HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERAN KADER DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEAKTIFAN IBU MEMBAWA BALITA (D/S)KE POSYANDU
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARBARU SELATAN TAHUN 2020
Desy Monica1, Netty2, Ari Widyarni3
1Mahasiswa Prodi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
2,3 Dosen Prodi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari
E-mail: [email protected] ABSTRAK
Cakupan kunjungan ibu balita di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 80,01% sedangkan tahun 2017 cakupan kunjungan ibu balita ke Posyandu menurun menjadi 79,34%. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan, peran kader dan dukungan suami dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020. Metode penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi seluruh ibu yang memiliki anak balita usia 1-5 tahun sebanyak 2435 orang. Sampel sebanyak 96 responden menggunakan teknik Accidental Sampling. Uji statistik menggunakan uji Chi square test. Hasil penelitian responden aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 54 responden (56,3%), pengetahuan tentang Posyandu cukup sebanyak 46 responden (47,9%), peran kader baik sebanyak 52 responden (54,2%), responden mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 62 responden (64,6%).
Ada hubungan pengetahuan (p-value = 0,000) peran kader (p-value = 0,000), dukungan suami (p-value = 0,004) dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu. Diharapkan ibu dapat meningkatkan keaktifan kunjungan balita ke Posyandu sehingga petumbuhan dan perkembangan anak dapat terpantau setiap bulannya.
Kata kunci : Keaktifan ibu, Posyandu, Pengetahuan, Peran Kader, Dukungan Suami ABSTRACT
The coverage in 2016 the visit of mothers under five to Posyandu in Indonesia 80,01%, in 2017 the coverage of the visit mothers under five to Posyandu to 79,34%. The study aims determine the relationship of knowledge, role of cadres and support of husband with the activity of mothers who have children (D / S) to Posyandu in the Puskesmas Banjarbaru Selatan in 2020. Methods of analytical with cross sectional. The population all mothers who have children the age of 1-5 is 2435 people. A sample 96 respondents used the Accidental sampling using the Chi square test. The results of the study of active brought children to Posyandu 54 respondents (56,3%), the knowledge of Posyandu 46 respondents (47,9%), the role of good cadres 52 respondents ( 54,2%), the support from husbands 62 respondents (64,6%). There is a relationship of knowledge (p value = 0,000) the role of cadres (p value = 0,000), the husband's support (p value = 0,004) with the mother's activity brought children (D / S) to Posyandu. Mothers expected to increase the activity visiting Posyandu so that the growth and development of children can be monitored every month.
Keywords : Mother's activeness, Posyandu, Knowledge, Role of Cadres, Husband's Support
PENDAHULUAN
Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 penduduk di 11 negara anggota kawasan Asia Tenggara yang berusia <5 tahun berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat ditahun 2050. WHO mengajak negara-negara untuk melakukan kunjungan secara rutin di Posyandu sebagai prioritas penting mulai dari sekarang. Persentase kunjungan ibu balita di dunia adalah 76,8%
(target 85%) (WHO, 2018). Berdasarkan Kemenkes RI cakupan kunjungan ibu balita di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 80,01% sedangkan pada tahun 2017 cakupan kunjungan ibu balita ke Posyandu menurun menjadi 79,34%. Provinsi yang masih tergolong rendah pencapaiannya adalah Gorontalo (57,6%), Kalimantan Utara (58,6%), Kalimantan Selatan (59,4%), Papua (64,8%) dan Sumatera Barat (76,8%). Berdasarkan data Riskesdas (2018) salah satu indikator peran serta masyarakat di bidang kesehatan adalah cakupan balita yang datang dan ditimbang di posyandu (D/S). proporsi penimbangan berat badan balita ≥ 8 kali dalam 12 bulan terkahir sebesar 54,6% sedangkan balita yang tidak dilakukan penimbangan berat badan sebesar 45,4%
(Kemenkes RI, 2018). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Selatan cakupan posyandu aktif Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 27% telah melampaui dari target pada tahun 2018 sebesar 26% atau capaian 100%. Sementara jika dilihat per kabupaten/kota, hanya 5 kabupaten/kota yang melebihi target yaitu Tabalong (61,51%), Tanah Bumbu (47,96%), Kotabaru (42,33%), Hulu Sungai Tengah (34,54%) dan Tanah Laut (32,95%) sedangkan Kota Banjarabaru (28,93%) (Dinkes Kalsel, 2018).
