• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS DENGAN KEJADIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU NIFAS DENGAN KEJADIAN"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan umum
  • Tujuan khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi masyarakat
  • Bagi institusi pendidikan
  • Bagi peneliti

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

  • Konsep Pengetahuan
    • Defenisi Pengetahuan
    • Tingkat Pengetahuan
    • Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
    • Sumber Pengetahuan
    • Cara Mengukur Pengetahuan
    • Faktor – faktor Yang Menghambat Dalam Memperoleh
  • Konsep Dasar Perawatan Payudara
    • PengertianPerawatanPayudara
    • Cara Perawatan Payudara
    • Tujuan Perawatan payudara
    • Manfaat Perawatan Payudara
  • Konsep Dasar Bendungan ASI
    • DefenisiBendungan ASI
    • Faktor – Faktor Penyebab Bendungan ASI
    • Dampak Bendungan ASI
    • Penanganan Bendungan ASI
    • Kriteria Bendungan ASI
  • Konsep Dasar Nifas
    • Defenisi Nifas
  • Kerangka Konsep
  • Hipotesa

Perawatan payudara adalah suatu cara yang digunakan untuk merawat payudara agar ASI lancar (Kristiyansari, 2009). Perawatan payudara pasca melahirkan merupakan kelanjutan dari perawatan payudara pada masa kehamilan yang mempunyai tujuan sebagai berikut. Pelaksanaan perawatan payudara nifas dimulai sesegera mungkin yaitu 1-2 hari setelah kelahiran anak, dilakukan dua kali sehari (Andriani, 2011).

Terdapat beberapa perkara yang perlu dipertimbangkan semasa melakukan penjagaan payudara selepas bersalin, menurut Adriani, 2009 ialah penyediaan alat untuk melakukan penjagaan payudara. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian gunakan kaki tangan kanan untuk mengurut payudara dari bawah sehingga susu keluar. Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, manakala tangan kanan meramas dan mengurut dengan buku jari dari pangkal ke arah keluar susu.

Pegang bagian bawah payudara dengan kedua tangan, lalu pijat satu kali dari bagian bawah payudara ke arah puting. e) Urutan kelima. Pembengkakan ASI adalah tersumbatnya ASI akibat penyempitan saluran laktiferus atau karena kelenjar yang tidak kosong sempurna atau kelainan pada puting susu (Anggraini, 2010). Putingnya hanya meregang, ASI tidak mengalir dengan mudah dan bayi menghisap ASI dengan tersentak-sentak.

Akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 24 hingga 48 jam. Jika tanda-tanda pembesaran adalah nyeri, puting datar atau ASI tidak keluar maka akan terjadi bendungan ASI. Kulit payudara yang mengkilat, merah dan bengkak belum masuk ke dalam penampung ASI, namun jika ada tanda-tanda nyeri, atau puting rata, atau ASI tidak keluar maka akan terjadi bendungan ASI. Bendungan ASI adalah tersumbatnya ASI akibat penyempitan saluran susu oleh kelenjar yang tidak mengosongkan secara sempurna atau akibat kelainan pada puting susu.

Laktasi adalah tersumbatnya ASI akibat penyempitan saluran susu atau karena kelenjar tidak mengosongkan secara sempurna atau akibat kelainan pada puting susu. Puting susu harus tetap bersih dan luka pecah-pecah harus segera diobati, karena kerusakan pada puting dapat menyebabkan mastitis. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kerangka konseptual untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawatan payudara dengan kejadian ASI pada ibu pasca melahirkan terdiri atas: variabel bebas (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat.

Ho: Tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang perawatan payudara dengan kejadian konsepsi ASI pada ibu nifas di wilayah Puskesmas Kecamatan Sibanggor Jae. Ha : Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang perawatan payudara dengan kejadian menyusui pada ibu nifas di wilayah Puskesmas Kecamatan Sibanggor Jae.

