• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA ASUH DALAM PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN POLA ASUH DALAM PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KERJA "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA ASUH DALAM PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN KEJADIAN STUNTING DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KARANGTENGAH KABUPATEN CIANJUR

Desi Suminar, Yanti Herawati, Sheli Riani, Ida Suryani, Teni Nurlatifah

Sarjana Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung Nurwafa Hafitasari Email: desisuinar1994@gmail.com

Sarjana Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung Yanti Herawati Email: yherawati@stikesdhb.ac.id

Sarjana Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung :Sheli Riani Email: sheiriani@gai.co

Sarjana Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung Ida suryani Email: idasuryani@stikesdhb.ac.id

Sarjana Kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung Teni nuratifah Email: teni_nhr08@yahoo.co.id

ABSTRACT

Various factors that cause stunting include poverty, parents' education, political and social policies at the macro level, poor parenting practices, limited health services, lack of access to nutritious food, lack of access to clean water and sanitation. Parenting style is an indirect cause that can affect the nutritional status of children under five, such as short nutrition or stunting. The aim of the study was to determine the relationship between parenting style in feeding toddlers and the incidence of stunting in the working area of the Karangtengah Public Health Center, Cianjur Regency. The design of this study uses a cross sectional design. The population is all mothers who have children under five aged 24-59 months who experience stunted nutrition in the Working Area of the Karang Tengah Health Center, Cianjur Regency, with a total sample of 47 respondents, taken using a total sampling technique. Data collection using KMS instruments and questionnaires. Data analysis was in the form of univariate, and bivariate analysis using the Chi Square test. The results showed that most of the respondents had good parenting, 29 people (61.7%). stunting in the Working Area of Karangtengah Health Center, Cianjur Regency in 2023 (pvalue = 0.041 <0.05).

Keywords : Parenting, Stunting

ABSTRAK

Berbagai faktor penyebab stunting diantaranya yaitu kemiskinan, pendidikan orang tua, kebijakan politik dan sosial di tingkat makro, praktik pengasuhan yang kurang baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses makanan bergizi, kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Pola asuh orang tua merupakan penyebab tidak langsung yang dapat mempengaruhi status gizi pada anak balita, seperti gizi pendek atau stunting. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur. Desain penelitian ini menggunakan rancanan Cross Sectional. Populasi adalah semua ibu yang memiliki anak balita usia 24-59 bulan yang mengalami gizi stunting di wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kabupaten Cianjur, dengan jumlah sampel 47 responden, diambil menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen KMS dan kuesioner. Analisis data berupa univariat, dan analisa bivariat menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pola asuh yang baik sebanyak 29 orang (61,7%), sebagian besar balita responden berada pada karakteristik stunting yang pendek (83,0%), dan terdapat hubungan pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 (pvalue = 0,041< 0,05).

Kata kunci : Pola Asuh, Stunting.

(2)

I. PENDAHUL UAN

Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada empat program prioritas yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular.

Situasi gizi masyarakat tidak hanya berperan dalam program penurunan prevalensi balita pendek, namun juga terkait erat dengan tiga program lainnya, mengingat status gizi berkaitan dengan kesehatan fisik maupun kognitif, mempengaruhi tinggi rendahnya risiko terhadap penyakit infeksi maupun penyakit tidak menular dan berpengaruh sejak awal kehidupan hingga masa usia lanjut.1

Menurut United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan, jumlah anak penderita stunting di bawah usia lima tahun sebanyak 149,2 juta pada tahun 2020, turun 26,7% dibandingkan pada 2000 yang mencapai 203,6 juta.

Di Indonesia berdasarkan hasil SSGI tahun 2021 angka stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per tahun dari 27,7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021.

Hampir sebagian besar dari 34 provinsi menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun 2019 dan hanya 5 provinsi yang menunjukkan kenaikan.

