• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan asupan gizi, pengetahuan dan sosial

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan asupan gizi, pengetahuan dan sosial"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Perumusan Masalah

Akibat anemia pada remaja antara lain dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terserang penyakit, menurunkan aktivitas remaja yang berhubungan dengan kemampuan kerja fisik dan prestasi belajar serta menurunkan kebugaran remaja sehingga menghambat prestasi dan produktivitas olahraga. Selain itu, anemia yang terjadi pada remaja putri berisiko terhadap gangguan fungsi fisik dan mental, serta dapat meningkatkan risiko gangguan selama kehamilan.

Pertanyaan Penelitian

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Ruang Lingkup

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Anemia

Anemia sel sabit terjadi karena kelainan sel darah merah akibat cacat genetik. Infeksi malaria dapat menyebabkan anemia dengan cara menghancurkan sel darah merah (hemolisis) dan menghambat produksi sel darah merah baru (MOST, 2004).

Tabel 1. Kriteria Anemia
Tabel 1. Kriteria Anemia

Pravalensi Anemia

Anemia Gizi Besi

Tahap kedua ditandai dengan perubahan biokimia yang mencerminkan kekurangan zat besi untuk produksi hemoglobin normal. Pada tahap anemia defisiensi besi berat ini, kadar hemoglobin di bawah 7 g/dL.

Patofisiologi Anemia

Pada kondisi ini terjadi penurunan saturasi transferin atau peningkatan protoporfirin dalam eritrosit dan peningkatan jumlah reseptor transferrin serum.

Klasifikasi Anemia

Penyebab Anemia

Penghancuran sel darah merah dapat terjadi di pembuluh darah karena malaria atau thalassemia. Terganggunya produksi sel darah merah dapat disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi kurang nutrisinya, terutama nutrisi penting seperti zat besi, asam folat, vitamin B12, protein dan vitamin C.

Faktor Resiko Anemia

Kejadian anemia pada remaja putri di SMP YWKA II Rawamangun, Jakarta Timur, Rawamangun, Jakarta Timur. Ada hubungan antara pengetahuan tentang anemia (p=0,032) dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP YWKA II Rawamangun Jakarta Timur.

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Anemia Besi

  • Sosial Ekonomi

Remaja

  • Pengertian Remaja

Masa remaja memiliki pertumbuhan yang cepat (growth spurt) dan merupakan masa pertumbuhan yang intens setelah masa kanak-kanak dan satu-satunya periode dalam kehidupan individu ketika terjadi peningkatan kecepatan pertumbuhan. Pertumbuhan yang cepat ini disertai dengan peningkatan kebutuhan nutrisi yang sangat dipengaruhi oleh infeksi dan pengeluaran energi (UNS-SCN 2006). Pada masa remaja, kebutuhan zat besi meningkat tajam akibat peningkatan volume darah total, peningkatan massa lemak tubuh, dan timbulnya menstruasi pada remaja putri (Beard 2000).

Masa remaja memiliki percepatan pertumbuhan dan merupakan masa pertumbuhan yang intens setelah masa bayi dan satu-satunya periode dalam kehidupan individu ketika terjadi peningkatan laju pertumbuhan. Selama masa remaja, seseorang dapat mencapai 15% dari tinggi badannya dan 50% dari berat badan orang dewasa. Massa tulang meningkat sebesar 45% dan terjadi remodeling tulang; Jaringan lunak, organ, dan bahkan massa sel darah merah bertambah besar, akibatnya kebutuhan nutrisi mencapai titik tertinggi selama masa remaja.