Keberhasilan Posyandu tergambar melalui cakupan SKDN yaitu S adalah semua balita di wilayah kerja Posyandu. K adalah semua balita yang memiliki KMS. D adalah Balita yang di timbang dan N adalah Balita yang berat badannya naik (Qiftiyah, 2017). Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu berkunjung ke Posyandu adalah umur ibu, jumlah anak, pengetahuan, sikap, pendidikan, pekerjaan, fasilitas posyandu, jarak rumah ke posyandu, dukungan keluarga terutama suami, peran kader, dukungan tokoh masyarakat dan dukungan dari petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2019 didapatkan data pencapaian balita D/S terendah yaitu Puskesmas Guntung Manggis sebesar 36,59%, Puskesmas Landasan Ulin sebesar 53,69%, Puskesmas Banjarbaru Selatan sebesar 56,78%, Puskesmas Cempaka sebesar 65,78%, Puskesmas Sungai Besar sebesar 67,88%, Banjarbaru Utara sebesar 76,67%, Puskesmas Sungai Ulin sebesar 78,79%, Puskesmas Guntung Payung sebesar 82,19%, Puskesmas Liang Anggang sebesar 83,95%. Berdasarkan data di atas didapatkan bahwa Puskesmas Banjarbaru Selatan menempatui urutan ke 3 terendah pencapaian balita D/S (Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2019). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2019 data jumlah posyandu di Kota Banjarbaru yaitu Puskesmas Banjarbaru Selatan sebanyak 18 buah, Puskesmas Sungai Besar sebanyak 11 buah, Puskesmas Cempaka sebanyak 28 buah, Puskesmas Landasan Ulin sebanyak 20 buah, Puskesmas Guntung Payung sebanyak 17 buah, Puskesmas Banjarbaru Utara sebanyak 16 buah, Puskesmas Liang Anggang sebanyak 12 buah, Puskesmas Sungai Ulin Sebanyak 15 buah, dan Puskesmas Guntung Manggis Sebanyak 25 buah. Berdasarkan data di atas jumlah Posyandu di Puskesmas Banjarbaru Selatan menempati urutan ke 4 dengan jumlah kader dan jumlah balita terbanyak (Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, 2019). Berdasarkan data Puskesmas Banjarbaru Selatan didapatkan jumlah posyandu sebanyak 18 buah dengan jumlah kader sebanyak 115 orang yang aktif sebanyak 107 orang (93,0%). Dengan jumlah balita usia 1 sampai 5 tahun pada tahun 2020 sebanyak 2435 orang dengan jumlah balita yang memiliki KMS sebanyak 2435 orang, adapun jumlah kunjungan balita pada bulan Maret tahun 2020 di timbang di Posyandu sebanyak 329 orang sedangkan jumlah kunjungan balita ditimbang di Puskesmas sebanyak 1429 orang sehingga keseluruhan kunjungan balita ditimbang sebanyak 1758 orang dengan D/S sebesar 72,2% (Puskesmas Banjarbaru Selatan, 2020).
Maka berdasarkan hasil temuan ini, penulis tertarik mengambil judul Hubungan pengetahuan, peran kader dan dukungan suami dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan, peran kader dan dukungan suami dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020.
METODE
Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak balita usia 1-5 tahun di di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan tahun 2020 sebanyak 2435 orang dengan sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 responden. Ada pun teknik pengambilan Accidental sampling. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (variabel independen) adalah pengetahuan, peran kader dan dukungan suami dan Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu.. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Uji stati stik yang dipakai adalah uji Chi square test dengan menggunakan derajat kepercayaan 95%. Jika p ≤ α 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Jika p >
α 0,05 maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020
Variabel n %
Umur Ibu
15-24 Tahun 7 7,3
25-34 Tahun 71 74,0
35-44 Tahun 18 18,8
Umur Anak
1-3 Tahun 76 79,2
4-5 Tahun 20 20,8
Jenis Pekerjaan
Tidak Bekerja/IRT 70 72,9
Pegawai Swasta 11 11,5
PNS 5 5,2
Pedagang 10 10,4
Pendidikan Ibu
Pendidikan Dasar 39 40,6
Pendidikan Menengah 51 53,2
Pendidikan Tinggi 6 6,3
Pendidikan Suami
Pendidikan Dasar 42 43,7
Pendidikan Menengah 48 50,0
Pendidikan tinggi 6 6,3
Jumlah 96 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 25-34 tahun yaitu sebanyak 71 responden (74,0%), sebagian besar balita berumur 1-3 tahun yaitu sebanyak 76 responden (79,2%), sebagian besar responden tidak bekerja/IRT sebanyak 70 responden (72,9%), sebagian besar responden memiliki pendidikan menengah sebanyak 51 responden (53,2%) dan sebagian besar suami responden memiliki pendidikan menengah sebanyak 48 responden (50,0%).
