• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN, KOORDINASI MATA TANGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS

PENDEK DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS MAHASISWA PENJASKESREK STKIP YPUP MAKASSAR

THE RELATIONSHIP OF ARM MUSCLE STRENGTH, EYE COORDINATION AND WRIST FLEXIBILITY TO SHORT SERVICE ABILITY IN STUDENT'S PLAY OF BADMINTON

STKIP YPUP MAKASSAR Gita Sari, Andi Sahrul Jahrir, Suparman.

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan rekreasi, STKIP YPUP Makassar, Indonesia email:[email protected] [email protected]@gmail.com

Abstrak

GITA SARI, 2022. Hubungan Kekuatan Otot Lengan, Koordinasi Mata Tangan dan Kelentukan Pergelangan Tangan terhadap Kemampuan Servis Pendek dalam Permainan Bulutangkis Mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar. Dibimbing oleh Andi Sahrul Jahrir S.Pd,.

M.Pd dan Suparman S.Pd., M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis. Hubungan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis. Hubungan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis. Hubungan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitaif dan jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan melibatkan tiga variabel bebas yaitu kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan, sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar dengan sampel 30 orang yang diambil secara sim ple random sam pling. Teknik analisis data yang digunakan adalah koefisien korelasi. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa: 1).

Terdapat hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis dengan nilai r = 0,723. 2). Terdapat hubungan yang signifikan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis dengan nilai r = 0,759. 3). Terdapat hubungan yang signifikan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis dengan nilai r = 0,753. 4). Terdapat hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis dengan nilai R = 0,898.

(2)

Kata Kunci : Kekuatan Otot Lengan, Koordinasi Mata Tangan, Kelentukan Pergelangan Tangan dan Kemampuan Servis Pendek dalam Permainan Bulutangkis.

Abstract

Gita Sari, 2022. The Correlation of Arm Muscle Strength, Hand Eye Coordination and Wrist Flexibility on Short Serving Ability in Badminton of Penjaskesrek Students at STKIP YPUP Makassar.Supervised byAndi Sahrul Jahrir S.Pd., M.Pd and Suparman S.Pd., M.Pd This research is aimed to prove the correlation between arm muscle strength and short serve ability in badminton; the correlation between hand eye coordination and short serve ability in badminton; the correlation between wrist flexibility and short serve ability in badminton; the correlation of arm muscle strength, hand eye coordination and wrist flexibility on short serve ability in badminton. The research method used quantitative and research type was correlational involved three independent variables, namely arm muscle strength, hand eye coordination and wrist flexibility, while the dependent variable was short serve ability in badminton.

The population were students of Penjaskesrek at STKIP YPUP Makassar with 30 students as sample who were taken by simple random sampling. The data analysis technique was the correlation coefficient. The results showed that: 1) There was a significant correlation between arm muscle strength and short serve ability in badminton with a value of r = 0.723; 2) There was a significant correlation between hand eye coordination and short serve ability in badminton with a value of r = 0.759; 3) There was a significant correlation between wrist flexibility and short serve ability in badminton with a value of r = 0.753; 4) There was a significant correlation of arm muscle strength, hand eye coordination and wrist flexibility together on short serve ability in badminton with a value of R = 0.898.

Keyw ords : Arm Muscle Strength, Hand Eye Coordination, Wrist Flexibility, Short Serve Ability

PENDAHULUAN

Olahraga merupakan proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan social.

Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

(3)

Bulutangkis merupakan olahraga yang dapat menembus batasan etnis didalam semua kalangan masyarakat. Olahraga ini menjadikan batasan tersebut tidak tampak ketika setiap individu melakukan permainan tersebut. Bulutangkis dalam masyarakat luas sudah menjadi satu kesatuan untuk dimainkan setiap individu dan tidak memperdulikan setiap batasan ekonomi, sosial budaya dan agama. Bulutangkis sendiri dapat menjadi sarana penghubung yang posistif dalam setiap batasan tersebut. Di dalam masyarakat permainan ini dimainkan oleh kalangan sosial dari manapun dan apapun.

