• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara terhadap perilaku praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada pegawai radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara terhadap perilaku praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada pegawai radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan kanker payudara dengan praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada staf Radioterapi RSCM. Analisis kekuatan hubungan antara tingkat pengetahuan tentang praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada pegawai Radioterapi RSCM.

Manfaat Penelitian

Manfaat bagi pegawai radioterapi diharapkan dapat menjadi bahan informasi pengetahuan dan perilaku SADARI oleh pegawai, sehingga pegawai dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku SADARI dengan mengikuti seminar-seminar terkait SADARI.

LANDASAN TEORI

Konsep Praktik Pemeriksaan Payudara Sendiri

Menurut PNPK (Pedoman Nasional Pelayanan Medis) Komite Nasional Pengendalian Kanker, Sadari adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan oleh setiap wanita untuk menemukan kelainan pada payudaranya yang bisa jadi merupakan kanker payudara. Sebenarnya tujuan SADARI adalah agar wanita itu sendiri mengetahui kondisi payudaranya sendiri, sebagai awal dalam upaya menemukan secara dini kelainan yang mengarah pada kanker payudara. Skrining SADARI direkomendasikan untuk semua wanita mulai usia 15 tahun (sebaiknya jika wanita tersebut memiliki riwayat keluarga kanker payudara atau kanker lainnya).

Lihat bagian dalam bra (penutupnya) untuk mengetahui bintik-bintik di mana cairan berasal dari puting susu. Beri tanda atau ingat tempat yang ada kelainan dan akan dievaluasi pada bulan berikutnya. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran untuk sering SADARI dan pengetahuan tentang kanker payudara masih rendah.

Hal yang sama ditemukan di Iran (Montazeri a, 2008), dimana hanya 17% dari 1402 responden yang melakukan pemeriksaan rutin untuk SADARI. Penelitian di Aceh pada mahasiswa keperawatan menunjukkan bahwa mereka memiliki pengetahuan yang baik tentang kanker payudara, jarang SADARI (Juanita N., 2013).

Gambar 2.2. Pemeriksaan payudara di depan cermin (KPKN, 2017).
Gambar 2.2. Pemeriksaan payudara di depan cermin (KPKN, 2017).

Konsep Radioterapi

Selama pasien menjalani terapi radiasi eksternal, pasien tidak menjadi radioaktif dan pancaran radiasi menghilang setelah mesin operator dimatikan. Dan karena teknik pemberian terapi radiasi saat ini dapat berupa tangensial 2D, konformal 3D atau dengan teknik Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT) (KPKN, 2017). Ahli onkologi radiasi adalah dokter yang mengawasi pengobatan pasien kanker yang menerima radiasi.

Ahli onkologi juga membantu mengidentifikasi dan mengobati efek samping terapi radiasi dan bekerja sama dengan tim onkologi. Sedangkan PPDS Onkologi merupakan dokter umum yang sedang melakukan residensi onkologi radiasi (Amerika, 2017). Selama terapi radiasi, perawat berperan penting karena mereka mengevaluasi setiap hari atau setiap minggu untuk menilai masalah dan kecemasan pasien dalam menjalani terapi radiasi (America, 2017).

Radiografer bekerja dengan ahli onkologi radiasi untuk mengatur terapi radiasi harian sesuai dengan dosis dan target radiasi ahli onkologi radiasi. Staf administrasi mendukung karyawan agar terapi radiasi untuk pasien dapat berjalan dengan lancar dan teratur setiap hari.

Gambaran Pegawai Radioterapi

Fisikawan medis melihat, menghitung dosis radiasi untuk memastikan tumor menerima cukup radiasi dan menciptakan target radiasi yang menghancurkan tumor sebaik mungkin sambil menghindari jaringan normal. Fisikawan medis juga bertanggung jawab atas program kendali mutu untuk peralatan dan prosedur dan untuk memastikan bahwa peralatan berfungsi dengan baik. Selain itu, juga diperlukan pengukuran yang tepat terhadap sifat-sifat pancaran radiasi dan melakukan uji keamanan radiasi secara berkala (America, 2017).

Selain itu, juga secara berkala melakukan pengecekan terhadap mesin perawatan untuk memastikan mesin radiasi dapat digunakan dengan baik (America, 2017).

Konsep Tingkat Pengetahuan

Memasukkan keadaan pengetahuan pada tingkat ini adalah mengingat sesuatu yang spesifik dari semua materi yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Pemahaman diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan dengan benar tentang objek yang diketahui dan dapat diinterpretasikan dengan benar. Orang yang sudah memahami subjek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, dan menyimpulkan subjek yang sedang diselidiki.

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang dipelajari dalam situasi atau kondisi kehidupan nyata. Analisis adalah kemampuan untuk menggambarkan materi atau objek dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih. Sintesis mengacu pada kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada.

Misalnya kemampuan menyusun, merencanakan, meringkas, mengadaptasi dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumus yang sudah ada. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk membenarkan atau menilai suatu bahan atau objek.

Konsep Perilaku

Perilaku tertutup terjadi ketika orang lain (dari luar) masih belum memahami dengan jelas respons terhadap suatu stimulus. Perilaku terbuka ini terjadi ketika respon terhadap suatu stimulus berupa tindakan atau praktik yang dapat diamati oleh orang lain dari luar, atau “observable behavior” (Notoatmodjo, Health Behavior Science, 2010). Oleh karena itu perilaku ini disebut perilaku sehat (health behavior), yang meliputi perilaku mencegah atau menghindari penyakit dan penyebab penyakit atau masalah atau penyebab gangguan kesehatan (preventif behavior) dan perilaku berusaha untuk meningkatkan kesehatan (promotion behavior).

