• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan penguasaan kosakata

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan penguasaan kosakata"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA

DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 2X11 ENAM LINGKUNG

KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

TIWI RAHMADHANI NPM 12080244

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)
(3)
(4)

Hubungan Penguasaan Kosakata

dengan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung

Kabupaten Padang Pariaman

Tiwi Rahmadhani1, Trisna Helda2, Rahayu Fitri3 1) Mahasiswa Program StudiBahasadanSatra Indonesia 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background to this study is the low skills of narrative essay writing class X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Padang Pariaman district. One of the factors affecting low narrative essay writing skills students are students of vocabulary deficiency in expressing ideas in writing. The purpose of this study was to describe the relationship vocabulary with narrative essay writing skills class X SMA Negeri 1 2x11 EnamLingkung Padang Pariaman

This type of research is correlational quantitative method. The population in this study were students of class X SMA Negeri 1 2x11 EnamLingkung Padang Pariaman regency totaling 281 people.

The sampling technique used in this research is proportional random sampling, sample of 27 people.

The variables of this study is that the data score vocabulary class X SMA Negeri 1 2x11 EnamLingkung Padang District and data score narrative essay writing skills class X SMA Negeri 1 2x11 EnamLingkung Padang District. Data were obtained with two types of test, which is an objective test and test performance. Objective tests used to collect data vocabulary while performance tests used to collect data narrative essay writing skills.

Based on research, there are three conclusions obtained. First, vocabulary class X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Padang Pariaman district were in qualifying more than enough (LDC) with an average value of 74.43 and currently on the range 66-75%. Second, the narrative essay writing skills class X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Padang Pariaman district were in good qualifier once (BS) with an average value of 87.90 and currently on the range 86-95%. Third, based on the t-test, H1 is accepted at 95% significance level and degrees of freedom (df) = n-2 because t arithmetic>t table ie 3.19> 1.71. Based on the above data it can be concluded that the vocabulary associated with a narrative essay writing skills class X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Padang Pariaman district.

Keywords: Relationships, Vocabulary Mastery, Skills, Writing Narrative

(5)

Hubungan Penguasaan Kosakata

dengan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung

Kabupaten Padang Pariaman

Tiwi Rahmadhani1, Trisna Helda2, Rahayu Fitri3 1) Mahasiswa Program StudiBahasadanSatra Indonesia 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRAK

Hal yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu rendahnya keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya keterampilan menulis karangan narasi siswa adalah siswa kekurangan kosakata dalam mengungkapkan ide dalam bentuk tulisan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hubungan penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman yang berjumlah 281 orang. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling, sampel berjumlah 27 orang. Variabel penelitian ini adalah, data skor penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang dan data skor keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang. Data penelitian diperoleh dengan dua jenis tes, yaitu tes objektif dan tes unjuk kerja. Tes objektif digunakan untuk mengumpulkan data penguasaan kosakata sedangkan tes unjuk kerja digunakan untuk mengumpulkan data keterampilan menulis karangan narasi.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga simpulan yang diperoleh.Pertama, penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC) dengan nilai rata-rata 74,43 dan berada pada rentangan 66- 75%.Kedua, keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman berada pada kualifikasi baik sekali (BS) dengan nilai rata-rata 87,90 dan berada pada rentangan 86-95%.Ketiga,berdasarkan uji-t, H1 diterima pada taraf signifikan 95% dan derajat kebebasan (dk) = n-2 karena thitung>ttabel yaitu 3,19>1,71. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata berhubungan dengan keterampilan menulis karangan narasisiswakelas X SMA Negeri 1 2x11 EnamLingkungKabupaten Padang Pariaman.