Bulutangkis adalah olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang mengambil posisi berlawan di bidang lapangan yang dibagi dua oleh sebuah jaring (net). Para pemain meraih angka dengan memukul bola permainan berupa shuttlecock(kok) dengan raket melewati net dan jatuh di bidang permainan lawan. Tiap pemain atau pasangan hanya boleh memukul kok sekali sebelum kok melewati net. Sebuah reli berakhir jika kok menyentuh lantai atau menyentuh tubuh seseorang pemain.

Pukulan servis adalah pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai pembuka permainan. Servis merupakan modal awal untuk bisa mendapatkan poin. Ada tiga jenis servis yaitu: 1) servis pendek, 2) servis tinggi, 3) servis flick ataudrive. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan salah satu jenis servis sebagai kajian dalam penelitian yaitu servis pendek. Servis pendek adalah servis dimana kok melintas tipis melewati net. Pukulannya mengarahkan kok ke sudut perpotongan garis servis depan dengan garis tengah atau garis servis dan garis tepi.

Dalam olahraga khususnya pada cabang bulutangkis sangat membutuhkan unsur kondisi fisik diantaranya yaitu kekuatan, kecepatan, daya tahan, daya ledak otot, kelentukan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketepatan, dan reaksi. Komponen-komponen tersebut memiliki peran masing-masing terhadap semua cabang olahraga. Kemampuan kondisi fisik tersebut terutama ditekankan pada bagian tubuh yang memegang peranan penting dalam melakukan servis pendek, seperti kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan.

Kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali usaha maksimal. Usaha maksimal dilakukan oleh otot atau sekelompok otot untuk mengatasi suatu tahanan. Kekuatan merupakan unsur yang sangat penting dalam aktivitas olahraga karena kekuatan merupakan daya penggerak dan pencegah cedera. Selain itu kekuatan memainkan peranan penting dalam komponen-komponen fisik yang lain misalnyapowerdan kelincahan kecepatan.

Dengan demikian, kekuatan merupakan faktor utama untuk menciptakan prestasi yang optimal. Dalam hal ini kekuatan yang dimaksud yaitu kekuatan otot lengan. Kekuatan otot lengan dibutuhkan dalam melakukan servis pendek sebagai tenaga pendorong pada saat melakukan

(4)

pukulan. Semakin besar kekuatan otot lengan yang dihasilkan pemain bulutangkis maka semakin baik pula pukulan yang dihasilkan.

Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif atau kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan secara tepat, cermat, dan efisien. Koordinasi meliputi mata tangan, mata kaki, tangan kaki, mata tangan kaki, telinga mata kaki dan seterusnya.

Dalam bermain bulutangkis, seseorang yang akan melakukan servis pendek harus membutuhkan koordinasi mata tangan yang baik dimana tangan digunakan untuk memegang raket dan memukul shuttle sedangkan mata digunakan untuk melihat kedepan kapan shuttle harus dipukul dan melihat kearah mana shuutle itu akan diarahkan akan menghasilkan gerakan yang selaras dengan apa yang diinginkan.

Kelentukan sebagai salah satu komponen kesegaran jasmani merupakan kemampuan menggerakan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera otot. Terdapat dua macam kelentukan, yaitu kelentukan dinamis (aktif) dan kelentukan statis (pasif). Kelentukan dinamis adalah kemampuan menggunakan persendian dan otot secara terus menerus dalam ruang gerak yang penuh dengan cepat dan tanpa tahanan gerak sedangkan kelentuka statis adalah kemampuan sendi untuk melakukan gerak dalam ruang yang besar. Jadi kelentukan statis yang diukur adalah besarnya ruang gerak.

Kelentukan pergelangan tangan sangat dominan saat melakukan pukulan servis pendek.

Kelentukan dapat dikatakan merupakan tingkat kemampuan maksimal dalam ruang gerak sendinya. Pergelangan tangan yang lentuk dan kuat akan menghasilkan pukulan yang baik yang dapat mengarahkan ke segala arah dengan baik. Mempunyai pergelangan tangan yang bebas, lentuk dan kuat merupakan suatu syarat yang dimiliki oleh pemain bulutangkis untuk melakukan servis pendek adalah kemampuan untuk melakukan pukulanshuttleagar dapat terbang melewati net secara kuat dan cepat sehingga jatuh di garis servis depan dengan garis tengah atau garis servis dan garis tepi.

