Hubungan infeksi bakteri Treponema palidum pada ibu hamil dengan kelainan bentuk gigi pada janin 1. Bagaimana treponema pallidum ditularkan dari ibu ke janin
2. Bagaimana treponema pallidum merusak gigi pada tahap inisiasi 3. Perbedaan sifilis pada ibu dan sifilis kongenital pada anak
SIFILIS KONGENITAL LANJUTAN
Most of the clinical signs of congenital syphilis develop later.
4Manifestations of this disease include mainly the triad of Hutchinson, characterised by interstitial keratitis, eighth nerve deafness and Hutchinson’s teeth. The dental defect represents a single disruption to tooth crown formation a few weeks after birth or during the later development of the
teeth,
45
however they only become apparent with the eruption of the permanent incisors and first molars around 6 years of age.
5–7That is why this particular form of dental defect was not found on deciduous teeth.
5This process of dental defect is explained by inflammatory
reaction induced by Treponema pallidum. The invasion of bacteria to proximity of dental germ in development conduct to inhibition of ameloblasts, the cells responsible for formation of tooth enamel.
5Other oral manifestations such as premature loss of primary teeth associated with congenital syphilis
8and palatal perforation
9were reported.
Sebagian besar tanda klinis sifilis kongenital baru tampak beberapa tahun kemudian. Manifestasi dari penyakit ini terutama mencakup triad Hutchinson, yang ditandai dengan keratitis interstisial, ketulian saraf kedelapan dan Hutchinson teeth
Kelainan pada gigi berupa gangguan tunggal pada pembentukan mahkota gigi beberapa minggu setelah kelahiran atau selama perkembangan gigi selanjutnya, namun hanya terlihat jelas saat erupsi insisivus permanen dan geraham
pertama sekitar usia 6 tahun. Hutchinson teeth ini tidak ditemukan pada gigi desidui.
Proses kelainan pada gigi ini dikarenakan reaksi inflamasi yang diinduksi oleh Treponema pallidum. Invasi bakteri ke dekat benih gigi dalam perkembangan mengarah ke inhibisi ameloblas, sel yang bertanggung jawab atas pembentukan enamel gigi.
Jawaban no 3 : In adults, syphilis initiates an infection after local infiltration through subcutaneous tissues to cause a local immune response and establish an initial ulcerative lesion. However, congenital syphilis differs from syphilis in adults in that T. pallidum is released straight into the bloodstream of the fetus causing spirochetemia with spread to most organs including the bones, kidney, spleen, liver, and heart. This leads to widespread inflammation throughout these organ systems leading to a variety of clinical manifestations.
Pada orang dewasa, infeksi sifilis terinisiasi setelah infiltrasi lokal melalui
jaringan subcutaneous, yang menyebabkan respons imun lokal dan membentuk lesi ulseratif awal.
Transmisi vertikal dari ibu ke anak atau lebih dikenal dengan istilah Mother to Child Transmission (MTCT) sehingga lebih dari 90% anak yang terinfeksi dari ibu ke janin dapat terjadi ketika intrauterine, intrapartum dan post – partum. Transimis intrauterine dimungkinkan adanya limfosit yang terinfeksi masuk ke janin melalui sirkulasi uteroplasenta.
Transimi intrapartum terjadi akibat adanya lesi pada kulit atau mukosa bayi atau bayi yang tertelan darah ibu selama proses persalinan. Transmisi post – partum dapat juga melalui ASI (3).
setelah minggu ke-16 intrauterin menyebabkan perbahan struktur gigi
Pada sifilis kongenital lanjutan akan muncul setelah 2 tahun kehidupan, dengan manifestasi klinis sangat banyak salah satunya keratitis intertisial, gigi Hutchinson, gigi mulberry dan gangguan nervus VIII sehingga mengakibatkan tuli, neurosifilis, sclerosis pada tulang yang menyerupai pedang (saber sign’s), perforasi palatum durum dan septum nasi dan tanda paling khas terjadi destruksi pada gumma (saddle nose), penonjolan frontal, fissure disekitar mulut dan hidung disertai ragaden (sifilis rhinits infatil)
Poin PPT: Penyebab Sifilis Kongenital pada Anak
1. ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke janinnya selama kehamilan 2. kontak dengan lesi maternal pada saat persalinan.
Jawaban no 1 WHAT: Sifilis kongenital disebabkan oleh spiroket, Treponema pallidum, yang dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi ke janinnya selama kehamilan atau melalui kontak dengan lesi maternal pada saat persalinan.
Sifilis kongenital adalah penyakit sifilis yang diderita bayi dengan manifestasi klinis sifilis kongenital;
atau ditemukannya Treponema pallidum pada lesi, plasenta, tali pusat atau otopsi jaringan; atau bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita sifilis yang belum mendapat pengobatan atau telah mendapat pengobatan namun tidak adekuat sebelum atau selama kehamilan, atau ibu yang telah mendapat terapi penisilin tetapi tidak menunjukkan respons serologi; atau ditemukannya salah satu dari hal berikut, yaitu pemeriksaan radiologi tulang panjang dan/atau cairan serebrospinal yang sesuai gambaran sifilis kongenital
WHY: Plasenta dari bayi yang menderita sifilis kongenital dapat mengalami plasentomegali yang didefinisikan oleh Hoddick dkk sebagai penebalan plasenta yang melebihi + 2 SD ( deviasi standar) disesuaikan dengan usia kehamilan.
Kematian janin atau perinatal terjadi
WHEN WHERE HOW