Kebutuhan Gizi

Asupan Gizi

  • Asupan energi dan protein
  • Asupan zat besi

Almatsier (2001) menyatakan bahwa penyerapan zat besi meningkat ketika sajian disajikan dengan sumber protein dengan nilai biologis tinggi. Menurut Linder (2006), konsumsi protein yang kurang akan mengakibatkan penurunan penyerapan zat besi, efisiensi zat besi non heme, sehingga ketersediaan zat gizi dalam tubuh akan berkurang yang akan mengakibatkan penurunan hemoglobin, sehingga terjadi anemia besi. Kandungan zat besi dalam makanan bervariasi, dengan makanan yang kaya zat besi adalah makanan yang berasal dari hewan (seperti ikan, daging, hati, dan ayam).

Rendahnya asupan zat besi dalam tubuh yang bersumber dari konsumsi zat besi dari makanan sehari-hari merupakan salah satu penyebab terjadinya anemia (Mary E. Beck, 2000). Besi (Fe) merupakan unsur mikro yang esensial bagi tubuh, zat ini sangat dibutuhkan dalam hemopoiesis (pembentukan darah), yaitu pada Zat besi, ditemukan di semua sel tubuh, berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia, termasuk dalam produksi sel darah merah.

Pengetahuan

  • Pengertian
  • Tingkatan Pengetahuan
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
  • Cara memperoleh pengetahuan

Pemberian suplemen tablet besi pada kelompok ini dilakukan karena kebutuhan mereka akan zat besi sangat tinggi, sedangkan asupan dari makanan saja tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Makanan lain yang banyak mengandung zat besi adalah daging terutama hati dan jeroan, aprikot, plum kering, telur, kacang-kacangan kering, kacang tanah dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003). Orang yang sudah memahami objek atau materi harus mampu menjelaskan objek yang dipelajari, menyebutkan contoh, menarik kesimpulan, memprediksi, dan sebagainya.

Kedalaman ilmu yang ingin kita pelajari atau ukur bisa disesuaikan dengan tingkatan di atas. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi seseorang maka semakin mudah menerima informasi dan pada akhirnya semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya. Minat membuat seseorang memperhatikan sesuatu dan dengan demikian seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih dalam.

Metode Flowcytometry

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN

Kerangka Konsep

Karena beberapa keterbatasan penelitian ini, maka penulis tidak mengkaji semua variabel dalam kerangka teori di atas. Pekerjaan orang tua), Asupan makanan berdasarkan sumber (energi, protein dan zat besi), pengetahuan tentang anemia, sedangkan variabel terikatnya adalah status anemia pada remaja putri. Kerangka konseptual hubungan sosial ekonomi, pengetahuan dan asupan gizi anemia pada remaja putri.

Hipotesis

Program Studi Gizi STIKes Binawan. Pekerjaan orang tua), Asupan makanan berdasarkan sumber (Energi, Protein dan Zat Besi), Pengetahuan tentang Anemia sedangkan variabel terikatnya adalah status anemia pada remaja putri.

Definisi Operasional

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ayah dengan prevalensi anemia pada remaja putri. Sedangkan hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan prevalensi anemia pada remaja putri, dengan nilai p > 0,05. Hasil uji statistik menunjukkan (p=0,004) ada hubungan bermakna antara asupan zat besi dengan prevalensi anemia pada remaja putri.

Rahmawati (2011) dan Yamin (2012), Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri. Ada hubungan antara asupan makanan berenergi (p=0,002), protein (p=0,000) dan zat besi (p=0,004) dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP YWKA II Rawamangun Jakarta Timur. Tidak ada hubungan antara pendidikan orang tua (p=0,29) dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMP YWKA II Rawamangun Jakarta Timur.

METODELOGI PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP YWKA II Rawamangun – Jakarta Timur, sedangkan rencana penelitian akan dilakukan pada bulan Juli 2018.

Subjek Penelitian

  • Populasi
  • Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswi SMP YWKA II Rawamangun yang berjumlah 60 orang. Teknik sampling adalah proses pemilihan yang digunakan dalam penelitian dari suatu populasi yang ada sehingga jumlah sampel akan mewakili seluruh populasi yang ada (Hidayat, 2010). Menurut Hidayat (2010), sampel jenuh adalah metode pengambilan sampel dimana semua anggota populasi diambil sebagai sampel.

