• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan pengetahuan ibu tentang ispa dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan pengetahuan ibu tentang ispa dengan"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

  • Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
  • Tindakan Pencegahan
  • Kerangka Konsep
  • Hipotesis Penelitian

Adaptasi, dimana subjek memperoleh perilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Hal ini dapat dilakukan dengan mengulangi pengetahuan yang diperoleh dari pemecahan masalah yang dihadapi di masa lalu. Pengalaman merupakan suatu cara mengulangi pengetahuan yang diperoleh dengan memecahkan masalah yang dihadapi di masa lalu.

Semakin banyak masyarakat menggali informasi baik dari media cetak maupun elektronik, maka semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Saluran pernapasan merupakan organ tubuh yang dimulai dari hidung hingga alveolus dan organ tambahannya seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. ISPA secara anatomis meliputi saluran pernafasan atas, saluran pernafasan bawah (termasuk jaringan paru), dan organ adneksa saluran pernafasan.

Infeksi akut berlangsung selama 14 hari. Batasan 14 hari ini diambil untuk menunjukkan suatu proses yang akut, meskipun untuk beberapa penyakit yang tergolong ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari. Menurut WHO (2007), Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) didefinisikan sebagai penyakit pernafasan akut yang disebabkan oleh agen infeksi yang ditularkan dari manusia ke manusia. ISPA sedang terjadi bila timbul gejala sesak napas, suhu tubuh lebih dari 390°C, dan napas mengeluarkan suara mirip mendengkur.

Jika dibandingkan antara laki-laki dan perempuan, laki-lakilah yang lebih berpeluang terkena ISPA, karena sebagian besar laki-laki adalah perokok dan sering mengemudi sehingga sering terpapar polusi udara. Pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam bidang kesehatan, hal ini disebabkan lemahnya penanganan kasus oleh petugas kesehatan dan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala dan upaya penanggulangannya, sehingga banyak kasus ISPA yang datang ke fasilitas kesehatan sudah dalam kondisi serius karena kurang paham, bagaimana caranya dan bagaimana caranya agar tidak mudah terserang ISPA. Faktor biologis (Notoatmodjo, 2007) yaitu keadaan gizi, menjaga status gizi yang baik ternyata juga dapat mencegah atau menghindari penyakit khususnya ISPA.

Selain itu, tingkat kesehatan juga dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya dengan menjaga ventilasi rumah yang cukup sehingga dapat mengurangi asap dan polusi udara, faktor keturunan misalnya. Di mana ada orang yang mengidap ISPA, pasti di situ ada orangnya. dalam keluarga menderita ISPA karena ISPA dapat melakukannya. Hal ini juga disebabkan oleh faktor keturunan, dan dengan perawatan sehari-hari yang baik maka penyakit ISPA akan berkurang dan kesehatan berangsur-angsur membaik, dan pengaruhnya saling mempengaruhi. Tobacco Atlas mencatat bahwa lebih dari 10 juta batang rokok dihisap setiap menit, setiap hari, di seluruh dunia oleh satu miliar pria dan 250 juta wanita (Kementerian Kesehatan, 2013). Secara umum dapat dikatakan cara pencegahan ISPA adalah dengan hidup sehat, gizi cukup, menghindari polusi udara dan memberikan imunisasi lengkap (Maryunani, 2010). a) Menjaga kesehatan gizi yang baik. Dengan menjaga kesehatan gizi dengan baik, kita akan mencegah atau mencegah terjadinya penyakit, khususnya infeksi saluran pernafasan akut.

Imunisasi dilakukan untuk menjaga imunitas tubuh agar tidak mudah terserang berbagai penyakit akibat virus/bakteri c) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan Ventilasi udara rendah. dan pencahayaan udara yang baik akan mengurangi polusi asap dapur/asap rokok di dalam rumah, sehingga mencegah seseorang menghirup asap yang dapat menyebabkan ISPA. Tindakan seseorang terhadap suatu stimulus tertentu akan sangat ditentukan oleh bagaimana keyakinan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut.

METODE PENELITIAN

  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Etika Penelitian
  • Alat Pengumpul Data
  • Prosedur Pengumpul Data
  • Definisi Operasional
  • Analisa Data

H0 : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan tindakan pencegahan di Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016. Merupakan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan survey cross sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan tindakan pencegahan di Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2016. pengetahuan ibu tentang ISPA dan tindakan pencegahan di Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2016.

Alasan peneliti memilih tempat penelitian ini karena banyaknya balita yang mengidap ISPA, serta hubungan antara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan tindakan pencegahan belum pernah diteliti. Kuesioner berisi 10 pertanyaan mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang ISPA dan 1 pertanyaan mengenai pernyataan tindakan preventif. Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi variabel independen yaitu pengetahuan ibu tentang ISPA dan variabel dependen tindakan preventif pada anak usia dini di Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan Kabupaten Tapanuli Selatan pada tahun 2016.

