• Tidak ada hasil yang ditemukan

hubungan riwayat pemberian imunisasi dasar

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "hubungan riwayat pemberian imunisasi dasar"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian adalah: “Bagaimana hubungan riwayat imunisasi dasar lengkap dengan infeksi saluran pernafasan akut pada anak usia 10-60 bulan di Kecamatan Leuwiliang Bogor Jawa Barat Tahun 2019?”” . Penelitian ini merupakan analisis hubungan antara penelitian riwayat imunisasi dasar lengkap dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari imunisasi dasar lengkap, infeksi saluran pernafasan akut pada anak.

Ada hubungan antara imunisasi lengkap dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak 10-60 bulan di lima desa Kecamatan Leuwiliang Bogor Jawa Barat. Pada anak yang diberikan imunisasi dasar tidak lengkap dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), 81,8% merupakan persentase terbesar dan 18,2% bukan ISPA. Analisis hubungan riwayat imunisasi dasar lengkap dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak lengkap dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak usia 10-60 bulan.

Prodi Fisioterapi Universitas Binawan dan anak yang mendapatkan imunisasi dasar tidak lengkap dengan ISPA imunisasi dasar tidak lengkap merupakan persentase terbesar. Karena tidak ada hubungan antara riwayat imunisasi dasar lengkap dengan ISPA pada anak usia 10-60 bulan di Desa Leuwiliang Bogor Jawa Barat.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan referensi yang bermanfaat dalam pengembangan ilmu fisioterapi di Indonesia khususnya, dan ilmu kesehatan pada umumnya. Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan informasi, bahan evaluasi dan masukan bagi pelayanan kesehatan anak.

KAJIAN PUSTAKA

  • Infeksi Saluram Pernapasan Akut…
  • Kerangka Konsep
  • Definisi Operasional
  • Hipotesis Penilitian

Imunisasi BCG adalah imunisasi yang diberikan untuk meningkatkan kekebalan aktif terhadap tuberkulosis (TB), penyakit paru-paru yang sangat menular. a) Imunisasi. Imunisasi DPT adalah imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya difteri, pertusis dan tetanus (Nur, dkk a) Pemberian imunisasi dan umur pemberian. Virus polio masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan bagian atas dan saluran pencernaan. a) Imunisasi dan usia terjadinya polio adalah saat bayi berusia 0-11 bulan atau saat lahir (bulan), kemudian saat bayi berusia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.

Pneumonia, atau infeksi paru-paru, adalah komplikasi campak yang cukup umum. a) Imunisasi dan umur: frekuensi vaksinasi sekali pada umur 9 bulan. Imunisasi terhadap hepatitis B dilakukan dengan cara vaksinasi tubuh terhadap hepatitis B yang tujuannya adalah untuk memberikan kekebalan terhadap hepatitis. a) Pelaksanaan vaksinasi dan umur imunisasi. Penelitian di Puskesmas Segeri Pangkep menunjukkan adanya hubungan antara status imunisasi dengan kejadian ISPA dalam menurunkan kejadian ISPA dengan memastikan imunisasi lengkap pada anak (Hariani, et al., 2012).21 Akut infeksi saluran pernapasan adalah sekelompok penyakit yang menyerang saluran pernapasan.Secara anatomi, infeksi saluran pernapasan dibagi menjadi dua bagian, yaitu infeksi saluran atas dan bawah.

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah salah satu penyebab kematian paling umum pada anak-anak di negara berkembang. (Abbas, 2019) 22. Infeksi saluran pernapasan atas akut yang harus diwaspadai adalah radang tenggorokan atau faringitis dan radang telinga tengah atau otitis. Sebagian besar kematian akibat ISPA adalah dari jenis ISPA yang berkembang dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri, pertusis dan campak, sehingga peningkatan cakupan imunisasi akan berperan besar dalam upaya pemberantasan penyakit ISPA. infeksi.

