• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan dukungan keluarga dengan perilaku hidup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan dukungan keluarga dengan perilaku hidup"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA LANSIA DI KELURAHAN GADANG

TAHUN 2020

Ria Qirana

Fakultas Kesehatan masyarakat Uniska Banjarmasin Emeil: riaqirana0@gmail.com

Abstract

The elderly are an age group that has experienced a decline in many aspects, namely physical, psychological and social. With this limitation, it will greatly affect the ability / independence in implementing Clean and Healthy Living Behavior (PHBS).

One of the factors associated with elderly PHBS is family support. The research objective was to determine the correlatiom between family support and clean and healthy living habits among the elderly in Gadang Village, Banjarmasin City.

Analytical survey research design with cross sectional approach. The population is 75 elderly in Gadang Village, Banjarmasin City. The sample of part of the population was 75 people using simple random sampling technique. Data analysis through the Chi- Square test using a 95% confidence level. The results showed that the elderly mostly received support from their families, amounting to 59 people (78.7%). Most of the clean and healthy life behaviors were categorized as moderate amounting to 53 people (70.7%). There is a correlation between family support and clean and healthy living habits among the elderly in Gadang Village, Banjarmasin in 2020 (p value = 0.002).

Relevant agencies can improve health education by providing information to the elderly and families about PHBS.

Keywords: Family Support, Clean and Healthy Life Behavior, Elderly.

Abstrak

Lansia merupakan kelompok usia yang telah mengalami penurunan dari banyak aspek, yakni fisik, psikis maupun sosial. Dengan adanya keterbatasan ini akan sangat mempengaruhi kemampuan/kemandirian dalam melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu faktor yang berhubungan dengan PHBS lansia adalah dukungan keluarga. Tujuan penelitian mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Gadang Kota Banjarmasin.

Rancangan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah lansia di Kelurahan Gadang Kota Banjarmasin sebanyak 75 orang. Sampel sebagian dari populasi sebanyak 75 orang dengan teknik pengambilan simple random sampling. Analisis data melalui uji Chi-Square menggunakan tingkat kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan lansia sebagian besar mendapat dukungan dari keluarga berjumlah 59 orang (78,7%). Perilaku hidup bersih dan sehat pada sebagian besar dengan kategori cukup berjumlah 53 orang (70,7%). Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Gadang Banjarmasin tahun 2020 (p value = 0,002). Instansi terkait dapat meningkatkan pendidikan kesehatan melalui pemberian informasi kepada lansia dan keluarga tentang PHBS.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Lansia

(2)

PENDAHULUAN

Lanjut usia merupakan seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

Jumlah usia lanjut setiap tahunnya semakin meningkat (Suardiman, 2011). Menurut data World Population Prospect tahun 2019 terdapat 901 juta di dunia, sedangkan pada tahun 2015 sampai 2030 diperkirakan jumlahnya akan bertambah menjadi 1,4 milyar.

Populasi lansia di Asia Tenggara mencapai 142 juta (8%) jiwa sedangkan tahun 2020 diperkirakan mencapai 28,800,000 (11,34%) jiwa (Yusmawati, 2018).

Indonesia sedang bertransisi menuju ke arah penuaan penduduk karena persentase penduduk berusia di atas 60 tahun mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk dan akan menjadi negara dengan struktur penduduk tua (ageing population) jika sudah berada lebih dari 10%. Persentase lansia tahun 2019 mencapai 9,60% atau sekitar 25,64 juta orang (BPS RI, 2019). Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Selatan jumlah lansia tahun 2017 sebanyak 240.213 jiwa sedangkan jumlah lansia di Banjarmasin sebanyak 46.896 jiwa (BPS Kalsel, 2017).

Lansia merupakan kelompok usia yang telah mengalami penurunan dari banyak aspek, yakni fisik, psikis maupun sosial. Dengan adanya keterbatasan ini akan sangat mempengaruhi kemampuan/kemandirian dalam melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (Ferizal, 2019).

PHBS merupakan perilaku kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang ditentukan oleh tiga faktor yaitu faktor enabling (pendorong) dan faktor reinforcing (penguat), predisposisi (mempermudah). Faktor enabling terdiri dari lingkungan fisik, sarana kesehatan atau sumber-sumber khusus yang mendukung dan keterjangkauan sumber dan fasilitas kesehatan. Faktor predisposisi terdiri dari pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan diri, kebiasaan, nilai-nilai, norma sosial, budaya dan faktor sosio-demografi sedangkan faktor reinforcing terdiri dari petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan keluarga (Maulana, 2014).