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan, merupakan dasar-dasar pemikiran yang dikembangkan berdasarkan berbagai pola gerak yang diperlukan dalam menunjang kemampuan melakukan servis pendek. Sejalan pemikiran tersebut, maka penulis bermaksud mengetahui secara pasti melalui prosedur ilmiah akan kebenaran tentang kemampuan servis pendek permainan bulutangkis dikaitkan dengan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti yang dilakukan di lapangan PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar menunjukkan bahwa hasil servis pendek Mahasiswa masih kurang baik. 1). beberapa mahasiswa pada saat melakukan servis pendek shuttlecock tidak melewati net. 2) beberapa mahasiswa pada saat melakukan servis pendek

(5)

shuttlecock-nya masih melambung tinggi, yang mengakibatkan shuttlecock-nya mudah dikembalikan oleh lawan. 3) pada saat melakukan servis pendek shuttlecock jatuh pada bidang yang salah atau keluar garis bidang lapangan. 4) saat melakukan servis pendek beberapa mahasiswa tidak memukul dengan cepat dan kuat, yang mengakibatkan shuttlecock masih bisa dikembalikan oleh lawan.

Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan belum menunjukkan hasil yang optimal sehingga kemampuan servis pendek masih kurang baik dan perlu ditingkatkan. Oleh karna itu, diperlukan suatu penelitian untuk memecahkan berbagai masalah tersebut demi meningkatkan kemampuan servis pendek yang baik. Dalam penelitian ini faktor kondisi fisik yang akan dikaji adalah kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan. Namun tingkat kondisi fisik dan anatomis seseorang berbeda-beda. kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan di asumsikan banyak memberikan konsentrasi dan kuat untuk mencapai hasil kemampuan servis pendek permainan bulutangkis Mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

Dari uraian diatas maka peneliti ingin melakukan sebuah penelitian dengan judul “Hubungan Kekuatan Otot Lengan, Koordinasi Mata Tangan dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Kemampuan servis Pendek dalam Permainan Bulutangkis Mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar”.

METODE

Menurut Sugiyono (2018:14), penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat Penelitian STKIP YPUP MAKASSAR, Jl.Andi Tonro No. 17, Makassar Sulawesi Selatan. Waktu penelitian bulan Maret 2022.

2. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (independen variable), adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung, sebaliknya variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari pengaruh variabel tergantung (Variabel yang mempengaruhi)

1) Kekuatan Otot Lengan

(6)

2) Koordinasi Mata Tangan

3) Kelentukan Pergelangan Tangan

b. Variabel Terikat (dependend variable), adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Variabel yang terpengaruhi)

1) Kemampuan Servis Pendek dalam Permainan Bulutangkis 3. Populasi Dan Sampel

 Populasi

Menurut Ma’ruf Abdullah (2015:226) populasi adalah kumpulan unit yang akan diteliti ciri-ciri (karakteristik) nya, apabila populasinya terlalu luas, maka peneliti harus mengambil sampel (bagian dari populasi) itu untuk diteliti. Dengan demikian populasi berarti keseluruhan sasaran yang seharusnya diteliti, dan pada populasi itulah nanti hasil penelitian diperlakukan. Didalam populasi itulah tempat terjadinya masalah yang akan diteliti. Populasi itu bisa terdiri dari orang, badan, lembaga, institusi, wilayah, kelompok dan sebagainya yang akan dijadikan sumber informasi dalam penelitian yang dilakukan.

Jadi populasi adalah keseluruhan objek yang akan dijadikan sasaran penelitian, dan sampel penelitian diambil dari populasi itu. Dalam proses penelitian penentuan populasi tidak dapat dilewatkan begitu saja, karena kesimpulan penelitian akan diberlakukan terhadap populasi itu. Jadi dalam penelitian ini jumlah populasi adalah seluruh mahasiswa PENJASKESREK angkatan 2018 yang berjumlah 105 orang.

