• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS SUNGAI BESAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS SUNGAI BESAR "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS SUNGAI BESAR

BANJARBARU TAHUN 2019

Muhammad Agus Fahlove1,

Asrinawaty

2, Septi Anggraeni3,Edy Ariyanto, SKM.,M.Kes4

1Mahasiswa Prodi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

2,3,4 Dosen Prodi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari E-mail:M

ABSTRAK

Berdasarkan laporan tahunan di wilayah Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru di dapatkan data penderita hipertensi lansia pada bulan Juli-September tahun 2019 sebanyak 483 orang. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pola makan dan gaya hidup dengan penyakit hipertensi pada lansia di wilayah Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru Tahun 2019. Metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional.

Populasi adalah seluruh lansia yang mengalami hipertensi pada bulan Juli sampai September sebanyak 483 orang dengan sampel sebanyak 83 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik accindental sampling. Uji statistik menggunakan uji Chi square test. Hasil menunjukkan bahwa kejadian hipertensi pada lansia paling banyak sedang 35 orang (42,2%), pola makan lansia paling banyak yaitu baik sebanyak 42 orang (50,6%), gaya hidup lansia paling banyak yaitu baik sebanyak 44 orang (53,0%). Ada hubungan pola makan lansia dengan kejadian hipertensi (p-value = 0,008). Ada hubungan gaya hidup lansia dengan kejadian hipertensi (p-value = 0,000). Diharapkan memperbaiki gaya hidup dan pola makan dengan cara meningkatkan aktivitas fisik seperti olahraga teratur, mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dan berlemak.

Kata kunci : Kejadian Hipertensi, Pola Makan, Gaya Hidup

ABSTRACT

Based on annual reports in the Sungai Besar Banjarbaru Health Center area, there were 483 people with hypertension in the elderly in July-September 2019. This study aims to determine the relationship between diet and lifestyle with hypertension in the elderly in the Sungai Besar Banjarbaru Health Center in 2019. The analytical survey research method is cross sectional approach. The population is all elderly who experience hypertension from July to September as many as 483 people with a sample of 83 people. Sampling using accindental sampling technique. Statistical tests using the Chi square test. The results showed that the incidence of hypertension in the elderly was at most 35 people (42.2%), the diet of the elderly at most was good as many as 42 people (50.6%), the lifestyle of the elderly at most was good as many as 44 people (53.0 %). There is a relationship between elderly eating patterns with the incidence of hypertension (p-value = 0.008). There is a relationship between the lifestyle of the elderly with the incidence of hypertension (p-value = 0,000). It is expected to improve lifestyle and diet by increasing physical activity such as regular exercise, reducing the habit of consuming salty and fatty foods.

Keywords : Occurrence of Hypertension, Diet, Lifestyle

(2)

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dengan angka sistolik dan diastolik menunjukkan angka lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Hipertensi menjadi salah satu faktor utama sebagai penyebab kematian nomor satu didunia atau dikenal sebagai the silent killer (Noviyanti, 2015).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015, hipertensi membunuh hampir 8 miliar orang setiap tahun di dunia dan hampir 1,5 juta orang setiap tahunya di Kawasan Asia Timur Selatan. Sekitar sepertiga dari orang dewasa di Asia Timur-Selatan menderita Hipertensi. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2015 sebanyak 29% orang dewasa terkena hipertensi. Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1,5 juta kematian di Asia Tenggara yang sepertiga populasinya menderita hipertensi sehingga dapat menyebabkan peningkatan beban biaya kesehatan serta hipertensi merupakan penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak yang menempati urutan ke-3 di Indonesia dengan angka kematian 27,1% (Kemenkes, 2017).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2018) prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung sebesar 30,9% dan terendah di Provinsi Papua sebesar 20%. adapun prevalensi hipertensi di provinsi Kalimantan Selatan sebesar 30,8%

(Infodatin Kemenkes RI, 2018).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi yaitu faktor genetik (faktor keturunan) dan gaya hidup.

Faktor genetik tidak dapat dikendalikan, tetapi faktor gaya dapat dikendalikan, dengan gaya hidup yang sehat.

Gaya hidup tidak sehat dapat menyebabkan terjadinya penyakit hipertensi, misalnya aktivitas fisik, makan- makanan berlemak, makan-makanan asin, minum-minuman berkafien, merokok, stress (Yonata, 2016).

