• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Dengan Sikap Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kembang Tanjong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Dengan Sikap Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kembang Tanjong "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Sains dan Aplikasi April 2021 eISSN 2656 – 8446

9

Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Dengan Sikap Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kembang Tanjong

Kabupaten Pidie

Nuri Nazari, Yuyun Khairunnisa

Program Studi Ilmu Keperawatan Medika Nurul Islam Program Studi Ilmu Keperawatan Medika Nurul Islam,

Email: nurinazari@gmail.com

ABSTRACT

The background of the study: Hypertension caused by high salt consumption. The patients are lack of knowledge about the low- salt diet so that the hypertension suffered them. The purpose of this study: to determine the correlation between the acquaintance of low-salt diet and the hypertension behavioral patients at the public health center at kembang Tanjong. The population was 338 respondents while the sample was 77 respondents by using snowball technique. The questionnaire was used to conduct this research. They were 30 questions. The result showed that the range percentage of the patients' hypertension behavioral was less ( 95.2%). The statistical test results with chi-square obtained P-value 0.004 ≤ 0.05. The conclusion, there is a relationship of knowledge about a low-salt diet with hypertensive behavioral patients.

The suggestion, this research can be used as further information about the prevention of a low-salt diet for hypertension patients

PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan penyakit yang masih menjadi masalah utama di masyarakat bahkan di dunia. Hingga saat ini perhatian masyarakat terhadap hipertensi masih dapat dikatakan kurang, padahal hipertensi merupakan faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan kematian dini. Penyakit ini telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap tahunnya. Pengetahuan, sikap dan kepatuhan merupakan 3 faktor utama agar penyakit hipertensi tidak berkembang menjadi masalah yang lebih serius (Dwi, 2016).

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbullah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi juga sering disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang mematikan, tanpa disertai gejala- gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan bagi korbannya. Kalaupun muncul gejala tersebut seringkali dianggap sebagai gangguan biasa, sehingga korbannya terlambat menyadari akan datangnya penyakit (Sutoyo, 2012).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti ras, umur, obesitas, asupan garam yang tinggi dan adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik dan hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain dan hipertensi juga disebabkan oleh asupan garam yang tinggi karena kurangnya pengetahuan tentang diet rendah garam sehingga hal tersebut juga

(2)

10

menunjang terjadinya hipertensi. Fakta membuktikan bahwa banyak orang yang tidak mentaati program yang diharuskan tidak dapat diabaikan atau diminimalkan.

Ketidaktaatan meningkatkan resiko berkembangnya masalah kesehatan memperpanjang atau memperburuk kesakitan yang sedang diderita (Sumarman, 2015).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek baik yang bersifat intern maupun ekstern.

Sikap dapat diketahui dari pendapat seseorang yang dinyatakan dengan sependapat atau titak terhadap suatu objek. Sedangkan tindakan merupakan respon terhadap rangsangan yang bersifat aktif, dan dapat diamati. Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih makanan yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi pada kelompok pendidikan lebih rendah dan kelompok tidak bekerja, kemungkinan akibat ketidaktahuan tentang pola makan (Leersia dkk, 2015).

Rendah kolesterol dan rendah lemak sangat diperlukan diit rendah garam.

Kepatuhan sendiri sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap penderita. Pengetahuan akan mempengaruhi kompetensi perasaan dalam mengatur gejala. Seseorang yang paham tentang hipertensi dan berbagai penyebabnya maka akan melakukan tindakan sebaik mungkin agar penyakitnya tidak berlanjut Faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan adalah sikap. Sikap menjadi faktor yang paling kuat, karena dengan sikap ingin sembuh dan keinginan untuk menjaga kondisi tubuh tetap sehat akan berpengaruh terhadap penderita untuk mengontrol diri dalam berperilaku sehat (Dwi, 2016).

Penderita hipertensi di Amerika, yang diobati sebanyak 59% dan yang terkontrol 34%, sedangkan di negara Eropa, penderita yang diobati hanya sebesar 27% dan dari jumlah tersebut, 70% tidak terkontrol. Penderita hipertensi di Indonesia, yang periksa di Puskesmas dilaporkan teratur sebanyak 22,8%, sedangkan tidak teratur sebanyak 77,2%.