Keluarga memegang kendali dalam pemeliharaan kesehatan lansia. Dengan bantuan keluarga, lansia mampu mempunyai kehidupan yang lebih baik. Untuk melakukan kegiatan keseharian, lansia membutuhkan bantuan serta pendampingan dari keluarga. Lansia yang membutuhkan bantuan dalam kegiatan keseharian seperti makan, minum, mandi, melakukan pekerjaan rumah biasanya mempunyai kecacatan fungsional (Putri, 2019).

Data dari Puskesmas Gadang Hanyar Banjarmasin tahun 2018 didapatkan bahwa dari 325 rumah tangga hanya 14 keluarga (4,31%) yang berPHBS. Jumlah lansia di Puskesmas Gadang Hanyar Kota Banjarmasin tahun 2018 sebanyak 303 orang.

Berdasarkan wawancara singkat kepada petugas kesehatan di Puskesmas Gadang selama ini tidak pernah dilakukan penyuluhan PHBS khusus kepada lansia, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia di Kelurahan Gadang Kota Banjarmasin”.

METODE

Rancangan penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah lansia di Kelurahan Gadang Kota Banjarmasin sebanyak 75 orang. Sampel sebagian dari populasi sebanyak 75 orang dengan teknik pengambilan simple random sampling. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner. Variabel independen dalam

(3)

penelitian ini adalah dukungan keluarga dan variabel dependen adalah perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia. Pengambilan data penelitian dilakukan pada bulan Juli 2020. Data primer dalam penelitian ini adalah data dukungan keluarga dan data perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia bersumber dari lansia yang menjadi responden. Data sekunder dalam penelitian ini berupa jumlah lansia, jumlah rumah tangga yang berPHBS dari Puskesmas Gadang Hanyar Kota Banjarmasin dan dari Kantor Kelurahan Gadang Banjarmasin Analisis data melalui uji Chi-Square menggunakan tingkat kepercayaan 95%.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat

Analisis univariat terdiri dari distribusi frekuensi dukungan keluarga dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada lansia.

a. Dukungan keluarga lansia

Dukungan keluarga pada lansia di Kelurahan Gadang Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga pada Lansia di Kelurahan Gadang Banjarmasin Tahun 2020

No. Dukungan Keluarga f %

1 Kurang mendukung 16 21,3

2 Mendukung 59 78,7

Jumlah 75 100

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 1 menunjukkan lansia di Kelurahan Gadang sebagian besar telah mendapat dukungan dari keluarga dalam pelaksanaan PHBS yaitu berjumlah 59 orang (78,7%).

b. Perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia

Perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Gadang Banjarmasin dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia di Kelurahan Gadang Banjarmasin Tahun 2020

No. PHBS f %

1 Kurang 0 0

2 Cukup 53 70,7

3 Baik 22 29,3

Jumlah 75 100

Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 2 menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Gadang sebagian besar dengan cukup yaitu berjumlah 53 orang (70,7%).

(4)

2. Analisis bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah analisis hubungan dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia di Kelurahan Gadang Banjarmasin Tahun 2020

No. Dukungan Keluarga

PHBS

Jumlah

Cukup Baik

f % f % f %

1 Kurang mendukung 16 100 0 0 16 100

2 Mendukung 37 62,7 22 37,3 59 100

Jumlah 53 70,7 22 29,3 75 100

p value = 0,002 Sumber: Data Primer, 2020

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 16 orang yang kurang mendapat dukungan dari keluarga seluruh lansia berperilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori cukup (100%) sedangkan dari 59 orang yang mendapat dukungan dari keluarga sebagian besar lansia berperilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori cukup sebanyak 37 orang (62,7%).

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik Fisher Exact diperoleh p = 0,002 maka p < α 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Gadang Banjarmasin tahun 2020.

PEMBAHASAN

1. Dukungan keluarga pada lansia di Kelurahan Gadang

Hasil penelitian didapatkan bahwa lansia di Kelurahan Gadang sebagian besar telah mendapat dukungan dari keluarga dalam pelaksanaan PHBS yaitu berjumlah 59 orang (78,7%). Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya bantuan yang diberikan kepada lansia yang berkaitan dengan pelaksanaan perilaku hidup bersih dan sehat.