Analisis Univariat
Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 54 responden (56,3%). Berdasarkan gambar 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang Posyandu cukup sebanyak 46 responden (47,9%). Berdasarkan gambar 3 menunjukkan bahwa sebagian besar peran kader baik sebanyak 52 responden (54,2%).Berdasarkan gambar 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 62 responden (64,6%).
56,3%
43,8%
Gambar 1. Distribusi Frekuensi Keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru
Selatan Tahun 2020
Aktif Tidak Aktif
21,9%
47,9%
30,2%
Gambar 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan ibu tentang Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru
Selatan Tahun 2020
Baik Cukup Kurang
54,2%
45,8%
Gambar 3. Distribusi Frekuensi Peran Kader di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020
Baik Kurang
64,6%
35,4%
Gambar 4.Distribusi Frekuensi Dukungan Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020
Mendukung Tidak Mendukung
Analisis Bivariat
Tabel 2
Tabulasi Silang Antara Pengetahuan, Peran Kader, Dukungan Suami dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja
Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020 Variabel
Keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu
Jumlah P-Value
Aktif Tidak Aktif
n % n % n %
Pengetahuan
Baik 20 95,2 1 4,8 21 100 p-value
=0,000 < α (0,05)
Cukup 31 67,4 15 32,6 46 100
Kurang 3 10,3 26 89,7 29 100
Peran Kader
Baik 39 75,0 13 25,0 52 100 p-value
=0,000 < α (0,05)
Kurang 15 34,1 29 65,9 44 100
Dukungan Suami
Mendukung 42 67,7 20 32,3 62 100 p-value
=0,004 < α (0,05)
Tidak mendukung 11 35,3 22 64,7 34 100
Jumlah 54 56,3 42 43,7 96 100
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 21 responden yang memiliki baik sebagian besar aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 20 responden (95,2%), dari 46 responden yang memiliki pengetahuan cukup sebagian besar responden aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 31 responden (67,4%) dan dari 29 responden yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar tidak aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 26 responden (89,7%). Hasil uji statistik dengan Chi-square di dapatkan nilai p-value = 0,000 < α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020.
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 52 responden yang menyatakan peran kader baik sebagian besar aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 39 responden (75,0%), dan dari 44 responden yang menyatakan peran kader kurang sebagian besar responden tidak aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 29 responden (65,9%). Hasil uji statistik dengan Chi-square di dapatkan nilai p- value = 0,000 < α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara peran kader dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020.
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 62 responden yang mendapatkan dukungan dari suami sebagian besar aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 42 responden (67,7%), dan dari 34 responden yang tidak mendapatkan dukungan dari suami sebagian besar responden tidak aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 22 responden (64,7%). Hasil uji statistik dengan Chi-square di dapatkan nilai p-value = 0,004 < α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan dukungan suami dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020.