Dari pasien hipertensi dengan riwayat kontrol tidak teratur, tekanan darah yang belum terkontrol mencapai 91,7%, sedangkan yang mengaku kontrol teratur dalam tiga bulan terakhir malah dilaporkan 100% masih mengidap hipertensi. Hasil ini diduga karena keterbatasan fasilitas di Puskesmas, keterbatasan dana, keterbatasan obat yang tersedia dan lama pemberian obat yang hanya sekitar 3-5 hari (Saputro, 2019).

Menurut data Riskesdas (2018) jumlah penderita hipertensi tahun 2018 di Indonesia yaitu sebanyak 658.201 jiwa sedangkan jumlah jumlah penderita hipertensi tahun 2018 di Provinsi Aceh yaitu sebanyak 12.259 jiwa.

Menurut Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie bahwa jumlah pasien hipertensi periode Januari – Desember 2019 yaitu sebanyak 6.130 orang sedangkan jumlah pasien hipertensi periode Januari – Maret 2020 yaitu sebanyak 438 orang.

Menurut data dari Puskesmas Kembang Tanjong didapatkan hasil bahwa jumlah pasien hipertensi 2019 yaitu sebanyak 1.482 orang dan periode Januari – Maret 2020 yaitu sebanyak 338 orang.

Berdasarkan wawancara dengan 10 orang masyarakat yang mengalami hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kembang Tanjong dengan menanyakan mengenai diet rendah garam pada penderita hipertensi didapatkan sebanyak 3 orang melakukan diet rendah garam yaitu sebesar 30%, dan 7 orang tidak melakukan diet rendah garam yaitu sebesar 70%. Fenomena yang ada, rata- rata masyarakat yang mengalami hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kembang Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong mempunyai gaya hidup yang kurang sehat terutama dalam mengkonsumsi makanan. Masyarakat lebih banyak mengkonsumsi makanan yang dibeli di warung karena lebih murah dan tidak repot dalam menyediakaannya, padahal masyarakat tahu bahwa makanan yang dijual adalah

(3)

Jurnal Sains dan Aplikasi April 2022 eISSN 2656 – 8446

11 salah satu makanan yang tidak sehat, yang mengandung kadar garam, lemak, bahan pelezat, bahan pewarna, dan bahan lainnya sehingga dapat membahayakan kesehatan.

Dilihat dari fenomena di atas masih banyak masyarakat terutama penderita hipertensi yang kurang memperdulikan mengenai diet rendah garam.

Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Dengan Sikap Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kembang Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie.

METODE PENELITIAN Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan crossectional yaitu survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi serta cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat, dimana pengumpulan data variabel Dependen dan Independen dilakukan penelitian disaat yang bersamaan (Notoadmojo, 2010).

Penelitian telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kembang Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie pada tanggal 01 – 13 September 2020.

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kembang Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie berjumlah 338 orang.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang akan diberikan kepada responden sebanyak 15 pernyataan tentang pengetahuan dan 15 pernyataan tentang sikap. Skor pernyataan pengetahuan yaitu apabila pernyataan positif jika dijawab benar maka nilainya 1 dan jawab salah 0 sedangkan pernyataan negative jika dijawab salah nilainya 1 dan jika dijawab benar maka nilanya 0. Pernyataan sikap menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Dengan skor pernyataan positif STS = 1, TS = 2, S = 3, SS = 4 dan skor pernyataan negatif STS = 4, TS = 3, S = 2, SS = 1.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan pada tanggal 01 – 13 September 2020 pada 77 responden, dengan aspek yang diteliti adalah Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Dengan Sikap Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kembang Tanjong Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie, maka hasil penelitian dilihat pada tabel distribusi frekuensi di bawah ini:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Pasien Hipertensi

No Pengetahuan Frekuensi Persentase

1 2

Tinggi Rendah

35 42

45,5 54,5

Total 77 100

Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa pengetahuan tentang diet rendah garam pasien hipertensi mayoritas rendah yaitu 42 responden (54,5%).