Bayi dan balita yang memiliki status imunisasi lengkap dan menderita infeksi saluran pernafasan akut tidak diharapkan untuk mengembangkan penyakit lebih parah. Cara yang paling efektif hingga saat ini adalah dengan pemberian imunisasi campak dan pertusis (DPT). Asap rokok dan asap hasil pembakaran bahan bakar untuk memasak dalam konsentrasi tinggi merusak mekanisme pertahanan paru-paru sehingga mudah berkembang menjadi ISPA.

Status gizi buruk muncul sebagai faktor risiko penting untuk infeksi saluran pernapasan akut (Nurhayati, 2018). Sebagian besar kematian akibat infeksi saluran pernapasan akut berasal dari infeksi saluran pernapasan akut yang berkembang dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dapat dipengaruhi oleh pemberian ASI eksklusif yang tidak mencukupi, kekurangan vitamin A, berat badan lahir rendah, udara dingin, kepadatan penduduk, paparan polusi udara dengan asap rokok dan gas beracun, imunitas tubuh, sedangkan imunisasi Kelengkapan dasar dipengaruhi ibu umur, faktor sosial ekonomi yaitu pendapatan keluarga, pekerjaan ibu, pengalaman pribadi, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, latar belakang keluarga.

Ada hubungan antara riwayat imunisasi pada anak usia 10 sampai 60 bulan dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Kecamatan Leuwiliang Bogor Jawa Barat Tahun 2019. Penilaian belum lengkap jika bayi tidak mendapatkan satu jenis dan frekuensi vaksinasi primer.

METODE PENELITIAN

  • Sumber Data (Data Induk)
    • Tempat dan Waktu Penelitian
    • Populasi dan Sampel
    • Teknik Pengumpulan Data
    • Prosedur Pengambilan Data
  • Kriteria inklusi
    • Kriteria Inklusi Anak
    • Kriteria Eklusi Anak
  • Analisis Penelitian
    • Tujuan Penelitian
    • Variabel Data
    • Metode Pengambilan Data Dari Data Induk
    • Pemilihan Jumlah Sampel
    • Prosedur Pengambilan Data
    • Analisis Data
  • Etika Penelitian

Analisis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan imunisasi lengkap dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada anak usia 10-60 bulan di Kabupaten Leuwiliang Tahun 2019. Tidak ada hubungan antara imunisasi lengkap dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak umur 10-60 tahun. bertahun-tahun. bulan di lima desa kecamatan Leuwiliang Bogor, Jawa Barat. b) Ha: p <0,05. Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan Tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa subjek penelitian berada pada jenis imunisasi dasar yang diberikan pada anak usia 10-60 bulan.

Mereka yang pernah mengalami hepatitis B-0 dengan persentase 98,9% dan yang tidak pernah melakukan imunisasi dasar hepatitis B-0 memiliki frekuensi 1,1. Pada jenis imunisasi BCG dasar persentasenya 98,9% yang pernah melakukan imunisasi ini dan yang belum pernah melakukan imunisasi BCG dengan persentase 1,1. Uji hubungan riwayat imunisasi dasar lengkap dengan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak 10–60 bulan.

Dan dapat dikatakan bahwa ada hubungan berdasarkan korelasi tab silang pada anak yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), namun tidak bermakna secara statistik dengan nilai p = 1,296. Pada hasil penelitian, terdapat 66,1% lebih banyak anak dengan infeksi saluran pernapasan akut dibandingkan dengan anak tanpa infeksi saluran pernapasan akut. Dari hasil analisis antara riwayat imunisasi dasar lengkap dengan infeksi saluran pernafasan akut pada anak usia 10 sampai 60 bulan, didapatkan persentase anak yang mendapatkan imunisasi dasar lengkap dengan infeksi saluran pernafasan akut.