Berdasarkan laporan tahunan di wilayah Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru di dapatkan hasil data penderita hipertensi beberapa tahun terakhir, di dapatkan angka kesakitan hipertensi paling banyak dialami masyarakat di wilayah tersebut pada bulan Januari-Desember tahun 2017 sebanyak 1.519 jiwa, kemudian pada bulan Januari-Desember tahun 2018 mengalami penurunan yaitu dengan jumlah angka penderita hipertensi sebanyak 532 jiwa, walaupun terjadi penurunan kejadian hipertensi dari tahun 2017 ke 2018 namun pada bulan Juli-September tahun 2019 dalam rekapan data 3 bulan terakhir didapatkan penderita hipertensi sebanyak 884 jiwa. Sedangkan penderita hipertensi untuk lansia sebanyak 483 jiwa (Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru, 2019).

Berdasarkan latar belakang di atas tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Pola Makan dan gaya hidup dengan Penyakit Hipertensi pada Lansia Di Wilayah Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru Tahun 2019.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pola makan dan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada lansia Di wilayah puskesmas Sungai Besar.

METODE

Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia baik laki-laki maupun perempuan yang mengalami hipertensi pada bulan Juli sampai September sebanyak 483 orang di Wilayah Puskesmas Sungai Besar Banjarbaru 2019. Sampel penelitian ini sebanyak 83 responden. Ada pun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara accindental sampling. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (variabel independen) adalah pola makan dan gaya hidup dan Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kejadian hipertensi pada lansia.

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Uji stati stik yang dipakai adalah uji Chi square test dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%. Jika p ≤ α 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Jika p > α 0,05 maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Univariat

a. Kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019

Gambaran kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Distribusi Frekuensi kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019

No Kejadian Hipertensi Pada Lansia

(n) (%)

1. Ringan 30 36,1

2. Sedang 35 42,2

3. Berat 18 21,7

Total 83 100

Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 1.1 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian hipertensi pada lansia paling banyak sedang sebanyak 35 orang (42,2%), sedangkan kejadian ringan sebanyak 30 orang (36,1%) dan kejadian hipertensi berat sebanyak 18 orang (21,7%).

J

b. Gambaran pola makan lansia dengan penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019

Gambaran pola makan lansia dengan penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Distribusi Frekuensi pola makan lansia dengan penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

Tahun 2019

No Pola Makan (n) (%)

1 Baik 42 50,6

2 Buruk 41 49,4

Total 83 100

Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 1.2 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan lansia dengan penyakit hipertensi paling banyak yaitu baik sebanyak 42 orang (50,6%), sedangkan pola makan paling sedikit yaitu buruk sebanyak 41 orang (49,4%).

c. Gambaran gaya hidup lansia dengan penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019

Gambaran gaya hidup lansia dengan penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3

Distribusi Frekuensi gaya hidup lansia dengan penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar

Tahun 2019

No Gaya Hidup (n) (%)

(4)

2. Buruk 39 47,0

Total 83 100

Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 1.3 diatas hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup lansia dengan penyakit hipertensi paling banyak yaitu baik sebanyak 44 orang (53,0%), sedangkan gaya hidup paling sedikit yaitu buruk sebanyak 39 orang (47,0%).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah hasil analisis hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji Chi-square.

a. Hubungan pola makan lansia dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019

Dari hasil analisis bivariat hubungan pola makan lansia dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019 adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4

Hubungan pola makan lansia dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019

Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 1.4 diketahui bahwa dari 42 responden yang memiliki pola makan baik sebanyak 22 orang (52,4%) mengalami hipertensi ringan, sedangkan sebanyak 13 orang (31,0%) mengalami hipertensi sedang dan sebanyak 7 orang (16,7%) mengalami hipertensi berat. Dari 41 responden yang memiliki pola makan buruk sebanyak 8 orang (19,5%) mengalami hipertensi ringan, sedangkan 22 orang (53,7%) mengalami hipertensi sedang dan sebanyak 11 orang (26,8%) mengalami hipertensi berat.