Kata Kunci: Hubungan, Penguasaan Kosakata, Keterampilan, Karangan Narasi

(6)

A. PENDAHULUAN

Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Keempat aspek keterampilan tersebut yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena untuk menjadi pembicara yang baik haruslah menjadi penyimak yang baik, dan untuk menjadi penulis yang baik haruslah menjadi pembaca yang baik. Diantara keempat keterampilan berbahasa tersebut, menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai siswa dan tidak semua orang bisa menguasai keterampilan menulis karena dalam menulis seseorang dituntut untuk menyampaikan gagasan sebaik-baiknya dan menggunakan lambang-lambang bahasa sehingga gagasan tersebut dapat dengan mudah dipahami oleh pembaca.

Di dalam menulis, seseorang dituntut menuliskan ide-idenya ke dalam bentuk tulisan.

Keterampilan menulis tidak dapat diperoleh secara alami, tetapi harus mendapatkan perhatian lebih karena kemampuan menulis tidak bisa didapatkan melalui interaksi spontan. Untuk bisa terampil menulis harus melalui latihan dan praktik secara terus menurus. Begitu juga dengan menulis teks narasi, di dalam menulis teks narasi dituntut untuk menuangkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan, akan tetapi tidak terlepas dari struktur yang sudah ditentukan. Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi.

Pembelajaran menulis karangan narasi berpedoman pada kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembelajaran menulis karangan narasi terdapat dalam standar isi kurikulum SMA kelas X semester 1, Standar Kompetensi (SK) 4, yaitu mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, eksposistif) dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1, yaitu menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif. Indikator yang ingin dicapai dalam kompetensi dasar ini adalah siswa mampu menulis karangan narasi sesuai dengan ciri-ciri karangan narasi. Berdasarkan isi dari kurikulum di atas maka, keterampilan menulis karangan narasi itu wajib diajarkan kepada siswa.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman dengan Ibu Dra.Yarmi Umar, pada tanggal 20 Februari 2016, diperoleh informasi bahwa kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman masih tergolong rendah. Permasalahan yang sering dialami siswa saat proses belajar mengajar, khususnya menulis karangan narasi adalah sebagai berikut ini. Pertama kurangnya penguasaan kosakata dalam menulis sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyampaikan ide atau gagasannya ke dalam sebuah tulisan. Kedua, siswa belum memahami tentang karangan narasi beserta ciri-ciri karangan tersebut, sehingga ketika ditugaskan menulis karangan narasi hasilnya tidak sesuai dengan ciri-ciri penulisan karangan narasi yang benar. Ketiga, siswa sulit membedakan jenis karangan narasi dengan jenis karangan lainnya, sehingga bentuk karangan yang ditulis siswa cenderung sama.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tarigan (2011:2) yang menyatakan bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang dimiliki maka semakin besar pula kemungkinan untuk terampil berbahasa dan menulisnya. Wawancara selanjutnya juga dilakukan dengan tiga orang siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa siswa kekurangan kosakata untuk mengungkapkan ide dalam menulis karangan yang akan dibuat khususnya dalam menulis karangan narasi. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis beranggapan bahwa penelitian ini penting dilaksanakan untuk mengetahui bagaimanakah hubungan penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

Berdasarkan latar belakang masalah dapat diidentifikasi tiga permasalahan dalam peningkatan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa kekurangan kosakata dalam menulis. Kedua, siswa belum memahami tentang karangan narasi beserta ciri-ciri karangan tersebut. Ketiga, siswa sulit membedakan jenis karangan narasi dengan jenis karangan lainnya.

(7)

Menurut Semi (2009:42), narasi mempunyai ciri penanda sebagai berikut. (1) berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia, (2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, dapat berupa semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya, (3) berdasarkan konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik, (4) memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampaiannya bersifat sastra, khususnya narasi berbentuk fiksi, (5) menekankan susunan kronologis (catatan: deskripsi menekankan susunan ruang), dan (6) biasanya memiliki dialog. Chaer (2007:7) mengemukakan kosakata adalah kata-kata yang dikuasai oleh seseorang atau sekolompok orang dari lingkungan yang sama. Pateda (1995:85) mengelompokkan kosakata atas delapan jenis, yaitu (1) kosakata umum, (2) kosakata khusus, (3) kosakata konkret, (4) kosakata abstrak, (5) kosakata populer, (6) kosakata asli, (7) kosakata sarapan, dan (8) kosakata baku dan nonbaku.

