• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DIET HIPERTENSI DAN POLA MAKAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOLAWE KABUPATEN KONAWE UTARA - Repository Poltekkes Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG DIET HIPERTENSI DAN POLA MAKAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOLAWE KABUPATEN KONAWE UTARA - Repository Poltekkes Kendari"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hipertensi sering disebut sebagai “Silent Killer” (Pembunuh Senyap), karena seringkali penderita Hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan sesuatu gangguan atau gejala. Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal. Gejala-gejala akibat hipertensi, seperti pusing, gangguan penglihatan, dan sakit kepala, sering kali terjadi pada saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka tertentu yang bermakna.

Banyak faktor yang berperan dalam terjadinya hipertensi diantaranya faktor risiko yang tidak terkendali dan faktor risiko yang dapat dikendalikan.

Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol seperti faktor keturunan, jenis kelamin, ras dan usia. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan adalah obesitas, kurang olah raga atau aktivitas fisik, merokok, minum kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium rendah, alkohol, stres, pekerjaan, pendidikan dan pola makan

Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) yang menetap.

Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (Istiqamah, Widyarni, and Dhewi 2021).

(2)

2 Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah di atas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5%, dan prevalensinya hampir sama besar di negara berkembang maupun di negara maju.

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2018 sekitar 1,3 miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi, dua dari tiga di antaranya tinggal di negara berkembang berpenghasilan rendah dan menengah. Bila tidak ada Tindakan yang tepat, jumlah orang dengan hipertensi akan terus meningkat di seluruh dunia, dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% dari populasi dunia, atau 1,6 miliar orang diperkirakan akan menderita hipertensi. Di Indonesia, prevalensi hipertensi mencapai 31,7% dari penduduk berusia 18 tahun ke atas. Dari jumlah tersebut, 60% pasien hipertensi mengalami komplikasi stroke. Sisanya menderita penyakit jantung, gagal ginjal dan kebutaan (Iska 2022).

Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan angka prevalensi hipertensi pada penduduk >18 tahun berdasarkan pengukuran secara nasional sebesar 34,11%

dengan estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia adalah sebesar 63.309.620 orang, dengan kematian akibat hipertensi sebesar 427.218 orang. Angka prevalensi tersebut diperoleh melalui pengukuran tekanan darah pada responden Riskesdas dengan berdasarkan pada kriteria JNC VII yaitu bila tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau tekanan darah diastolic > 90 mmHg.

Prevalensi ini lebih tinggi dibandingkan prevalensi pada tahun 2013 sebesar 25.8%. Tekanan darah tinggi pada perempuan (36.85%) lebih tinggi dibanding

(3)

3 dengan laki-laki (31.34%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (34.43%) dibandingkan dengan perdesaan (33.72%) dan semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur (Taiso, Sudayasa, and Paddo 2021).

Berdasarkan Data Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, prevalensi hipertensi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun tahun 2017 hipertensi menempati posisi kedua dari sepuluh penyakit tertinggi dengan jumlah 11.265 kasus. Tahun 2018, hipertensi berada pada urutan kedua dari sepuluh penyakit terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu sebesar 22.517 kasus, dan pada tahun 2019, hipertensi masih berada pada urutan kedua dari sepuluh penyakit terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu sebesar 57.160 kasus (17.67%) (Taiso et al. 2021).

Berdasarkan data hasil kunjungan rumah dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang dilaksanakan pada tahun 2020 di Kabupaten Konawe Utara jumlah penderita hipertensi sebesar 21,70% yang melakukan pengobatan secara teratur (Lusiana n.d.), Sedangkan data Di Puskesmas Molawe mencatat penyakit hipertensi pada Tahun 2020 jumlah hipertensi sebanyak 74 kasus. Tahun 2021 jumlah kasus hipertensi sebanyak 97 kasus. sedangkan pada pada periode januari-November 2022 jumlah kasus hipertensi sebanyak 67 kasus.

Berdasarkan hasil penelitian (Pratiwi et al. 2021) yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Diit Hipertensi pada Lansia Hipertensi dengan Tekanan Darah di Wilayah Puskemas 1 Sumpiuh menunjukkan bahwa sebanyak 37 orang (44%) memiliki tingkat pengetahuan tentang diit hipertensi dengan kategori cukup dan responden yang memiliki

(4)

