• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KELAS Crustacea DI PANTAI CERMIN DALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IDENTIFIKASI KELAS Crustacea DI PANTAI CERMIN DALAM"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KELAS Crustacea DI PANTAI CERMIN DALAM PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi Oleh

SULASNI

Nomor Pokok : 71160515021 Program Studi Pendidikan Biologi

Jenjang Strata - 1 (S1)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, penulis mengucapkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia serta kemudahan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini sebagai tugas akhir dan diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Yanhar Jamaluddin, M.AP, selaku Rektor Universitas Islam Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Hj. Hasrita Lubis, M.Pd.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nurhasnah Manurung, M.Pd, sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Sularno , M.P, sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak bantu administrasi dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Dra.Yusri Fefiani, M.Si sebagai Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan saran maupun arahan selama ini sehingga terselesainya penyusunan skripsi ini.

(9)

ii

6. Bapak Pandu Prabowo S,Pd. M.Pd., sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan saran maupun arahan selama ini sehingga terselesainya penyusunan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Sumatera Utara.

8. Kepada yang istimewa bagiku yaitu kedua orang tuaku (Sehatto dan Suryati) yang selalu memberikan kasih sayangnya penyemangat dalam hidupku, serta pengorbanan yang luar biasa yang tidak mungkin dapat ku balas apa yanag diberikan kepadaku dan orang yang selalu mendoakan yang terbaik untukku .

9. Kepada abang dan kakak tersayangku (Gunawan dan Rohima) yang memberikan semangat dan motivasi berharap yang terbaik kepadaku.

10. Kepada adek sepupuku tersayang (Sasmita) yang selalu memberikan semangat, motivasi, beraharap yang terbaik kepadaku.

11. Kepada wawak, paman, bibi yang selalu memperhatikan keadaanku dan membantu fasilitas yang aku butuhkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Kepada sahabat-sahabatku tersayang yang selalu mendukungku, motivasi, untuk meluangkan waktu untuk membantu proses penelitian dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan biologi 2016, terima kasih atas sebuah nilai kebersamaan yang luar biasa, banyaknya canda tawa yang

(10)

iii

membuat aku merindukan suasana perkuliahan bersama kalian semua.

Aku bersyukur memiliki teman seperti kalian.

14. Kepada semua pihak yang membantu dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari atas segala kekurangan dari isi skripis ini, penulis memohon saran atau masukan-masukan dari para pembaca demi kesempurnaannya. Semoga isi skripis ini dapat bermanfaat.

Amin YaRabbal’alamin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Penulis

Sulasni

NPM : 71160515021

(11)

vi DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 5

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II PEMBAHASAN A. Kajian Teoritis ... 8

1. Hakikat Media Pembelajaran ... 8

B. Pengertian modul pembelajaran ... 10

1. Tujuan modul pembelajaran ... 10

2. Ciri ciri modul pembelajaran ... 11

3. Manfaat modul pembelajaran ... 12

4. Kompenen komponen modul ... 12

5. Langkah langkah penyusunan modul ... 12

6. Karekterstik modul ... 13

(12)

vii

C. Materi pembelajaran ... 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. lokasi Waktu dan Penelitian ... 26

B. Populasi dan sampel Penelitian ... 26

C. Kerja lapangan ... 27

D. Desain dan metode penelitian ... 28

E. Prosedur penelitian ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 33

B. Pembahasan ... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52 LAMPIRAN – LAMPIRAN

(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Penaeus monodon...17

2. Thenus orentalis...18

3. Scylla serrata...21

4. Pagurus sp...24

5. Pantai cemin...33

6. Thenus orientalis...35

7. Penaeus monodon...36

8. Scylla serrata...37

9. Uca annulipes...39

10. Sesarma sp...40

11. Pagurus sp...41

12. Coenobita rugosus...43

13. Uca vocans...44

14. Chthamalus cerratus...46

15. Squlilla mantis...47

16. Uca urvilleeiv...48

(14)

ix

DAFTAR TABEL Tabel

1. Alat dan bahan...27

2. Jenis jenis kelas crustacea...31

3. Sampel crustacea...32

4. Jumlah spesies...34

5. Faktor pengamatan crustaceae...49

6. Data spesies...50

(15)

52

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an surah An-Nuur 24;45. Al-Qur‟an dan terjemhannya.