Hasil uji statistik dengan Chi-square di dapatkan nilai p-value = 0,008 < α 0,05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan pola makan lansia dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019.

b. Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019

Dari hasil analisis bivariat hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Tabel 1.5

Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019

No Gaya Hidup

Kejadian Hipertensi

N %

Ringan Sedang Berat

n % n % n %

1. Baik 24 54,5 19 43,2 1 2,3 44 100

2. Buruk 6 15,4 16 41,0 17 43,6 39 100

Jumlah 30 36,1 35 42,2 18 21,7 83 100

p-value= 0,000 < α 0,05 Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa dari 44 responden yang memiliki gaya hidup baik sebanyak 24 orang (54,5%) mengalami hipertensi ringan, sedangkan sebanyak 19 orang (43,2%) mengalami hipertensi sedang dan sebanyak 1 orang (2,3%) mengalami hipertensi berat. Dari 39 responden yang memiliki gaya hidup buruk sebanyak 6 orang (15,4%) mengalami hipertensi

No Pola Makan

Kejadian Hipertensi

N %

Ringan Sedang Berat

n % n % n %

1. Baik 22 52,4 13 31,0 7 16,7 42 100

2. Buruk 8 19,5 22 53,7 11 26,8 41 100

Jumlah 30 36,1 35 42,2 18 21,7 83 100

p-value= 0,008 < α 0,05

(5)

ringan, sedangkan 16 orang (41,0%) mengalami hipertensi sedang dan sebanyak 17 orang (43,6%) mengalami hipertensi berat.

Hasil uji statistik dengan Chi-square di dapatkan nilai p-value = 0,000 < α 0,05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019.

PEMBAHASAN

1. Kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian hipertensi pada lansia paling banyak sedang sebanyak 35 orang (42,2%), sedangkan kejadian ringan sebanyak 30 orang (36,1%) dan kejadian hipertensi berat sebanyak 18 orang (21,7%).

Sebagian besar responden memiliki hipertensi sedang hal ini dikarenakan gaya hidup responden yang buruk dan pola makan yang buruk. Namun dalam penelitian ini juga terdapat responden yang memiliki hipertensi ringan hal ini dikarenakan gaya hidup baik dan pola makan baik.

Selain faktor gaya hidup dan pola makan, karakteristik seperti umur dan jenis kelamin responden dalam penelitian ini juga dapat mengakibatkan hipertensi dalam kategori sedang yaitu menunjukkan bahwa umur responden paling banyak yaitu umur 46-55 tahun sebanyak 72 orang (86,7%), dan jenis kelamin paling banyak yaitu perempuan sebanyak 44 orang (53,0%), hal ini menunjukkan bahwa responden sudah memasuki fase menoupause yang beresiko terjadinya hipertensi pada perempuan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adriaansz (2016) di Puskesmas Ranomuut Kota Manado menunjukkan bahwa responden yang mengalami hipertensi ringan sebanyak 21 orang (44,7%), hipertensi sedang sebanyak 14 orang (29,8%) dan hipertensi berat sebanyak 2 orang (4,2%).

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Tan Robin Alhuda (2018) menunjukkan bahwa tingkatan hipertensi pada pasien penderita hipertensi yang berobat di Puskesmas Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang hampir seluruhnya kategori stage 1 yaitu sebanyak 28 orang (78,78%).

2. Pola makan lansia dengan penyakit hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan lansia penyakit hipertensi paling banyak yaitu baik sebanyak 42 orang (50,6%), sedangkan pola makan paling sedikit yaitu buruk sebanyak 41 orang (49,4%).

Menurut Pudiastuti (2011) untuk mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak dan makanan dengan garam. Pembatasan konsumsi lemak dan garam sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati- hati dalam mengonsumsi lemak karena mendekati menopouse.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rihiantoro (2017) menunjukkan bahwa dari 29 responden yang mempunyai pola makan buruk diperoleh data menderita hipertensi sebanyak 25 responden (86,2%) dan yang tidak menderita hipertensi sebanyak 4 responen (13,8%). Sedangkan dari total 35 responden yang mempuyai pola makan baik sebanyak 7 responden (20%) menderita hipertensi dan yang tidak menderita hipertensi sebanyak 28 responden (80%). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Indah Dwi Pusparini (2016) menunjukkan bahwa konsumsi makanan asin sebesar 40,0%

dengan frekuensi lebih dari satu kali sehari, konsumsi makanan berlemak sebesar 30,0% dengan frekuensi lebih dari satu kali sehari, konsumsi minuman berkafein sebesar 35,0% dengan frekuensi lebih dari satu kali sehari.

