• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impulsive Buying Pada Konsumen Di Premium Coffe Shop Takengon

N/A
N/A
Nadya S Pohan

Academic year: 2024

Membagikan "Studi Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impulsive Buying Pada Konsumen Di Premium Coffe Shop Takengon "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psjikologi, 1(1) 2020: 106-111, DOI:

JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi

Available online http://jurnalmahasiswa.uma.ac.id/index.php/jouska Diterima: 16 Februari 2023; Disetujui: 16 Februari 2023; Dipublish: 16 Februari 2023

Studi Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Impulsive Buying Pada Konsumen Di Premium Coffe Shop Takengon

STUDY OF IDENTIFICATION OF FACTORS AFFECTING CONSUMERS' IMPULSIVE BUYING AT PREMIUM COFFE SHOP TAKENGON

Mesi Hidayana 1, Maryono 2, Universitas Medan Area

Fakultas Psikologi, Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Impulsive Buying pada Konsumen Di Premium Coffee Shop Takengon. Impulsive buying adalah perilaku yang dilakukan secara tidak sengaja dan kemungkinan besar melibatkan berbagai macam motif yang tidak disadari, serta dibarengi oleh respon emosional yang kuat. Impulsive buying dalam penelitian ini adalah melihat faktor apa saja yang mempengaruhi pengunjung coffee shop melakukan pembelian tanpa di pikirkan terlebih dahulu dan spontan, seperti contoh datang ke suatu tempat bukan karna memang ingin datang, namun karna spontan menuju ke lokasi dan membeli produk secara cepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan insidental sampling, sampel dalam penelitian ini adalah 70 orang sampel. Dengan menggunakan 5 faktor yaitu, kondisi mood dan emosi konsumen, pengaruh lingkungan, kategori produk dan pengaruh toko, variabel demografis dan variable kepribadian. Teknik pengambilan data menggunakan skala impulsive buying dengan model skala Gutman. Analisis data menggunakan analisis uji faktorial. Dari kelima faktor perilaku impulsive buying, faktor yang memiliki pengaruhi paling besar adalah faktor kondisi mood & emosi konsumen dengan kontribusi sebesar 0,810 atau 29%, diposisi kedua ada faktor pengaruh lingkungan dengan kontribusi sebesar 0,767 atau 28%, posisi ketiga adalah variabel demografis dengan kontribusi sebesar 0,682 atau 25%, posisi keempat adalah variabel kepribadian dengan kontribusi sebesar 0.255 atau 9%

dan yang paling rendah yaitu kategori produk dan pengaruh toko dengan kontribusi sebesar 0,254 atau 9%.

Kata kunci: impulsive buying, konsumen

Abstract

This study aims to determine the factors that influence Impulsive Buying on Consumers at Premium Coffee Shop Takengon. Impulsive buying is behavior that is carried out unintentionally and is likely to involve a variety of unconscious motives, and is accompanied by a strong emotional response. Impulsive buying in this study is looking at what factors influence coffee shop visitors to make purchases without thinking beforehand and spontaneously, for example coming to a place not because they really want to come, but because they spontaneously go to a location and buy products quickly. This study uses a quantitative approach. The data collection technique uses incidental sampling, the sample in this study is 70 samples. By using 5 factors, namely, mood and emotional conditions of consumers, environmental influences, product categories and store influences, demographic variables and personality variables. The data collection technique uses an impulsive buying scale with the Gutman scale model. Data analysis using factorial test analysis. Of the five factors of impulsive buying behavior, the factor that has the greatest influence is the mood & emotional condition of consumers with a contribution of 0.810 or 29%, in the second position there is an environmental influence factor with a contribution of 0.767 or 28%, the third position is a demographic variable with a contribution of 0.682 or 25%, the fourth position is the personality variable with a contribution of 0.255 or 9% and the lowest is product category and shop influence with a contribution of 0.254 or 9%.