Adun rusyana, M.Pd. (2016:142). Zoologi invertebrata. Alfabeta, Bandung.

Andi Prastowo.(2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogyakarta: Diva Press.

Anwar, Ilham. 2010. Pengembangan Bahan Ajar. Bahan Kuliah Online.Direktori UPI. Bandung.

Depdiknas. (2008:123). Kulikulum tingkat satuan pendikan. Jakarta: dikmenum.

Depdiknas. Hamadani. (2011:22:220). Strategi belajar mengajar. Bandung:

pustka setia.

Hamzah B. Uno;(2007), Modul Pembelajaran, Jakarta Menciptakan Proses Belajar

Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta : Bumi Aksara.

Mulyasa. E.(2004:34). Kulirikulum berbasis kompentensi. Bandung: penerbit rosda karya.

Mustaji. (2008:30:32). Penelittian teknologi pemebelajaran. Universitas Neger Surabaya.

Nuryani y. Ruataman. (2005:5). Strategi belajar mengajar. Bandung Suhardi. (2010:50). Strategi belajar mengajar.Universitas pakuan bogor.

Suhardi.(2007).Pengembangan sumber Belajar Biologi. Yogyakarta: Jurdi Biologi FMIPA UNY.

Sukiman. 2011. Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

(16)

53

Susilana cepi riyana. (2008:130). Media pembelajaran. Bandung. Cv. Wacana Prima.

Suginyo,s, widigdo,B.(2005:60). Anvertebrta bintang air. Jakarta.

Suryaningsih, Nunik Setiyo. 2010. Pengembangan media cetak modulsebagai media pembelajaran. Jakarta.

Trianto; 2007, Modul Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher

Yusuf Kastawi, (2005:120) Zoologi Avertebrata, Malang: Universitas Negeri Malang (UM PRESS),

Winkel, W.S. (2009). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia.

https://www.google.com/search?q=jurnal+pengembangan+modul+pembelajaran (minggu 1 maret 2020 20:30 )

https://media.neliti.com/media/publications/177118-ID-pengembangan-modul-f (selasa 09 maret 2020 19 : 00)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/5809/1/09E00129.pdf(Online Minggu 14 jmaret 2020, pukul 19.00)

http://eprints.uns.ac.id/13069/1/1132-2580-1-SM.pdf (Online ( rabu 14 april2020 21:22)

https://www.google.com/search?q=taksonomi++dan+mofologi+udang&tbm=isc (senin 4 mei 2020 19 :40)

https://tafsirweb.com/6173-quran-surat-an-nur-ayat-45.html (kamis 18 juni 2020

15:00)

(17)

54

http://lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/i/pengertian-belajar-dan-hakikat-belajar/

(jum,at 19 juni 2020 19:30)

https://thabaart.blogspot.com/2017/11/hakikat-belajar.html ( minggu 10 mei2020 21 : 30)

http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MKDK4004-M1.pdf (sabtu 8 ferbruari 2020 )

http://digilib.unila.ac.id/809/10/Daftar%20Pustaka%20%26%20Lampiran%20%

(rabu 1juli 2020)

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IdentitasDiri

Nama : Sulasni

Tempat/ TanggalLahir : Medan, 07 juli 1995

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl.Sederhana,No20. Kec,Medan Kota AnakKe : 2dari2bersaudara

Status : AnakKandung

No HP : 082363395771

Nama Orang Tua

Ayah : Sehartto

Ibu : Suryati

Alamat : Lubuk jaya Kapupaten langkat

No. HP : 081397006033

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : petani

Ibu : Ibu rumah tangga

No. HP : 081397006033

B. Pendidikan Formal

2003-2009 : SD SIHADATUON

2009-2012 : MTS NURUL HUDA HUTA RAJA

2012-2015 : SMK N 1 MUARA BATANG TORU

2016-2020 : S-I Pend. Biologi FKIP UISU MEDAN

(24)

Lampiran 1

SILABUS TAKSONOMI HEWAN RENDAH

Nama Mata kuliah : Taksonomi Hewan Rendah Program Studi : Pendidikan Biologi

Kode Mata kuliah : MKK 541208

No Kometensi Dasar Materi dan Uraian Indikator T P L Metode

Mengajar

Sumber Belajar 1. Setelah mengikuti

Perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang pencandraan secara umum berupa sifat dan ciri yang diperinci, dianalisis, disintetis, serta disajikan sebagai bukti taksonomi. Sifat dan ciri menggambarkan konsep dan mengenal suatu takson.

