• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kerja (Definisi, Unsur, Syarat, Form, dan Penegakkan)

N/A
N/A
Yassirli Rizki

Academic year: 2024

Membagikan "Hubungan Kerja (Definisi, Unsur, Syarat, Form, dan Penegakkan)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KERJA (1)

 “CACAT SECARA FORMIL” DAN “INKONSTITUSIONAL BERSYARAT” – UU NO 11 TH 2020

 PERPU CIPTA KERJA 2023  PERPU NO 2 TH 2022

(2)

UU No. 13 th 2003 – KETENAGAKERJAAN UU No. 11 th 2020 – CIPTA KERJA

PERPU No. 2 th 2022 – CIPTA KERJA

PP No.35 th 2021 – PKWT,Alih Daya, WKWI, PHK

(3)

PENGERTIAN HK

1. Hubungan antara pengusaha dengan pekerja / buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur :

 Pekerjaan

 Upah

 Perintah

2. Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan buruh

3. Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan sesuai UU yang berlaku

(4)

PERJANJIAN KERJA DIBUAT ATAS DASAR (SYARAT SAH):

a. Kesepakatan kedua belah pihak

b. Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum

c. Adanya pekerjaan yang diperjanjikan

d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

(5)

PERJANJIAN KERJA YANG DIBUAT SECARA TERTULIS SEKURANG-KURANGNYA MEMUAT :

a. Nama, alamat perusahaan dan jenis usaha;

b. Nama, jenis kelamin, umum dan alamat pekerja/buruh;

c. Jabatan atau jenis pekerjaan;

d. Tempat pekerjaan;

e. Besarnya upah dan cara pembayarannya;

f. Hak dan kewajiban Pengusaha dan Pekerja/Buruh sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan dan/atau syarat kerja yang diatur dalam Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.

g. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;

h. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat

i. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja

(6)

PERJANJIAN KERJA

Ketentuan upah&syarat kerja hak –kewajiban tidak boleh bertentangan dengan peraturan perusahaan, perjanjian kerja bersama, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dibuat sekurang-kurangnya rangkap 2 (dua), yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta pekerja/buruh dan pengusaha masing-masing mendapat 1 (satu) perjanjian kerja.

Perjanjian kerja tidak dapat ditarik kembali dan/atau diubah, kecuali atas persetujuan para pihak.

(7)

PERJANJIAN KERJA BERAKHIR APABILA (*)

Pekerja/buruh meninggal dunia

Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja

Selesainya suatu pekerjaan tertentu

Adanya putusan pengadilan dan atau putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau

perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

(8)

PENGUSAHA MENINGGAL / BERALIHNYA HAK ATAS PERUSAHAAN (PENJUALAN, PEWARISAN, HIBAH):

Perjanjian kerja tidak berakhir

Hak-hak pekerja/buruh menjadi tanggung jawab

pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pekerja/buruh.

Ahli waris pengusaha dapat mengakhiri perjanjian kerja setelah merundingkan dengan pekerja/buruh. .

(9)

PEKERJA MENINGGAL

Ahli waris pekerja/buruh berhak mendapatkan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau

perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.

(10)

2 MACAM PERJANJIAN KERJA

1. PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU / PKWT KONTRAK

2. PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK

TERTENTU / PKWTT TETAP

(11)

KELOMPOK 1 : SIFAT PEKERJAAN UNTUK PKWT KELOMPOK 2 : PKWT HARIAN

KELOMPOK 3 : PKWT JANGKA WAKTU

KELOMPOK 4 : PKWT SELESAINYA PEKERJAAN KELOMPOK 5 : KOMPENSASI PKWT

KELOMPOK 6 : PKWTT

(12)

PKWT

Didasarkan atas:

 Jangka waktu; atau

 Selesainya suatu pekerjaan tertentu

Dibuat secara tertulis serta harus menggunakan bahasa Indonesia dan huruf latin.

Dalam hal dibuat dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing, apabila kemudian terdapat perbedaan penafsiran antara keduanya, yang berlaku perjanjian kerja waktu tertentu yang dibuat dalam bahasa Indonesia.

Harus dicatatkan oleh Pengusaha pada kementerian di bidang ketenagakerjaan secara daring paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak penandatanganan PKWT atau jika belum ada, dilakukan oleh Pengusaha secara tertulis di dinas bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota, paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak penandatanganan PKWT.

(13)

Tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja.

Dalam hal disyaratkan masa percobaan kerja , masa percobaan kerja yang disyaratkan tersebut batal demi hukum dan masa kerja tetap dihitung.

Hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu sebagai berikut:

 Pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;

 Pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama (paling lama 5 tahun)

 Pekerjaan yang bersifat musiman (cuaca/musim/kondisi tertentu)

pekerjaan tambahan memenuhi pesanan/ target

 Pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan;

 Pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap.

 harian

PKWT - 1

(14)

Tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.

yang tidak memenuhi ketentuan demi hukum menjadi perjanjian kerja waktu tidak tertentu.

Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja

sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan(*), pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

Dalam hal perjanjian kerja waktu tertentu berakhir karena jangka waktu atau selesainya pekerjaan :

Pengusaha wajib memberikan uang kompensasi kepada pekerja/ buruh.

Uang kompensasi diberikan kepada pekerja sesuai dengan masa kerja di perusahaan yang bersangkutan.

PKWT - 2

(15)

UANG KOMPENSASI PKWT

Bersifat wajib

dilaksanakan pada saat berakhirnya PKWT.