PEMBAHASAN
Keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 54 responden (56,3%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ardiani (2017) di Posyandu III Wilayah Kerja Puskesmas Rasimah Ahmad Kota Bukit Tinggi Tahun 2017 menunjukkan bahwa 35 orang (56,5%) responden aktif melakukan kunjungan ke Posyandu, dan 27 orang (43,5%) responden tidak aktif dalam melakukan kunjungan Posyandu.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu berkunjung ke Posyandu adalah umur ibu, jumlah anak, pengetahuan, sikap, pendidikan, pekerjaan, fasilitas posyandu, jarak rumah ke posyandu, dukungan keluarga terutama suami, peran kader, dukungan tokoh masyarakat dan dukungan dari petugas kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden aktif membawa balita ke Posyandu pada saat sebelum terjadinya wabah Covid 19 namun pada saat terjadinya wabah ini Posyandu sudah tidak diselenggarakan lagi jadi yang ditanyakan kepada responden adalah keaktifan satu tahun sebelum terjadinyan Covid-19 dan posyandu masih aktif diselenggarakan, kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan dengan meminta bantuan dari pemegang program gizi untuk meminta nomor telpon kader, setelah itu meminta nomor telpon ibu yang memiliki balita umur 1 sampai 5 tahun untuk diajak berpartisipasi dalam penelitian ini. Keaktifan responden membawa balita ke Posyandu dilihat dari banyaknya responden berkunjung ke Posyandu yaitu > 8 kali dalam 1 tahun, responden yang aktif dikarenakan pengetahuan responden baik tentang posyandu, peran kader baik dan mendapatkan dukungan dari suami untuk membawa balita ke Posyandu, namun pada penelitian ini masih ada responden yang tidak aktif dikarenakan pengetahuan yang kurang, peran kader kurang dan tidak mendapatkan dukungan dari suami. Selain itu kurangnya keaktifan ibu membawa balita ke Posyandu karena ibu beranggapan bahwa yang pergi ke Posyandu hanya bayi sehingga ibu malas membawa balitanya ke Posyandu dalam penelitian ini sebagian besar balita berumur 1-3 tahun yaitu sebanyak 76 responden (79,2%) sedangkan berumur 4-5 tahun yaitu sebanyak 20 responden (20,8%).
Pengetahuan ibu tentang Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang Posyandu cukup sebanyak 46 responden (47,9%). Hasil penelitian ini sejalan denganpenelitian Ardiani (2017) di Posyandu III Wilayah Kerja Puskesmas Rasimah Ahmad Kota Bukit Tinggi Tahun 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 40 orang dari 62 orang responden memiliki pengetahuan baik, diantaranya terdapat sebanyak 34 orang (85%) aktif dalam kunjungan posyandu, dan 6 orang (15%) tidak aktif dalam kunjungan posyandu. Terdapat sebanyak 22 orang dari 62 orang memiliki pengetahuan cukup, diantaranya terdapat 1 orang (4,5%) aktif dalam melakukan kunjungan posyandu, dan 21 orang (95,5%) tidak aktif dalam kunjungan posyandu. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Puji (2018) Di Wilayah Kerja Puskesmas Keranggan Kota Tangerang Selatan menunjukkan bahwa sebagian bebesar 34,6% pengetahuan kurang tentang posyandu
Berdasarkan teori Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu umur, sebagian besar responden berumur 25-34 tahun yaitu sebanyak 71 responden (74,0%) semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, hingga pengetahuan yang di peroleh semakin membaik. Begitu juga dengan pendidikan, sebagian besar responden memiliki pendidikan menengah sebanyak 51 responden (53,2%) seseorang semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Selain itu pengalaman pribadi juga mempengaruhi pengetahuan seseorang dengan pengalaman seseorang memperoleh banyak informasi dari kebenaran pengetahuan pengalaman pribadi.
Pengetahuan responden sebagian besar cukup dan baik dikarenakan responden sudah mengetahui tentang pengertian Posyandu, waktu Posyandu, kegiatan yang dilakukan di Posyandu, manfaat posyandu, alur pelayanan meja di Posyandu dan arti dari setiap warna di KMS ketika menimbang balita di Posyandu.Pada hasil penelitian masih ada responden yang memiliki pengetahuan kurang hal ini dikarenakan responden kurang memahami tentang Posyandu dikarenakan kurangnya terpapar informasi karena sebagian besar responden tidak bekerja/IRT sebanyak 70 responden (72,9%). Ibu yang tidak bekerja sibuk dengan pekerjaan rumah tangga tidak sempat untuk bertukar informasi seperti ibu yang bekerja sehingga menyebabkan pengetahuan ibu kurang. Berdasarkan hasil jawaban responden sebagian besar menjawab salah pada pertanyaan nomor 6 sebanyak 68 responden (70,8%) menjawab salah tentang jumlah meja pada alur pelayanan Posyandu dan pertanyaan nomor 7 sebanyak 53 responden (55,2%) menjawab salah tentang hal dilakukan petugas posyandu di meja 1
Peran kader di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peran kader baik sebanyak 52 responden (54,2%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ahmalia (2019) di wilayah kerja Puskesmas Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa dari 19 orang yang menyatakan peran kader baik sebanyak 65,5% responden aktif mengikuti kegiatan Posyandu balita dan hanya 34,5% yang kurang aktif. Sedangkan dari 33 orang yang menyatakan peran kader kurang baik, hanya 33,3% orang yang aktif mengikuti kegiatan Posyandu balita dan sebanyak 66,7% yang kurang aktif. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Kawulur (2018) Di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Kota Manado menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja kader baik sebanyak 50 responden (61,7%).
