• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Tipe Kepribadian Big Five dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum Mahasiswa

N/A
N/A
nayra 19

Academic year: 2025

Membagikan "Hubungan Tipe Kepribadian Big Five dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum Mahasiswa"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama: Naraya Fadlillah Punang Priyuwanti NPM: 2410202035

Jurnal “Hubungan Tipe Kepribadian Big Five dengan Kecemasan Berbicara di Depan Umum pada Mahasiswa Universitas Bosowa”

https://doi.org/10.56326/jpk.v3i2.2303

Dalam jurnal ini dijelaskan atau membahas mengenai apakah ada hubungan tipe kepribadian big five dengan kecemasan berbicara di depan umum. Mahasiswa pastinya dituntut untuk mengutarakan pendapat mereka di depan umum dengan lisan yang baik dalam akademik maupun non-akademik karenanya mahasiswa dituntut untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat. Namun, tidak semua individu memiliki kepercayaan diri ketika berbicara di depan banyak orang yang menyebabkan kecemasan. Nevid, Rathus & Greene (2005) mengungkapkan bahwa keemas an adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan. Hal ini dipengaruhi oleh salah satutipe kepribadian yaitu big five. Big five merupakan salah satu pengelompokan lima traits (extraversion (senang bergaul, tegas, antusias), agreeableness (ramah,jujur, dan rendah hati) conscientiousness (disiplin, tanggung jawab dan tidak ceroboh), neuroticism (takut, cemas mudah tersinggung dan mudah marah), dan openness to experience (suka mencoba hal-hal baru dan kreatif)) yang dimiliki manusia secara umum yang dimana setiap individu memiliki kecenderungan lebih tinggi lima trait untk dapat mendeskripsikan ciri-ciri kepribadian yang membedakan dengan orang lain (Goldberg 1992). Sementara, Public Speaking Anxiety (PSA) merupakan salah satu bentuk dari Communication Apprehension yang merujuk pada kegelisahan atau kecemasan ketika berbicara di depan umum dimana itu merupakan hasil proses belajar sosial. McCroskey (1984) mendefinisikan Communication Apprehension sebagai kecemasan atau ketakutan individu yang berkaitan dengan komunikasi lisan baik secara langsung maupun tidak. Tingkat kecemasan ini dapat menghambat efektivitas komunikasi, menurunkan kepercayaan diri yang berdampak pada keberhasilan komunikasi.

Dari psikologi komunikasi yang membahas mengenai persepsi diri, emosi, dan kepribadian. Individu yang memiliki neuroticism yang tinggi cenderung mudah merasa takut dan cemas ketika berbicara didepan banyak orang sehingga memiliki tingkat kecemasan yang tinggi sehingga mereka mungkin akan menghindari situasi pada saat komunikasi dengan di depan orang banyak atau menunjukan tanda-tanda kegugupan. Semakin tinggi tingkat neuroticism seseorang, maka semakin besar individu mengalami kecemasan saat berbicara.

Maka dari itu, individu dengan emosi yang negatif akan mengalami hambatan yang akan mengganggu proses komunikasi. Sebaliknya, tipe kepribadian extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness menunjukan sifat positif dengan kecemasan berbicara. Individu yang ramah, terbuka, bertanggung jawab mungkin memiliki standar yang tinggi terhadap komunikasinya. Namun, mereka tetap dapat merasakan kecemasan berbicara meski kecenderungannya lebih rendah. Selain faktor kepribadian kecemasan dalam komunikasi bisa dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak mendukung atau kebiasaan berbicara didepan umum yang dapat memperparah kecemasan komunikasi.

(2)