3. Gaya hidup lansia penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup lansia dengan penyakit hipertensi paling banyak yaitu baik sebanyak 44 orang (53,0%), sedangkan gaya hidup paling sedikit yaitu buruk sebanyak 39 orang (47,0%).

Gaya Hidup sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatanya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui

(6)

meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat. Gaya Hidup yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko terkena berbagai macam penyakit terutama hipertensi (Sutomo, 2009).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Widianto (2018) di wilayah kerja Puskesmas I Kembaran menunjukkan bahwa gaya hidup kelompok pralansia penderita hipertensi lebih banyak gaya hidup baik sebesar 57,1% dan pada kelompok lansia lebih banyak responden dengan gaya hidup tidak baik sebesar 55,2.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Indah Dwi Pusparani (2016) menunjukkan bahwa responden yang memiliki gaya hidup yang tidak sehat sebesar 100%.

4. Hubungan pola makan lansia dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019 Hasil uji statistik dengan Chi-square di dapatkan nilai p-value = 0,008 < α 0,05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan pola makan lansia dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019.

Menurut Budi (2010) pola makan berhubungan sebab akibat dengan kejadian hipertensi semakin buruk pola makan akan beresiko terjadinya hipertensi, namun sebaliknya semakin baik pola makan dengan membatasi makanan yang asin dan berlemak dapat mencegah dan mengontrol tekanan darah sehingga mengurangi resiko terjadinya hipertensi.

Pola makan yang tidak sehat yaitu kebiasaan mengkonsumsi makanan dengan tidak memperhatikan jenis dan bahannya, maka dapat memicu pada penyempitan pembuluh darah sehingga menyebabkan otot jantung harus lebih keras memompa darah sehingga yang berujung pada tingginya tekanan darah (Pudiastuti, 2011).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tan Robin Alhuda (2018) menunjukkan bahwa ada hubungan pola makan dengan tingkatan hipertensi pada Middle Age 45-59 tahun di wilayah kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang dengan nilai p value (0,000 < 0,05).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Solehatul Mahmudah (2015) menunjukkan bahwa ada hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi adapun variabel yang berhubungan yaitu asupan lemak (p =0,008), asupan natrium (p = 0,001) dengan kejadian hipertensi.

5. Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019 Hasil uji statistik dengan Chi-square di dapatkan nilai p-value = 0,000 < α 0,05 maka Ho di tolak artinya ada hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di wilayah Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019.

Menurut Hartono (2013) gaya hidup berhubungan sebab akibat dengan kejadian hipertensi semakin baik gaya hidup seseorang dapat mencegah resiko terjadinya hipertensi, namun sebaliknya semakin buruk gaya hidup maka akan beresiko terjadinya hipertensi.

Gaya hidup seseorang seperti kurang beraktivitas berdampak pada melemahnya otot-otot pembuluh darah dimana pada saat hendak mau melakukan aktivitas yang lebih berat maka dapat membuat jantung berusaha kuat memompa darah (Sutomo, 2009). Perubahan gaya hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi seperti stres, obesitas, kurangnya olahraga (kurang aktivitas gerak) (Mulyono, 2010).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Tan Robin Alhuda (2018) menunjukkan bahwa ada hubungan gaya hidup dengan tingkatan hipertensi pada Middle Age 45-59 tahun di wilayah kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang dengan nilai p value (0,000 < 0,05). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Solehatul Mahmudah (2015) menunjukkan bahwa ada hubungan aktivitas fisik dengan kejadian hipertensi (p=0,024 OR=3,596) aktivitas fisik sebagai faktor resiko gaya hidup yang paling berhubungan dengan kejadian hipertensi.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Sartik (2017) menunjukkan bahwa terdapat hubungan gaya hidup kebiasaan berolahraga dengan kejadian hipertensi (p value =0,020). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Linda Miftahul Jannah (2018) menunjukkan bahwa ada hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi di desa Bumiayu Kabupaten Bojonegoro, variabel yang berhubungan dengan kejadian hipertensi antara lain kebiasaan olahraga (p =0,01), merokok (p = 0,01).

(7)

PENUTUP a. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kejadian hipertensi pada lansia paling banyak sedang 35 orang (42,2%) di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019.

2. Pola makan lansia dengan penyakit hipertensi paling banyak yaitu baik sebanyak 42 orang (50,6%) di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019.

3. Gaya hidup lansia dengan penyakit hipertensi paling banyak yaitu baik sebanyak 44 orang (53,0%) di wilayah kerja Puskesmas Sungai BesarTahun 2019.