Masa kerja paling sedikit 1 (satu) bulan secara terus menerus.

Apabila PKWT diperpanjang, uang kompensasi diberikan saat selesainya jangka waktu PKWT sebelum perpanjangan

Terhadap jangka waktu perpanjangan PKWT, uang kompensasi berikutnya diberikan setelah perpanjangan jangka waktu PKWT berakhir atau selesai.

Pemberian uang kompensasi tidak berlaku bagi tenaga kerja asing yang dipekerjakan oleh pemberi kerja dalam Hubungan Kerja berdasarkan PKWT.

(16)

BESARAN UANG KOMPENSASI DIBERIKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN : - 3

PKWT selama 12 bulan secara terus menerus, diberikan sebesar 1 bulan Upah

PKWT selama 1 bulan atau lebih tetapi kurang dari 12 bulan atau lebih dari 12 bulan dihitung secara proporsional dengan perhitungan :

masa kerja x 1 bulan Upah( Upah pokok dan tunjangan tetap) 12

Dalam hal PKWT berdasarkan selesainya suatu pekerjaan lebih cepat penyelesaiannya dari lamanya waktu yang diperjanjikan dalam PKWT maka uang kompensasi dihitung sampai dengan saat selesainya

pekerjaan.

Besaran uang kompensasi untuk Pekerja pada usaha mikro dan usaha kecil diberikan berdasarkan kesepakatan antara Pengusaha dan

Pekerja.

Dalam hal salah satu pihak mengakhiri Hubungan Kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan, Pengusaha wajib memberikan uang kompensasi yang besarannya dihitung berdasarkan jangka waktu PKWT yang telah dilaksanakan oleh Pekerja

(17)

PKWT – JANGKA WAKTU

Dalam hal jangka waktu PKWT akan berakhir dan pekerjaan yang dilaksanakan belum selesai maka dapat dilakukan perpanjangan PKWT dengan jangka waktu sesuai kesepakatan antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh, dengan ketentuan jangka waktu keseluruhan PKWT beserta perpanjangannya tidak lebih dari 5 (lima) tahun.

Masa kerja Pekerja dalam hal perpanjangan jangka waktu PKWT tetap dihitung sejak terjadinya Hubungan Kerja berdasarkan PKWT

(18)

PKWT – SELESAINYA PEKERJAAN -4

Didasarkan atas kesepakatan para pihak yang dituangkan dalam Perjanjian Kerja

Kesepakatan para pihak memuat:

 Ruang lingkup dan batasan suatu pekerjaan dinyatakan selesai

 Lamanya waktu penyelesaian pekerjaan disesuaikan dengan selesainya suatu pekerjaan.

Jika dapat diselesaikan lebih cepat dari lamanya waktu yang disepakati maka PKWT putus demi hukum pada saat selesainya pekerjaan.

Jika belum dapat diselesaikan sesuai lamanya waktu yang disepakati maka dapat dilakukan perpanjangan sampai batas waktu tertentu hingga selesainya pekerjaan.

Masa kerja Pekerja/Buruh dalam hal perpanjangan jangka waktu PKWT tetap dihitung sejak terjadinya Hubungan Kerja

berdasarkan PKWT.

(19)

PKWT HARIAN

Berupa pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan serta pembayaran upah Pekerja/Buruh berdasarkan kehadiran.

Bekerja kurang dari 21 (dua puluh satu) hari dalam 1 (satu) bulan.

Dalam hal Pekerja bekerja 21 (dua puluh satu) hari atau lebih selama 3 (tiga) bulan berturut-turut atau lebih maka Perjanjian Kerja harian menjadi tidak berlaku dan Hubungan Kerja antara Pengusaha dengan Pekerja demi hukum berubah berdasarkan PKWTT.

Perjanjian Kerja harian secara tertulis, dapat dibuat secara kolektif dan paling sedikit memuat:

 namaf alamat Perusahaan atau pemberi kerja;

 nama alamat Pekerja/Buruh;

 jenis pekerjaan yang dilakukan;

 besarnya Upah.

(20)

PKWTT - 5

Hubungan Kerja yang bersifat tetap.

Jika dibuat secara lisan, maka pengusaha wajib membuat surat pengangkatan bagi pekerja/buruh yang

bersangkutan.

Surat pengangkatan sekurang-kurangnya memuat keterangan :

 nama dan alamat pekerja/buruh; b.

 tanggal mulai bekerja;

 jenis pekerjaan;

 besarnya upah.

Dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama 3 (tiga) bulan.

Dalam masa percobaan kerja, pengusaha dilarang

membayar upah di bawah upah minimum yang berlaku

Referensi

Dokumen terkait

Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.. • Iman soepomo menyatakan

Majelis hakim yang memimpin persidangan dengan perkara perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah melihat bukti-bukti perjanjian-perjanjian

Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah,

Latar belakang pembuatan karya ilmiah yang berjudul Syarat-Syarat Pembentukan Perjanjian Waralaba Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2007 Tentang

Perjanjian Kerja adalah suatu ikatan hubungan kerja secara tertulis yang mempunyai kekuatan hukum antara pihak Pengguna Jasa dan Arsitek yang menjalin hubungan

adalah perjanjian antara pekerja atau buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja.. yang memuat syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban para

Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya kesesuaian  pendapat mengenai pembuatan dan atau perubahan syarat-syarat kerja yang. ditetapkan dalam perjanjian