METODOLOGI PENELITIAN

  • Desain Dan Metode penelitian
  • Waktu Dan Tempat Penelitian
    • Waktu penelitian
    • Tempat penelitian
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
  • Alat Dan Pengumpul Data
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Defenisi Operasional
  • Pengolahan Dan Analisa Data
    • Pengolahan data
    • Analisa data

Kuesioner yang disebarkan terdiri dari dua bagian yaitu variabel pengetahuan tentang perawatan payudara dan ibu menyusui. Variabel kuesioner Pengetahuan perawatan payudara menggunakan kuesioner yang valid dari penelitian Deby Kurnia tahun 2011 yang berjudul: Hubungan pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI di wilayah kerja Puskesmas Wiryanto Wonogiri. Hal ini dibuktikan berdasarkan uji statistik yang dilakukan yaitu diperoleh p-value = 0,009. Berdasarkan pengambilan keputusan yang dilakukan yaitu jika p-value < 0,05 dengan tingkat kepercayaan 95% maka Ha diterima yang berarti ada hubungan antara pengetahuan tentang perawatan payudara pada ibu nifas dengan kejadian ibu menyusui. . Di Kawasan Puskesmas Sibanggor Jae Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing, Natal 2016.

Diskusi dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian mengenai hubungan pengetahuan tentang perawatan payudara dengan prevalensi ibu menyusui pada ibu nifas di wilayah Puskesmas Sibanggor Jae Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal dan menghubungkan hasilnya dengan teori yang ada. Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan tentang perawatan payudara dengan prevalensi ibu pada ibu menyusui di Puskesmas Sibanggor Jae Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal tahun 2016 diketahui responden yang mempunyai Pengetahuan baik berjumlah 10 orang (29,4%), jumlah responden yang berpengetahuan baik sebanyak 11 responden (32,4%) dan pengetahuan kurang sebanyak 13 responden. Hal ini berkaitan dengan kurangnya pengetahuan responden mengenai perawatan payudara, sehingga sebagian besar responden pernah mengalami ibu menyusui.

Dari hasil tabulasi silang diketahui hubungan pengetahuan perawatan payudara dengan kejadian bendungan ASI pada ibu nifas di wilayah Puskesmas Sibanggor Jae Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal dari 34 responden yang mempunyai pengetahuan baik dan berpengalaman. kejadian bendungan ASI sebanyak 1 responden (2,9%), dan yang tidak mengalami kejadian bendungan ASI sebanyak 9 responden (26,5%), sedangkan untuk kategori pengetahuan cukup dan responden yang mengalami kejadian bendungan ASI berjumlah 8 responden (23,5%) dan yang tidak mengalami kejadian bendungan ASI sebanyak 3 responden (5,5%), untuk kategori pengetahuan kurang dan responden yang mengalami kejadian bendungan ASI sebanyak 9 responden (23,5%) dan responden yang tidak mengalami kejadian bendungan ASI sebanyak 4 responden (14,7%). Hasil uji statistik menunjukkan p-value = 0,009 atau p-value < 0,05, dimana p-value = 0,009 berarti ada hubungan antara pengetahuan perawatan payudara pada ibu nifas dengan kejadian payudara. Bendungan ASI di Wilayah Puskesmas Sibanggor Jae Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2016 Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan responden tentang perawatan payudara dan kejadian bendungan ASI di wilayah tersebut. Wilayah Puskesmas Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2016 diketahui responden yang mempunyai pengetahuan baik sebanyak 10 orang (29,4%), responden yang mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (32,4%) dan 13 responden (38,2%). ) memiliki pengetahuan yang lebih sedikit.

Semakin baik asuhan menyusui yang diberikan kepada ibu setelah melahirkan, maka produksi ASI akan semakin lancar. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara, dengan pengetahuan ibu nifas sebagian besar masuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 13 orang (38,2%). Terdapat hubungan antara pengetahuan tentang perawatan payudara pada ibu nifas dengan kejadian ibu menyusui di wilayah Puskesmas Sibanggor Jae Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal tahun 2016, dengan uji statistik menggunakan uji Chi-square, diperoleh hasil bahwa nilainya p=0,009 (p<0,05).

Melaksanakan berbagai kegiatan sosialisasi terkait pengetahuan tentang prevalensi ibu menyusui dan menjelaskan kepada ibu nifas tentang perawatan payudara dan prevalensi ibu menyusui. Bersama ini saya sampaikan bahwa saya akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Tentang Perawatan Payudara Pada Ibu Nifas Dengan Kejadian Bendungan ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Sibanggor Jae Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal pada tahun 2016". Setelah menjelaskan tujuan penelitian, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan oleh saudari Endang Mayasari, mahasiswa STIKes Aufa Royhan Sidimpuan yang sedang melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan Tentang Perawatan Payudara pada Wanita Nifas Dengan Kejadian Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sibanggor Jae Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing Natal 2016”.