Pengantar taksonomi 1. Pencandraan hewan 2. Ciri dan sifat takson 3. Konsep takson 4. Bukti taksonomi

Pengantar Taksonomi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan

pembagian klasifikasi

2. Mahasiswa dapat menentukan sumber dan bukti taksonomi 3. Mahasiwa dapat menyebutkan

taksonomi dengan ilmu lain.

100’

75’

75’

-Kuliah mimbar - Diskusi -tanya jawab -Responsi -Tugas dan latihan

- Infocus - Chart - Slide - Projector - Tumbuhan -Spesimen awetan - Literature

(25)

2. Steleah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan penggolongan dan pengelompokan

tumbuhan, kunci determinasi tumbuhan,

serta hubungan

kekerabatan.

Identifikasi/Determinasi Pengelompokan tumbuhan secara dikotom 1. Kunci

determinasi tumbuhan 2. Hubungan

kekerabatan

1. Mahasiswa mampu

mengelompokan tumbuhan secara dikotom

2. Mahasiswa dapat membuat kunci determinasi

3. Mahasiswa dapat

menghubungkan kekerabatan

100’

100’

75’

- Kuliah mimbar - Diskusi -tanya jawab -Responsi - Tugas dan latihan

Infocus - Chart - Slide - Projector - Tumbuhan -Spesimen awetan -Literature

3. Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampumenjelaskan berbagai macam jenis tumbuhan

berdasarkanmakn

aspesifik tumbuhan.

Morfologi sebagai petunjuk takson.

Tatanama (Nomenclatur)

1. Tatanamilmiahdan local

2. Sejarah KITT (ICBN)

3. Isi KITT (ICBN)

1. Mahasiswa dapat membedakan tanaman ilmiah dan lokal 2. Mahasiswa dapat menjelaskan

sejarah KITT (ICBN)

3. Mahasiswa dapat menjabarkan isi KITT (ICBN)

75’

75’

75’

-Kuliah mimbar - Diskusi -tanya jawab -Responsi - Tugas dan latihan

Infocus - Chart - Slide - Projector - Tumbuhan -Spesimen awetan -Literature

4. Setelah mengikuti perkuliSahan ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan Crustacea, cirri khas dari Crustacea.

TinjauanTakson 1. Crustacea

2. Ciri-ciri khas Crustacea

1. Mahasiswa akan dapat menjelaskan Crustacae

2. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri Crustacea

100’

75’

75’

(26)

Lampiran 2

Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Mata Kuliah : Taksonomi Tumbuhan Hewan Rendah

Kode Mata Kuliah/sks : MKK 541208/ 2

Fakultas/Jurusan/PS : Fkip Uisu/Pendidikan Biologi/S-1 A. Deskripsi mata kuliah

- Mata KuliahTaksonomi Hewan Rendah merupakan mata kuliah wajib dengan bobot dua sks. Materi yang mencakup dua focus, yaitu materi (1) membahas tentang prinsip-prinsip Taksonomi Hewan Rendah, meliputi pengertian, ruang lingkup dan perkembangan Taksonomi Hewan Rendah (2) mencakup spesies Hewan Crustacea

B. Standar Kompetensi

Mendiskusikan dan memahami prinsip-prinsip Taksonomi Hewan, sistem klasifikasi, identifikasi, deskripsitentangtumbuhansertapenerapannyadalamkehidupansehari-hari.

(27)

C. KompetensiDasar

Mingguke Topik Substansi Materi Kompetensi Dasar Bentuk Pembelajaran

Indikator Penilaian Ket

1 Penyampa

ian RPS

RPS Taksonomi Hewan Rendah

Memahami pokok bahasan yang akan dipelajari selama 1 semester

Ceramah dan tanya jawab

- Dosen

2 Pengantar

Taksonom i Hewan Rendah

1. Pencandraan Hewan 2. Ciri dan sifat

dalam taksonomi 3. Konsep takson 4. Bukti takson

Mampu menjelaskan tentang pencandraan secara umum berupa sifat dan ciri yang diperinci, dianalisi, disintesis, serta disajikan sebagai bukti Taksonomi.