Beberapa provinsi yang masuk kategori prevalensi stunting tinggi yaitu Aceh 33,20 %, Kalimantan Selatan 30,0%, Nusa Tenggara Barat 31,40%, Nusa Tenggara Timur 37,80%, Sulawesi Tenggara 30,20%, dan Sulawesi Barat 33,80%.3

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah terdapat sebanyak 47 anak balita yang beresiko stunting. Hasil wawancara dari 10 orang

ibu yang memiliki anak balita yang beresiko stunting didapatkan bahwa 3 orang yang memahami bagaimana cara pola asuh yang baik untuk anaknya, dan sebanyak 7 orang yang kurang memahami bagaimana cara pola asuh yang baik untuk anaknya. Kemudian hasil pelaporan dari electronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) pada bulan Februari tahun 2023 di wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah terdapat sebanyak 47 balita yang beresiko stunting sehingga kiranya perlu dilakukan intervensi lebih lanjut.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Pola Asuh Dalam Pemberian Makan Pada Balita Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur”.

IDENTIFIKASI MASALAH

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur

Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada empat program prioritas yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular. Situasi gizi masyarakat tidak hanya berperan dalam program penurunan prevalensi balita pendek, namun juga terkait erat dengan tiga program lainnya, mengingat status gizi berkaitan dengan kesehatan fisik

(3)

maupun kognitif, mempengaruhi tinggi rendahnya risiko terhadap penyakit infeksi maupun penyakit tidak menular dan berpengaruh sejak awal kehidupan hingga masa usia lanjut.1

Menurut United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) memperkirakan, jumlah anak penderita stunting di bawah usia lima tahun sebanyak 149,2 juta pada tahun 2020, turun 26,7%

dibandingkan pada 2000 yang mencapai 203,6 juta.

Di Indonesia berdasarkan hasil SSGI tahun 2021 angka stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 1,6 persen per tahun dari 27,7 persen tahun 2019 menjadi 24,4 persen tahun 2021. Hampir sebagian besar dari 34 provinsi menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun 2019 dan hanya 5 provinsi yang menunjukkan kenaikan.

Beberapa provinsi yang masuk kategori prevalensi stunting tinggi yaitu Aceh 33,20 %, Kalimantan Selatan 30,0%, Nusa Tenggara Barat 31,40%, Nusa Tenggara Timur 37,80%, Sulawesi Tenggara 30,20%, dan Sulawesi Barat 33,80%.3

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah terdapat sebanyak 47 anak balita yang beresiko stunting. Hasil wawancara dari 10 orang ibu yang memiliki anak balita yang beresiko stunting didapatkan bahwa 3 orang yang memahami bagaimana cara pola asuh yang baik untuk anaknya, dan sebanyak 7 orang yang kurang memahami bagaimana cara pola asuh yang baik untuk anaknya. Kemudian hasil pelaporan dari electronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPPGBM) pada bulan Februari tahun 2023 di wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah terdapat sebanyak 47 balita yang beresiko stunting sehingga

kiranya perlu dilakukan intervensi lebih lanjut.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Pola Asuh Dalam Pemberian Makan Pada Balita Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur”.

Identifikasi Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah

“Apakah ada hubungan antara pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur.

III. METODOOGI PENEITIAN

Berikut di bawah adalah kerangka kpnsep penelitian yang terdiri dari variabel independen (pola asuh orang tua) dan variabel dependen (kejadian stunting) yang digambarkan dalam bagan kerangka konsep penelitian

A. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian, biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel, variabel bebas dan variabel terikat. Hipotesis berfungsi untuk menentukan ke arah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan pernyataan yang harus dibuktikan.16 Kemudian berdasarkan tujuan dari penelitian maka dapat dirumuskan hipotesis penelitiannya sebagai berikut:

B. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pembatasan ruang lingkup variabel atau

(4)

pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti.16 Di bawah ini adalah definisi operasional pada setiap variabel,

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan rancangan potong lintang (cross-sectional). Rancangan cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengambilan data sekaligus pada suatu waktu (point time approach).16

Desain penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan hubungan pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting pada balita usia 25-59 bulan di wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kabupaten Cianjur.

a. Populasi

Populasi adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.17 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah semua anak balita usia 24-59 bulan yang mengalami gizi stunting di wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kabupaten Cianjur yaitu sebanya 47 balita.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melaui sampling.17 Sampel dalam penelitian ini adalah semua anak balita usia 24-59 bulan yang mengalami gizi stunting di wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kabupaten Cianjur yaitu sebanya 47 balita.

1. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa instrumen kuesioner. Angket atau kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar instrumen kuesioner dalam pemberian makan dan lembar observasi yang dilakukan untuk melakukan pengukuran antopometri status stunting balita.

a. Uji Validitas Kuesioner

Uji validitas dilakukan dengan rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

Keterangan :

rhitung : Koefesien korelasi

i

X : Jumlah skor item

i

Y : Jumlah skor total (item) n : Jumlah responden

Dikatakan valid jika r hitung lebih besar dari r tabel, dan dikatakan tidak valid jika r hitung lebih kecil dari r tabel.20

b. Uji Reliabilitas Kuesioner

Kemudian berdasarkan hasil uji reliabilitas didapatkan bahwa semua item pertanyaan pada kuesioner pola asuhtelah reliabel karena memiliki nilai r alpha > nilai konstanta (0,6), yaitu didapatkan nilai r alpha (0,946) > nilai konstanta (0,6). Dengan demikian bahwa kuesioner pola asuh dalam penelitian ini sebanyak 16 item pertanyaan telah teruji dengan baik dan telah layak digunakan sebagai instrumen kuesioner dalam penelitian (output hasil uji validitas & reliabilitas instrumen kuesioner penelitian terlampir).

a. Analisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa data yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi.16

X2 ( )2



Y2 ( )2

) )(

( ) ( n

Y n

X n

Y X rhitung XY

(5)

Adapun uji statistik yang digunakan dalam analisis data bivariat dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Chi-Square (2), adapun rumus Chi-Square (2) adalah sebagai berikut:18

ϰ² = ∑((f− fh fh

k

i=1

Keterangan:

ϰ² = Chi-Square

f = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekuensi yangdiharapan

Uji signifikasi antara dua variabel bebas dan terikat dilakukan menggunakan nilai probabilitas (pvalue) dengan batas kemaknaan pada alpha (5%) dan Confidence Interval (CI)95%, dengan ketentuan:

1) Pvalue ≤ 0,05 berarti Ho ditolak (p ≤

). Uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna.

2) Pvalue > 0,05 berarti Ho diterima atau gagal ditolak (p >). Uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna. diinginkan jika tidak mengetahui metode dalam pengumpulan data18.

IV. HASIL DAN PEBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Dalam Pemberian Makan Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 (n=47)

Pola Asuh F %

Baik 29 61,7

Kurang Baik 18 38,3

Total 47 100

Berdasarkan pada tabel 4.1 mengenai pola asuh dalam pemberian makan pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebanyak 29 orang (61,7%) memiliki pola asuh yang baik dalam pemberikan makan pada balita.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 (n=47)

Berdasarkan pada tabel 4.2 mengenai kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 menunjukkan bahwa sebagian besar balita responden sebanyak 39 orang (83,0%) berada pada karakteristik stunting yang pendek.

Tabel 4.3 Hubungan Pola Asuh Dalam Pemberian Makan Pada Balita Dengan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 (n=47)

.

Kejadian

Stunting F %

Pendek 39 83,0

Sangat Pendek

8 17,0

Total 47 100

(6)

Berdasarkan tabel 4.3 mengenai hubungan pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 didapatkan bahwa dari 29 responden yang memiliki pola asuh baik terdapat sebanyak 27 balita responden berada pada karakteristik stunting yang pendek (93,1%), dan dari 18 responden yang memiliki pola asuh kurang baik terdapat sebanyak 12 balita responden berada pada karakteristik stunting yang pendek (66,7%).

Selanjutnya berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square (2) diperoleh (pvalue = 0,041<

0,05), menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya terdapat hubungan pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023.

PEBAHASAN

1. Asuh Dalam Pemberian Makan Pada Balita

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 tentang pola asuh dalam pemberian makan pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pola asuh yang baik dalam pemberikan makan pada balita (61,7%).

Menurut analisa dari peneliti bahwa sebagian besar responden memiliki pola asuh yang baik hal ini dikarenakan sebagian besar responden melakukan pola asuh pemberian makan pada balita dengan baik. Sedangkan sebagian kecilnya yang melakukan pola asuh kurang baik diantaranya tidak melakukan beberapa pola asuh pemberian makan yang dianjurkan.

2. Kejadian Stunting Pada Balita

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 tentang kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 didapatkan bahwa sebagian besar balita responden berada pada karakteristik stunting yang pendek (83,0%).