Instrumen Penelitian

  • Tehnik Pengumpulan Data

Data konsumsi makanan yang meliputi jenis, jumlah dan frekuensi makan siswi diperoleh dengan menggunakan recall 24 jam dan angket pengetahuan remaja. Perban dipasang 7-10 cm di atas lipatan siku di atas vena yang akan diambil (jangan terlalu kencang). Dengan tangan pasien masih terkepal, ujung jari telunjuk kiri memeriksa/menemukan lokasi vena yang akan ditusuk.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, kami secara akurat menanyakan jumlah konsumsi makanan individu menggunakan peralatan URT (sendok, gelas, piring, dan lainnya). Tujuan uji validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana alat ukur tersebut akurat dan tepat dalam menjalankan fungsi ukurnya. Untuk menentukan reliabilitas digunakan metode uji statistik Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut (Ariyani, 2009).

Analisa

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dari p-value terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan kejadian anemia pada remaja putri dan hasil penggunaan tingkat kepercayaan 95% (p-value ≤ 0,05) . Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dari p-value terdapat hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan kejadian anemia pada remaja putri dan hasil tingkat kepercayaan penggunaan 95% (p-value ≤ 0,05) . Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dari p-value terdapat hubungan yang bermakna antara asupan zat besi dengan kejadian anemia pada remaja putri dan hasil tingkat kepercayaan penggunaan 95% (p-value ≤ 0,05) .

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara asupan protein dengan kejadian anemia pada remaja putri dikemukakan oleh Rahmawati (2012) dan mendapatkan hasil yang sama. Penelitian yang sama oleh Pratiwi (2011) menunjukkan hasil yang sama, sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Yamin 2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri. HUBUNGAN ANTARA ASUPAN GIZI, PENGETAHUAN DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN PENGARUH METODE ANEMIA FLOW CYTOMETRY PADA REMAJA WANITA DI SMP YWKA II RAWAMANGUN-JAKARTA.

Penyajian Data

Etika Penelitian

HASIL, PEMBAHASAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

Gambaran Umum

SMA YWKA II Rawamangun berdiri pada tahun 1983, lokasinya di Komplek PJKA, Jalan Rawamangun Muka II RT. Muridnya berjumlah 158 orang yang terdiri dari 98 laki-laki dan 60 perempuan dari lingkungan sekitar.

Analisa Univariat

  • Karateristik Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
  • Karateristik Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua
  • Karateristik Berdasarkan Asupan Energi
  • Karateristik Berdasarkan Asupan Protein
  • Karateristik Berdasarkan Asupan Zat Besi
  • Karateristik Berdasarkan Pengetahuan Anemia
  • Karateristik Berdasarkan Hasil Pemeriksaan HB

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa berdasarkan p-value terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan anemia dengan kejadian anemia pada remaja putri, dan hasil tingkat kepercayaan menggunakan 95% (p -nilai ≤ 0,05) . Hal ini berbanding terbalik dengan penelitian (Yamin, 2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan kejadian anemia pada remaja putri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengeluaran energi dengan kejadian anemia pada remaja putri.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yamin (2012) menunjukkan sebaliknya bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan energi dengan prevalensi anemia pada remaja putri. Tidak ada hubungan antara pekerjaan orang tua (p=1,00) dengan prevalensi anemia pada remaja putri di SMP YWKA II Rawamangun – Jakarta Timur. Faktor yang berhubungan dengan prevalensi anemia gizi besi pada remaja putri di SMAN 2 Kota Bandar Lampung. Tesis.