 Sampel

Menurut Sugiyono (2018:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang diperlukan untuk menentukan jumlah sampel dengan menggunakan Teknik Random Sampling.

Karena jumlah populasi dalam penelitian ini terlalu banyak, sehingga peneliti menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan cara diundi.

4. Teknik Analisis Data

(7)

Setelah semua data penelitian terkumpul, langka selanjutnya adalah menganalisis data, sehingga data tersebut dapat ditarik satu kesimpulan. Dalam penelitian ini mengunakan analisis Statisic dengan bantuan komputer melalui program SPSS versi 21 untuk mencari apakah adah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat kemampuan servis pendek dan tiga variabel bebas kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan.

HASIL

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kampus STKIP YPUP Makassar hasil analisis statistik yang berkaitan dengan skor kemampuan servis pendek, kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan disajikan dalam tabel 4.1 berikut:

Nilai Statistik Kekuatan Otot Lengan

(kali)

Koordinasi Mata Tangan

(poin)

Kelentukan Pergelangan

Tangan (derajat)

Kemampuan Servis Pendek

(Skor)

Valid N

Missing Mean Median Mode

Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum

30

0 28.93 28.00 28 5.317 28.271 18 20 38 868

30

0 13.20 13.00 14 2.657 7.062 9 9 18 396

30

0 68.50 68.00 65 5.355 28.672 20 60 80 2055

30

0 47.48 48.00 48 6.520 42.510 23 35 58 1434

Uji Normalitas Data

Berdasarkan tabel hasil pengujian normalitas data menggunakan Uji Kolmogorov- Smirnovdi atas dapat diketahui hasil untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

(8)

1. Dalam pengujian normalitas data kekuatan otot lengan diperoleh nilai KS-Z = 0,747 dan P = 0,633 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian data kekuatan otot lengan yang diperoleh berdistribusi normal.

2. Dalam pengujian normalitas data koordinasi mata tangan diperoleh nilai KS-Z = 0,470 dan P = 0,980 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian data koordinasi mata tangan yang diperoleh berdistribusi normal.

3. Dalam pengujian normalitas data kelentukan pergelangan tangan diperoleh nilai KS-Z

= 0,968 dan P = 0,306 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian data kelentukan pergelangan tangan yang diperoleh berdistribusi normal.

4. Dalam pengujian normalitas data kemampuan servis pendek diperoleh nilai KS-Z = 0,768 dan P = 0,596 lebih besar dari α = 0,05. Dengan demikian data kemampuan servis pendek yang diperoleh berdistribusi normal.

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil analisis data hubungan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis Mahasiswa PENJASKEREK STKIP YPUP Makassar, maka hasil pengujian hipotesis tersebut dijadikan tabel berikut.

Tabel 4.7. Hipotesis statistik, hubungan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis.

No. Statistik Hipotesis

Keputusan Kesimpulan

1. H0: rx1. y = 0 H1: rx1. y ≠ 0

Ditolak Diterima

Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKEREK STKIP YPUP Makassar 2. H0: rx2. y = 0

H1: rx2. y ≠ 0

Ditolak Diterima

Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKEREK STKIP YPUP Makassar

(9)

3. H0: rx3. y = 0 H1: rx3. y ≠ 0

Ditolak Diterima

Ada hubungan yang signifikan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKEREK STKIP YPUP Makassar

4. H0: rx1,2,3. y = 0 H1: rx1,2,3. y ≠ 0

Ditolak Diterima

Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKEREK STKIP YPUP Makassar

PEMBAHASAN

1. Hubungan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Servis Pendek Dalam Permainan Bulutangkis Mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

Hipotesis pertama yang diuji pada penelitian ini adalah “ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kampus STKIP YPUP Makassar, maka data hasil analisis korelasi yang berkaitan dengan hasil servis pendek disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3. Hipotesis pertama yaitu, hubungan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis.