Menurut analisa peneliti, bahwa sebanyak 39 orang (83,0%) memiliki tingkat stunting yang pendek, dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang mempegaruhi asupan nutrisi tidak maksimal, selain dari faktor pola asuh, juga dapat disebabkan fari faktor-faktor lainnya seperti status kesehatan balita, pendapatan keluarga, pemilihan dan pengolahan zat gizi, dan lain sebagainya.

3. Hubungan Pola Asuh Dalam Pemberian Makan Pada Balita Dengan Kejadian Stunting

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat hubungan pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 (pvalue = 0,041< 0,05). Hasil penelitain ini menunjukkan bahwa pola asuh pemberian makanan yang dilakukan oleh ibu balita terhadap anaknya, berpengaruh secara signifikan terhadap stunting pada anak balinya. Ibu yang memiliki pola asuh pemberian makan yang baik, anak balitanya cenderung terhindar dari tingkat stunting yang parah.

Sedangkan pada ibu yang memiliki pola asuh yang kurang baik, anak balitanya cenderung berisiko mengalami tingkat stunting yang lebih parah.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Febriani Dwi Bella (2019) dengan judul hubungan pola asuh dengan kejadian stunting balita dari keluarga miskin di

(7)

Kota Palembang. Berdasarkan analisis bivariat diperoleh p-value=0,000 (p<0,05), yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh kebiasaan pemberian makan dengan kejadian stunting balita dari keluarga miskin.22

V. SIPULAN DAN SARAN Simpulan

Setelah dilakukan penelitian dan pembahasan mengenai hubungan pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur, responden 47 responden anak balita usia 24-59 bulan yang mengalami gizi stunting di wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kabupaten Cianjur, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Sebagian besar responden memiliki pola asuh yang baik dalam pemberikan makan pada balita yaitu sebanyak 29 orang (61,7%).

Sebagian besar balita responden berada pada karakteristik stunting yang pendek sebanyak 39 orang (83,0%).

Terdapat hubungan pola asuh dalam pemberian makan pada balita dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Karangtengah Kabupaten Cianjur Tahun 2023 (pvalue = 0,041< 0,05).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan bahwa pola asuh ibu dalam pemberian makan pada balita berpengaruh terhadap status gizi stunting pada anak balita, maka perlu suatu solusi untuk mencegah terjadinya gizi stunting pada anak balita.

Selanjutnya atas dasar tersebut maka peneliti ingin menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak- pihak yang berkepentingan, yaitu:

Bagi Ibu Balita

Bagi ibu balita yang memiliki pola asuh pemberian makan yang kurang baik agar lebih meningkatkan lagi dengan cara berkonsultasi dengan petugas kesehatan baik waktu pemeriksaan ke klinik bidan desa atau ketika ada kegiatan Posyandu, sehingga diharapkan dengan pola asuh dalam pemberian makan yang baik, dapat meningkatkan status gizi balita, dan balita terhindar dari kejadian stunting.

Bagi Puskesmas Karangtengah

Bagi petugas kesehatan di Puskesmas Karangtengah, untuk mengadakan kegiatan penyuluhan tentang pola asuh pemberian makan pada balita diakarenakan masih didapatkannya pola asuh yang kurang baik.

Sehingga pengetahuan tentang pola asuh pemberian gizi pada balita dapat meningkat lebih baik lagi, dan ibu dapat melakukan pola asuh pemberian makan pada balita balita dengan baik dan benar.

Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kejadian stunting pada balita selain dari faktor pola asuh ibu dalam pemberian makan. Adapun faktor-faktor lain tersebut diantaranya yaitu pola konsumsi, status kesehatan balita, pengetahuan ibu, status ekonomi, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes, R. Situasi Gizi di Indonesia.

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

2. BPS. Profil Kesehatan Ibu dan Anak 2022. (Badan Pusat Statistik, 2022).

3. Arina Nuraliza Romas. Gizi Kronis Pada Anak Stunting. (Global Eksekutif

(8)

Teknologi, 2022).

4. Marfuah, D. Pola Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Yang Tepat. (CV. AE Media Grafika, 2022).

5. Amseke, F. V. Pola Asuh Orang Tua, Temperamen Dan Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. (Media Pustaka Indo, 2023).

