• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan antara tingkat stres kerja perawat dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan antara tingkat stres kerja perawat dengan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perilaku kepedulian perawat di rumah sakit penting dilakukan terhadap kondisi pasien, sehingga dapat membantu kesembuhan pasien. Perawat mengeluhkan tingginya beban kerja di bedside, sehingga kurang mampu menampilkan perilaku keperawatan yang optimal.

Rumusan Masalah

Hasil survei kepuasan pasien yang dilakukan RSUD Cianjur pada tahun 2015 mengenai pelayanan keperawatan menunjukkan bahwa perawat selalu memperkenalkan diri kepada pasien dengan skor 55,56%, perawat memberikan informasi dengan jelas dan akurat dengan skor 77,76%, perawat selalu memantau kondisi pasien teratur dari nilai sebesar 77,78% dan kepuasan terhadap pelayanan keperawatan sebesar 77,76%. Berdasarkan uraian dan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti “Hubungan Tingkat Stress Kerja Perawat Dengan Perilaku Perawatan Di Ruang RS Samolo RSUD Cianjur”.

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

Meningkatkan pengetahuan perawat akan pentingnya perilaku Caring dalam pemberian asuhan keperawatan, karena Caring merupakan landasan atau landasan dalam pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan menambah pengetahuan peneliti tentang pentingnya perilaku peduli dan manajemen stres dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Ruang Lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Keperawatan

  • Definisi Perawat
  • Peran Perawat

Peran ini dilakukan perawat untuk membantu klien dan keluarga dalam menafsirkan informasi selain memberikan pelayanan atau informasi lainnya, terutama dalam memperoleh persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Mereka juga dapat berperan dalam menjaga dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan terbaik, hak atas informasi tentang penyakitnya. Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi mengenai permasalahan atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.

Stres Kerja

  • Definisi Stres
  • Definisi Stres Kerja
  • Tingkat Stres Kerja
  • Faktor-Faktor Stres Kerja
  • Gejala dan Tanda Stres
  • Tahapan Stres Kerja
  • Pengukuran Tingkat Stres

Stres kerja merupakan respon seseorang terhadap tekanan atau tuntutan berlebihan dalam pekerjaan yang merugikan (Spears, 2008). Stres kerja merupakan perasaan tertekan atau tertekan yang dialami karyawan pada saat berangkat kerja (Mangkunegara, 2008). Berdasarkan referensi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa stres kerja merupakan respon psikologis individu yang terjadi akibat beban kerja atau beban kerja yang berlebihan.

Contoh pemicu stres yang dapat menyebabkan stres sedang adalah kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan, antisipasi pekerjaan baru, dan anggota yang pergi dalam jangka waktu lama. Contoh pemicu stres yang dapat menyebabkan stres serius adalah hubungan pria-wanita yang tidak harmonis, masalah keuangan, dan penyakit fisik jangka panjang. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi tingkat stres kerja pada karyawan suatu organisasi antara lain adalah desain struktur organisasi, pemerintahan baru dalam suatu perusahaan, perekonomian perusahaan, iklim politik, dan interaksi dengan orang-orang disekitarnya.

Faktor organisasi juga mempengaruhi munculnya stres kerja pada karyawan, seperti tekanan untuk menyelesaikan tugas dalam waktu singkat, menghindari kesalahan, beban. pekerjaan yang berlebihan, selalu menuntut atasan, hubungan yang buruk dengan rekan kerja, beberapa tuntutan dalam pekerjaan seperti Hubungan yang buruk dengan rekan kerja dapat menimbulkan stres dalam bekerja, terutama pada karyawan yang mempunyai kebutuhan sosial yang tinggi. Tingkat stres kerja diukur dengan menggunakan Job Stress Questionnaire Perawat Rumah Sakit yang terdiri dari 15 pernyataan dengan menggunakan skala penilaian lima tingkat, dan hasil pengukuran dikatakan ringan 15-30, sedang 31-55 dan berat 56-75. .

Konsep Caring

  • Definisi Caring
  • Komponen Caring
  • Aplikasi Caring dalam keperawatan
  • Alat Ukur Perilaku Caring

Transpersonal Caring Relationship” sebagai landasan teori, yaitu “hubungan kepedulian manusia yang bersifat khusus”, yaitu kesatuan dengan orang lain yang di dalamnya terdapat rasa hormat yang tinggi terhadap keseluruhan individu dan keberadaannya di dunia, maka teori tersebut disasar. pada praktik keperawatan di 10 faktor karatif dengan 3 faktor pertama sebagai filosofi ilmu Caring 3 Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain (Cultivating sensitifity to self and to other) Hadir dan mendukung sebagai ekspresi perasaan positif dan negatif sebagai wujud kepedulian yang mendalam. koneksi dengan orang lain.

Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar nyata yang ada untuk kesatuan yang bermakna dan cobalah untuk tetap berada dalam kerangka orang lain. Membuka dan memperhatikan dimensi spiritual-mistis dan eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang; perawatan mental untuk diri sendiri dan orang lain. Dari tabel di atas mengenai faktor kreatif dan proses Caring, dapat disimpulkan bahwa faktor Caring dalam Caring berkembang menjadi proses Caring yang lebih dalam dan mengedepankan rasa kasih sayang atau dengan memberikan perhatian khusus kepada orang lain.

Belajarlah untuk membangun dan mendukung hubungan penuh kepercayaan dan kepedulian yang tulus melalui komunikasi yang efektif dengan klien Anda. Terlibat dalam pengalaman mengajar dan belajar otentik yang mengakui kebutuhan orang lain dan berusaha memahami sudut pandang orang lain. Membantu pemenuhan kebutuhan dasar, dengan kesadaran penuh kepedulian memberikan “human care essentials”, sehingga menimbulkan keselarasan jiwa, raga dan jiwa serta kesatuan diri yang utuh dalam segala aspek perawatan.

Tabel 2.1 Faktor Karatif dan proses Karitas
Tabel 2.1 Faktor Karatif dan proses Karitas

Hubungan Stres Kerja Perawat Dengan Perilaku Caring

Stres di tempat kerja terkadang berguna untuk menciptakan persaingan yang dinamis untuk meningkatkan kinerja, namun juga dapat menjadi penghambat kreativitas dan prestasi kerja jika stres kerja tidak dikelola dengan baik. Jika tidak ada stres, tantangan kerja tidak ada, usaha kerja cenderung rendah, dengan semakin meningkatnya stres maka usaha kerja pun meningkat karena stres membantu perawat mengelola seluruh sumber daya dalam memenuhi tuntutan atau kebutuhan pekerjaan. Stres pada tingkat tertentu berperan sebagai stimulus atau dorongan untuk bertindak, namun bila stres berlanjut sampai pada tingkat kelelahan maka prestasi kerja dapat menurun drastis (Rasmun, 2004).

Stres kerja menunjukkan bahwa penyebab atau sumber stres kerja adalah faktor internal dan eksternal; faktor internal terdiri dari pendidikan, motivasi, pengetahuan, hubungan interpersonal, sikap dan perilaku, serta masalah kesehatan kerja. Stressor yang ada akan mengakibatkan terjadinya stres pada diri seseorang apabila mekanisme kopingnya tidak dapat beradaptasi terhadap stresor tersebut dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikis orang tersebut. Selain itu stressor yang terjadi akan mempengaruhi perilaku perawatan yang diberikan kepada pasien sehingga menjadi suatu tanggung jawab.

Dan terdapat hubungan antara tingkat stres kerja perawat dengan perilaku Caring perawat yaitu menurut (Perry & Potter, 2005). Disebutkan bahwa perawat yang tidak mampu menghilangkan stres akan berdampak pada menurunnya prestasi kerja dan menurunnya pelayanan pasien. Karena tingginya tingkat stres yang dialami selama bekerja, perawat merasa bosan dan muak, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas kerja dan menurunkan efisiensi sehingga mempengaruhi perilaku keperawatan perawat.

Kerangka Teori

METODE PENELITIAN

  • Kerangka Konsep
  • Variabel Penelitian
    • Variabel Independen
    • Variabel Dependen
  • Hipotesis Penelitian
  • Definisi Operasional Variabel
  • Rancangan Penelitian
    • Jenis Penelitian
    • Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
    • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Instrumen Penelitian
    • Teknik Pengelolaan dan Analisa Data
    • Etika Penelitian
    • Jadwal Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat stres kerja perawat di Ruang Rawat Inap Samolo RSUD Cianjur. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku merawat perawat di Ruang Rawat Inap Samolo RSUD Cianjur. H0 : Ditolak artinya ada hubungan antara tingkat stres kerja perawat dengan perilaku merawat di Ruang Rawat Inap Samolo RSUD Cianjur.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat stres kerja perawat dengan perilaku Caring di ruang rawat inap Samolo RSUD Cianjur. Dalam penelitian ini peneliti menguji hubungan tingkat stres kerja perawat dengan perilaku merawat di bangsal Samolo RSUD Cianjur. Dalam penelitian ini kami menggunakan kuesioner yang mengukur tingkat stres dan perilaku Caring perawat: a.

Apabila p ≤ 0,05 berarti H0 ditolak, berarti terdapat hubungan antara tingkat stres kerja perawat dengan perilaku Caring di ruang rawat inap Samolo RSUD Cianjur. Jika p ≥ 0,05 H0 diterima berarti tidak ada hubungan antara tingkat stres kerja perawat dengan perilaku merawat di ruang rawat inap Samolo RSUD Cianjur. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara tingkat stres kerja perawat terhadap perilaku Caring perawat di RS unit Samolo 1, 2 dan 3.

