• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK DENGAN STATUS GIZI SISWA SISWI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN POLA KONSUMSI GULA, GARAM, LEMAK DENGAN STATUS GIZI SISWA SISWI SEKOLAH DASAR "

Copied!
66
0
0

Teks penuh

Tujuan: Menganalisis pola konsumsi gula, garam, lemak dan status gizi siswa sekolah dasar di SD Islam Terpadu An-Najah Depok. Kesimpulan: Berdasarkan hasil yang diperoleh, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola konsumsi gula, garam, lemak dengan status gizi siswa SD Islam Terpadu An-Najah. Tujuan: Menganalisis pola konsumsi gula, garam, dan lemak serta status gizi siswa sekolah dasar di SD Islam Terpadu An-Najah Depok.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Identifikasi Masalah
  • Pertanyaan penelitian
    • Pertanyaan umum
    • Pertanyaan Khusus
  • Tujuan penelitian
    • Tujuan umum
    • Tujuan khusus
  • Hipotesis
  • Manfaat penelitian
    • Bagi siswa dan siswi SDIT An-Najah
    • Bagi petugas Kesehatan
    • Bagi peneliti

Menganalisis hubungan pola konsumsi gula, garam, lemak dengan status gizi siswa di SD Islam Terpadu An-Najah Kota Depok. Ada hubungan antara pola konsumsi gula dengan status gizi siswa di SD Islam Terpadu An-Najah Kota Depok. Ada hubungan antara pola konsumsi lemak dengan status gizi siswa di SD Islam Terpadu An-Najah Kota Depok.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Status Gizi
    • Definisi Status Gizi
    • Penilaian Status Gizi
    • Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi
  • Status Gizi Berlebih
    • Definisi Status Gizi Berlebih
    • Kategori Status Gizi
  • Faktor Penyebab Obesitas
    • Faktor Genetik (Keturunan)
    • Faktor Aktivitas
    • Sosial Ekonomi
  • Cara Penilaian Status Gizi
    • Antropometri
    • Survei Konsumsi Makan
  • Pola Makan
    • Definisi Pola Konsumsi
    • Anjuran Konsumsi
  • Penelitian Terkait
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep

Selain itu, tidak selalu faktor genetik yang menyebabkan obesitas dan setiap orang berbeda dalam kaitannya mengalami obesitas. Pola makan merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan kegemukan karena kebiasaan makan yang tidak teratur sesuai dengan waktu makan dan kebutuhan tubuh serta mengkonsumsi makanan yang tidak sehat seperti makanan yang mengandung lemak jahat (junk food) dan juga makanan instan kemudian tidak mengkonsumsi kandungan serat yang tinggi. terdapat pada buah dan sayuran (Putri Prasasti, 2018). Gula biasa digunakan sebagai pemanis yang biasa dikonsumsi masyarakat untuk dimasukkan dalam makanan dan minuman sehari-hari, selain itu gula juga dapat digunakan sebagai penstabil dan pengawet (Darwin, 2013).

Konsumsi gula yang berlebihan setiap hari dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada tubuh yaitu kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan diabetes, obesitas dan juga karies gigi pada anak (Qonitah et al, 2016). Konsumsi garam yang berlebihan setiap hari dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada tubuh yaitu hipertensi atau peningkatan tekanan darah, dan bila terjadi anemia defisiensi garam, tiroid (Redjeki et al, 2020). Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan no. 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta pesan kesehatan untuk makanan olahan dan siap saji menyebutkan bahwa jumlah garam yang dianjurkan dikonsumsi per hari hanya 1 sendok teh atau hanya sekitar 2000 mg/hari (RI Menteri Kesehatan, 2013).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang pencantuman informasi kandungan gula, garam, dan lemak serta pesan kesehatan untuk makanan olahan dan makanan siap saji menyebutkan bahwa anjuran jumlah konsumsi lemak atau minyak per sehari hanya 5 sendok makan atau sekitar 67 gram saja per hari (Permenkes RI, 2013). Kesimpulan yang didapat adalah asupan lemak dan asupan garam meningkat dari tahun ke tahun, asupan gula menurun dari tahun ke tahun. Uji regresi logistik juga menunjukkan adanya hubungan antara pola konsumsi jajanan tinggi gula, garam dan lemak dengan prevalensi obesitas pada anak sekolah.