Tabel Berdasarkan tabel silang diatas diketahui bahwa pengetahuan  anemia dengan kejadian anemia pada remaja putri  berdasarkan  status  anemia    dengan yang < median sebanyak 22 orang (74.5%), anemia  dan tidak anemia  6  orang  (21.4%),  sedangkan  r
Tabel Berdasarkan tabel silang diatas diketahui bahwa pengetahuan anemia dengan kejadian anemia pada remaja putri berdasarkan status anemia dengan yang < median sebanyak 22 orang (74.5%), anemia dan tidak anemia 6 orang (21.4%), sedangkan r

Analisa Bivariat

  • Pendidikan Orang Tua dengan Kejadian Anemia
  • Pekerjaan Orang Tua dengan Kejadian Anemia
  • Asupan Energi dengan Kejadian Anemia
  • Asupan Protein dengan Kejadian Anemia
  • Asupan Zat Besi dengan Kejadian Anemia
  • Pengetahuan Anemia dengan Kejadian Anemia

Pembahasan

  • Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
  • Hubungan Pendidikan Orang Tua dengan
  • Hubungan Asupan Energi dengan
  • Hubungan Asupan Protein dengan
  • Hubungan Asupan Zat Besi dengan
  • Hubungan Pengetahuan Anemia dengan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Iskandar (2009) di SMPN 1 Cimalaka Sumedang yang menyatakan bahwa pendidikan ibu tidak berpengaruh terhadap kejadian anemia pada remaja putri. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Pratiwi (2011) dan menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua dengan kejadian anemia pada remaja putri. Berdasarkan hasil survey hubungan antara asupan makanan, pengetahuan dan kondisi sosial ekonomi dengan kejadian anemia secara flow cytometry pada remaja putri di SMK YWKA II Rawamangun Jakarta Timur, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Analisis Faktor Penyebab Anemia Diet Besi Pada Remaja Putri di SMAN 2 Kota Bandar Lampung Tahun 2011. Yamin, Tenri. 2012. Hubungan pengetahuan, asupan gizi dan faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri Selayar. . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan makanan, pengetahuan dan sosial ekonomi dengan kejadian anemia menggunakan metode flow cytometry pada remaja putri di SMP YWKA II RAWAMANGUN-JAKARTA TIMUR.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang dapat penulis sampaikan adalah meningkatkan kesehatan khususnya pada kesehatan remaja di SMP YWKA II Rawamangun – Jakarta Timur. Pihak terkait disarankan untuk memberikan KIE kepada orang tua dan remaja putri untuk menambah pengetahuan tentang bahaya anemia, pencegahan dan cara penanggulangannya. Diharapkan remaja putri memperbanyak konsumsi zat besi, energi dan protein hewani seperti daging, hati, ikan dan makanan hewani lainnya serta memperbanyak konsumsi makanan yang kaya vitamin C.

Hubungan faktor internal dan eksternal keluarga terhadap prevalensi anemia defisiensi besi pada remaja putri secara agregat di SMP Negeri Cimalaka Kabupaten Sumedang. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Anemia Pada Remaja Putri Di Kota Depok (Analisis Data Sekunder Survey Anemia Dinas Kesehatan Remaja Putri Kota Depok Tahun 2011). Tesis. Depo: FKM UI. Gibnet, Barrie M Margetts, dkk., editor & Andry Hartono, trans) Jakarta: EGC Medical Book Publisher.

Gambar

Tabel 1. Kriteria Anemia
Gambar 1. Kerangka teori
Gambar 2 . Kerangka Konsep Hubungan Sosial Ekonomi, Pengetahuan, dan   Asupan Gizi Terhadap Kejadian Anemia Pada Remaja Putri
Tabel Berdasarkan tabel silang diatas diketahui bahwa pengetahuan  anemia dengan kejadian anemia pada remaja putri  berdasarkan  status  anemia    dengan yang &lt; median sebanyak 22 orang (74.5%), anemia  dan tidak anemia  6  orang  (21.4%),  sedangkan  r

Referensi

Dokumen terkait

v Fakultas Fisioterapi Universitas Binawan PERNYATAAN ORISINALITAS Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Slamet Riyono NIM : 021721024 Prodi : Fisioterapi ANALISIS AKTIFITAS