PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
- Pengukuran Pengetahuan
- Asupan Zat Gizi Makro Pada Remaja
- Obesitas
- Pengertian Obesitas
- Pengukuran Obesitas
- Faktor Penyebab Obesitas
- Klasifikasi
- Remaja
- Pengertian Remaja
- Perilaku Makan Remaja
- Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Obesitas
Pengetahuan gizi adalah kemampuan seseorang dalam mengingat kandungan gizi makanan dan kegunaan zat gizi tersebut dalam tubuh. Pengetahuan gizi ini mencakup proses kognitif yang diperlukan untuk menggabungkan informasi gizi dengan perilaku makan, sehingga dapat dikembangkan struktur pengetahuan yang baik tentang gizi dan kesehatan (Emilia, E., 2018). Makronutrien adalah ikatan kimia yang dimaksudkan agar tubuh dapat menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses kehidupan (Atmatsier, 2015).
Almatsier (2015) mengemukakan bahwa kebutuhan energi dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, aktivitas fisik dan kondisi khusus seperti ibu hamil dan menyusui. Protein merupakan bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar dari tubuh setelah air, yang memiliki fungsi unik yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu pembangun dan pemeliharaan sel dan jaringan tubuh. Komponen lemak harus tersedia dalam jumlah yang cukup jika kekurangan menyebabkan perubahan kulit, terutama asam linoleat yang rendah dan penurunan berat badan.
Kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang tersedia dapat menyebabkan rasa lapar dan penurunan berat badan, sedangkan kelebihan karbohidrat dapat menyebabkan peningkatan berat badan atau obesitas (Hidayat, 2018). Obesitas adalah suatu kondisi yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat adanya jaringan adiposa dalam tubuh, sehingga terjadi kelebihan berat badan yang melebihi ukuran ideal (Sumanto, 2019). Oleh karena itu, setiap orang harus memperhatikan jumlah makanan yang dikonsumsi (disesuaikan dengan kebutuhan energi harian) dan aktivitas fisik yang dilakukan.
Obesitas primer adalah obesitas yang disebabkan oleh faktor makanan dan berbagai faktor yang mempengaruhi asupan makanan. Obesitas jenis ini terjadi karena asupan makanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kebutuhan energi orang tua. Asupan makanan yang dianjurkan untuk remaja dipengaruhi oleh kebutuhan remaja yang berbeda sesuai dengan tahap pertumbuhan dan aktivitas fisiknya.
Secara umum faktor yang mempengaruhi pembentukan perilaku makan adalah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan dan lingkungan (Sulistyoningsih, 2015). Literasi gizi adalah pemahaman seseorang tentang pola makan seimbang yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan yang optimal. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun mahasiswa gizi memiliki tingkat pengetahuan gizi yang baik, namun tidak dapat menjamin asupan makanannya juga baik (Bening, 2016).
Perilaku makan berhubungan dengan konsumsi makanan, meliputi pemilihan jenis makanan, kebiasaan makan, pola makan, frekuensi makan dan asupan energi. Masalah utama yang berhubungan dengan perilaku makan adalah kurangnya asupan gizi, terutama asupan energi per hari.
![Tabel 1.1 Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/10170255.0/25.893.177.776.279.550/tabel-klasifikasi-status-gizi-berdasarkan-imt.webp)
METODE PENELITIAN
- Tempat dan waktu penelitian
- Metode Pengumpulan Data
- Teknik Pengolahan Data
- Analisa Data
- Kerangka Konsep
- Defenisi Operasional
Pengetahuan nutrisi mencakup pengetahuan tentang pemilihan yang tepat dan konsumsi harian serta menyediakan semua nutrisi yang diperlukan untuk fungsi normal tubuh. Status gizi yang baik atau status gizi yang optimal terjadi ketika tubuh menerima cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Sedangkan keadaan gizi berlebih terjadi ketika tubuh mengambil zat gizi dalam jumlah yang berlebihan sehingga menimbulkan efek yang merugikan (Almatsir, 2015).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Restauastuti 2016 menunjukkan bahwa asupan energi dan makronutrien subjek penelitian lebih banyak (<80% AKG) yaitu asupan energi (70%), asupan karbohidrat (3,75%), asupan protein (26,3%). ) ). %), asupan lemak (11,2%). Namun asupan energi dan makronutrien juga lebih banyak (>80% AKG), yaitu asupan energi (5%) responden. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rokhmah tahun 2016, tingkat kecukupan makronutrien mayoritas responden tergolong kurang (tingkat kecukupan protein 67%, tingkat kecukupan lemak 71% dan tingkat kecukupan karbohidrat 64%).
Klasifikasi makronutrien Dalam ilmu gizi, ada tiga jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein. Protein dikenal sebagai nutrisi yang unik karena menyediakan asam amino esensial untuk membangun sel-sel tubuh dan merupakan sumber energi. Lemak merupakan nutrisi padat energi (9 kkal per gram), sehingga penting untuk menjaga keseimbangan energi dan berat badan.
