PENDAHULUAN
L ATAR B ELAKANG
P ERUMUSAN M ASALAH
Apakah ada hubungan antara bentuk arcus pedis (kaki normal, kaki datar, kaki cavus) dengan nilai VO2Max mahasiswa FK UMSU.
T UJUAN P ENELITIAN
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Analisis hubungan bentuk arcus pedis (kaki normal, kaki datar, kaki cavus) dengan nilai VO2 Max mahasiswa FK UMSU angkatan 2019.
M ANFAAT P ENELITIAN
- Manfaat Teoritis
- Manfaat Praktis
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bentuk arcus pedis berdasarkan Foot Print Test dengan tingkat kebugaran mahasiswa FK UMSU. Bentuk kaki archus pedis cavus kanan memiliki jumlah sampel VO2 Max buruk terbanyak yaitu sebanyak 5 subjek (7,5%), dan tidak ada yang memiliki VO2 Max buruk, sangat baik, dan sangat baik (0,0%). Bentuk archus pedis kaki datar kanan mempunyai jumlah sampel terbanyak untuk VO2 Max buruk, yakni sebanyak 7 subjek (10,4%) dan tidak ada yang memiliki VO2 Max superior (0,0%).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan bentuk arcus pedis berdasarkan Leg Press Test dengan tingkat kebugaran mahasiswa FK UMSU. Hasil penelitian ini menunjukkan data yang berbeda mengenai hubungan bentuk arcus pedis dengan tingkat kebugaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan bentuk arcus pedis berdasarkan tes tapak kaki dengan tingkat kebugaran mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memandang perlu untuk mengetahui hubungan bentuk arcus pedis berdasarkan tes tapak kaki dengan nilai VO2 Max mahasiswa FK UMSU angkatan 2019. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan struktur arcus pedis berdasarkan tes Foot Print dengan tingkat kebugaran mahasiswa FK UMSU. Hasil penelitian ini juga menunjukkan variasi data hubungan struktur arcus pedis dengan tingkat kebugaran.
Begitu pula dengan penderita kaki arcus pedis cavus dan kaki rata juga memiliki tingkat kebugaran yang berbeda-beda. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa struktur arcus pedis tidak dapat menjadi penentu utama tingkat kebugaran seseorang.
TINJAUAN PUSTAKA
A NATOMI P EDIS
- Arcus Pedis
F OOT P RINTS T EST
Tes tapak kaki merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk mendeteksi kelainan pada bentuk kaki atau Arcus pedis. Tes foot print menentukan bentuk arcus pedis dengan cara mencelupkan kaki ke dalam tinta kemudian ditempelkan pada selembar kertas yang nantinya akan meninggalkan bekas atau jejak kaki pada kertas tersebut. 13. Sudut Clarke diperoleh dengan menghitung sudut antara garis singgung yang dibentuk oleh garis pertama yang menghubungkan tepi medial caput metatarsal pertama dengan tumit dan garis kedua yang menghubungkan caput metatarsal pertama dengan ujung arkus longitudinal medial.
S IX M INUTE W ALKING T EST
T INGKAT K EBUGARAN
- VO2 Max
- Daya Tahan
- Komposisi Tubuh
- Keseimbangan
- Koordinasi
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, VO2 Max digunakan sebagai parameter kesehatan dan alat ukur kebugaran kardiorespirasi dan kekuatan aerobik maksimal.17. Daya tahan merupakan suatu usaha untuk melewati suatu masa atau suatu kemampuan untuk melakukan suatu gerakan.1 Daya tahan merupakan salah satu komponen kebugaran, jika daya tahan rendah maka pekerjaan dapat terhambat. Oleh karena itu daya tahan sangat diperlukan untuk menunjang aktivitas sehari-hari, dan daya tahan dapat mempengaruhi tingkat kebugaran.
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan posisi dan postur tubuh pada landasan tumpuan ketika berdiri atau ketika melakukan. Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara akurat dan jelas serta menggabungkan berbagai gerakan secara efektif. Koordinasi juga dapat diartikan sebagai kemampuan menggunakan organ penglihatan dan pendengaran, serta bagian tubuh tertentu, dalam pelaksanaan gerakan dengan baik.
H UBUNGAN B ENTUK A RCUS P EDIS D ENGAN K EBUGARAN
- Bentuk Arcus Pedis Mempengaruhi Cara Berjalan
- Cara Berjalan (Gait) Mempengaruhi Tingkat Kebugaran
- Biomekanika gait
Kaki lengkung atau cavus yang tinggi dapat mengurangi perbedaan jangkauan antara kaki depan dan kaki belakang. Aktivitas ini dikenal dengan berjalan, dimana kedua anggota tubuh bagian bawah bekerja sama untuk menghasilkan tenaga penggerak ketika salah satu kaki bersentuhan dengan permukaan tanah. Siklus ini dimulai ketika salah satu kaki menyentuh tanah dan berakhir ketika kaki yang sama kembali menyentuh tanah pada langkah berikutnya.