(4)

12

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Sikap Pasien Hipertensi

No Sikap Frekuensi Persentase

1 2

Baik Kurang

36 41

46,8 53,2

Total 77 100

Data Primer, 2020

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa sikap pasien hipertensi mayoritas kurang yaitu 41 responden (53,2%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Tentang Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Dengan Sikap Pasien Hipertensi

Pengetahuan

Sikap

Jumlah P-value

Baik Kurang

f % f % f %

Tinggi 34 97

,1 1 2,9 3

5 100

Renda

h 2 4,

8

4 0

95, 2

4

2 100

Total 36 46

,8

4 1

53, 2

7

7 100

Signifikan: P-value ≤ 0,05

Dari tabel 3 menunjukkan bahwa persentase sikap pasien hipertensi yang kurang lebih banyak dijumpai pada pengetahuan tentang diet rendah garam yang rendah (95,2%).

Hasil uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai P- value 0,004 ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang diet rendah garam dengan sikap pasien hipertensi

Pembahasan

Hubungan Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam Dengan Sikap Pasien Hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase sikap pasien hipertensi yang kurang lebih banyak dijumpai pada pengetahuan tentang diet rendah garam yang rendah (95,2%). Hasil uji statistik dengan chi- square didapatkan nilai P-value 0,004

≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang diet rendah garam dengan sikap pasien hipertensi.

Pengetahuan keluarga tentang diet rendah garam sebagian besar termasuk dalam kategori rendah dan sedang. Hal ini menyebabkan tingkat konsumsi lansia hipertensi baik lemak, natrium, serat, kalium, maupun magnesium masih tergolong kurang dari standar.

Pengetahuan keluarga tentang diet rendah garam memiliki hubungan dengan tingkat konsumsi kalsium pada pasien hipertensi (Azifah, 2015).

Pengetahuan tentang penyakit hipertensi masih sangat rendah hal ini terbukti, masyarakat lebih memilih makanan siap saji yang umumnya rendah serat, tinggi lemak, tinggi gula, dan mengandung banyak garam.pola makan yang kurang sehat ini merupakan pemicu penyakit hipertensi. Seluruh penderita tekanan darah tinggi, teryata sekitar 90- 95% belum dapat diterangkan mekanisme terjadi penyakitnya secara tepat. Tidak diketahui pasti mereka bagaimana sampai terkena penyakit tekanan darah tinggi.yaini merupakan problem dari penderitanya (Saputro, 2019).

(5)

Jurnal Sains dan Aplikasi April 2022 eISSN 2656 – 8446

13 Faktor pengetahuan sangat memegang peran penting terhadap kepatuhan individu tentang diet rendah garam, karena semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin kooperatif orang tersebut dalam melaksanakan dan mematuhi anjuran kesehatan dan akan berdampak pada penyakit hipertensi menurun, bila pengetahuan kurang maka sangat sulit seseorang melaksanakan dan mematuhi diet rendah garam sehingga akan berdampak pada penyakit hipertensi yang bertambah parah. Untuk meningkatkan pengetahuan penderita hipertensi dan kepatuhan dalam melaksanakan diet rendah garam dan mencegah terjadinya komplikasi diperlukan perilaku penderita agar selalu aktif menambah pengetahuannya melalui media cetak (Buku, Koran, Majalah) dan media elektronik (radio dan TV). Selain itu promosi kesehatan/ penyuluhan tentang diet rendah garam sangat bermanfaat bagi penderita hipertensi (Sumarman, 2015)

Semakin tinggi tingkat pengetahuan maka akan memungkinkan seseorang membentuk perilaku untuk patuh dalam menjalankan diit. Tindakan merupakan aplikasi dari sikap seseorang individu yang juga tidak terlepas dari pengetahuan individu itu sendiri. Namun, semakin tinggi pengetahuan tidak mutlak akan membentuk seseorang berperilaku patuh (Dwi, 2016).