Menurut Tarigan (2011:2), keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata ynag kita miliki, semakin besar pula kemungkinan kita terampil berbahasa. Menurut Atmazaki (2007:54) kekurangan kosakata dapat melemahkan daya ungkap seseorang. Kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kuantitas dan kualitas kosakata yang dimilikinya. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kosakata yang dikuasai, semakin besar pula kemungkinan untuk terampil dalam menulis. Secara tidak langsung, seseorang yang sedikit penguasaan kosakatanya akan cenderung lebih sulit untuk mengungkapkan pikiran atau gagasannya baik secara lisan maupun tulisan.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X1-X9 SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016 , berjumlah 281 orang siswa yang tersebar di dalam sembilan kelas. Data penguasaan kosakata penulis kumpulkan pada tanggal 16 Mei 2016 dan data keterampilan menulis karangan narasi penulis kumpulkan ada tanggal 23 Mei 2016.

Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah Propotional Rondom Sampling, yaitu penarikan sampel secara acak berdasarkan proporsi jumlah siswa per kelas. Arikunto (2006:134) menyatakan apabila subjek penelitian kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya. Apabila subjek lebih dari 100 diambil 10-15% atau 20-25%. Oleh karena itu, sampel penelitian ini diambil sebanyak 27 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah penguasaan kosakata dengan indikator (1) sinonim, (2) antonim, dan (3) homonim. Variabel terikatnya adalah keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman dengan indikator sesuai pendapat Semi (2009:42), yaitu (1) berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia, (2) berdasarkan konflik, karena tanpa konflik biasanya narasi tidak menarik, (3) memiliki nilai estetika, (4) menekankan susunan kronologis, dan (5) biasanya memiliki dialog.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes. Tes yang dimaksud yaitu tes objektif yang berupa pilihan ganda yang digunakan untuk mengetahui penguasaan kosakata dan tes unjuk kerja digunakan untuk mengetahui keterampilan menulis karangan narasi siswa. Khusus untuk mengetahui penguasaan kosakata, sebelum tes diberikan secara menyeluruh terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen di kelas X4 sebanyak 27 siswa, soal yang di uji cobakan sebanyak 60 butir. Data yang terkumpul, dianalisis melalui tahap-tahap, sebagai berikut. Pertama, menentukan penguasaan kosakata; skor 1 diberikan untuk jawaban yang benar dan skor 0 apabila jawaban salah. Kedua, menentukan skor keterampilan menulis karangan narasi dilakukan dengan menggunakan format.

Ketiga, mengubah skor penguasaan kosakata dan skor keterampilan menulis narasi menjadi nilai dengan menggunakan rumus presentase. Keempat, menentukan nilai rata-rata hitung. Kelima, mengkonversikan nilai penguasaan kosakata dan kemampuan menulis narasi ke tabel skala 10.

Keenam, membuatkan histogram penguasaan kosakata dan keterampilan menulis karangan narasi.

Ketujuh, melakukan uji persyaratan analisis. Kedelapan, mengkorelasikan nilai penguasaan kosakata siswa dengan nilai kemampuan menulis karangan narasi siswa dengan menggunakan rumus koefisien

(8)

korelasi product moment. Kesembilan, melakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan.

Kesepuluh, menganalisis, membahas, dan menyimpulkan hasil analisis data dengan cara mendeskripsikan hubungan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X di SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan temuan penilaian, diketahui bahwa penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman secara keseluruhan berada pada kualifikasi lebih dari cukup (LdC) yaitu dengan nilai rata-rata 74,43 dengan rentangan tingkat penguasaan 66-75%. Hasil yang diperoleh berdasarkan indikator dideskripsikan menjadi tiga kategori.