Peran kader yang baik akan membuat ibu mengetahui dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan yang ada di Posyandu dan ibu berkunjung secara aktif, peran kader dalam hal memberi informasi bahwa penting membawa anak balita ke Posyandu, kader memberitahukan adanya ibu kegiatan di Posyandu, kader menyiapkan tempat pelaksanaan, peralatan, sarana dan prasarana sebelum Posyandu
di mulai, kader melaksanakan pendaftaran pengunjung posyandu balita, kader melakukan penimbangan berat badan dan panjang badan/tinggi badan balita, kader mencatat hasil penimbangan balita pada buku KMS, kader melakukan konsultasi kepada petugas kesehatan bila menemukan balita sudah 3 (tiga) kali berturut-turut berat badannya tidak naik. Namun pada penelitian ini masih banyak responden yang menjawab tidak pada pertanyaan nomor 9 sebanyak 48 responden (50,0%) menyatakan kader tidak selalu menanyakan alasan ibu apabila tidak datang menimbangkan anaknya ke posyandu, dan pertanyaan nomor 10 sebanyak 48 responden (50,0%) menyatakan kader tidak memberikan motivasi kepada ibu untuk selalu berkunjung ke posyandu.
Dukungan suami di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden medapatkan dukungan dari suami sebanyak 62 responden (64,6%) sedangkan tidak mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 34 responden (35,4%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ermanto (2018) di Kelurahan Malaka Sari Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur diketahui bahwa dukungan suami dalam berkunjungan ke Posyandu baik sebesar 59 orang (71,1%) sedangkan 24 orang (28,9%) tidak ada dukungan suami dalam berkunjung ke Posyandu. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Noeralim (2017) Posyandu Desa Watuawu Kecamatan Lage Kabupaten Poso menunjukkan bahwa dari 53 responden sebagian besar responden yang mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 31 orang.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar suami mendukung ibu untuk membawa balita ke Posyandu dikarenakan suami sudah memahami bahwa ke Posyandu penting untuk memantau petumbuhan dan perkembangan balita. Dukungan suami dalam penelitian ini dalam hal mengingatkan untuk membawa anak ke posyandu tiap bulannya, memberikan informasi tentang pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, berpartisipasi dan ikutserta dalam membawa balita ke posyandu, menyarankan ibu untuk selalu mengikuti setiap kegiatan yang diadakan di posyandu, memberikan motivasi kepada ibu untuk mengikuti kegiatan posyandu, memberikan pujian kepada ibu apabila berkunjung ke posyandu dan memberikan bantuan yang diperlukan ibu untuk aktif berkunjung ke posyandu. Namun masih ada responden yang tidak mendapatkan dukungan dari suami berdasarkan jawaban kuesioner pada pertanyaan nomor 1 sebanyak 54 responden (56,3%) suami tidak mencari tahu jadwal kegiatan posyandu, pertanyaan nomor 3 sebanyak 50 responden (52,1%) suami tidak memberikan jadwal posyandu, dan pertanyaan nomor 7 sebanyak 50 responden (52,1%) suami tidak bersedia mengantar ibu dan balita ke posyandu untuk mengikuti kegiatan posyandu. Kurangnya pemahaman suami tentang posyandu karena suami tidak mengerti bahwa membawa balita ke posyandu sangat penting, pemahaman suami yang kurang dikarenakan sebagian besar suami responden memiliki pendidikan menengah sebanyak 48 responden (50,0%) sedangkan Diploma/Sarjana sebanyak 6 responden (6,3%).