Oleh karena itu, perilaku ini disebut perilaku pencarian kesehatan (health-seeking behavior) (Notoatmodjo, Health Behavior Science, 2010). Metode yang sering digunakan untuk mengukur perilaku kesehatan biasanya bergantung pada beberapa hal, antara lain: domain atau domain dari perilaku yang diukur (pengetahuan, sikap atau tindakan/praktik) dan juga bergantung pada jenis dan metode penelitian yang digunakan. Mengukur perilaku terbuka, praktik atau tindakan relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan mengukur perilaku tertutup (pengetahuan dan sikap).

Mengukur perilaku terbuka secara langsung berarti peneliti secara langsung mengamati atau mengamati perilaku subjek yang diteliti. Pengukuran perilaku tidak langsung ini berarti peneliti tidak secara langsung mengamati perilaku orang yang diteliti (responden).

Kerangka Teori

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nilai pengetahuan dan sikap mahasiswi tentang SADARI. Penelitian ini menunjukkan bahwa wanita yang mengetahui tentang SADARI memiliki sikap positif terhadap kanker payudara dan lebih sering melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

KERANGKA KERJA PENELITIAN

Hipotesis

Definisi Operasional

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai wanita Radioterapi RSCM sebanyak 57 responden. Sampel juga terdiri dari bagian terjangkau dari populasi yang dapat dijadikan subjek penelitian melalui pengambilan sampel. Sedangkan sampling adalah proses memilih sebagian dari populasi yang dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2008).

Jadi sampel penelitian ini adalah seluruh pegawai wanita yang bertugas di radioterapi RSCM yaitu sebanyak 57 responden. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel (Nursalam, 2008). Staf wanita yang bertugas di Bagian Radioterapi RSCM Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Alasan pengambilan sampel total karena menurut (Sugiyono, 2010) jumlah populasi kurang dari 100 maka seluruh populasi digunakan sebagai sampel penelitian.Sampel dari penelitian ini adalah 57 orang.

Etika Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

Alat Pengumpulan Data

Mengenai lembar observasi yang berisi cara melakukan SADARI, lembar observasi berisi 12 praktik yang harus dilakukan oleh responden. Lembar observasi diisi oleh peneliti sambil mengamati responden saat mempraktekkan SADARI dengan mengecek bagian-bagiannya.

Uji Validitas dan Reabilitas

Instrumen reliabilitas berarti instrumen yang bila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Pengujian eksternal terhadap reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan uji – uji ulang (stabilitas), ekuivalen dan kombinasi keduanya. Rumus Alpha-Cronbach digunakan untuk instrumen non tes dan rumus KR-20 untuk instrumen tes.

Perhitungan varian item dan seterusnya sesuai dengan rumus: perhitungan dilakukan dengan cara yang sama untuk setiap item instrumen, kemudian hasilnya dijumlahkan. Setelah melakukan survey test terhadap 15 pegawai Instalasi Rawat Jalan Bedah RSUPN dr.

Pengolahan Data

Analisis univariat meliputi distribusi frekuensi menurut tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dan praktik SADARI pada petugas radioterapi RSUPN Dr. Analisis bivariat dalam penelitian ini berisi tentang hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dengan praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada petugas radioterapi RSUPN Dr. Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dengan praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada karyawan.

Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dengan praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada staf radioterapi di RSUPN Dr. Peneliti menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dengan praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada staf radioterapi RSUPN Dr. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dengan praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada staf radioterapi di RSUPN Dr.

1 Judul Penelitian “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Perilaku Praktek Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Karyawan Radioterapi”. 2 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dalam praktek pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada pegawai Radioterapi RSCM.

Tabel 5.1. Gambaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase
Tabel 5.1. Gambaran distribusi frekuensi tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase

Analisa Data

HASIL PENELITIAN

Analisis Bivariat

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan Spearman's rho didapatkan nilai p : 0,001 (<0,05) artinya ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dengan praktik SADARI. BSE) pada staf radioterapi di RSUPN Dr. Sebagian besar responden menyatakan merasa perlu waspada setiap bulan karena wanita berisiko terkena kanker payudara. Sehingga, penting untuk dilakukan kegiatan peningkatan kesadaran terhadap kanker payudara dan tersedianya media (poster/stiker) untuk merangsang karyawan mempraktekkan SADARI dengan baik.

Hubungan antara tingkat pengetahuan dan praktik mengenai pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi tingkat II program studi DIII Kebidanan STIKESMUS. Hubungan pengetahuan dengan perilaku SADARI pada siswi kelas X MAN Godean. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktik SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara mahasiswi angkatan 2014 Fakultas Kedokteran, Keperawatan, Farmasi dan Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Penyuluhan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam upaya deteksi dini kanker payudara pada siswi SMAN Mengwi Bandung. Manfaat bagi institusi pelayanan kesehatan diharapkan dapat digunakan untuk menginformasikan kebijakan peningkatan derajat kesehatan tenaga kesehatan dengan meningkatkan pengetahuan tentang kanker payudara dan SADARI serta memberikan kapasitas bagi tenaga kesehatan untuk melakukan kanker payudara stadium lanjut. skrining (mamografi). Ia merupakan mahasiswa program sarjana keperawatan Universitas Binawan yang melakukan penelitian berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dengan Perilaku SADARI dan Pegawai Radioterapi RSCM”.

Perubahan pada puting dan puting susu yang ditarik adalah tanda dan gejala kanker payudara.

PEMBAHASAN

Gambar

Gambar 2.2. Pemeriksaan payudara di depan cermin (KPKN, 2017).
Gambar 2.3. Pemeriksaan payudara saat berbaring (KPKN, 2017).
Gambar 2.4. Kerangka Teori
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia untuk ikut berpartisipasi sebagai responden pada penelitian dengan judul “Hubungan Spiritualitas Dzikir Dengan Tingkat