Keywords: impulsive buying, consumers

(2)

Premium Coffe Shop Takengon

PENDAHULUAN

Dalam beberapa tahun ini industri bisnis dalam bidang coffee shop mengalami peningkatan yang cukup baik. Hal ini banyak mendorong para wirausahawan untuk membuka atau menciptakan usaha baru ataupun mengembangkan usaha yang sudah ada, yang sekaligus menciptakan persaingan antara coffee shop dengan begitu ketat. Dapat dilihat dari mulai menjamurnya coffee shop yang ada di Indonesia terutama di kota Aceh membuat para pengusaha coffee shop harus memberikan nilai tambah terhadap produk, jasa, dan pelayanan untuk diberikan kepada konsumen. Nilai tambah ini yang akan membuat konsumen memiliki alasan untuk memilih suatu coffee shop yang tepat dibandingkan coffee shop yang lain.

Belakangan ini trend minum kopi telah melanda kota Aceh Tengah, terbukti dalam beberapa tahun ini banyak coffee shop yang muncul dan terus berkembang di kota dingin Takengon ini, beberapa coffee shop yang ada adalah ARB Coffe, Premium Coffe, OZ Coffe, Kenari Coffe, Galeri Kopi Indonesia dan banyak lagi. Untuk mempertahankan usaha coffee shop ini agar tetap maju dan terus bertahan maka perlu adanya peningkatan dalam setiap aspek yang ditawarkan seperti, makanan, kualitas pelayanan, suasana dan promosi harga yang akan mengacu kepada kepuasan konsumen sehingga memiliki keinginan untuk datang lagi, dan melakukan pembelian ulang. Kebersihan makanan adalah masalah yang menyangkut pada makanan yang harus dijaga supaya makanan tidak terkontaminasi bakteri sehingga orang yang memakannya akan terhidar dari penyakit. Oleh karena itu, suatu bisnis dan usaha yang bergerak di bidang makanan dan minuman harus memiliki kualitas kebersihan makanan yang baik agar dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Coffee shop yang kini praktis menjual makanan berat dan juga dapat melayani konsumen yang memesan makanan kecil dan minuman. Coffee shop adalah suatu tempat yang menyediakan berbagai macam jenis kopi dan minumam non alkohol lainnya dalam keadaan santai dengan tempat yang nyaman dilengkapi dengan musik, desain interior yang memiliki ciri khas, dan memberikan pelayanan dengan ramah juga menyediakan koneksi internet nirkabel yang dapat dinikmati oleh konsumen yang datang.

Di Premium coffee shop ini juga menyediakan pernak-pernik seperti tas kerawang khas Gayo, gelang kerawang, gantungan kunci, dan pernak Pernik lainnya sehingga membuat daya tarik pengunjung terutama dari luar kota untuk membeli oleh-oleh tersebut. Jenis dan proses kopi beragam seperti Arabica Robusta, proses pasca panen yaitu natural, wine, dan honey. Berapa banyak dan berapa kali kunjungan ke Coffee Shop untuk membeli produk tergantung atas pendapatan dan keinginan mereka. Biasanya terlihat bahwa pembeli membeli produk yang tidak mereka rencanakan, dan fenomena pembelian tidak direncanakan disebut sebagai impulse buying (Tirmizi, 2009). Impulse buying didefinisikan sebagai "pembelian yang tidak direncanakan" yang dicirikan oleh (1) pembuatan keputusan relative cepat, dan (2) biasa subjektif langsung mendukung kepemilikan (Rook

& Gardner, dalam Kacen& Lee, 2002).

Konsumen yang melakukan impulse buying tidak berpikir untuk membeli produk atau merek tertentu. Mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga. Konsumen cenderung untuk membeli secara spontan, reflek, tiba-tiba, dan otomatis. Impulse buying dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti display yang menarik, keinginan pribadi ataupun karena harga diskon. Konsumen seringkali

(3)

JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi | ISSN xxxx-xxxx (Online)