Hubungan pengetahuan dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 21 responden yang memiliki baik sebagian besar aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 20 responden (95,2%), dari 46 responden yang memiliki pengetahuan cukup sebagian besar responden aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 31 responden (67,4%) dan dari 29 responden yang memiliki pengetahuan kurang sebagian besar tidak aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 26 responden (89,7%). Hasil uji statistik dengan Chi- square di dapatkan nilai p-value = 0,000 < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurdin (2019) di Jorong Tarantang menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan dengan partisipasi ibu balita ke Posyandu dengan p-value=0,021. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Mudawamah (2017) menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu tentang posyandu dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu di Desa Simo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan (p-value=0,001)
Hubungan peran kader dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 52 responden yang menyatakan peran kader baik sebagian besar aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 39 responden (75,0%), dan dari 44 responden yang menyatakan peran kader kurang sebagian besar resp onden tidak aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 29 responden (65,9%). Hasil uji statistik dengan Chi-square di dapatkan nilai p-value = 0,000 < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan yang signifikan antara peran kader dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fatimah (2019) di Desa Rumbio UPTD Puskesmas Kampar menunjukkan bahwa ada hubungan keaktifan kader dengan kunjungan posyandu di Desa Rumbio UPTD Puskesmas Kampar Tahun 2019 p-
value=0,013.Penelitian ini juga sejalan dengan Rosdiana (2019) di Posyandu Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Pontap Kota Palopo menunjukkan bahwa ada pengaruh peran kader terhadap kunjungan pemantauan balita (p-value = ,000 < ,05)
Hubungan dukungan suami dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 62 responden yang mendapatkan dukungan dari suami sebagian besar aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 42 responden (67,7%), dan dari 34 responden yang tidak mendapatkan dukungan dari suami sebagian besar responden tidak aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 22 responden (64,7%). Hasil uji statistik dengan Chi-square di dapatkan nilai p-value = 0,004 < α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan dukungan suami dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ermanto (2018) di Kelurahan Malaka Sari Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan perilaku ibu balita dalam menimbang anaknya ke Posyandu dengan nilai p-value = 0.000. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Noeralim (2017) di Posyandu Desa Watuawu Kecamatan Lage Kabupaten Poso menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan Keaktifan Kunjungan ke Posyandudengan nilai p-value = 0.004 (p< 0.05).
PENUTUP Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut keaktifan ibu membawa Balita (D/S) sebagian besar responden aktif membawa balita ke Posyandu sebanyak 54 responden (56,3%), pengetahuan sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang Posyandu cukup sebanyak 46 responden (47,9%), peran kader sebagian besar peran kader baik sebanyak 52 responden (54,2%), dukungan Suami sebagian besar responden mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 62 responden (64,6%). Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020 dengan nilai p-value = 0,000 < α 0,05. Ada hubungan yang signifikan antara peran kader dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020 dengan nilai p-value = 0,000 < α 0,05. Ada hubungan dukungan suami dengan keaktifan ibu membawa Balita (D/S) ke Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020 dengan nilai p-value = 0,004 < α 0,05.
Saran
Bagi ibu yang memiliki Balita diharapkan ibu dapat meningkatkan keaktifan kunjungan balita ke Posyandu sehingga petumbuhan dan perkembangan anak dapat terpantau setiap bulannya. Bagi Suami diharapkan suami untuk lebih meningkatkan dukungan dan motivasi kepada ibu untuk menghadiri kegiatan Posyandu balita secara aktif sehingga kesehatan balita dapat terpantau setiap bulannya. Bagi Kader diharapkan kader meningkatkan peran dalam memberikan dukungan kepada ibu-ibu yang memiliki balita serta membuat jejaring komunikasi berupa grup whatshap ibu-ibu yang memiliki balita sehingga memudahkan kader dalam memberikan informasi kegiatan Posyandu. Bagi Petugas Kesehatan diharapkan pemegang program posyandu meningkatkan program posyandu dengan melakukan pembinaan kader yang perannya masih kurang dalam kegiatan posyandu balita serta berkolaborasi dengan petugas gizi dalam pemberian biskuit pada balita yang di timbang di posyandu. Bagi Peneliti Selanjutnya diharapkan peneliti selanjutnya dalam meneliti varibel yang berbeda tentang keaktifan kunjungan balita ke posyandu seperti pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jarak rumah ke posyandu, dukungan petugas kesehatan, dukungan tokoh masyarakat dengan keaktifan kunjungan balita ke posyandu.