34;Panjang langkah" adalah jarak yang ditempuh kaki menyentuh permukaan tanah sebelum bersentuhan dengan kaki yang lain. 34;Panjang pukulan" adalah jarak antara awal kontak kaki dengan permukaan tanah hingga selanjutnya peternakan kontak kaki. Sedangkan fase mengayun adalah fase ketika kaki yang bersangkutan diayunkan, dimulai dari momen “toe-off”. Pada tubuh manusia terdapat dua anggota tubuh bagian bawah yang memungkinkan terjadinya proses fase berdiri dan fase mengayun secara bergantian (kontralateral) antara anggota tubuh kanan dan kiri.
Contoh dari faktor kelelahan adalah lengkungan kaki yang tidak normal sehingga mengakibatkan kaki tidak mampu menopang tubuh dan menimbulkan beberapa keluhan, salah satunya dapat mempengaruhi cara berjalan, sehingga jalan yang Anda tempuh. , tidak normal. 22.
K ERANGKA T EORI
K ERANGKA K ONSEP
H IPOTESIS
METODE PENELITIAN
- D EFINISI O PERASIONAL
- J ENIS P ENELITIAN
- L OKASI DAN W AKTU P ENELITIAN
- P OPULASI DAN S AMPEL P ENELITIAN
- Populasi Penelitian
- Sampel Penelitian
- Besar Sampel
- Metode Penarikan Sampel
- B AHAN P ENELITIAN
- P ROSEDUR O PERASIONAL
- T EKNIK P ENGUMPULAN D ATA
- P ENGOLAHAN DAN A NALISIS D ATA
- Pengolahan data
- Analisis Data
- A LUR P ENELITIAN
Berdasarkan hasil perhitungan jumlah sampel, maka diperoleh jumlah minimal sampel dalam penelitian ini adalah 67 archus pedis kanan. Bentuk arcus pedis yang terbanyak adalah bentuk kaki normal sebanyak 36 orang (53,7%), selanjutnya bentuk kaki datar sebanyak 18 orang (26,9%) dan yang paling sedikit ditemukan adalah bentuk kaki cavus sebanyak 13 orang (19,4). %). Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh informasi bahwa hasil uji Somer secara simetris menunjukkan p-value > 0,05 yang berarti tidak terbukti variabel bentuk arcus pedis dan tingkat kebugaran (nilai Vo2 Max) saling berinteraksi terhadap pengaruh.
Hasil uji hipotesis yang diperoleh adalah H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara bentuk arcus pedis berdasarkan uji tapak dengan nilai VO2 Max. Saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Bentuk Arcus Pedis Berdasarkan Tes Jejak Kaki Dengan Tingkat Kebugaran Mahasiswa FK UMSU”, yang akan dilaksanakan di halaman parkir Kampus A Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara pada waktu yang ditentukan. . Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh informasi bahwa hasil uji Somer secara simetris menunjukkan p-value > 0,05 yang berarti variabel bentuk arcus pedis dan tingkat kebugaran (nilai Vo2max) belum terbukti saling mempengaruhi.
Oleh karena itu, penelitian tambahan diperlukan untuk memahami bagaimana kondisi medis ini dapat mempengaruhi hubungan antara struktur arcus pedis dan tingkat kebugaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
- Karakteristik Responden
- Analisis Bivariat
- Uji Normalitas
- Uji Korelasi Somer’s d
Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 67 orang, terdiri dari 14 laki-laki (21%) dan 53 perempuan (79%). Posisi awal archus pedis dapat diketahui dengan mengukur sudut Clarke dari setiap data tapak kaki yang dikumpulkan. Nilai VO2 Max diperoleh dengan mengukur VO2 Max setiap sampel setelah melakukan tes jalan kaki selama 6 menit.