3

membeli suatu produk tanpa direncanakan terlebih dahulu. Keinginan konsumen untuk membeli seringkali muncul begitu saja ketika berada di toko. Sebagai contoh dari perilaku impulsive buying di coffee shop seperti pengunjung yang datang ke coffee shop hanya untuk sekedar nongkrong tetapi malah memesan berbagai kopi dan membeli pernak- pernik seperti gantungan kunci yang ada disana karena tidak sengaja padahal para pengunjung yang kebanyakan adalah asli warga Takengon yang juga memiliki kebun kopi dan bahkan bisa membuat kopi yang sama dalam artian bahasa sehari-hari istilah lapar mata. Impulse buying ini adalah sebuah sikap membeli tanpa perencanaan, melihat apa saja yang menarik dan apa saja yang tampak ada didepan mata, sebab melihat sesuatu bukan berdasarkan kebutuhan melainkan hanya keinginan memiliki saja, produk atau output yang ada di coffee shop ini sehingga membuat pengunjung sering melakukan impulse buying adalah, produk kerajinan tangan asli gayo baik gantungan kunci, tas, dll.

Manggiasihet al (2015) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan dorongan dari dalam diri individu, seperti suasana hati dan kebiasaan berbelanja, untuk melakukan pembelian. Sedangkan faktor ekstenal merupakan faktor diluar dari dorongan yang muncul dari dalam individu, yang berupa stimulus atau rangsangan dari pihak peritel melalui promosi dan lingkungan toko yang ditawarkan untuk pelanggan.

KONSEP TEORI

REMAJA

Pengertian Konsumen Menurut Sri Handayani (2012) konsumen (sebagai alih bahasa dari konsumen), secara harfiah berarti" seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa''; atau ''seseorang atau sesuatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu'' juga ''sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediakan atau sejumlah barang", ada pula yang memberikan arti lain yaitu konsumen adalah ''setiap orang yang menggunakan barang atau jasa dalam berbagai perundang- undangan negara”.

IMPULSIVE BUYING

Menurut Utami (2010) Pembelian impulsif (Impulsive buying) adalah pembelian yang terjadi ketika konsumen melihat produk atau merek tertentu, kemudian konsumen menjadi tertarik untuk mendapatkannya, biasanya karena adanya ransangan yang menarik dari toko tersebut. Impulsive buying sering terjadi pada barang-barang ritel yang low involvement seperti convenience goods. Namun saat ini impulsive buying juga dapat terjadi pada barang- barang yang tergolong mahal untuk kalangan menengah atas.Sebagai contoh adalah barang- barang dibidang fashion, terutama pakaian (Park, et al., 2006). Menurut Ma’ruf (2005) belanja impulsive atau impulsive buying adalah proses pembelian barang yang terjadi secara spontan.

Menurut Rook dan Fisher (dalam Kharis, 2011), pembelian impulsive (impulsive buying) memiliki beberapa aspek, yaitu sebagai berikut :

a. Spontanitas

Pembelian ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli saat itu juga, serta sering menjadi respon terhadap stimulasi visual langsung ditempat penjualan.

b. Kekuatan,kompulsi,dan intensitas

Adanya motivasi untuk mengesampingkan semua hal dan bertindak dengan seketika.

c. Kegairahan dan stimulasi

Adanya desakan secara mendadak untuk membeli barang dan disertaidengan emosi yang dicirikan sebagai menggairahkan, menggetarkanatauliar.

(4)

4 d. Ketidakpedulian akan akibat

Desakan untuk membeli barang menjadi sulit untuk ditolak sehinggaakibatnegatif seringdiabaikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian impulsif menurut Thai (dalam Shofwan, 2010) adalah:

a. Kondisi mood dan emosi konsumen.

Keadaan mood konsumen dapat mempengaruhi perilaku konsumen, misalnya kondisi mood konsumen yang sedang senang atau sedih.Pada konsumen yang memiliki mood negatif, pembelian impulsif lebih tinggi dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kondisi mood yang negative.

b. Pengaruh lingkungan.

Orang-orang yang berada dalam kelompok yang memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang tinggi akan cenderung terpengaruh untuk melakukan pembelian impulsif juga.

c. Kategori produk dan pengaruh toko.

Produk-produk yang cenderung dibeli secara impulsif adalah poduk yang memiliki tampilan menarik (bau yang menyenangkan, warna yang menarik), cara memasarkannya, tempat dimana produk itu dijual. Tampilan toko yang menarik akan lebih menimbulkan dorongan pembelian impulsive.

e. Variabel demografis seperti kondisi tempat tinggal dan status sosial.