Data menunjukkan bahwa masih terdapat keluarga yang kurang mendukung pada lansia dalam berPHBS, artinya dukungan tersebut belum diberikan dengan maksimal. Lansia sebagian besar mendapatkan dukungan menunjukkan kepedulian keluarga terhadap responden. Keluarga merupakan sumber dukungan sosial yang paling penting, sehingga dapat disimpulkan bahwa dukungan yang baik disebabkan karena keluarga peduli terhadap responden sehingga responden tersebut merasa dihargai dan diperhatikan.

Lansia sangat mengharapkan dukungan keluarga untuk memenuhi segala kebutuhannya termasuk kebutuhan berPHBS karena lansia telah mengalami proses penurunan fungsi organ tubuh. Lansia tidak hanya butuh perhatian saja tetapi lansia juga membutuhkan dukungan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Lansia cukup mendapatkan dukungan keluarga dapat disebabkan kurangnya pengetahuan

(5)

keluarga sehingga keluarga tersebut tidak dapat melakukan atau memberikan bantuan kepada lansia.

Faktor yang dapat mempengaruhi dukungan keluarga adalah umur responden.

Dukungan keluarga lebih banyak dengan kategori baik dikarenakan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah lansia yang berumur >60 tahun. Keluarga tersebut menganggap lansia memiliki fisik yang lebih lemah dibandingkan yang lebih tua sehingga tidak dapat berperilaku mandiri dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari termasuk dalam melaksanakan PHBS. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Jumita (2011) dengan meningkatnya usia maka secara alamiah akan terjadi penurunan kemampuan fungsi untuk merawat diri sendiri maupun berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, dan akan semakin bergantung pada orang lain.

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Kristiawan (2014) yang mendapatkan bahwa dukungan keluarga pada pelaksanaan PHBS lansia di Desa Rakit Kabupaten Banjarnegara sebagian besar dengan kategori baik sebanyak 58,3%

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada lansia

Hasil penelitian didapatkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Gadang sebagian besar dengan cukup yaitu berjumlah 53 orang (70,7%). Data ini menunjukkan bahwa lansia belum menerapkan PHBS dengan maksimal, artinya sebagian perilaku atau kegiatan yang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan belum dilakukan dan sebagiannya lagi telah berhasil dilakukan.

PHBS dengan kategori cukup dapat diartikan bahwa selama ini lansia belum maksimal dalam menjaga kebersihan diri. Seseorang lansia yang mengalami penurunan kemampuan fisik dan psikologis tentunya tidak dapat maksimal dalam menjaga kebersihan diri disebabkan karena terbatasnya kemampuan fisik yang sudah menurun maupun sarana dan prasarana yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan PHBS pada lansia.

Hasil penelitian Fitriyana (2013) yang mendapatkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) lansia di Dusun Prangas Desa Wirogunan Kartasura sebagain besar dengan kategori cukup baik sebanyak 54 orang (65%).

3. Hubungan dukungan keluarga dengan PHBS pada lansia

Hasil penelitian dari 16 orang yang kurang mendapat dukungan dari keluarga seluruh lansia berperilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori cukup (100%) sedangkan dari 59 orang yang mendapat dukungan dari keluarga sebagian besar lansia berperilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori cukup sebanyak 37 orang (62,7%).

Hasil analisis dengan menggunakan uji statistik menunjukkan ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Gadang Banjarmasin tahun 2020. Dukungan keluarga sangat bermanfaat untuk meningkatkan respoden dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga dapat dikatakan apabila dukungan keluarga baik maka pelaksanan PHBS akan mengalami peningkatan dan sebaliknya apabila dukungan keluarga kurang maka pelaksanaan PHBS akan berkurang. Kondisi lansia yang rentan sakit dan mengalami penurunan kemampuan fisik, pada saat tersebut dukungan keluarga sangat diperlukan untuk membantu responden dalam memotivasi hidupnya sehingga responden dapat berupaya mandiri dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari termasuk dalam melaksanakan PHBS.

(6)

Dukungan keluarga memiliki peranan cukup penting karena keluarga merupakan orang yang terdekat dengan responden. Apabila responden mendapatkan dukungan emosi dari keluarganya dalam bentuk kenyamanan dan ketenangan tempat tinggal maka lansia akan nyaman dalam menjaga kebersihan dan kesehatannya. Saat responden diberikan dukungan penghargan yang sifatnya positif, misalnya dalam bentuk pujian dari keluarganya responden akan merasa dirinya cukup berharga sehingga saat melakukan PHBS lansia memiliki dorongan untuk mengatur dan memonitor kegiatan sehari-hari untuk melaksanakan PHBS dengan baik. Dukungan informasi yang diberikan oleh keluarga juga akan membantu responden untuk mendapatkan informasi baik tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, sehingga responen mampu melakukan PHBS sesuai dengan pengetahuan yang diperolehnya tersebut, sedangkan dukungan yang berupa instrumental dapat terlihat dari keluarga yang berusaha untuk menyiapkan peralatan mandi, sehingga responden memiliki motivasi untuk menjaga kebersihan dengan optimal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh keluarga, maka akan semakin baik dalam perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia.