Berdasarkan hasil yang diperoleh, responden menerapkan konsumsi gula <50 gr/hari, garam <5gr/hari, dan mengganti lemak atau minyak dengan makanan.

Tabel 1 Kategori Status Gizi
Tabel 1 Kategori Status Gizi

METODE

  • Desain, Waktu, dan Tempat
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
    • Perhitungan Sampel
  • Instrumen Penelitian
  • Jenis dan Pengumpulan Data
    • Data Primer
    • Data Sekunder
    • Pengumpulan Data
  • Definisi Operasional
  • Alur Penelitian
  • Analisis Data
    • Analisis Univariat
    • Analisis Bivariat
  • Persetujuan Etik

Formulir Kuesioner Frekuensi Makanan Semi Kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui frekuensi jajan yang dikonsumsi siswa SDIT An-Najah Kota Depok dapat dilihat pada lembar bagian blok terlampir. Data yang berisi tentang data diri siswa aktif bersekolah dan data selayang pandang wilayah SDIT An-Najah. Adapun data sekunder diperoleh melalui observasi, wawancara dan juga melalui berkas profil yang disediakan oleh pihak sekolah.

Analisis univariat dalam penelitian ini dilakukan untuk distribusi frekuensi masing-masing variabel yaitu karakteristik responden (umur, jenis kelamin, uang saku), karakteristik orang tua (pendapatan keluarga, pendidikan ibu, pekerjaan orang tua), pola konsumsi gula, garam, lemak dan status gizi anak sekolah di SDIT An-Najah Kota Depok. Analisis bivariat yang dilakukan pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan pola konsumsi gula, garam dan lemak dengan status gizi siswa SDIT An-Najah Kota Depok. Kuadrat dengan tingkat p-value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dari keduanya atau dari keduanya dapat diasumsikan Ho.

Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti membuat persetujuan etik yang peneliti serahkan kepada komisi etik Universitas Muhammadiyah Prof.

Tabel 3 Definisi Operasional  No  Variabel  Definisi
Tabel 3 Definisi Operasional No Variabel Definisi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Gambaran Umum Sekolah Dasar Terpadu Islam An-Najah
  • Analisis Univariat
  • Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil analisis univariat yang menjelaskan karakteristik responden dengan jumlah 68 responden yaitu jenis kelamin, umur, status gizi, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, pendidikan ibu, pendapatan orang tua dan uang saku. Berdasarkan Tabel 4 sebagian besar responden laki-laki memiliki tinggi badan yang sama dengan sebagian besar responden yang berusia 10 tahun dan memiliki status gizi obesitas sebanyak 30 (44,1%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 68 responden pada kelompok umur 9-12 tahun, status makan terbanyak adalah obesitas dan yang paling banyak dialami adalah laki-laki.