Konsumen yang tinggal di kota memiliki kecenderungan pembelian impulsif yang lebih tinggi daripada konsumen yang tinggal di daerah pinggiran kota.

f. Variabel kepribadian individu.

Kepribadian individu memiliki pengaruh terhadap kecenderungan pembelian impulsif (Verplanken & Herabadi, 2001).Kepribadian yaitu karakteristik individu yang telah terbentuk sejak kecil dan mempengaruhi perilaku individu secara konsisten dalam waktu yang relatif lama, yang di dalamnya terdapat kontrol diri. Kepribadian individu ini mencakup selera seseorang dalam proses pembelian, keadaan suasana hati dll (Atiqah, 2016).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif , Menurut Azwar (2008), prosedur yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif ada tiga yaitu : eksperimen, survei, dan content analisis. Berdasarkan klasifikasi yang dikemukakan maka tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian survei karena yang ingin dilakukan adalah melakukan studi identifikasi terhadap suatu masalah.

Impulsive buying adalah perilaku yang dilakukan secara tidak sengaja dan kemungkinan besar melibatkan berbagai macam motif yang tidak disadari, serta dibarengi oleh respon emosional yang kuat. Impulsive buying dalam penelitian ini adalah melihat faktor apa saja paling dominan yang membuat pengunjung coffee shop melakukan pembelian tanpa di pikirkan terlebih dahulu dan spontan, seperti contoh datang ke suatu tempat bukan karna memang ingin datang, namun karna spontan menuju ke lokasi dan membeli produk secara cepat.

Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 70 orang responden yang didapat dari lokasi penelitian, untuk sampel penelitian menggunakan teknik Insidental Sampling. Insidental Sampling adalah teknik penentuan sampel, berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Adapun kriteria yang dijadikan sebagai sampel penelitian ini yaitu:

a. Laki-laki / Perempuan

b. Minimal berkunjung sehari 2 kali c. Umur 17-30 tahun

(5)

JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi | ISSN xxxx-xxxx (Online)

5

Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji Analisis Faktorial (Uji F), hal ini didasarkan bahwa penelitian ini dilakukan tidak untuk membuktikan hipotesis melainkan hanya memberikan gambaran mengenai suatu kondisi, yakni Perilaku Impulsive Buying.

Keseluruhan analisis data dalam penelitian ini bersifat kuantitatif dan dapat dikerjakan dengan bantuan program komputer yaitu SPSS for Windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Reliabilitas

Skala Jumlah aitem Cronbach Alpha Keterangan

Perilaku Impulsive Buying 30 0,851 Reliabel

Berdasarkan tabel diatas, variabel perilaku merokok diketahui reliable dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.910 dan lebih besar dari 0.3 sehingga reliable.

Hasil Analisis Normalitas Sebaran

Variabel Mean SB/ SD K- S P Ket

Perilaku Impulsive Buying 17,11 3,407 0,840 0,481 Normal

Berdasarkan hasil perhitungan Analisis Korelasi Product Moment, dapat diketahui bahwa data penyebaran angket perilaku impulsive buying terdistribusi normal. Dengan rincian mean (rerata) 17,11, nilai SB/SD sebesar 3,407, nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0.840, Signifikansi sebesar 0.481 dan kategori normal.

Uji KMO and Bartlett's Test

Pada tabel KMO dan Bartlett's Test di atas terlihat angka KMO Measure of sampling Adequacy (MSA) adalah 0,453. Angka KMO dan Bartlet's Test (yang tanpak pada nilai chi- square) sebesar 66.103 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa adanya korelasi antar variabel dan layak untuk proses lebih lanjut.

Pada tabel KMO dan Bartlett's Test di atas terlihat angka KMO Measure of sampling Adequacy (MSA) adalah 0,625. Angka KMO dan Bartlet's Test (yang tampak pada nilai chi- square) sebesar 35,481 dengan nilai signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa adanya korelasi antar variabel dan layak untuk proses lebih lanjut.

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .626 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 35,481

Df 10

Sig. .000

(6)

6 Hasil Analisis Data Faktorial

Hasil perhitungan analisis faktorial impulsive buyingdapat dilihat pada tabel berikut ini.