4 tingkat pengetahuan tentang diit hipertensi dengan kategori kurang sebanyak 25 orang (29.8%) Hasil ini dimungkinkan karena responden yang berpendidikan dasar atau berpendidikan SD dan SMP lebih banyak dibandingkan responden yang berpendidikan menengah maupun tinggi. Tingkat pendidikan dasar dikaitkan dengan kurangnya dalam menerima atau menyerap informasi tentang diit hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian (Wahyudi Erwin, Rizal Achmad 2021) yang berjudul Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarmasin Indah Kota Banjarmasin Tahun 2021 menunjukan sebagian besar responden memiliki pola makan yang tidak baik sebanyak 49 orang (52,7%) dan pola makan baik sebanyak 44 orang (47,3%). Pola makan responden yang di dapat di Puskesmas Banjarmasin Indah Kota Banjarmasin Tahun 2021 ini merupakan gambaran pola makan responden yang masih tidak baik dalam menjaga pola makanya yang menyebabkan kejadian penyakit hipertensi, banyak responden yang masih belum bisa menjaga pola makan dengan baik dengan alasan si responden yang terhalang atau terhempet ekonomi dan kesibukannya sehari-hari untuk bekerja sehingga lupa menjaga pola makanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Tentang Diit Hipertensi dan Pola Makan Pada Penderita Hipertensi Di Wilaya Kerja Puskesmas Molawe Kabupaten Konawe Utara”.

(5)

5 C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan Tentang Diet Hipertensi dan Pola MakanPada Penderita Hipertensi Di Wilaya Kerja Puskesmas Molawe Kabupaten Konawe Utara”.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui Karakteristik responden pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Molawe Kabupaten Konawe Utara.

2. Mengetahui tingkat pengetahuan penderita hipertensi tentang diett hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Molawe Kabupaten Konawe Utara.

3. Mengetahui pola makan pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Molawe Kabupaten Konawe Utara.

D. Manfaat Peneliti 1. Bagi Penderita

Dengan penelitian ini penderita dapat menambah pengetahuannya tentang hipertensi dalam kehidupan sehari-hari dan dapat meningkatkan motivasi untuk memeriksakan diri dalam berobat.

2. Bagi Keluarga

Memberikan informasi dan saran bagi keluarga mengenai pentingnya pengetahuan pada penderita hipertensi dan motivasi untuk memeriksa diri berobat.

(6)

6 3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat bahwa pengetahuan tentang hipertensi sangat dibutuhkan agar anggota keluarga terhindar dari penyakit hipertensi serta memiliki motivasi yang kuat untuk hidup sehat dan terhindar dari hipertensi.

4. Bagi Peneliti

Memberi pengalaman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian serta mengaplikasikan berbagai teori dan konsep yang didapat di bangku kuliah ke dalam bentuk penelitian ilmiah.

(7)

7 E. Keaslian Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian No. Penelitian Judul Penelitian Desaian

Penelitian

Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. (Pratiwi et al.

2012)

Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Diet Hipertensi pada Lansia Sumpiuh

Crosss Sectional Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang diet hipertensi pada lansia hipertensi dengan tekanan darah di wilayah puskesmas 1 sumpiuh dengan nilai pv = 0,009

Tingkat pengetahuan tentang diet hipertensi

Lokasi

penelitian dan variabel

terikat

2. (Iska 2022) Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia (Studi di Psyandu desa Burneh wilayah Kerja Puskesmas Burneh

Kabupaten Bangkalan)

Cross Sectional Adanya hubungan antara pola makan dengan hipertensi pada lansia di posyandu desa Burneh wilayah kerja puskesmas Burneh kabupaten Bangkalan. Menunjukkan bahwa hampir setengah responden memiliki pola

makan yang buruk dengan kejadian hipertensi grade 2 sebanyak 15 lansia atau 37. 5%.

Pola makan Lokasi penelitian

(8)

8 3. (Wahyudi

Erwin, Rizal Achmad 2021)

Hubungan

Pengetahuan, Sikap dan Pola Makan Dengan Kejadian Penyakit Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

Banjarmasin Indah Kota Banjarmasin

Cross Sectional Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 39 orang (41,9%) dibandingkan dengan berpengetahuan baik sebanyak 28 orang (30,1%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 26 orang (28,0%) Sedangkan Sebagian besar responden memiliki pola makan yang tidak baik sebanyak 49 orang (52,7%) dibandingkan dengan responden yang memiliki pola makan baik sebanyak 44 orang (47,3%)

Pengetahuan dan Pola Makan

Lokasi penelitian dan variabel independen (sikap)

4. (Istiqamah et al. 2021)

Hubungan

Pengetahuan Dan

Pola Makan

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Pra Lansia Di Wilayah

Kerja UPT

PuskesmasMarabah an Kabupaten Barito Kuala Tahun 2021

Cross Sectional. Pengetahuan sebagian besar

responden memiliki

pengetahuan baik sebanyak 42 (49,4%) responden dari 85 pra lansia Sedangkan pada Pola makan sebagian besar responden memiliki pola makan kurang baik sebanyak

46 (54,1%) responden dari 85 pra lansia.

Pengetahuan dan pola makan

Lokasi penelitian

Referensi

Dokumen terkait