6. Kusmawati, I. I. Pola Asuh Orang Tua dan Tumbuh Kembang Balita. (Tim CV Jejak, 2023).

7. Rasidi, M. S. Pola Asuh Anak dalam Meningkatkan Motivasi Belajar.

(Academia Publication, 2021).

8. Hidayati, T. Pendamping Gizi Pada Balita. (Deepublish, 2019).

9. Akbar, F. Strategi Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang pada Balita.

(Deepublish, 2021).

10. Purwarni, E. and M. Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi pada Anak 1 sampai 5 Tahun di Kabuman Taman Pemalang. J. Keperawatan Anak, 1(1), pp. 30–36. (2013).

11. Karp, S. M. et al. Parental feeding patterns and child weight status for Latino preschoolers’, Obesity Research

& Clinical Practice. Asia Ocean. Assoc.

Study Obesity, 8(1), pp. e88–e97. doi 10.1016/j.orcp.2012.08.193. (2014).

12. Puspasari, N. dan Andriani, M.

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi dan Asupan MHubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizidan Asupan Makan Balita dengan Status Gizi Balita (BB / U) Usia 12- 24 Bulan. pp. 369–378.

doi10.20473/amnt.v1.i4.2017.369-378 (2017).

13. Paskalia Tri Kurniati. Stunting Dan Pencegahannya. (Lakeisha, 2020).

14. Suriani Br Ginting. Penyuluhan Kesehatan Tingkatkan Pengetahuan Ibu dalam Mencegah Stunting. (Penerbit NEM, 2022).

15. Permenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak. (Menteri Kesehatan RI, 2020).

16. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. (Rineka Cipta, 2018).

17. Nursalam. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. (Selemba Medika, 2018).

18. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian.

(Alfabeta, 2015).

19. Hidayat. Metode Penelitian Kebidanan

& Teknik Analisis Data. (Salemba Medika, 2016).

20. Budiman & Riyanto. Kapita Selekta Kuesioner : Pengetahuan Dan Sikap Dalam Penelitian. (Salemba Medika, 2013).

21. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

(Rineka Cipta, 2013).

22. Bella, F. D. Hubungan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Balita Dari Keluarga Miskin di Kota Palembang. J.

Gizi Indones. (The Indones. J. Nutr. Vol.

8, No. 1, Desember 2019 (2019).

23. Evicenna Naftuchah Riani. Hubungan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. J. Kebidanan Harapan Ibu Pekalongan, Vol. 9 Nomor 1 Tahun 2022 (2022).

(9)

24. Siti Nur Alfiah. Hubungan Pola Asuh Pemberian Makan Dan Status Ekonomi Dengan Kejadian Balita Pendek. J. Hum.

Care,Volume 5;No.3(Juny, 2020) 742- 749, ISSN2528-66510 (2020).

25. Rusdi, P. H. N. Hubungan Pola Asuh Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita.

J. Kesehat. - Vol. 12 Suppl. 2 693 - 698 (2021).

26. Harahap, D. A. Hubungan Pola Asuh Pemberian Makanan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampar Kabupaten Kampar.

J. Doppler, Vol 6 No 2 Tahun 2022 (Oktober), ISSN 2580-3123 (2022).

27. Indah Christiana. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Kertosari Wilayah Kerja Puskesmas Kertosari Banyuwangi. J.

Ilm. Keperawatan (Scientific J.

Nursing), Vol 8, No 2, Tahun 2022 (2022).

28. Widianti, D. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sumbang II. J. Mutiara Kesehat. Masyarakat, 2023; 8(1) 1-9 (2023).

29. Nuraeni, S. P. Hubungan Pola Asuh Ibu Terhadap Derajat Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Tanjungsari.

J. Midwifery Inf. Vol. No1 Bulan Sept.

Tahun 2022 (2022).

30. Evy Noorhasanah. Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Anak Usia 12-59 Bulan. J. Ilmu Keperawatan Anak, Vol 4 No 1, May 2021 (2021).

Referensi

Dokumen terkait

POLA ASUH DALAM PEMBERIAN MAKAN PADA ANAK USIA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDAL KEREP KTI ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan

Skripsi Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Paud Al Fotrah Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2018.. Medan : Politeknik Kesehatan