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai tingkat stres kerja perawat dengan perilaku Caring di ruang rawat inap Samolo 1, 2 dan 3 RSUD Cianjur Kabupaten Cianjur Tahun 2017, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Hubungan Persepsi Keluarga Terhadap Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Keluarga Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Bandung.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Data yang dikumpulkan meliputi 64 responden yang bekerja sebagai perawat eksekutif di RSUD Cianjur. Data yang diperoleh merupakan data tingkat stres kerja dan perilaku care pada perawat RSUD Cianjur. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2017 di RSUD Cianjur dengan waktu pengambilan data pada tanggal 3 sd 10 Juni 2017. Berdasarkan Lampiran 8 diketahui usia responden terbanyak adalah 20 -30 tahun 70,3%, jenis kelamin didominasi laki-laki yaitu 57,8%, pendidikan hampir seluruh responden DIII yaitu 93,7%, dan pengalaman kerja perawat mayoritas 1-5 tahun yaitu 62,5%.

Nilai korelasi rank spearman sebesar -0,023 menunjukkan bahwa kekuatan hubungan lemah dengan arah korelasi negatif yang berarti semakin tinggi tingkat stres kerja perawat maka semakin rendah pula pelayanan yang diberikan kepada pasien.

Tabel  4.1  Karaktresitik  Responden  berdasarkan  tingkat  stres  kerja perawat di Ruang Rawat Inap Samolo1, 2 dan 3   Tingkat  Stres  Kerja
Tabel 4.1 Karaktresitik Responden berdasarkan tingkat stres kerja perawat di Ruang Rawat Inap Samolo1, 2 dan 3 Tingkat Stres Kerja

Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan (71,9%) menunjukkan perilaku perawatan baik, (28,1%) menunjukkan perilaku perawatan buruk. Hal ini sesuai dengan penelitian Sobirin (2006) dan Juliani (2009) yang dalam penelitiannya juga menemukan adanya hubungan yang signifikan antara beban kerja perawat dengan pelaksanaan perilaku care perawat dengan nilai P value sebesar 0,004. Selain itu stresor yang terjadi akan mempengaruhi perilaku merawat pasien, yang merupakan tugas seorang perawat dalam menjalankan tugasnya.

Penelitian yang dilakukan Burtson dan Stichler (2010) terhadap 126 perawat menemukan bahwa perasaan puas dan kepuasan kerja perawat mempunyai hubungan positif dengan perilaku Caring perawat. Namun stres, kebosanan dan perasaan mempunyai hubungan yang lebih negatif terhadap perilaku Caring yang ditunjukkan perawat (Burtson dan Stilher, 2010). Terdapat hubungan antara tingkat stres kerja dengan perilaku Caring perawat di ruang Samolo RSUD Cianjur dengan p = 0,033 dengan arah hubungan negatif yang berarti semakin tinggi tingkat stres kerja perawat maka semakin rendah pula tingkat stres kerja perawat. kepedulian yang diberikan kepada pasien.

Hubungan Perilaku Keperawatan Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pelanggan di Ruang Penyakit Dalam RSUD Pariaman. Tesis Hubungan Beban Kerja Manajer Perawat dengan Implementasi Perilaku Caring di Unit Swadana BRSUD Kabupaten Subang. Perilaku Caring Perawat Berdasarkan Ruang Rawat Inap, Depok: Diakses November 2016 dari: http://www.lib.ui.ac.id.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Perilaku Caring di Ruang Samolo RSUD Cianjur menunjukkan bahwa 71,9% perawat sudah melakukan perilaku Caring.

Saran

Dampak Konflik Peran Ganda dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Perawat Wanita di RS Roemani Muhammadiyah Semarang. 2011) Pengaruh stres kerja, karakteristik, coping dan gaya atribusi terhadap kesehatan mental dan kepuasan kerja pegawai universitas. RSUD dr. Moewardi Surakarta: Diakses November 2016 dari: http://. www.eprints.uns.ac.id.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.659/MENKES/PER/VII/. 2009 tentang Rumah Sakit Kelas Dunia Diakses November 2016 dari: http://www.hukor.depkes.go.id/?document – global&type=1&th=2009 Prayitno dan Erman A. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Diakses November 2016 dari http://books.google.co.id/books?id=bYHblis-fmIC&pg=PA25&dq=caring+assessment+report+evaluation&hl=id&sa=X&.

Gambar

Tabel 2.1 Faktor Karatif dan proses Karitas
Tabel 2.2 Lima kategori karatif yang berkaitan dengan  inventaris teori karatif Watson
Gambar  2.1  Kerangka  Teori  Penelitian  Hubungan  Antara  Tingkat  Stres   Kerja  Perawat  dengan  Perilaku  Caring  Menurut  Rasmun  (2004) dan Jean Watson (2008)
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
+7

Referensi