Keluarga berfungsi sebagai sumber energi yang menentukan kebahagiaan, keluarga sebagai tempat sosialisasi dalam pemberian informasi, nasehat, saran, pemenuhan kebutuhan ekonomi dan keluarga sebagai perawatan serta pemeliharaan kesehatan termasuk dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (Nisfiani, 2014).

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Kristiawan (2014) yang mendapatkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan pelaksanaan PHBS lansia di Desa Rakit Kabupaten Banjarnegara (p value = 0,000).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Lansia di Kelurahan Gadang sebagian besar telah mendapat dukungan dari keluarga dalam pelaksanaan PHBS yaitu berjumlah 59 orang (78,7%).

2. Perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Gadang sebagian besar dengan cukup yaitu berjumlah 53 orang (70,7%).

3. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Gadang Banjarmasin tahun 2020 (p value = 0,002).

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat disarankan:

1. Bagi lansia

Bagi lansia dapat lebih meningkatkan pengetahuan PHBS pada lansia dengan cara rajin berkonsultasi dengan petugas kesehatan dan datang ke posyandu lansia dan keluarga hendaknya lebih meningkatkan komunikasi dengan lansia khususnya yang berupa pujian apabila lansia mampu meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Bagi Instansi Terkait

Instansi terkait dapat meningkatkan pendidikan kesehatan misalnya dengan cara mengadakan atau pemberian informasi kepada lansia dan keluarga tentang PHBS pada lansia maupun keluarga melalui berbagai media misalnya melalui poster- poster dan spanduk.

(7)

3. Bagi FKM UNISKA Banjarmasin

Hendaknya instansi pendidikan dapat memberikan program kepada mahasiswa kesehatan masyarakat untuk melakukan promosi kesehatan mengenai PHBS pada lansia pada saat Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau saat magang dengan cara melaksanakan penyuluhan atau membagikan selebaran.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai PHBS pada lansia dengan meneliti variabel lain yang diduga mempengaruhi misalnya pengetahuan, sikap, kepercayaan, penyakit, dukungan petugas kesehatan dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan. (2017). Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan Menurut Kelompok Umur Tahun 2010-2017 [Online], https://kalsel.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/877 [diakses tanggal 21 April 2020].

Ferizal. (2019). Penggagas Inovasi Kampung Cyber PHBS Sandogi. Sukabumi:

Jejakpublisher.

Firiana, W. (2013). Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) lansia di Dusun Prangas Desa Wirogunan Kartasura http://eprints.ums.ac.id/25699/15/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf [diakses tanggal 12 Agustus 2020].

Jumita, R. (2011). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kemandirian Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakkumbuh Utara Tahun 2011 [Online], http://repository.unand.ac.id [diakses tanggal 12 Agustus 2020].

Kristiawan, E. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kemandirian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Lansia di Desa Rakit Kabupaten Banjarnegara [Online], http://repository.ump.ac.id/3565/ [diakses tanggal 02 Juni 2020].

Nisfiani, A. D. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Diit Hipertensi pada Lanjut Usia di Desa Begajah Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Keperawatan

Putri, R. M. (2019). Gambaran Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

lansia pada Tatanan Rumah Tangga [Online],

https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/visikes/article/view/2579 [diakses tanggal 21 April 2020].

Setiadi. (2014). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suardiman, S. P. (2011). Psikologi Usia Lanjut. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(8)

Yusmawati. (2018). Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Lansia Tn. D dengan Insomnia Melalui Penerapan Terapi Latihan Pernapasan Diafragma di Rw II Kelurahan Lolong Belanti Kecamatan Padang Utara. [Online], http://scholar.unand.ac.id/38350/2/BAB%201.pdf [diakses tanggal 21 April 2020].

Referensi

Dokumen terkait

Sem Course title Author/Editor Title Ed & Year Publisher 1 Nursing Informatics - NNI 9103 McGonigle, Dee; Mastrian, Kathleen Garver & Mastrian, K Nursing Informatics and the