Berdasarkan tabel 6 konsumsi gula, garam, lemak berdasarkan kuesioner frekuensi makanan semi kuantitatif diperoleh sebanyak konsumsi gula lebih dari 50 g/hari, kemudian diperoleh sebanyak konsumsi garam lebih dari 50 g/hari. 5 g/hari, maka didapatkan konsumsi lemak sebanyak lebih dari 67 g/hari. Berdasarkan hasil analisis bivariat menjelaskan hubungan antara status gizi dengan gula, garam dan lemak dari 68 responden siswa di SD Islam Terpadu An-Najah. Berdasarkan tabel 7 hasil analisis hubungan konsumsi gula dengan status gizi siswa SDIT An-Najah diketahui sebanyak 26 (50%) mengkonsumsi gula lebih dari 50 g/hari dengan gizi obesitas. . dan terdapat sebanyak 8,50%) mengkonsumsi gula cukup 50 g/hari dengan status gizi normal.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pola konsumsi gula dengan status gizi siswa SDIT An-Najah p-value 0,201 (p > 0,05). Berdasarkan Tabel 8 hasil analisis hubungan konsumsi gula dengan status gizi siswa SDIT An-Najah diketahui ada yang mengkonsumsi garam lebih dari 5 g/hari dengan status gizi obesitas dan banyak yang mengkonsumsi garam cukup 5 g/hari dengan status gizi normal. Berdasarkan Tabel 9 hasil analisis hubungan antara konsumsi gula dengan status gizi siswa SDIT An-Najah diketahui cukup banyak di antara mereka yang masuk kategori makan akibat kegemukan, yang mengkonsumsi lebih banyak. dari 67 g/hari lemak. status dan eksis.

Tabel 4 Destribusi Frekuensi
Tabel 4 Destribusi Frekuensi

Pembahasan

  • Status Gizi
  • Hubungan Pola Konsumsi Gula dengan Status Gizi
  • Hubungan Pola Konsumsi Garam dengan Status Gizi
  • Hubungan Pola Konsumsi Lemak dengan Stats Gizi

Berdasarkan temuan penelitian Nawang (2018), penelitian ini menggunakan semi kuantitatif frekuensi makanan jajanan dan wawancara terhadap karakteristik responden, karakteristik orang tua atau wali dan pola konsumsi jajanan, untuk analisis yang digunakan adalah uji chisqure dan korelasi Spearman. didapatkan bahwa antara asupan gula dengan status gizi tidak terdapat korelasi p-value 0,220 (Nawang et al. 2018). Apabila membandingkan hasil penelitian dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, terdapat perbedaan yang membuat hasil asupan gula dan status gizi antara keduanya berbeda, yaitu untuk penelitian Risti Cahyani, dalam penelitiannya menggunakan responden berusia >50 tahun dengan keluarga atau rumah tangga. responden lebih banyak memiliki riwayat hipertensi, sedangkan penelitian ini menggunakan responden dengan rata-rata usia 9-12 tahun dengan tingkat konsumsi jajanan. Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji statistik dengan Chi-Square Test didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi garam dengan status gizi yang ditunjukkan dengan nilai p lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan hasil Puspita (2018), penelitian ini menggunakan kuesioner frekuensi makanan semi kuantitatif kemudian menggunakan analisis uji chi-square dan korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan atau asosiasi yang memiliki pengaruh p-value 0,261 antara asupan garam dengan status gizi (Puspita et al, 2018). Berdasarkan hasil penelitian ini, sebelumnya diperoleh hasil yang sama yaitu tidak ada hubungan antara status gizi dengan konsumsi garam, karena garam merupakan mikronutrien yang tidak ada hubungan dengan status gizi, walaupun mungkin ada hubungan karena garam memberi rasa enak pada makanan, yang menyebabkan nafsu makan, makan meningkat, sehingga konsumsi makanan yang memiliki rasa pedas menjadi berlebihan.

Berdasarkan hasil analisis bivariat menggunakan uji statistik dengan Chi-Square Test didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi lemak dengan status gizi yang ditunjukkan dengan nilai p lebih besar dari 0,05. Pangan sumber lemak yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis jajanan dan minuman kemasan, seperti chiki, teh kemasan, mi instan goreng, mi instan rebus, kerupuk, batagor, dan siomay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara ketersediaan atau hubungan yang memiliki pengaruh p-value 0,250 antara asupan lemak dengan status gizi (Puspita et al, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh hasil yang sama sebelumnya yaitu tidak ada hubungan antara status gizi dengan konsumsi lemak yang memungkinkan lemak terdistribusi ke seluruh tubuh.