REFERENSI
Ahmalia, Renty. 2019. Hubungan Motivasi Ibu Dan Peran Kader Dengan Keaktifan Dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. STIKes NAN TONGGA Lubuk Alung Jurnal Akademika Baiturrahim e ISSN 2654-2552 Vol. 8 No 2 September 2019.https://www.researchgate.net/publication/337496709 (di akses 11 Februari 2020).
Ardiani, Yessi. 2017. Hubungan pengetahuan dan motivasi ibu yang mempunyai Balita terhadap kunjungan posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Rasimah Ahmad Bukit Tinggi. Program Studi D III Kebidanan STIKes Yarsi Bukit Tinggi.http://www.ejournal.stikesyarsi.ac.id/index.php/JAV1N1/article/view/160 (di akses 11 Februari 2020).
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. 2018. Laporan Kinerja Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2018. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan.
Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru. 2019. Data Pencapaian Balita D/S dan Jumlah Posyandu di Kota Banjarbaru Tahun 2019. Banjarbaru : Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru.
Ermanto, Budi. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Balita Dalam Menimbang Anaknya. Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES Abdi Nusantara Jakarta.
http://ojs.abdinusantara.ac.id/index.php/antarakebidanan/article/download/12/12/ (di akses 11 Februari 2020).
Fatimah, Sari. 2019. Hubungan keaktifan kader dengan kunjungan posyandu di Desa Rumbio UPTD Puskesmas Kampar Tahun 2019. Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai Prodi Kebidanan.
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/doppler/article/view/430 (di akses 11 Februari 2020).
Kawulur. Arvionita. 2019. Hubungan Antara Sikap Ibu Dan Kinerja Kader Dengan Pemanfaatan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Teling Atas Kota Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Jurnal KESMAS, Vol. 7 No. 5, 2018.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/kesmas/article/view/22077 (di akses 20 Juli 2020).
Kemenkes RI. 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Jakarta : Kemenkes RI.
Mudawamah, Hanik. 2017. Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Posyandu Dengan Keaktifan Ibu Dalam Kegiatan Posyandu Di Desa Simo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/53608/16/NASKAH%20PUBLIKASI%20REVISI%202.pdf (di akses 20 Juli 2020).
Noeralim, Dewi Ningsih. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kunjungan Ibu Balita Ke Posyandu Desa Watuawu Kecamatan Lage Kabupaten Poso. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Palu.
ownload.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=834097&val=13128&title=(di akses 20 Juli 2020).
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurdin. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Jorong Tarantang. Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Fort De Kock Jurnal Endurance Kajian Ilmiah Problema Kesehatan. https://www.researchgate.net/publication/334467917_ (di akses 12 Februari 2020).
Puji. 2018. Perilaku Ibu Balita Membawa Anaknya Menimbang Ke Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Keranggan Kota Tangerang Selatan Tahun 2018. Edu Masda Jurnal.
http://openjournal.masda.ac.id/index.php/edumasda/article/view/18 (di akses 20 Juli 2020).
Puskesmas Banjarbaru Selatan. 2020. Jumlah Balita, Jumlah Posyandu dan Jumlah Kader di Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020.
Puskesmas Banjarbaru Selatan. 2020. Profil Puskesmas Banjarbaru Selatan Tahun 2020.
Qiftiyah. 2017. Gambaran Faktor Status Pekerjaan, Pendidikan Dan Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Posyandu Balita Usia 0-5 Tahun Di Posyandu Pepaya Dukuh Karangrejo Desa Tegalrejo Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban. Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES Nahdlatul Ulama Tuban Jurnal Midpro, Vol. 9 No. 2 Desember 2017. https://www.researchgate.net/publication/326063719_ (di akses 10 Februari 2020).
Riskesdas . 2018. Riset Kesehatan Dasar RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Rosdiana. 2019. Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Pemantauan Balita Di Posyandu Mawar Wilayah Kerja Puskesmas Pontap Kota Palopo Tahun 2018. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat ISSN 2089-0346 (Print) ISSN 2503-1139 (Online). Artikel XII Volume 9, Nomor 1, Juni 2019.
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/PJKM/article/view/587 (di akses 20 Juli 2020).
WHO. 2018. The Global Burden Of Disease. Geneva: WHO Library.