Rangkuman Hasil Analisis Faktor Impulse Buying

No. Faktor-Faktor Kontribusi Persen

1. Faktor Kondisi Mood dan Emosi

Konsumen 0,810 29%

2. Faktor Pengaruh Lingkungan 0,767 28%

3. Variabel demografis 0,682 25%

4. Variabel kepribadian 0,255 9%

5. Faktor Kategori Produk dan Pengaruh Toko 0,254 9%

Jumlah 2,768 100%

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa faktor kondisi mood dan emosi konsumen memiliki kontribusi sebesar 0,810 atau sekitar 29 persen dalam mempengaruhi perilaku impulsive buying, faktor pengaruh lingkungan sebesar 0,767 atau sekitar 28 persen, faktor kondisi selera dan tipe kepribadian sebesar 0,682 atau sekitar 25 persen, faktor kondisi tempat tinggal dan status sosial sebesar 0.255 persen atau sekitar 9% dan terakhir faktor kategori produk dan pengaruh toko sebesar 0,254 atau 9 persen dalam mempengaruhi perilaku impulsive buying

PEMBAHASAN

Hasil yang didapat dengan sampel sebanyak 70 orang di Premium Coffee Shop terdapat lima faktor yang berkontribusi terhadap timbulnya perilaku impulsive buying yaitu faktor kondisi mood dan emosi konsumen, pengaruh lingkungan, kategori produk dan pengaruh toko, variabel demografis dan variabel kepribadian menurut Thai (dalam Shofwan, 2010).

Kelima faktor tersebut memiliki tingkat pengaruh yang berbeda-beda, dengan hasil faktor pengaruh kondisi mood dan emosi konsumen adalah faktor yang paling mempengaruhi timbulnya perilaku impulsive buying. Faktor pengaruh kondisi mood dan emosi konsumen memberikan pengaruh dengan kontribusi sebesar 29% dan difaktor terendah atau yang tidak begitu berpengaruh dalam memberikan kontribusi terhadap munculnya perilaku impulsive buying adalah faktor kategori produk dan pengaruh toko sebesar 9%.

Faktor Kondisi Mood dan Emosi Konsumen memberikan kontribusi sebesar 29%.

Hasil observasi yang mendukung adalah pembeli yang sedang dalam suasana bahagia seperti sedang berkumpul dengan teman, terlihat dia memesan sampai tiga kali dengan menu yang berbeda-beda dan mengikuti saran pelayan. Rook (dalam Verplanken & Sato, 2011) mengungkapkan bahwa impulsive buying terdapat 3 kunci utama yaitu, pembelian yang tidak direncanakan, sulit untuk dikontrol, dan adanya respon emosional didalamnya.

Impulsive buying terjadi karena konsumen mengalami dorongan secara tiba-tiba dan kuat juga terus-menerus untuk membeli sesuatu dengan segera. Yang mempengaruhi kondisi mood seseorang dengan impulsive buying adalah ketika mood seseorang sedang baik maka seseorang akan melakukan pembelian secara tidak terencana misalnya membeli barang atau makanan yang lebih dari satu menu.

Faktor tertinggi kedua yaitu pengaruh lingkungan sosial dengan 28%. Lingkungan sosial (Social Surrounding) secara luas didefinisikan sebagai semua interaksi sosial di antara orang-orang. Hawkins et al., (2007) mengemukakan bahwa lingkungan sosial adalah kehadiran orang lain dalam situasi tertentu. Tindakan konsumen seringkali

(7)

JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi | ISSN xxxx-xxxx (Online)

7

dipengaruhi oleh apa yang ada di sekitar mereka. Hasil observasi mendukung yaitu pengunjung yang hanya ikut-ikut saja dalam memesan, terlihat dari apapun yang dipesan teman satu geng nya maka dia akan pesan juga padahal dia tidak tau seperti apa.