Sifat dan ciri

menggambarkan konsep dan mengenal suatu takson

Ceramah dan tanya jawab

Pengantar takson 1. Mahasiswa

mampu menjelaskan pembagian klasifikasi 2. Mahasiswa dapat

menentukan sumber dan bukti taksonomi 3. Mahasiswa dapat

menyebutkan hubungan

taksonomi dengan

Dosen

(28)

ilmu lain.

3 Identifikas

i/

Deteminas i

1. Pengelompokan hewan secara 2. Kunci Determinasi

Hewan 3. Hubungan

kekerabatan

Mampu menjelaskan penggolongan dan

pengelompokan tumbuhan, kunci Determinasi Hewan, kunci serta hubungan kekerbatan

Diskusi dan tanya jawab

Identifikasi/Determina si

1. Mahasiswa dapat mengelompokan hewan crustacea 2. Mahasiswa dapat

membuat kunci Determinasi Hewan kekerabatan

Presenta si kelomp ok 1

4 Hewan

(nomencla tur)

1. Hewan ilmiah dan lokal 2. Sejarah KITT

(ICBN)

3. Isi KITT (ICBN)

Mampu menjelaskan berbagai macam jenis Hewan berdasarkan makna spesifik Hewan, morfologi sebagai penunjuk nama takson

Diskusi dan tanya jawab

1. Mahasiswa mampu menjelaskan tatanama ilmiah dan lokal 2. Mahasiswa

mampu menjelaskan sejarah KITT (ICBN)

Presenta si kelomp ok 2

(29)

3. Mahasiswa mampu

menjabarkan ini KITT (ICBN)

5 Tinjauan

takson

1. Crustacea 2. Ciri-ciri khas

Crustacea 3. Pembagian

Crustacea 4. Perbedaan Crustacea 5. Ciri-ciri khusus

Crustacea 6. Pembagian

Crustacea 7. Urutan filogenik 8. Monografi dan

revisi

Mampu menjelaskan Crustacea, ciri-ciri khas dari Crustacea pembagian Crustacea. Ciri-ciri khusus Crustacea, pembagian Crustacea, urutan filogenik, monografi dan revisi

Diskusi dan tanya jawab

1. Mahasiswa akan dapat dapat menjelaskan Crustacea

2. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri- ciri khas

Crustacea 3. Mahasiswa akan

dapat menentukan pembagian

Crustacea 4. Mahasiswa akan

dapat

membedakan Crustacea 5. Mahasiswa dapat

Presenta si kelomp ok 3

(30)

menjelaskan pembagaian Crustacea 6. Mahasiswa akan

dapat

menggambarkan urrutan filogenik Crustacea

7. Mahasiswa dapat menjelaskan monografi dan revisi

6 Fotografi 1. Asal dan

persebaran Hewan 2. Persebaran floristik 3. Persebaran

ekologis

4. Persebaran genetis 5. Eksplorasi hewan

Mampu menjelaskan asal dan persebaran timbuhan, persebaran floristik, persebaran ekologis, persebaran genetik, eksplorasi hewan

Diskusi dan tanya jawab

1. Mahasiswa dapat menjelaskan asal dan persebaran hewan

2. Mahasiswa dapat menentukan persebaran floristik

3. Mahasiswa dapat

Presenta si kelomp ok 4

(31)

menentukan ekologis

4. Mahasiswa dapat menentukan persebaran genetis 5. Mahasiswa dapat

menjelaskan eksplorasi hewan Metode

kerja Taksonom i

1. Langkah-langkah penelitian 2. Pendekatan

konvensional biosistematika dan molekuler

3. Pengantar taksonomi molekuler

4. Teknik koleksi di lapangan

5. Teknik pembuatan spesimen

Mampu menjelaskan langkah-langkah penelitian, pendekatan konvensional biosistematikan dan molekuler, pengantar taksonomi molekuler, teknik koleksi di lapangan, teknik pembuatan spesimen pengawetan

Diskusi dan tanya jawab

1. Mahasiswa dapat menjelaskan langkah-langkah penelitan

2. Mahasiswa dapat membedakan pendekatan konvesional biosostematikamd an molekuler 3. Mahasiswa dapat

menjelaskan pengantar

Presenta si kelomp ok 5

(32)

pengawetan taksonomi molekuler

4. Mahasiswa dapat menjelaskan teknik koleksi di lapangan

5. Mahasiswa dapat menerapakan teknik pembuatan pengawetan

D. Pelaksanaan Perkuliahan

A. a. Metode Perkuliahan : Kuliah, tatap muka, persentasi, diskusi, pemberian tugas.

b. Sumber belajar yang digunakan: buku yang relevan, internet.