Menurut penelitian Saputro (2019) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Hipertensi Dengan Sikap Kepatuhan Dalam Menjalankan Diit Hipertensi di Surakarta menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan pasien tentang hipertensi dengan sikap kepatuhan dalam menjalankan diit hipertensi dengan nilai hasil uji statistik chisquare yaitu p=0,005.

Menurut pendapat peneliti bahwa ada hubungan pengetahuan tentang diet rendah garam dengan sikap pasien hipertensi ini karena pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat mempengaruhi sikap seseorang dalam mengobati hipertensi, dengan pengetahuan yang rendah maka seseorang tidak mengetahui tata cara diet rendah garam sehingga mempengaruhi sikap yang kurang baik seperti memakan makanan yang banyak mengandung garam dan micin.

PENUTUP Kesimpulan

1. Pengetahuan tentang diet rendah garam pasien hipertensi mayoritas rendah yaitu 42 responden (54,5%).

2. Sikap pasien hipertensi mayoritas kurang yaitu 41 responden (53,2%).

3. Persentase sikap pasien hipertensi yang kurang lebih banyak dijumpai pada pengetahuan tentang diet rendah garam yang rendah (95,2%). Hasil uji statistik dengan chi-square didapatkan nilai P- value 0,004 ≤ 0,05 yang berarti Ho ditolak maka dapat disimpulkan

DAFTAR PUSTAKA

Azifah, Z. (2015). Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Keluarga Tentang Diet Rendah Garam Dengan Konsumsi

Abdul, S, D. (2016). Penyakit Hipertensi. Jakarta: Jurnal Kesehatan Masyarakat. Hal. 1 – 9 Aditya, D. (2015). Variabel-Variabel Penelitian. Jakarta: PT. Adigoyo

Pada Pasien Hipertensi. Jakarta: Jurnal Kesehatan Masyarakat. Hal. 1 – 9

Authority (2018). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Jurnal Keperawatan Masyarakat. Hal.

23 – 29

Budiarto, E. (2012). Metodelogi Penelitian. Jakarta: EGC

Budiarto, E. (2013). Biostatistik Kedokteran. Jakarta: EGC

(6)

14

Depkes RI. (2010). Pedoman Teknis Penemuan Dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta: Depkes RI

Dwi, E. (2016). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Kepatuhan Diit Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas Siantan Hilir. Pontianak: Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

Infodatin. (2014). Pusat Data DanInformasi Kementerian Kesehatan RI: Hipertensi.

Jakarta: EGC

Leersia dkk. (2015). Diet Bagi Penderita Hipertensi. Jakarta: Jakarta: Jurnal Keperawatan Masyarakat. Hal. 60 – 71

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Riskesdas (2018). Laporan Nasional

Riskesdas 2018. Jakarta: Kemenkes RI

Saputro, H. (2019). Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Hipertensi Dengan Sikap Kepatuhan Dalam Menjalankan Diit Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sumarman (2015). Penderita Hipertensi Primer: Pengetahuan Tentang Diet Rendah Garam, Kepatuhan Dan Kendalanya Di Klinik As Sakinah Tamansari Tegalsari Banyuwangi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Sutoyo, P. (2012). Sikap Terhadap Kepatuhan Diit Hipertensi Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Doro Ii Kabupaten Pekalongan. Jakarta: Jurnal Kesehatan. Hal. 1 – 13

Wella, Yurisa. (2017). Etika Penelitian Kesehatan. Pekanbaru: Faculty of Medicine – University of Riau. Hal. 2– 8I

Referensi

Dokumen terkait

ی گیم دیفس زیترس رد ناتس ا ناتس ز خ نیرتش یب CPUE ار رد ةقطنم هفیل - فیووس ب و رد ترواجم تایر خ .داد ناش ن ی گیم یربب زبس زین رد ةقطنم ناکرحب هک زا قمع رتووشیب ،تووسا رادر خرب

100 ARTIKEL PENELITIAN Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains JIKS Online submission: http://ejournal.unisba.ac.id/index.php/jiks EISSN: 2656-8438 Hubungan Kejadian Stunting dengan