Faktor ketiga yang mempengaruhi perilaku impulsive buying adalah variabel kepribadian (seperti selera dan tipe kepribadian) dengan kontribusi sebesar 25%. Faktor penting yang menimbulkan terjadinya impulse buying diantaranya adalah faktor kepribadian, dan bagaimana cara konsumen tersebut merasakan kepuasan atau kenikmatan ketika berbelanja. Namun setiap orang pada dasarnya memiliki perbedaan dalam tingkat impulse buying. Hasil observasi yang mendukung penelitian adalah salah seorang pengunjung yang terlihat tenang, kharismatik dengan headset dan laptop yang karakteristik pribadinya tampak diam cenderung memesan minuman yang kaya akan cita rasa seperti minuman yang dengan tingkat pahit lebih tinggi.

Faktor keempat yang mempengaruhi perilaku impulsive buying yaitu variabel demografis (seperti kondisi tempat tinggal dan status social) dengan kontribusi sebesar 9%. Menurut Ekeng (2012) menunjukkan bahwa karakteristik demografi seperti jenis kelamin, pendidikan dan pendapatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembelian impulsive. Kota Takengon yang menjadi kota penghasil kopi membuat tingkat pendapatan dan ekonomi disana cukup tinggi, banyaknya remaja yang masih dibangku sekolah sudah keluar masuk coffe shop menggunakan mobil dan memesan pesanan dengan harga yang cukup mahal menyesuaikan dengan gaya pakaian dan class mereka.

Faktor terakhir adalah faktor yang paling rendah, atau yang paling sedikit memberikan kontribusi terhadap perilaku impulsive buying yaitu faktor pengaruh kategori produk dan pengaruh toko dengan 9% sumbangannya. Hasil dari observasi yang sesuai dengan penelitian ini, dimana ada sekelompok pengunjung yang saat tiba di coffe shop tidak jadi memesan dan keluar lagi, setelah ditanyakan ternyata mereka merasa bahwa menu dan suasana coffe shop itu tidak sesuai dengan diri mereka atau merasa kurang nyaman.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapati hasil bahwa faktor kondisi mood dan emosi konsumen merupakan faktor tertinggi pertama, faktor tertinggi kedua adalah faktor pengaruh lingkungan dan faktor tertinggi ketiga adalah variable demografis (seperti kondisi selera dan tipe kepribadian), faktor keempat adalah variable kepribadian (seperti kondisi tempat tinggal dan status sosial) dan faktor terakhir adalah faktor yang tidak begitu memberikan kontribusi adalah faktor kategori produk & pengaruh toko.

Faktor

ke Nama Faktor Total % of Variance

1 Faktor Kondisi Mood dan Emosi 1.839 36.787 2 Faktor Pengaruh Lingkungan 1.194 23.890 3 Faktor Kondisi Selera dan Tipe

Kepribadian 0.789 15.961 4 Faktor Kondisi Tempat Tinggal dan

Status Sosial

0.665 13.308 5 Faktor Kategori Produk dan Pengaruh

Toko 0.503 10.054

Total 100.000

Keunikan dari hasil penelitian ini menurut peneliti adalah, sampel yang digunakan merupakan orang-orang yang kebanyakan penduduk asli kota Takengon Aceh Tengah yang merupakan kota penghasil kopi dengan hasil panen yang sudah terkenal sampai keluar kota, tapi perilaku impulsive yang mereka lakukan itu mereka masih suka keluar masuk coffe shop yang padahal mereka tau bahwa biji kopi yang digunakan itu dari kebun mereka juga, sehingga mereka membeli produk-produk itu secara spontan saja dan terkesan

(8)

8

terburu-buru karna ya memang ingin nongkrong saja niatnya.

SIMPULAN

1. Dari kelima faktor perilaku impulsive buying, faktor yang memiliki pengaruhi paling besar adalah faktor kondisi mood & emosi konsumen dengan kontribusi sebesar 0,810 atau 29%, diposisi kedua ada faktor pengaruh lingkungan dengan kontribusi sebesar 0,767 atau 28%, posisi ketiga adalah pengaruh kondisi selera dan tipe kepribadian dengan kontribusi sebesar 0,682 atau 25%, posisi keempat adalah pengaruh kondisi tempat tinggal dan status social dengan kontribusi sebesar 0.255 atau 9% dan yang paling rendah yaitu kategori produk dan pengaruh toko dengan kontribusi sebesar 0,254 atau 9%.

