• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM-ACARA-PERDATA.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HUKUM-ACARA-PERDATA.pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Ika Khairunnisa Simanjuntak, S.H., M.H.

(2)

Kontrak Perkuliahan

1. Batas toleransi keterlambatan 15 menit, selebihnya diperbolehkan masuk tetapi tidak boleh mengisi daftar kehadiran;

2. Perangkat elektronik menggunakan modus silent selama duduk di kelas dan diperbolehkan mengangkat urgent call di luar ruangan dengan permisi kepada dosen terlebih dahulu;

3. Tidak diperbolehkan makan selama berada di dalam kelas;

4. Komunikasi antara dosen dan mahasiswa harus berlangsung dua arah;

5. Tugas diserahkan tepat pada waktunya, keterlambatan akan menghapuskan komponen penilaian;

6. Batas ketidakhadiran untuk bisa mengikuti UAS adalah 3 kali;

7. Aturan penampilan dan cara berpakaian mengikuti aturan yang telah ditetapkan pihak fakultas;

8. Wajib menjaga kebersihan dan kenyamanan saat proses perkuliahan berlangsung;

9. Plagiarisme tugas dan ujian akan dikenakan sanksi tegas.

(3)

Tugas Perkuliahan

• Akan ada 4 kali tugas perkuliahan, 2 kali sebelum UTS dan 2 kali sebelum UAS;

• Tugas dikirim melalui email ke: [email protected]

• Format tugas, file Micr. Word, A4, 3333, Calibri:12;

• Subjek email: Tugas (1/2/3/4) HAP_Nama Mahasiswa;

• Persyaratan dan instruksi khusus akan disampaikan pada saat tugas diberikan;

• Tugas berbentuk kuis juga dapat dilaksanakan di ruang kelas

pada waktu yang akan ditentukan.

(4)

Satuan Acara Pengajaran

• Pertemuan 1:

a. Perkenalan, Kontrak Perkuliahan, Komponen Penilaian, Tugas Perkuliahan, SAP, Buku yang digunakan;

b. Materi pengantar berupa pengertian, sifat dan asas HAP, sumber HAP.

• Pertemuan 2:

Susunan kewenangan dan kompetensi peradilan, tindakan sebelum persidangan, pendaftaran gugatan, segi-segi beracara dalam perkara perdata, kemungkinan yang terjadi dalam sidang hari pertama.

• Pertemuan 3:

Mediasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Perma Nomor 1 Tahun 2008.

• Pertemuan 4:

Surat kuasa berupa pengertian, macam dan dasar hukum, format sederhana.

(5)

• Pertemuan 5:

Gugatan: format surat gugatan, penambahan dan pengurangan surat gugatan, penggabungan surat gugatan.

• Pertemuan 6:

Jawaban: format jawaban, ikut sertanya pihak ketiga, replik, duplik, kesimpulan, sita jaminan.

• Pertemuan 7:

Pembuktian: beban pembuktian dan jenis alat bukti.

• Pertemuan 8:

Putusan: Pengertian, penggolongan, sifat putusan, jenis-jenis putusan.

• Pertemuan 9:

Eksekusi: Pengertian, dasar hukum, asas-asas eksekusi, macam-macam eksekusi.

(6)

• Pertemuan 10:

Upaya Hukum: Pengertian, macam-macam upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa.

• Pertemuan 11:

Gugatan Class Action: Pengertian, dasar hukum, prosedur pengajuan, Perma Nomor 1 Tahun 2002.

• Pertemuan 12:

Pengadilan Niaga: Dasar hukum, syarat pengajuan, prosedur pengajuan.

• Pertemuan 13 dan 14:

Review seluruh bahan perkuliahan.

(7)

Buku yang Digunakan

• Membaca lebih banyak referensi lebih baik, tidak hanya dari peraturan perundang-undangan dan buku namun juga artikel dan jurnal;

Utama:

• Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang gugatan, persidangan, penyitaan, pembuktian dan putusan pengadilan.

• Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata di Indonesia.

• Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan Penerapan KUHAP.

Tambahan:

• Subekti, Hukum Acara Perdata.

• Lilik Mulyadi, Wajah Hukum Acara Perdata Indonesia.

(8)

Pengertian Hukum Acara Perdata

• Mertokusumo:

Peraturan Hukum yang mengatur tentang bagaimana caranya menjamin ditaatinya hukum perdata material dengan perantaraan hakim.

• Subekti

Hukum yang mengabdi kepada hukum materil.

• Retnowulan Sutantio

Hukum perdata formil adalah kesemua kaidah hukum yang mengatur cara bagaimana melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata sebagaimana yang diatur dalam hukum perdata materil.

• Wirjodo Prodjodikoro

Rangkaian peraturan yang memuat cara bagaimana orang harus bertindak terhadap dan dimuka pengadilan dan cara bagaimana pengadilan harus bertindak, satu sama lain untuk melaksanakan berjalannya peraturan-peraturan hukum perdata.

(9)

Fungsi Hukum Acara Perdata

• Mengatur bagaimana cara mempertahankan dan menegakkan hukum perdata materil, khususnya apabila terjadi pelanggaran hak atas subjek hukum tertentu oleh subjek hukum lain melalui perantara hakim untuk mencegah terjadinya perbuatan main hakim sendiri.

• Mengatur kekuasaan negara dalam menjalankan proses peradilan atas suatu pelanggaran hak.

• Mengatur tentang bagaimana caranya mengajukan tuntutan hak, memeriksa

dan memutuskannya serta pelaksanaan dari putusan itu.

(10)

Sifat dan Asas Hukum Acara Perdata

Sifat:

1. Bersifat mengikat/memaksa

2. Adanya perkara bergantung pada inisiatif penggugat Asas:

1. Hakim bersifat menunggu

2. Hakim bersifat pasif (Pasal 4 ayat (2) UU 48/2009)

3. Sifat terbukanya persidangan (Pasal 13 ayat (1) UU 48/2009)

4. Mendengar kedua belah pihak (audi et alteram partem) (Pasal 4 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009)

5. Putusan harus disertai alasan-alasan (Pasal 50 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009)

6. Beracara dikenakan biaya (berbiaya ringan)

7. Tidak ada keharusan mewakilkan

(11)

Sumber Hukum Acara Perdata

• HIR (Het Herziene Indonesisch Reglement) berlaku untuk Jawa dan Madura;

• RBg (Rechstreglement Buitengewesten ) berlaku untuk luar Jawa dan Madura;

• RO (aturan tentang organisasi kehakiman), BW buku ke IV, WvK;

• UU kekuasaan kehakiman dan UU Mahkamah Agung;

• UU Peradilan Agama, UU Peradilan Militer;

• Yurisprudensi;

• Kebiasaan/ adat istiadat;

• Perjanjian Internasional;

• Doktrin/ ilmu pengetahuan;

• Instruksi dan SEMA.

Referensi

Dokumen terkait

“Sedangkan, mediasi sukarela dilakukan oleh para pihak di luar pengadilan dalam penyelesaian sengketa pelanggaran Hak Cipta dalam ranah hukum perdata.”29 3.2 Perlindungan Hukum Bagi

85 Manan, Abdul, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta : Prenada Media, 2008.. Manan, Abdul, Problematika Hadhanah dan Hubungannya dengan Praktik Hukum