Korelasi N R Pvalue Keterangan

X1.Y 30 0,723 0,000 Signifikan

Keterangan:

X1 = Kekuatan Otot Lengan Y = Kemampuan Servis Pendek N = Jumlah Sampel

r = Koefisien Korelasi Pvalue = Nilai Probabilitas

(10)

Berdasarkan hasil analisis korelasi data kekuatan otot lengan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis, maka diperoleh nilai (r) = 0,723 dengan tingkat probabilitas (p) = 0,000 lebih kecil dari α = 0, 05. Maka H0di tolak dan H1diterima (koefisien korelasi signifikan), atau kekuatan otot lengan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

2. Hubungan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Kemampuan Servis Pendek Dalam Permainan Bulutangkis Mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

Hipotesis kedua yang diuji pada penelitian ini adalah “ada hubungan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kampus STKIP YPUP Makassar, maka data hasil analisis korelasi yang berkaitan dengan hasil servis pendek disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hipotesis kedua yaitu, hubungan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis.

Korelasi N R Pvalue Keterangan

X2.Y 30 0,759 0,000 Signifikan

Keterangan:

X2 = Koordinasi Mata Tangan Y = Kemampuan Servis Pendek N = Jumlah Sampel

r = Koefisien Korelasi Pvalue = Nilai Probabilitas

Berdasarkan hasil analisis korelasi data koordinasi mata tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis, maka diperoleh nilai (r) = 0,759 dengan tingkat probabilitas (p) = 0,000 lebih kecil dari α = 0, 05. Maka H0ditolak dan H1diterima (koefisien korelasi signifikan), atau koordinasi mata tangan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan koordinasi mata tangan terhadap

(11)

kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

3. Hubungan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Kemampuan Servis Pendek Dalam Permainan Bulutangkis Mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

Hipotesis ketiga yang diuji pada penelitian ini adalah “ada hubungan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kampus STKIP YPUP Makassar, maka data hasil analisis korelasi yang berkaitan dengan hasil servis pendek disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hipotesis ketiga yaitu, kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis.

Korelasi N R Pvalue Keterangan

X3.Y 30 0,753 0,000 Signifikan

Keterangan:

X3 = Kelentukan Pergelangan Tangan Y = Kemampuan Servis Pendek N = Jumlah Sampel

r = Koefisien Korelasi Pvalue = Nilai Probabilitas

Berdasarkan hasi lanalisis korelasi data kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis, maka diperoleh nilai (r) = 0,753 dengan tingkat probabilitas (p) = 0,000 lebih kecil dari α = 0, 05. Maka H0ditolak dan H1

diterima (koefisien korelasi signifikan), atau kelentukan pergelangan tangan memiliki hubungan yang signifikan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

4. Hubungan Kekuatan Otot Lengan, Koordinasi Mata Tangan dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Kemampuan Servis Pendek Dalam Permainan Bulutangkis Mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

(12)

Hipotesis keempat yang diuji pada penelititan ini adalah “ada hubungan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kampus STKIP YPUP Makassar, maka data hasil analisis korelasi ganda yang berkaitan dengan hasil servis pendek disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hipotesis keempat yaitu, hubungan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis.

Korelasi N R R2 Pvalue Keterangan

X1.X2.X3. Y 30 0,898 0,807 0,000 Signifikan Keterangan:

X1 = Kekuatan Otot Lengan X2 = Koordinasi Mata Tangan

X3 = Kelentukan Pergelangan Tangan Y = Kemampuan Servis Pendek N = Jumlah Sampel

R = Koefisien Korelasi R2 = Koefisien Determinasi Pvalue = Nilai Probabilitas

Berdasarkan hasil analisis korelasi ganda data kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis, maka diperoleh nilai korelasi (R) = 0,898 dengan tingkat probabilitas (p) = 0,000 lebih kecil dari α = 0, 05. Maka H0ditolak dan H1diterima (koefisien korelasi signifikan), atau kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan sangat berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

(13)

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, penguji hasil penelitian, dan pembasan, dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

2. Ada hubungan yang signifikan koordinasi mata tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

3. Ada hubungan yang signifikan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

4. Ada hubungan yang signifikan kekuatan otot lengan, koordinasi mata tangan dan kelentukan pergelangan tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan servis pendek dalam permainan bulutangkis mahasiswa PENJASKESREK STKIP YPUP Makassar.