2. Berdasarkan uji KMO terlihat angka KMO Measure of sampling Adequacy (MSA) adalah 0,625 yang artinya sampel yang digunakan kecukupan dan Angka KMO dan Bartlet's Test (yang tanpak pada nilai chi-square) sebesar 35,481 yang artinya korelasi variable layak.

Tabel 7

Simpulan Hasil Penelitian Faktor

No. Faktor-Faktor Kontribusi Persen

1. Faktor Kondisi Mood dan Emosi Konsumen 0,810 29%

2. Faktor Pengaruh Lingkungan 0,767 28%

3. Variabel Demografis 0,682 25%

4. Variabel kepribadian 0,255 9%

5. Faktor Kategori Produk dan Pengaruh Toko 0,254 9%

Jumlah 2,768 100%

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari kelima faktor yang ada, faktor pengaruh kondisi mood dan emosi konsumen adalah factor yang paling besar pengaruhnya, dan yang terendah adalah faktor kategori produk dan pengaruh toko.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka simpulan yang telah dibuat dan yang dapat disarankan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Subjek Penelitian

Kepada subjek penelitian disarankan untuk membeli sesuai kebutuhan, meskipun terkadang saat sedang dalam kondisi baik dan buruk apapun bisa terjadi, namun disarankan untuk memanage segala sesuatu sesuai dengan kebutuhan

b. Pihak Cafe

Kepada pihak Cafée peneliti menyarankan untuk terus memperbaiki hal-hal yang masih belum sempurna dalam pembangunan usaha yang dilakukan dan disarankan untuk menambah aneka jenis produk yang ditawarkan dengan meningkatkan kualitas rasa dan jenis yang bervariasi seperti jenis-jenis makanan kecil atau makanan tradisional dengan demikian akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

c. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk melanjutkan penelitian yang tidak diteliti dalam penelitian ini untuk melihat perbedaan perilaku impulsive buying ditinjau dari jenis kelamin dan menambah variabel hubungan dengan impulse buying.

(9)

JOUSKA: Jurnal Ilmiah Psikologi | ISSN xxxx-xxxx (Online)

9 UCAPAN TERIMAKASIH

1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak

3. Bapak Prof. Dr. Dadan Ramadan, M.Eng.M.Sc selaku Rektor Universitas Medan Area.

4. Bapak Dr. Hasanuddin, Ph.D selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Medan Area.

5. Wakil Dekan Bid. Akademik Ibu Laili Alfita, S,Psi, MM, M.Psi, Psikolog yang telah memberi arahan dan masukan yang baik kwpada peneliti.

6. Kepada Bapak Drs. Maryono, M.Psi selaku Dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dorongan, dan semangat serta yang telah menyediakan waktu untuk membimbing ditengah rutinitas beliau yang sangat padat dan banyak memberikan arahan dan saran yang bermanfaat kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Kepada Ibu Nurmaida Irawani Siregar, S.Psi, M.Psi, Psikolog, Terimakasih Selaku Ketua Penguji.

8. Kepada Ibu Ayudia Popy Sesilia, S.Psi, M.Psi, Terimakasih Selaku Sekretaris.

9. Kepada Ibu Nini Sri Wahyuni, S.Psi, M.Psi, Terimakasih Selaku Penguji yang digantikan oleh Ibu Dr. Salamiah Sari Dewi, M.psi.

10. Kepada Staf Administrasi Akademik Fakultas Psikologi yang membantu dalam proses pendataan, informasi dan jadwal akademik.

11. Yang tercinta orang tua saya Bapak Suyona dan Ibu Sariah yang telah memberikan cinta dan kasih sayang dan menjadi motivasi dan dukungan, doa untuk menyelesaikan skripsi ini baik materil dan moril.

12. Kepada tersayang Mbak Julia Risma Wahyulita, SST dan Abang Ipar Dr. Indra, M.Pdi yang tak pernah berhenti memberikan semangat dan motivasi, dan untuk Adek Fasha Huda Alghifary, keponakan Nayla Jilanzhia, Ahamd Riziq Ar Rasyid yang selalu memberikan keceriaan dan kebahagiaan.