Jurnal “Hubungan Antara Lima Besar Tipe Sifat Kepribadian dengan Kesepian pada Mahasiswa Rantau”

https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v7i3.4805

Dalam jurnal ini membahas mengenai apakah ada hubungan antara kepribadian big five dengan kesepian pada mahasiswa yang sedang merantau. Mahasiswa perantau seseorang yang menutnut ilmu pada jenjang pendidikan tinggi diluar daerah asalnya dalam jangka waktu tertentu dan atas kemauannya sendiri. Mahasiswa yang merantau biasanya memiliki masalah dalam hal adaptasi pada saat tinggal di tempat yang baru. Ketika mereka sudah terbiasa dengan tinggal Bersama keluarga bertahun-tahun namun saat berkuliah mau tidak mau, suka tidak suka pasti akan tinggal jauh dengan keluarga. Dalam hal itu, terdapat banyak tantangan, perubahan, dan perbedaan tiap mahasiswanya. Mereka pasti merasa kesepian dan merindukan suasana rumah dimana kondisi ini membuat mahasiswa mengalami kesepian. Tidak bisa dipungkiri bahwa kesepian dapat terjadi dikalangan mahasiswa yang merantau karena jauh dari orang tua dan harus terpaksa menjadi mandiri dan belajar menjadi dewasa. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan seseorang dalam membentuk kepribadian ditentukan dalam berbagai konsdisi psikologis yang dialami baik berupa keadaan yang bersifat positif maupun negative. Kesepian yang terjadi pada mahasiswa yang sedang merantau diakibatkan oleh berbagai macam faktor antara lain ia sulit mendapatkan teman yang cocok dengan dirinya serta jauh dari keluarga membuat ia merasa tidak mempunyai tempat berkeluh kesah. Salah satu faktor yang menyebabkan kesepian adalah kepribadian. Apabila individu memiliki kepribadian yang mudah bergaul, gampang bersosialisasi, ramah hal tersebut akan mudah disenangi banyak orang. Sedangkan apabila individu memiliki kepribadian yang mudah marah, sensitive maka cenderung dijauhi oleh orang-orang disekitarnya sehhingga individu tersebut cenderung merasakan kesepian. Sama dengan pembahasan diatas mengenai big five, individu yang memiliki sifat neuroticism cenderung terlibat dalam sifat negatif sehari-hari. Mereka lebih sensitive terhadap rangsangan atau situasi negative seperti mudah tersinggung atau terlalu memikirkan hal-hal yang buruk mungkin terjadi dimana hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap kesepian. Sebaliknya, individu dengan extraversion yang tinggi memiliki kemampuan interpersonal yang positif dimana mereka menyukai lingkungan yang ramai dan banyak berkumpl dengan banyak orang dan menjadi aktif dalam setiap komunikasinya.

Berdasarkan pembahasan dari dua jurnal tersebut bisa dikatakan bahwa kepribadian sangat penting dalam membentuk respon psikologis dan juga dalam konteks komunikasi. Tipe kepribadian neuroticism yang tinggi cenderung memiliki emosi yang negative seperti cemas, takut, dan mudah tersinggung. Hal ini menjadi dampak pada munculnya hambatan dalam berkomunikasi serta sulit membangun hubungan dengan orang lain sehingga memunculkan perasaan kesepian terutama pada mahasiswa yang sedang merantau. Sedangkan individu yang mempunyai kepribadian extraversion, agreeableness, onscientiousness, dan openness to experience memiliki kemampuan komunikasi dan adaptasi dalam sosial yang lebih baik.

Meskipun mereka juga bisa merasakan kecemasan tetapi kecemasannya cenderung lebih rendah. Sifat-sifat positif mendukung kemampuan untuk menjalin relasi dan merasa terhubung dengan lingkungan sosial.

Referensi

Dokumen terkait

DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID

Hasil penelitian menunjukan gambaran umum minat menonton program tayangan televisi dan gambaran umum tipe kepribadian yang dimiliki oleh mahasiswa Universitas

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ Pengaruh Gaya Resolusi Konflik dan Tipe Kepribadian Big Five terhadap Kepuasan Pernikahan Istri” adalah benar

KECEMASAN BERKOMPUTER ( COMPUTER ANXIETY ) DAN KARAKTERISTIK TIPE KEPRIBADIAN PADA

Berdasarkan hasil regresi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepribadian Big Five dengan Perilaku Prososial dikarenakan nilai p < 0,05 dan nilai

Hipotesis pertama memiliki tujuan untuk menguji hubungan antara berpikir positif dan efikasi diri dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa

Penyusunan skripsi dengan judul “ Peran Tipe-Tipe Big Five Personality dengan Kecenderungan Perilaku Agresi pada Mahasiswa Universitas HKBP Medan ” ini dilakukan

KESIMPULAN Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing tipe kepribadian big five, yakni extraversion, agreeableness,