4. Ada hubungan pola makan lansia dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019 (p-value = 0,008).

5. Ada hubungan gaya hidup lansia dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sungai Besar Tahun 2019 (p-value = 0,000).

b. Saran

1. Bagi Lansia

Diharapkan memperbaiki gaya hidup dan pola makan dengan cara meningkatkan aktivitas fisik seperti olahraga teratur, mengurangi kebiasaan mengkonsumsi makanan asin dan berlemak.

2. Bagi Pihak Puskesmas

Diharapkan pihak Puskemas lebih meningkatkan lagi upaya promotif dan preventif kepada manyarakat dengan penyediaan sarana informasi yang mudah diakses seperti penyuluhan kesehatan, sosialisasi, pembagian leaflat, poster dan sejenisnya sebagai upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa dengan jumlah sampel yang lebih besar dan cakupan wilayah yang lebih luas meliputi faktor risiko hipertensi lain seperti usia, jenis kelamin, riwayat keturunan dengan kejadian hipertensi.

REFERENSI

Adriaansz. 2016. Hubungan Konsumsi Makanan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmasranomuut Kota Manado. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran.

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1. diakses 16 Januari 2020.

Hartono. 2011. Hipertensi: The Sillent Killer. Artikel Penelitian dalam Rangka hari Hipertensi Sedunia.

Jakarta. Perhimpunan Hipertensi Indonesia.

Infodatin Kemenkes RI. 2016. Data Hipertensi di Indonesia. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. 2017. Sebagian Besar Penderita Hipertensi tidak Menyadarinya. Jakarta: Kemenkes RI.

Mulyono. 2010. Hubungan Antara Faktor Demografi dan Kegemukan Pada Orang Usia Lanjut Dengan penyakit hipertensi Di Kabupaten Sleman. Jurnal Kedokteran Yarsi.

Noviyanti.2015. Hipertensi : Kenali,Cegah, dan Obati. Yogyakarta : Notebook.

Pudiastuti, RD. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Cetakan Pertama. Yogyakarta : Nuha Medika.

Pusparani, Indah Dwi. 2016. Gambaran Gaya Hidup pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Ciangsana Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Karya Tulis Ilmiah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. diakses 25 Juni 2019.

Sartik. 2017. Faktor – Faktor Risiko Dan Angka Kejadian Hipertensi Pada Penduduk Palembang. Dinas Kesehatan Kota Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, November 2017, 8(3):180-191.diakses 15 Januari 2020.

(8)

Solehatul Mahmudah. 2015. Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok Tahun 2015. Program Studi S1 Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. diakses 15 Januari 2020.

Sutomo, Budi. 2009. Menu sehat penakluk hipertensi. Jakarta : De Media.

Tan Robin Alhuda. 2018. Hubungan Antara Pola Makan Dan Gaya Hidup Dengan Tingkatan Hipertensi Pada Middle Age 45-59 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.di akses 15 Januari 2020.

Tori Rihiantoro. 2017. Hubungan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Hipertensi Di Kabupaten Tulang Bawang. Jurnal Keperawatan, Volume XIII, No. 2, Oktober 2017. diakses 25 Juni 2019.

Widianto. 2018. Hubungan Pola Makan Dan Gaya Hidup Dengan Angka Kejadian Hipertensi Pralansia Dan Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas I Kembaran. Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang didapatkan adalah ada hubungan signifikan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia Desa

Kesimpulan yang didapatkan adalah ada hubungan signifikan antara stres dan pola makan dengan terjadinya kekambuhan hipertensi pada lansia di Posyandu Lansia

menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “ Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Pola Makan dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Hamil di Puskesmas Juwana Kabupaten

penelitian tentang “Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Pelayanan Kesehatan Puskesmas Medan Johor”.. Penelitian

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan kegemukan dan merokok dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun

Wahyudi Erwin, Rizal Achmad 2021 Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmasin Indah Kota Banjarmasin Cross

Hubungan Pola Makan dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Rheumatoid Arthritis reumatik Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Cijagang Cianjur 2022 6 Journal of Educational Innovation

Analisa Bivariat Tabel 7 Hasil Uji Chi Square Pola Makan dengan Kejadian Gastritis pada Dewasa Awal di Wilayah Puskesmas Warungkondang Kabupaten Cianjur Pola Makan Kejadian