REFERENSI

Abduljabar, Bambang dan Lukmanul Haqim Lubay. 2015. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII. Jakarta:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Abdullah, Ma’ruf. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Aksan, Hermawan. 2012.Mahir Bulu Tangkis.Bandung: Nuansa Cendekia

Budiwanto, Setyo. 2012. Metodologi Latihan Olahraga. Malang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang

Daryanto, Zusyah Porja dkk. 2021. Alat Pelontar Bola Futsal ZPD Untuk Keterampilan Teknik Permainan Futsal.Malang: Ahlimedia Press

Dermawan, M. Rian. 2019. Upaya Meningkatkan Kemampuan Servis Backhand pendek Bulutangkis Melalui Audio Pada Siswa SMA Negeri 8 Pekanbaru.

Skripsi.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau

(14)

Fenanlampir, Albertus dan Muhammad Muhyi Faruq. 2015. Tes dan Pengukuran dalam Olahraga. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET

Kusumawati. 2015.Penelitian Pendidikan Penjas.Bandung: Alfabeta CV

Gazali, Novri dan Romi Cendra. 2020. Peraturan dan Perwasitan Bulutangkis.

Malang: Ahlimedia Press

Hadziq, Khairul dan Milka Nurfitri. 2010. Gelanggang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional

Halim, Nur Ichsan. 2011. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Makassar:

Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar

Hidayat, Yusuf dkk. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan SMA/MA/SMK untuk Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional

Isnaini, Faridha. 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional

Kadir, Saputra Abdul dkk. (2021). Hubungan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Keterampilan Servis Pendek Bulutangkis Mahasiswa PENJASKESREK Universitas Muhammadiyah Luwuk. Babasal Sport Education Journal. 1 (2), 1-7

Karyono, Tri Hadi. 2020. Mengenal Olahraga Bulu Tangkis: Tahapan Menuju Kemajuan.Yogyakarta: Thema Publishing

Muliana, Anna. 2019. Pengaruh Koordinasi Mata-Tangan, Kekuatan Otot Lengan Dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Kemampuan Pukulan Servis Panjang Dalam Permainan Bulutangkis Pada Club Pb. Matrix Makassar.

Skripsi.Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

Ngatman dan Fitria Dwi Andriyani. 2017. Tes dan Pengukuran untuk Evaluasi Dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Yogyakarta: FADILATAMA Poole, James. 2013.Belajar Bulutangkis.Bandung: Pionir Jaya

Qalbi, Ishanul dkk (2017). Hubungan Kelentukan Pergelangan Tangan Dengan Kemampuan Servis Pendek Pada Atlet Ukm Bulutangkis Unsyiah Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi. 3 (1), 47-60

(15)

Rahayu, Ega Trisna. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Implementasi pada Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.Bandung: ALFABETA, cv

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sujarwandi dan Dwi Sarjiyanto. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk Kelas VII SMP/MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional

Sumaryoto dan Soni Nopembri. 2017. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud

Sutanto, Teguh. 2016.Buku Pintar Olahraga.Yogyakarta: Pustaka Baru Press Widiastuti. 2015. Tes dan pengukuran olahraga. Jakarta. PT. RajaGrafindo

Persada

Winarmo. 2011. Metodologi Penelitian dalam Pendidikan Jasmani. Malang:

Universitas Negeri Malang (UM Press)

Winarmo. 2014. Evaluasi Hasil Belajar Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Malang: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang Yuliantin, Enik. 2012.Bugar Dengan Olahraga. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka

(Persero)

Yuliawan, Dhedhy. 2017.Bulutangkis Dasar.Yogyakarta: CV Budi Utama

Referensi

Dokumen terkait

Methodology  Clear and detailed description of methodology may consist of field work, sampling techniques, interview session, analysis ; lab work of different phases, experimental