autis (Dewi dan Sari, 2013). Menurut penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh, pola asuh terkait gizi, pola asuh terkait kebersihan dan pola asuh terkait kesehatan terhadap status gizi anak autis (Suharningsih. dan Budiastutik, 2015).

Grafik 1. Kerangka Teori Karakteristik
Grafik 1. Kerangka Teori Karakteristik

Kerangka Konsep

Hipotesis

Definisi Operasional

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis dan Desain Penelitian
  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Subjek Penelitian
    • Populasi
    • Sampel
  • Instrumen Penelitian
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Pengolahan Data
  • Analisis Data
    • Univariat
    • Bivariat
  • Etika Penelitian

Hal ini menunjukkan P-value < 0,05 yang artinya ada hubungan yang bermakna antara pola makan dengan status gizi anak autis. Hal ini menunjukkan P-value > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan status gizi anak autis. Berdasarkan hasil uji statistik pada tabel di atas, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan status gizi anak autis.

Penelitian yang dilakukan oleh Yusnita (2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan makanan dengan status gizi anak autis. Penelitian yang dilakukan oleh Suwoyo (2017) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status gizi anak autis. Hubungan pola asuh dengan status gizi anak autis di SLB Rumah Melati.

Penelitian yang dilakukan oleh Sutadi (2016) berpendapat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh dengan status gizi siswa SLB. Status gizi anak autis di SLB Rumah Melati sebanyak 15 anak (68,2%) dalam kategori normal dan sebanyak 7 anak (31,8%) dalam kategori obesitas. Ada hubungan yang bermakna (p=0,042) antara pola makan dengan status gizi anak autis di SLB Rumah Melati Tahun 2018.

Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0,108) antara aktivitas fisik dengan status gizi anak autis di SLB Rumah Melati Tahun 2018. Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p= , ) antara pola asuh dengan status gizi anak autis di Rumah Sekolah Luar Biasa Melati 2018. Hubungan pola asuh dan kepatuhan diet bebas gluten dengan status gizi anak autis di Kota Pontianak.

HASIL, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Hasil Penelitian

  • Gambaran Sekolah Luar Biasa Rumah Melati
  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Sekolah luar biasa merupakan tempat anak berkebutuhan khusus memperoleh ilmu sesuai dengan kekhususannya. Sebelum menjadi SLB, SLB Rumah Melati pada tahun 2010 hanya menerima terapi untuk anak berkebutuhan khusus dengan nama “MG Therapy”. Kemudian pada tahun 2012 berubah menjadi SLB Rumah Melati yang melayani kegiatan belajar mengajar bagi anak berkebutuhan khusus mulai dari TK hingga SMP.

Pada tahun ajaran, SLB Rumah Melati memiliki 13 guru dan 56 siswa yang terdiri dari penyandang autisme, down syndrome, tunagrahita dan kesulitan belajar. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dari 22 responden yang diteliti status gizinya berada pada kategori normal sebanyak 15 anak (68,2%), dan status gizi pada kategori obesitas sebanyak 7 anak (31,8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang kepatuhan diet bebas gluten bebas kasein kurang baik berisiko mengalami status gizi tidak normal sebesar 61,5%, dan risiko mengalami status gizi tidak normal 2,231 kali dibandingkan responden. yang menganut pola makan bebas gluten bebas kasein yang baik (Suharningsih et al, 2015).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status gizi anak autis, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola makan, aktivitas fisik dan pola asuh. Berdasarkan data di atas didapatkan 8 anak (57,1%) berstatus gizi normal dengan pola makan yang baik, sedangkan 6 anak (42,9%) mengalami obesitas. Dan anak yang berstatus gizi normal dengan pola makan lebih banyak sebanyak 7 anak (87,5%), sedangkan obesitas 1 anak (12,5%).

Berdasarkan data di atas didapatkan 6 anak (60%) berstatus gizi normal dengan sedikit aktivitas fisik, sedangkan 4 anak (40%) mengalami obesitas. Dan anak dengan status gizi normal dengan aktivitas fisik tinggi sebanyak 9 anak (75%), sedangkan obesitas 3 anak (25%). Berdasarkan data di atas didapatkan 15 anak (68,2%) berstatus gizi normal dengan pola asuh demokratis, sedangkan 7 anak (31,8%) mengalami obesitas.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Tabel 3. Distribusi Frekuensi

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,148 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan status gizi responden. Anak autis sering mengalami kesulitan mengendalikan diri di luar area asing, kesulitan membuat pilihan (mencoba berbagai hal sekaligus), kesulitan bermain atau menggunakan alat secara mandiri (Antoanela, 2014). Berdasarkan hasil penelitian, hasil uji statistik diperoleh nilai p = , yang menunjukkan bahwa hasil uji statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pola asuh dengan status gizi responden.

Instrumen yang dapat mengukur pola asuh adalah Parental Authority Questionnaire (PAQ) yang dikembangkan oleh Buri (dalam Riberio, 2009). PAQ dirancang berdasarkan pengukuran tiga gaya pengasuhan Baumrind (dalam Riberio, 2009), yaitu gaya pengasuhan otoriter, demokratis dan permisif. Orang tua dari anak autis memiliki peran yang kompleks dalam membesarkan anak yang memiliki kekurangan dalam komunikasi, masalah dalam interaksi sosial, dll.

Namun, banyak orang tua yang belum memahami cara memberikan pola asuh yang optimal pada anak autis karena kurangnya pengetahuan tentang pola asuh (Mackintosh et al, 2018).

Keterbatasan Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait anak autis, khususnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak autis. Serta diperlukan kedalaman informasi saat mengkaji hubungan pola asuh orang tua (khususnya ibu) terhadap pola makan, dan perlunya bimbingan dari psikolog. Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pada anak autis di tiga panti autis (Bekasi, Tanjung Priuk, Depok) dan Klinik Bina dan Bina Kreibel, Depok.

Pengaruh pola asuh dan self regulated learning terhadap prokrastinasi siswa MTsN 3 Pondok Pinang. Kepatuhan orang tua dalam pelaksanaan terapi diet bebas gluten bebas kasein pada anak autis di Yayasan Pelita Hafizh dan SLBN Cileunyi Bandung. Hubungan asupan makanan dan status gizi dengan perilaku adaptif anak autis di PAUD ABK Mutiara Kasih Trenggalek.

Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk penyusunan tesis saya tentang “Hubungan pola makan, aktivitas fisik dan pola asuh orang tua terhadap status gizi anak autis di SLB Rumah Melati Tahun 2018.” Untuk itu saya mohon kesediaan Anda untuk mengisi formulir ini dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya. Seberapa sering responden melakukan aktivitas fisik (seperti lari, sepak bola, bersepeda, menari, dll) setiap hari. 25 Anak mengerti apa yang mereka lakukan, sehingga orang tua tidak perlu menuntut atau melarang anak untuk melakukan apa yang mereka inginkan.

28 Selalu menuruti keinginan anak meskipun orang tua tidak suka merupakan cara orang tua untuk menunjukkan kasih sayang.

Gambar

Tabel  1.  Kategori  dan  Ambang  Batas  Status  Gizi  Anak  berdasarkan  Indeks  IMT/U ...................................................................................................................
Tabel 1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak  berdasarkan Indeks IMT/U
Grafik 1. Kerangka Teori Karakteristik
Grafik 2. Kerangka Konsep Pola Asuh Orangtua
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : NUR INDAH SARI Nim : 1649045006 Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini PGPAUD Judul