Fungsi utama protein adalah untuk membangun dan memelihara sel dan jaringan tubuh (Novela vina, 2019). Protein ini merupakan nutrisi terbesar kedua dalam tubuh setelah air. Asupan protein yang tinggi dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas (Novela vina, 2019). Timbunan lemak dalam tubuh berasal dari asupan lemak yang berlebihan atau kombinasi dari nutrisi lain, seperti karbohidrat dan protein (Novela vina, 2019). Distribusi frekuensi asupan makronutrien dari sarapan siswa sebagian besar memiliki kriteria asupan yang baik yaitu karbohidrat 59,2%, protein 38,8% dan lemak 42,9%.
Perbedaan aktivitas fisik berat, asupan makronutrien, persen lemak tubuh, dan lingkar perut antara pekerja PT bagian produksi dan administrasi. Hubungan antara pengetahuan gizi seimbang, body image, tingkat kecukupan energi dan makronutrien dengan status gizi siswi. Hubungan Tingkat Kecukupan Energi dan Makronutrien dengan Status Gizi Siswa SMA di Pesantren Al-Izzah Kota Batu.
![Gambar 1.1 Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan dan Asupan Zat Gizi Makro denganKejadian Obesitas Pada Remaja](https://thumb-ap.123doks.com/thumbv2/123dok/10170255.0/31.893.173.800.464.720/gambar-kerangka-konsep-hubungan-pengetahuan-asupan-dengankejadian-obesitas.webp)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengetahuan Gizi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Djendra menunjukkan bahwa sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan sedang dengan jumlah 20 orang (46,5%), tingkat pengetahuan baik 20 orang (32,6%), dan kurang pengetahuan 9 orang (20 ,9%). Pengetahuan responden tentang obesitas sebagian besar (26 siswa/76,4%) responden memiliki tingkat pengetahuan sedang (Asti Ningrum Azizah Nur, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Fitriani, sebanyak (89,2%) siswa dengan tingkat pengetahuan gizi seimbang tidak memiliki status gizi lebih.
Asupan Zat Gizi Makro
Definisi luas ini mencakup senyawa yang digunakan secara langsung untuk menghasilkan energi untuk membantu metabolisme (koenzim), untuk membangun struktur tubuh, atau untuk membantu sel-sel tertentu.
Obesitas
Analisa Bivariat
- Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian Obesitas
- Hubungan Zat Gizi Makro dengan Kejadian Obesitas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani tahun 2020, hasil uji Chi-Square menunjukkan p-value = 0,0001 (p<0,05), artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi SMA. . siswa Negeri 86 Jakarta. Maka diperoleh nilai OR = 47,438 yang berarti responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang gizi seimbang memiliki risiko 47,438 kali lebih besar untuk mengalami status gizi lebih. Sebagian besar responden (59,3%) cukup memahami tentang pengetahuan gizi yang benar dan tepat, namun informasi yang diperoleh tidak banyak diterapkan karena kebiasaan responden yang agak sulit diubah.
Kurangnya pengetahuan masyarakat dapat disebabkan oleh kurangnya penyuluhan atau sosialisasi gizi mengenai pengetahuan gizi seimbang dan kurangnya kesadaran gizi. Pengetahuan gizi seseorang mempengaruhi sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan mempengaruhi status gizi individu tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja putri memiliki pengetahuan gizi yang baik, sehingga pengetahuan gizi seimbang tidak menjadi penyebab terbentuknya status gizi berlebih pada remaja putri.
Dari hasil penelitian Azizah Nur Astiningrum dkk (2018), hubungan antara pengetahuan tentang obesitas dengan prevalensi obesitas. Hubungan nyata antara pengetahuan gizi dengan pola konsumsi pangan dapat dilihat dari sudut pandang semakin baik pengetahuan gizi maka semakin baik pola konsumsi pangan dan sebaliknya. Hal ini berkaitan dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan gizi seseorang mempengaruhi sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat makanan dan kurangnya pengetahuan tentang gizi akan mengakibatkan masalah gizi. timbul, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi.
Sedangkan mereka yang berstatus gizi kurus dengan kriteria asupan protein kurang karena banyak yang tidak mengkonsumsi menu sarapan yang mengandung protein atau kebiasaan tidak menghabiskan makanannya. Menunjukkan bahwa rata-rata asupan protein responden memiliki asupan lemak tinggi dengan status gizi obesitas sebanyak 14 orang (32,6%) dan jumlah terkecil responden yang memiliki asupan lemak tinggi dengan status gizi tidak obesitas sebanyak 1 orang (2,3%). ). Remaja obesitas mengkonsumsi energi total, lemak dan asam lemak jenuh lebih banyak dibandingkan remaja dengan status gizi non obesitas.
Tingkat pengetahuan diet dan gizi tentang risiko obesitas pada remaja di SMA Kristen 1 Tomohon. Hubungan antara gambaran aktivitas fisik dan pengetahuan gizi seimbang dengan prevalensi obesitas pada remaja putri gizi lebih di SMA Negeri 9 Kota Semarang. Status gizi remaja dan faktor yang mempengaruhinya. http: digliblitbang Depkes.co.id./ diakses 12 Desember 2015.
PENUTUP
Saran
Bekerja sama dengan dinas kesehatan dan sekolah kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang obesitas remaja agar siswa dapat mengontrol porsi makannya. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Tersedia: http://www.depkes.go.id/resources/download/general/. 2015 Hubungan Pengetahuan Obesitas, Keanekaragaman Konsumsi Makanan Sumber Karbohidrat dan Serat Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa SMA Kesatrian 2 Semarang.