13. Kepada teman tercinta, Dilla Edwina Siregar, Fadlah Khairina, Jefri Randa, Syahri Syafitri, Monicha Hidayati, Lourentius C.S, Teddy Agustian, dan M. Rasyid Ridho, terimakasih kalian telah memberikan dorongan dan semangat yang selalu mendengarkan keluh kesah saya, yang selalu ada saat keadaaan susah maupun Bahagia, semoga kita selalu di berikan Kesehatan agar bisa berkumpul dan bertukar cerita lagi.

14. Kepada Tuan terimakasih banyak karena engkau telah memberikan kebahagian setelah kau hadir.

15. Dan kepada teman seperjuangan dan seangkatan Psikologi A2 yang memberikan semangat dan sarat dalam menyelesaikan skripsi ini.

(10)

10 DAFTAR PUSTAKA

Artikel Jurnal Online

Anin & Atamimi. (2006). Hubungan self monitoring dengan impulsive buying terhadap produk fashion pada remaja. Jurnal Psikologi. Vol 35 No 2. Universitas Gadjah Mada

Ekeng, A.B., Lifu, F.L. and Asinya, F.A. (2012). Effect Of Demographic Characteristics On Consumer Impulse Buying Among Consumer Of Calabar Municipality, Cross River State.

Academic Research International, 3(2), pp: 568-574.

Park, E. J., Kim, E. Y., dan Forney, J. C. (2006), ”A Structural Model of Fashionoriented Impulse Buying Behavior”, Journal of Fashion Marketing and Management, Vol. 10 No. 4, pp.

433-446

Rook, D. W., & Fisher, R. J. (1995). Normative influences on impulsive buying behavior. Journal Of Consumer Research.

Tirmizi, Muhammad Ali, Kashif-Ur-Rehman, dan M. Iqbal Saif. (2009), ”An Empirical Study of Consumer Impulse Buying Behavior in Local Markets”, European Journal of Scientific Research, Vol. 28 No. 4, pp. 522-532

Utami, F. A., & Sumaryono. (2008). Pembelian impulsif ditinjau dari kontrol diri dan jenis kelamin pada remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi, 3(1), 55.

Verplanken, B., & Herabadi, A. G. (2001). Individual differences in impulse buying tendency:

Feeling and no thinking. European Journal of Personality, 15, 71-83. doi: 10.1002/

per.423

Buku teks

Sarwono. (2011). Psikologi Remaja.Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers.

Artikel Online (Internet)

Kharis, Ismu Fadli. (2011). Studi Mengenai Impulse Buying dalam Penjualan Online. Semarang:

Universitas Diponegoro, Skripsi tidak diterbitkan.

Shofwan Hanan. (2010). Pengaruh Dimensi Big Five Personality Terhadap Kecenderungan Pembelian Impulsif. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Sumatra Barat.

Referensi

Dokumen terkait

“ Faktor apa saja yang mempengengaruhi minat pembelian konsumen di Toko Retail Modern dan Konvensional?”.

Faktor yang memberikan kontribusi pada konsumen untuk menggunakan atau membeli merek imitasi tersebut, menurut d’Astous dan Gargauri (2001), terdiri dari lima faktor, yaitu:

Dalam kesempatan ini, penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh faktor produk, lokasi, harga, pelayanan dan promosi terhadap perilaku konsumen dalam memutuskan berbelanja di

Faktor kualitas fisik produk, faktor keamanan dan kenyamanan toko, faktor penetapan harga, faktor promosi, faktor kesesuaian harga, faktor letak toko, faktor

Judul : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN PADA PEMBELIAN PRODUK- PRODUK ONLINE SHOP (Studi Pada Mahasiswa-Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan

Faktor kualitas fisik produk, faktor keamanan dan kenyamanan toko, faktor penetapan harga, faktor promosi, faktor kesesuaian harga, faktor letak toko, faktor

Meskipun ketiga faktor tersebut berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen, manajemen toko hendaknya tetap memperhatikan ketiga faktor diatas dengan