Pertama, untuk sinonim (indikator 1) siswa yang memperoleh skor 11 berjumlah 11 orang (40,74%), skor 10 berjumlah 1 orang (3,71%), skor 9 berjumlah 2 orang (7,40%), skor 8 berjumlah 1 orang (3,71%), skor 7 berjumlah 3 orang (11,11%), skor 6 berjumlah 4 orang (14,81%), skor 5 berjumlah 4 orang (14,81%), dan skor 4 berjumlah 1 orang (3,71%). Kedua, untuk antonim (indikator 2) siswa yang memperoleh skor 13 berjumlah 11 orang (40,74%), skor 11 berjumlah 1 orang (3,71%), skor 10 berjumlah 2 orang (7,40%), skor 9 berjumlah 1 orang (3,71%), skor 8 berjumlah 5 orang (18,53%), skor 7 berjumlah 2 orang (7,40%), skor 6 berjumlah 4 orang (14,81%), dan skor 3 berjumlah 1 orang (3,71%). Ketiga, untuk homonim (indikator 3) siswa yang memperoleh skor 16 berjumlah 11 orang (40,74%), skor 11 berjumlah 5 orang (18,53%), skor 10 berjumlah 2 orang (7,40%), skor 9 berjumlah 2 orang (7,40%), skor 8 berjumlah 1 orang (3,71%), skor 7 berjumlah 2 orang (7,40%), skor 6 berjumlah 1 orang (3,71%), skor 5 berjumlah 2 orang (7,40%), dan skor 4 berjumlah 1 orang (3,71%).

Berdasarkan temuan penelitian, diketahui bahwa keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman secara keseluruhan berada pada kualifikasi baik sekali (BS) yaitu dengan nilai rata-rata 87,90 dengan rentangan tingkat penguasaan 86-95%. Hasil yang diperoleh berdasarkan berdasarkan indikator dideskripsikan menjadi lima kategori. Pertama, untuk berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia (indikator 1) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 18 orang (66,67%), skor 2 berjumlah 6 orang (22,22%), dan skor 1 berjumlah 3 orang (11,11%). Kedua, berdasarkan konflik (indikator 2) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 20 orang (74,08%), skor 2 berjumlah 6 orang (22,22%), dan skor 1 berjumlah 1 orang (3,70%). Ketiga, memiliki nilai estetika (indikator 3) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 19 orang (70,38%), skor 2 berjumlah 6 orang (22,22%), dan skor 1 berjumlah 2 orang (7,40%). Keempat, menekankan susunan kronologis (indikator 4) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 20 orang (74,08%), skor 2 berjumlah 3 orang (11,11%), dan skor 1 berjumlah 4 orang (14,81%). Kelima, memiliki dialog (indikator 5) siswa yang memperoleh skor 3 berjumlah 21 orang (77,77%), skor 2 berjumlah 4 orang (14,81%), dan skor 1 berjumlah 2 orang (7,40%).

Langkah yang dilakukan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Pertama, menganalisis penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Kedua, menganalisis keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Ketiga, menghubungkan penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan narasi siwa siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

1. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman

Penguasaan kosakata secara keseluruhan meliputi tujuh kategori yaitu sempurna, baik, lebih dari cukup, cukup, hampir cukup, kurang, kurang sekali. Dari hasil tersebut diketahui bahwa penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman secara umum tergolong lebih dari cukup. Penguasaan kosakata dibagi menjadi tiga indikator yaitu sinonim, antonim, dan homonim. Dari tiga indikator penguasaan kosakata paling rendah terdapat pada indikator homonim. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata yaitu 71,99 berada pada kualifikasi lebih dari cukup dan berada pada rantangan 66-75%. Pada indikator homonim siswa menentukan makna kata

(9)

yang sama. Indikator yang paling dikuasai siswa adalah indikator sinonim berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata-rata yaitu 76,09 dan berada pada rentangan 76-85%.pada indikator sinonim siswa menentukan persamaan kata.