Tabel 3.2 Defenisi Operasional
Tabel 3.2 Defenisi Operasional

HASIL PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Sibanggor Jae merupakan salah satu Puskesmas yang berada di Kabupaten Mandailing Natal Kecamatan Puncak Sorik Marapi yang terdiri dari 11 desa dengan kondisi geografis yang berbukit-bukit.

Analisa Univariat

  • Karakteristik Responden
  • Pengetahuan
  • Perawatan Payudara

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa mayoritas usia responden berada pada interval 21-31 yaitu sebanyak 21 responden (61,8%), dan minoritas responden pada interval 32-40 sebanyak 13 responden (38,2%) . Terkait pendidikan, pendidikan responden sebagian besar adalah sekolah dasar sebanyak 17 responden (50,0%) dan pendidikan responden sebagian kecil adalah pendidikan tinggi sebanyak 2 responden (5,9%). Mengenai pekerjaan, pekerjaan responden sebagian besar adalah petani sebanyak 22 responden (64,7%) dan pekerjaan responden sebagian kecil adalah PNS sebanyak 2 responden (5,9%).

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa pengetahuan responden sebagian besar berada pada kategori kurang sebanyak 13 responden (38,2%), dan sebagian kecil berada pada kategori baik sebanyak 10 responden (29,4%). Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil bahwa kejadian bendungan ASI terbanyak dialami oleh 18 responden (55,0%), dan minoritas tidak dialami oleh 16 responden (45,0%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Perawatan Payudara Di Wilayah Puskesmas Sibanggor Jae Tahun 2016
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Perawatan Payudara Di Wilayah Puskesmas Sibanggor Jae Tahun 2016

Analisa Bivariat

  • Hubungan Pengetahuan Tentang Payudara Dengan Kejadian

Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan masyarakat yang disurvei, sebagian besar tingkat pendidikannya adalah lulusan sekolah dasar, sehingga responden belum mengetahui tentang perawatan payudara. Dari hasil penelitian diketahui sebagian besar responden pernah mengalami kejadian sebanyak 18 responden (55,0%) dan responden yang tidak mengalami kejadian penyesalan ASI sebanyak 16 responden (45,0%) dilihat dari hasil wawancara. dan penyebaran kuesioner kepada responden. Kurangnya pengetahuan responden tentang perawatan payudara disebabkan oleh kurangnya informasi padahal saat ini banyak sumber informasi yang bisa diperoleh dari buku kesehatan, teman dan media.

Hasil penelitian Nur (2012), mengenai perawatan payudara pada ibu nifas dan kelancaran aliran ASI, dengan menggunakan analisis uji chi-square diperoleh nilai p = 0,007 yang berarti ada hubungan antara payudara post partum dengan ibu nifas. peduli. ibu hamil dan kelancaran aliran ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan baik sebanyak 26 responden (53,1%), pengetahuan cukup sebanyak 12 responden (24,5%), dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (22,4%). Hasil uji statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p = 0,002 yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu primigravida dengan perilakunya tentang perawatan payudara pasca melahirkan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Wagiyo (2010) tentang pengaruh perawatan payudara terhadap kelancaran keluarnya ASI pada ibu nifas di Rumah Sakit Bersalin Mandiri Rahayu Semarang. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengetahui lebih lanjut faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi kejadian ibu menyusui. Yang dialami ibu menyusui adalah tersumbatnya ASI akibat penyempitan saluran susu atau karena kelenjar tidak dikosongkan dengan baik atau kelainan pada puting susu.

PEMBAHASAN

Analisa Univarat

  • Karakteristik Responden
  • Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
  • Distribusi Responden Berdasarkan kejadian Bendungan ASI

Analisa Bivarat

  • Hubungan Pengetahuan Tentang Perawatan payudara Dengan

Kesimpulan

Saran

Gambar

Tabel 3.2 Defenisi Operasional
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan Dan Pekerjaan Di Wilayah Puskesmas Sibanggor Jae Tahun 2016
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Perawatan Payudara Di Wilayah Puskesmas Sibanggor Jae Tahun 2016
Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Kejadian Bendungan ASI Di Wilayah Puskesmas Sibanggor Jae Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara tersebut juga menunjukkan bahwa ibu-ibu tersebut belum mengetahui cara perawatan payudara yang baik dan benar.Melihat fenomena ini penulis tertarik untuk melaksanakan