Berdasarkan penelitian ini, riwayat imunisasi dasar lengkap dan infeksi saluran pernapasan akut pada anak usia 10-60 bulan di Kabupaten Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat terlihat berhubungan namun tidak bermakna secara statistik dengan p = 1,296 r = 0,255. Hal ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan untuk melihat hubungan imunisasi dasar lengkap dengan infeksi saluran pernafasan akut dimana pola makan mempengaruhi tidak adanya infeksi saluran pernafasan akut. Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan Dipercaya bahwa tidak hanya imunisasi dasar lengkap yang dapat berperan dalam infeksi saluran pernapasan akut, tetapi juga faktor perancu seperti ASI, latar belakang keluarga, pendidikan orang tua, pengetahuan, vitamin A (Presilya Sadenna, et all, 2014) .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara riwayat imunisasi dasar lengkap dengan infeksi saluran pernafasan akut pada anak usia 10–60 bulan, hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara kedua kategori sangat lemah dan tidak bias, dan nilai (p) tidak tidak signifikan secara statistik. . Hubungan pemberian imunisasi dasar lengkap dengan penyakit saluran pernafasan berulang pada balita di Puskesmas Ranotana Weru Kota Manado. Hubungan faktor fisik lingkungan rumah dan kebiasaan merokok dengan infeksi saluran pernafasan akut pada balita di Puskesmas Kalianda Kabupaten Kepulauan Talaud.

Gambar 5.1 kecamatan leuwiliang
Gambar 5.1 kecamatan leuwiliang

HASIL PENELITIAN

Analisis Deskripsi Subyek Penelitian

Distribusi frekuensi karakteristik subjek penelitian berdasarkan imunisasi sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Pada jenis imunisasi DPT-HB-Hib I yang sudah melakukan imunisasi dengan persentase 98,9%, dan yang tidak melakukan imunisasi jenis DPT-HB-Hib I dengan persentase 1,1. Pada jenis imunisasi poliomielitis 2 yang pernah melakukan imunisasi dengan persentase 99,4% dan yang tidak pernah melakukan imunisasi poliomielitis 2 dengan persentase 6%.

Pada imunisasi DPT-HB-Hib 2 jenis ini, yang pernah diimunisasi DPT-HB-Hib 2 sebesar 98,9%, dan yang tidak pernah diimunisasi DPT-HB-Hib 2 sebesar 1,1. Pada imunisasi DPT-HB-Hib 3 jenis ini, yang sudah mendapatkan imunisasi ini memiliki persentase sebesar 99,4% dan yang tidak melakukan imunisasi DPT-HB-Hib 3 memiliki persentase sebesar 6%. Pada imunisasi polio 4 jenis ini, yang pernah imunisasi polio 4 sebesar 98,9% dan yang belum pernah melakukan imunisasi jenis ini sebesar 1,1.

Pada jenis imunisasi IPV yang melakukan imunisasi ini dengan persentase 99,4%, dan yang belum pernah melakukan imunisasi dengan persentase 6%. Untuk imunisasi campak jenis ini yang melakukan imunisasi ini dengan persentase 96,6%, dan yang tidak melakukan imunisasi campak dengan persentase 3,4. Berdasarkan tabel di atas, campak merupakan jenis imunisasi dasar yang paling banyak dilewatkan untuk diberikan kepada anak dengan jumlah anak yang tidak mendapatkan jenis imunisasi ini.

Table 5.3  pada table diatas, menunjukan imunisasi dasar  yang  terbagi  menjadi  imunisasi  dasar  lengkap  dan  tidak  lengkap,  terlihat  imunisasi  dasar  lengkap  sebanyak  93,7  %  ,  sedangkan imunisasi dasar tidak lengkap sebanyak 6,3%
Table 5.3 pada table diatas, menunjukan imunisasi dasar yang terbagi menjadi imunisasi dasar lengkap dan tidak lengkap, terlihat imunisasi dasar lengkap sebanyak 93,7 % , sedangkan imunisasi dasar tidak lengkap sebanyak 6,3%

Analisis Hubungan Riwayat Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

PEMBAHASAN

Analisis Hubungan Riwayat Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Asumsi nutrisi berpengaruh terhadap ISPA karena nutrisi diperlukan untuk pembentukan antibodi seperti antibodi. Semakin baik nutrisi yang dikonsumsi maka semakin baik pula status gizinya, sehingga daya tahan tubuh semakin baik. ISPA merupakan penyakit yang biasanya disebabkan oleh virus (Hariani, dkk, 2014).