Keterbatasan Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Hubungan pola konsumsi sumber gula, garam dan lemak dengan profil status gizi tingkat rumah tangga di Kabupaten Bantul. Pengaruh Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Lemak dan Status Obat Cacingan terhadap Status Gizi Siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Limpakuwus, 'Kesehatan Masyarakat Indonesia, 9(1), hlm. Hubungan antara ketersediaan, pola konsumsi dan asupan gula, garam dan lemak (gg) jajanan dengan status gizi anak sekolah di kota surabaya.

Pengaruh kebiasaan makan keluarga terhadap status gizi anak di Babak Sari Sdn - Kecamatan Dukun - Kabupaten Gresik (Studi Kasus). Bersama surat ini, saya Al Matum Rolag, mahasiswa S1 gizi Universitas Binawan, yang menjadi peneliti utama penelitian berjudul “Hubungan Pola Konsumsi Gula, Garam, Lemak dengan Status Gizi Siswa SD Islam Terpadu An-Najah Sekolah di Kota Depok” mohon kesediaan Saudara/Msdri untuk menjadi responden survei dengan bersedia mengisi kuesioner terlampir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan konsumsi gula, garam dan lemak dengan status gizi siswa SDIT An-Najah Selain itu penelitian ini juga sangat bermanfaat bagi peneliti dalam rangka memperoleh gelar sarjana. derajat.

Jika Anda telah memutuskan untuk bergabung, Anda juga bebas mengundurkan diri atau berubah pikiran kapan saja tanpa dikenakan denda atau sanksi. Orang tua Anda akan diberikan formulir persetujuan yang menyatakan bahwa Anda telah memberikan izin kepada anak Anda untuk mengikuti penelitian ini. Sebagai subjek penelitian, Anda wajib mengikuti aturan atau pedoman penelitian sebagaimana tertulis di atas.

Manfaat yang diperoleh baik oleh objek maupun pihak sekolah adalah mendapatkan pemeriksaan antropometri gratis, serta informasi data antropometri terkait gizi dan status kesehatan. Hubungan pola konsumsi gula, garam, lemak dengan status gizi siswa di SD Islam Terpadu An-Najah Kota Depok. Saya Al Matum Rolag, mahasiswa S1 Gizi Universitas Binawan, sebagai peneliti utama dalam penelitian berjudul “Hubungan Pola Konsumsi Gula, Garam, Lemak dengan Status Gizi Siswa di SD Islam Terpadu An-Najah Kota Depok " untuk menjadi responden penelitian.

Gambar

Tabel 1 Kategori Status Gizi
Tabel 2 Penelitian Terkait  No  Penulis Dan
Gambar 1 Kerangka Teori.
Gambar 2 Kerangka Konsep
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, karena berkah dan hidayahNya penulis berhasil menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul Hubungan Pola Konsumsi

Tujuan : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan lemak dan status gizi dengan siklus menstruasi pada siswi SMA N Colomadu.. Metode Penelitian : Rancangan

Hasil penelitian diketahui bahwa: (1) 52% responden memiliki pengetahuan yang sangat baik mengenai makanan jajanan, (2) siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Cilacap gemar

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat kebiasaan konsumsi lemak, aktivitas fisik, dan persen lemak tubuh dengan status gizi pada pegawai

Hal ini sejalan dengan penelitian Al Faris, dkk (2015) dalam survei cross sectional yang dilakukan terhadap 127 remaja putri Saudi (13-18 tahun) dan 69 remaja putri

Penelitian yang telah dilakukan menyebutkan bahwa dari 10 responden dengan jumlah kecukupan energi pada kategori kurang sebanyak 5 responden (50%) memiliki status gizi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak dengan status gizi sangat kurus mendapatkan asupan lemak kurang dan baik sebanyak 50%, anak dengan status gizi kurus

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan status gizi, zat goitrogenik, asupan dan garam beriodium dengan kadar Ekskresi Iodium Urin pada anak Sekolah Dasar di Kecamatan