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh hasil dari 67 mahasiswa FK UMSU yang menjadi sampel penelitian ini, 11 orang (16,4%) memiliki tingkat kebugaran sangat buruk, 21 orang (31,3%) memiliki tingkat kebugaran kurang baik, 17 orang (25,4%) memiliki tingkat kebugaran kurang baik. tingkat kebugaran cukup, 10 orang (14,9%) memiliki tingkat kebugaran baik, 3 orang (4,5%) memiliki tingkat kebugaran luar biasa, dan 5 orang (7,5%) memiliki tingkat kebugaran unggul. Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh informasi bahwa bentuk kaki normal archus pedis kanan mempunyai jumlah sampel terbanyak untuk VO2 Max buruk dan sedang yaitu sebanyak 9 orang (13,4%), sedangkan jumlah sampel terendah untuk VO2 Max luar biasa hanya sebanyak 1 orang. . orang (2, 8%). Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov pada tabel 4.6 diperoleh nilai probabilitas p atau Sig.
Bentuk arcus pedis dependenb mempunyai nilai p>0,05 hal ini juga menjelaskan bahwa nilai VO2 Max belum terbukti mempengaruhi bentuk arcus pedis, begitu pula sebaliknya VO2 Max dependenc juga mempunyai nilai p>0,05 , yang menjelaskan bahwa bentuk arcus pedis belum terbukti mempengaruhi tingkat kebugaran.
PEMBAHASAN
Salah satu faktor yang menyebabkan tingkat kebugaran jasmani adalah jenis kelamin.17 Perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani. Selain jenis kelamin, faktor lain yang mempengaruhi kebugaran jasmani adalah komposisi tubuh.17 Komposisi tubuh pada penelitian ini diukur dengan indeks massa tubuh, yaitu suatu ukuran yang mengukur perbandingan antara berat badan dan tinggi badan seseorang. Oleh karena itu, setelah masa pertumbuhan ini, terjadi penurunan kelincahan dan kecepatan yang terus berlanjut sehingga mengakibatkan menurunnya tingkat kebugaran jasmani.25.
Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh indeks massa tubuh (BMI) yang tidak normal dan bentuk kaki yang tidak normal seperti flat foot, yang mungkin menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kebugaran siswa putra kelas XII SMAN 1 Ngoro Mojokerto. 2014) menggunakan tes tapak kaki dengan sudut Clarke untuk mengukur bentuk arcus pedis dan tes kebugaran multistage untuk mengukur nilai VO2 Max dalam penelitiannya, sedangkan Six-Minute Walk Test digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur VO2 untuk mengukur Level maksimum.26. Setelah itu diperoleh hasil tingkat kebugaran daya tahan dengan melakukan tes jalan kaki selama 6 menit dan diperoleh nilai VO2 Max pada jamaah haji putra dan putri memiliki tingkat kebugaran yang dominan buruk untuk semua bentuk arcus pedis khususnya pes. planus (kaki rata). 27. Implikasi dari temuan ini adalah pentingnya mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti kebiasaan olahraga, genetika, pola makan dan adaptasi latihan fisik yang mungkin memainkan peran lebih besar dalam menentukan tingkat kebugaran seseorang.
Selain itu, penelitian ini mungkin tidak memperhitungkan variabel lain yang mungkin memengaruhi tingkat kebugaran, seperti pola olahraga yang lebih spesifik, faktor psikologis, atau kondisi medis tertentu.
K ESIMPULAN
S ARAN
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat melibatkan responden yang lebih banyak dan juga menggunakan metode lain yang berkaitan dengan bentuk arcus pedis dan juga tingkat kebugaran. Penelitian ini berjudul “Hubungan Morfologi Arcus Pedis Menggunakan Metode Foot Print Test Dengan Tingkat Kebugaran Mahasiswa FK UMSU.” Saya dengan tulus menyatakan kesediaan saya untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian yang dimaksud. Populasi penelitian terdiri dari mahasiswa Fakultas Kedokteran UMSU angkatan 2019, sedangkan kelompok penelitian merupakan subjek penelitian berbentuk archus pedis sesuai yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah pengukuran arcus pedis dengan metode Clarke Angle dan melakukan Six Minute Walk Test untuk mengukur tingkat kebugaran. Hasil uji hipotesis yang diperoleh adalah H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara bentuk arcus pedis. Implikasi dari temuan ini adalah bahwa struktur arcus pedis mungkin bukan satu-satunya faktor yang perlu dipertimbangkan ketika mengevaluasi tingkat kebugaran seseorang.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih luas dan faktor tambahan untuk lebih memahami hubungan antara struktur arcus pedis dengan tingkat kebugaran. Oleh karena itu penelitian ini memberikan pemahaman awal mengenai hubungan struktur arcus pedis dengan tingkat kebugaran, namun diperlukan penelitian lebih lanjut yang lebih mendalam dan komprehensif untuk memahami lebih luas faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk arcus pedis tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap VO2Max yang ditunjukkan dengan nilai P-value > 0,05 pada uji Summer's.