Keterbatasan Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan Bagi ibu yang memiliki bayi baru lahir, disarankan untuk memberikan imunisasi sejak lahir pada waktu yang telah ditentukan dan mempelajari manfaat imunisasi agar terhindar dari penyakit. Orang tua yang memiliki balita wajib memberikan makanan bergizi untuk memenuhi nutrisi yang dibutuhkan balita. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) pada anak usia 12-59 bulan di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, 2013 Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi saluran pernafasan akut (ISPA.

Hubungan status imunisasi, status gizi dan asap rokok dengan infeksi saluran pernafasan pada anak di Puskesmas Segeri Pangkep. Pengaruh tingkat pengetahuan ibu terhadap imunisasi bayi di wilayah kerja Puskesmas Batua Kota Makassar 1110-1128. Cakupan imunisasi dasar dengan kejadian ISPA pada balita usia 1-3 tahun di Puskesmas Wonosari Area 1 Kabupaten Gunungkidul.

Faktor Risiko ISPA pada Balita, Dinas Gizi Poltekkes Banjarmasin Tanggal Diterima : Tanggal Revisi : Tanggal Diterima : Faktor Risiko ISPA pada Balita. Pengetahuan, sikap ibu dan peran petugas kesehatan sebagai faktor dalam meningkatkan cakupan imunisasi hepatitis B di kota Jambi. Hubungan antara pengetahuan dan dukungan keluarga dengan waktu pemberian imunisasi campak di Desa Pasir Kaliki Bandung.

Pengaruh tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Batua Kota Makassar 1110–1128. Pengetahuan, sikap ibu dan peran petugas kesehatan sebagai faktor dalam meningkatkan cakupan imunisasi hepatitis B di Kota Jambi.

Gambar

Gambar 5.1 kecamatan leuwiliang
Table 5.4  pada table diatas, terlihat infeksi saluran  pernapasan  akut  (ISPA)  sebanyak  66,1  %  ,  sedangkan  tidak  infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sebanyak 33,9%
Table 5.3  pada table diatas, menunjukan imunisasi dasar  yang  terbagi  menjadi  imunisasi  dasar  lengkap  dan  tidak  lengkap,  terlihat  imunisasi  dasar  lengkap  sebanyak  93,7  %  ,  sedangkan imunisasi dasar tidak lengkap sebanyak 6,3%
Table 5.5 hubungan imunisasi dasar lengkap dengan ISPA

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN MIRI

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan mengkaji mengenai hubungan karakteristik balita, umur saat imunisasi campak dan riwayat ASI

Berdasarkan hasil analisis besar risiko riwayat imunisasi dasar terhadap kejadian stunting, diperoleh OR sebesar 6,044. Artinya responden yang memiliki balita dengan

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama : Widya Silva Tuasamu NPM : 1602014079 Program Studi : Psikologi Judul Skripsi : Peran Strategi Coping Terhadap Kualitas Hidup

iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama : Nesya Rizqi Ghaniiyyu Kurniawan NPM : 1602017035 Program Studi : Psikologi Judul Skripsi : Peran Dukungan Sosial

iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama : Afiati Putri Noor NPM : 1602017001 Program Studi : Psikologi Judul Skripsi : Peran Health Consciousness terhadap Preventive

iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh: Nama : Khaulah Ahadiah NPM : 1602017031 Program Studi : Psikologi Judul Skripsi : Pengaruh Stres Kerja Terhadap Work Family

iii HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini diajukan oleh : Nama : Ratnawati Nurwahyuningsih NPM : 1502015022 Program Studi : Ilmu Perpustakaan Judul Skripsi : Evaluasi Kegiatan