Pengklasifikasian Nilai Penguasaan Kosakata Siswa Kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman Secara

Keseluruhan

No Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase (%)

1 96-100% Sempurna 11 40,74

2 86-95% Baik sekali 0 0

3 76-85% Baik 1 3,71

4 66-75% Lebih dari cukup 2 7,40

5 56-65% Cukup 6 22,22

6 46-55% Hampir cukup 4 14,82

7 36-45% Kurang 2 7,4

8 26-35% Kurang sekali 1 3,71

9 16-25% Buruk 0 0

10 0-15% Buruk sekali 0 0

Jumlah 27 100

Jika di deskripsikan dalam bentuk histogram, maka penyajian data tersebut adalah sebagai berikut.

Histogram. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman Secara Keseluruhan

0 2 4 6 8 10 12

Frekuensi

Kualifikasi

(10)

2. Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa keterampilan menulis karangan narasi siswa dikelompokkan empat kategori yaitu sempurna, baik sekali, baik, lebih dari cukup. Nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman adalah 87,89. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa keterampilan menulis narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman secara keseluruhan tergolong dari baik sekali.

Dari lima indikator yaitu berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia, berdasarkan konflik, memiliki nilai estetika, menekankan susunan kronologis, dan memiliki dialog. Indikator yang paling dikuasai siswa adalah berdasarkan konflik yaitu berada pada kualifikasi baik sekali, dengan nilai rata-rata yaitu 90,12. Berdasarkan konflik yaitu jika karangan narasi siswa memaparkan contoh berdasarkan kejadian yang dialami penulis. Berikut diambil dari tulisan siswa.

....Kami melihat banyak orang yang keluar dari dalam mobil karena ada kecelakaan yang terjadi...(Data sampel 14).

Dari kutipan di atas, daat dilihat indikator dengan berdasarkan konflik dalam menulis karangan siswa baik sekali. Hal ini berlaku apabila tulisan siswa memaparkan contoh Kami melihat banyak orang yang keluar dari dalam mobil karena ada kecelakaan yang terjadi. Sesuai dengan indikasi tersebut dari tulisan siswa di atas sudah memaparkan contoh yang dianggap berdasarkan konflik.

Penguasaan indikator kemampuan menulis karangan narasi paling rendah adalah berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia. Rata-rata untuk indikator ini adalah 85,19 berada pada kualifikasi baik. Dalam menulis karangan narasi, siswa belum menampilkan peristiwa atau pengalaman manusia. Siswa hanya mampu mengungkapkan gagasannya tanpa memberikan hasil sesuai peristiwa atau pengalaman manusia dalam mendukung tulisan narasinya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

Pada waktu liburan sekolah saya pergi bersama keluarga ke pantai, di sana saya bermain dengan saudara saya. Setelah bermain cukup lama tidak terasa kalau perut saya lapar. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi makan, saya begitu menikmati indah pemandangan laut yang begitu mempesona (Data sampel 24).

Dari kutipan tulisan narasi siswa di atas, tidak terlihat peristiwa atau pengalaman manusia.

Seperti, Akhirnya kami memutuskan untuk pergi makan, saya begitu menikmati indah pemandangan laut yang begitu mempesona. Dengan demikian, dapat kita lihat dalam karangannya siswa tidak memberikan peristiwa atau pengalaman manusia. Jadi, dapat dikatakan bahwa tulisan narasi siswa hanya memberikan opini belaka tanpa berdasarkan peristiwa atau pengalaman manusia sebagai salah satu ciri narasi.