Sebaran kategori pengetahuan ibu tentang ISPA dan tindakan pencegahan di Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan Tahun 2016. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square untuk menunjukkan hubungan antara variabel pengetahuan ibu tentang ISPA dengan tindakan pencegahan. Tabel 4.3 Hubungan pengetahuan ibu terhadap program ISPA dengan tindakan preventif di Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan Tahun 2016.

Hasil uji Chi-square mencapai nilai p=0,000 (p<0,05). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang ISPA dengan tindakan pencegahan. Hasil survei di wilayah kerja Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan tahun 2016 menunjukkan mayoritas responden tidak melakukan tindakan preventif, yaitu sebanyak 39 responden (65%) dan 21 responden (35%) melakukan tindakan preventif. Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa sebanyak 21 responden yang berpengetahuan baik melakukan tindakan preventif (35%), responden yang memiliki pengetahuan cukup tidak melakukan tindakan preventif sebanyak 32 responden (53,3%) dan responden yang berpengetahuan baik. memiliki pengetahuan sedikit, tidak melakukan tindakan pencegahan sebanyak 7 responden (11,7%).

Berdasarkan aspek pengukuran penilaian pengetahuan responden tentang ISPA dengan tindakan preventif diperoleh data mayoritas responden mempunyai pengetahuan cukup, 32 responden (53,3%), 21 responden (35%) mempunyai pengetahuan baik, dan sebagian kecil responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (11,7%). Berdasarkan aspek tindakan preventif, mayoritas responden yang tidak melakukan tindakan preventif sebanyak 39 responden (65%) dan melakukan tindakan preventif sebanyak 21 responden (35%). Tenaga kesehatan di Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan diharapkan dapat memberikan edukasi ISPA kepada para ibu di wilayah kerja Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan Kabupaten Tapanuli Selatan.

Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi
Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi

HASIL PENELITIAN

Analisa Univariat

Analisa Bivariat

Pengetahuan responden mengacu pada seluruh pengetahuan yang dimiliki responden tentang suatu objek atau peristiwa tertentu yang menjadi perhatiannya. Hasil penelitian di lapangan kerja Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan tahun 2016 dapat diuraikan sebagai berikut: tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang ISPA artinya sebagian besar responden mempunyai pengetahuan cukup. yaitu sebanyak 32 responden (53,3%), responden yang berpengetahuan baik sebanyak 21 responden (35%), dan sebagian kecil responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 7 responden (11,7). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan kesehatan mencakup apa yang diketahui seseorang dalam menjaga kesehatan, yaitu cara mencegahnya dan cara mengatasinya.

Seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik terhadap suatu hal diharapkan juga mempunyai sikap dan tindakan yang baik. Temuan penelitian ini sejalan dengan temuan penelitian Dwi Yani Bidaya (2012) yang mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan ISPA pada bayi di Puskesmas Kecamatan Segedong Kabupaten Pontianak. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Intan Silviana pada tahun 2014 yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan perilaku pencegahan ISPA pada wanita.

Bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berasal dari genera Streptococcus, Staphylococcus, Pneumococci, Hemophyllus, Bordetelia dan Corynebacterium, sedangkan virus penyebab infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah golongan Myxovirus, Adnovirus, Coronavirus, Picornavirus, dan Mycoplasma. (Suhandayani, 2007) Penyebab ISPA lainnya adalah asap hasil pembakaran bahan bakar kayu yang biasa digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan masyarakat karena masyarakat khususnya ibu rumah tangga selalu melakukan aktivitas memasak setiap hari dengan menggunakan bahan bakar kayu, gas atau minyak. .

Pencemaran bahan bakar kayu mengandung zat-zat seperti basa kering, abu, karbon, hidrogen, belerang, nitrogen dan oksigen yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Departemen Kesehatan, 2005). Para ibu di Puskesmas Batu Horpak Kecamatan Tanotombangan Kabupaten Tapanuli Selatan diharapkan menjaga kebersihan lingkungan rumah untuk mencegah penyebaran virus atau bakteri penyebab ISPA.

PEMBAHASAN

Tindakan Pencegahan

ISPA didefinisikan sebagai penyakit pernafasan akut yang disebabkan oleh agen infeksi yang ditularkan dari orang ke orang. Menurut Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2010, ISPA adalah penyakit menular akut yang menyerang satu atau lebih bagian saluran pernapasan, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah), termasuk jaringan adneksa seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.

Hubungan Pengetahuan Ibu tentang ISPA dengan Tindakan

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konsep
Tabel 3.1. Definisi Operasional Penelitian Variabel Definisi

Referensi

Dokumen terkait

Methodology  Clear and detailed description of methodology may consist of field work, sampling techniques, interview session, analysis ; lab work of different phases, experimental

0.48 I was asking for help from my caregivers during pain 0.46 Labor pain becomes more intense 0.46 The severity of my labor pain was less than I had heard 0.45 I had enough