(11)

Pengklasifikasian Nilai Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman Secara Keseluruhan No Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase (%)

1 96-100% Sempurna 3 11,11

2 86-95% Baik sekali 16 59,25

3 76-85% Baik 7 25,93

4 66-75% Lebih dari cukup 1 3,71

5 56-65% Cukup 0 0

6 46-55% Hampir cukup 0 0

7 36-45% Kurang 0 0

8 26-35% Kurang sekali 0 0

9 16-25% Buruk 0 0

10 0-15% Buruk sekali 0 0

Jumlah 27 100

Jika dideskripsikan dalam bentuk histogram, maka penyajian data tersebut adalah sebagai berikut.

Histogram. Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X

SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman Secara Keseluruhan

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Frekuensi

Kualifikasi

(12)

3. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman

Dalam menulis karangan narasi, untuk menyampaikan ide atau gagasan siswa perlu menguasai banyak kosakata. Hal ini ini disebabkan, seseorang yang banyak menguasai kosakata cenderung lebih mudah dalam menyampaikan ide atau gagasannya ke dalam tulisan narasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Atmazaki (2007:54) yang mengatakan keterbatasan kosakata daat melemahkan daya ungkap seseorang.

Dari hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata data penguasaan kosakata sebesar 74,43 dan data keterampilan menulis karangan narasi sebesar 87,90. Untuk mengetahui hubungan kedua variabel, kedua data tersebut dikorelasikan dengan rumus product moment. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai r sebesar 0,38. Setelah nilai r diperoleh, dilakukan uji hipotesis. Nilai r dimasukkan ke dalam rumus sperman brown dan diperoleh hasil 3,19.

Kriteria pengujian hipotesis adalah diterima > dengan dk = n-2. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai adalah 3,19 pada taraf signifikan 95%, dengan 0,38. Dengan kata lain, disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Jika guru ingin melihat keterampilan menulis karangana narasi siswa, maka dihubungkan dengan penguasaan kosakata mereka.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penganalisisan data, maka diambil tiga kesimpulan sebagai berikut. Pertama, penguasaan kosakata siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata-rata hitung 74,43 dan berada pada rentangan 66-75%

pada skala 10. Tiga indikator penguasaan kosakata yang diujikan, indikator tertinggi yang dikuasai siswa adalah indikator 1, yaitu sinonim dengan nilai rata-rata 76,09 berada pada kualifikasi baik 76- 85%. Kedua, keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman berada pada kualifikasi baik dengan nilai rata-rata hitung 87,90 dan berada pada rentangan 86-95%. Nilai tertinggi terletak pada indikator 2 dan 5, yaitu berdasarkan konflik dan memiliki dialog, berada pada kualifikasi baik sekali dengan nilai rata-rata yang sama yaitu 90,12. Ketiga, hasil pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas X SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman pada taraf signifikan t 0,05 dengan derajat kebebasan n- 2 (27-2 =25). Dengan demikian H1 diterima sedangkan H0 ditolak karena hasil pengujian membuktikan bahwa thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3,19>1,71.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat disarankan dua hal sebagai berikut.

Pertama, bagi siswa SMA N 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman agar lebih meningkatkan penguasaan kosakata dan keterampilan menulis karangan narasi dengan cara terus berlatih menulis, terutama menulis karangan narasi. Kedua, bagi guru bahasa Indonesia di SMA Negeri 1 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman agar lebih mengupayakan peningkatan penguasaan kosakata dan keterampilan menulis karangan narasi siswa dengan mmperbanyak memberikan latihan agar siswa terampil dalam penguasaan kosakata dan menulis karangan narasi.

E. DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Atmazaki. 2007. Kiat-kiat Mengarang dan Menyunting. Padang: UNP Press.

Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarata: Rineka Cipta.

Tarigan, Henry Guntur. 2011. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Pateda, Mansoer. 1995. Kosakata dan Pengajarannya. Ende: Nusa Indah.

Semi, M. Atar. 2009. Menulis Efektif. Padang: UNP Press`

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan permasalahan tersebut, penguasaan kosakata dan kemampuan membaca cerpen bahasa Jerman harus ditingkatkan, karena dengan penguasaan kosakata yang tinggi siswa diharapkan