B. Pengalaman belajar a. Tatap muka b. Tugas terstruktur:

 Membaca literature

 Membuat makalah

 Praktikum

(33)

C. Penilaian

a. tugas (30%) b. UTS (30%) c. UAS (40%) D. Referensi

- asin, M. 1998. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Untuk Universitas. Sinar Wijaya. Surabaya Sumber lain yang relevan

- internet

(34)

Lampiran III

Skenario penelitian pengambilan Data

NO Kegiatan Pengambilan Data

1 Melakukan Penelitian di Pantai Cermin

- Meneliti Hewan Crsutacea yang akan jadikan Bahan Penelitian Skripsi

- Membuat modul untuk pengembangan bahan ajar biologi

2 Menyiapakan seluruh bahan yang akan digunakan dalam pengumpulan data hewan Crsutacea di Pantai Cermin

- Bahan dan alat yang digunakan yaitu : alat tulis, toples, papan putih, alat penjepit, tali plastik, jaring pengkap ikan,penggaris, camera, Alkohol 70%

3 Menetukan lokasi pengambilan data hewan Crsuacea dengan metode Deskriptif ekploratif.

4 Pengumpulan data hewan Crsutacea yang ditemukan diamati taksonominya.

5 Setalah diamati taksonominya maka dideskripsikan setiap hewan Crustacea yang telah ditemukan

- Setiap hewan Crustacea yang ditemukan di deskripsikan dari taksonominya

(35)

Lampiran 5

Dokumentasi Penelitian

Foto bersama dengan penelitian payung di Pantai Cermin

Pengambilan spesies filum Crustacea di Pantai Cermin

(36)

Pantai Cermin Serdang Bedagai

Foto bersama tim penelitian setelah selesai mengambil

(37)

MODUL

IDENTIFIKASI KELAS Crustacea DI PANTAI CERMIN DALAM PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI

DI SUSUN OLEH:

SULASNI 71160515021

PENELITIAN PAYUNG

MATA KULIAH

TAKSONOMI HEWAN RENDAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

2020

(38)

IDENTIFIKASI KELAS Crustacea DI PANTAI CERMIN DALAM PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI

MATA KULIAH TAKSONOMI HEWAN RENDAH DOSEN PEMBIMBING

1. Dra. Yusri Fefiani, M.Si 2. Pandu Prabowo, S.Pd, M.Pd

OLEH : SULASNI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

(39)
(40)

Lampiran 4

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

KEGIATAN

FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Judul X

ACC Judul X

Permohonan Pembimbing X

Penunjukan Pembimbing I X

Penunjukan Pembimbing II X

Bimbingan Proposal X

Survey Lapangan X

Persiapan Seminar Proposal X X X X

Pelaksanaan Seminar Proposal X

Revisi Proposal X

Surat Izin Proposal X

Pelaksaan Penelitian X

Penyusunan Laporan Penelitian X

Bimbingan Skripsi X

ACC Pembimbing I X

(41)

i

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,sehingga penyusunan dapat menyelesaikan modul pembelajaran biologi tidak akan lepas dari keterampilan mengindentifikasi, klasifikasi, menggolongkan dari suatu objek menguasai materi biologi yang sering mengalami hambatan dalam mempelajarinya, kerana banayak istilah latin yang dipahami dan kadang tidak kelihatan objeknya.

Penyusun sangat memahami bahwa apa yang telah di dapatkan selama pembuatan modul pengembangan bahan ajar biologi sebagai pelengkapi dari hasil penelitian dari mata kuliah hewan taksonomi rendah pada mahasiswa Biologi FKIP UISU Medan. Modul ini dilengkapi dengan penjelasan materi dan lembar kegitan pratikum ,sehingga mudah dipahami.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun.

Penyusun berharap modul ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya, dan bagi para pembaca yang budiman umumnya.

Penyusun

Sulasni

(42)

ii

STANDAR KOMPETENSI

Standar kompetensi pada mata kuliah taksonomi hewan rendah adalah menganalisis mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisi kebutuhan dan perkembangan taksonomi hewan rendah serta mahasiswa dapat menerapakan teknik bubidaya dengan baik dan benar .dengan mengidentifikasi karakterstik hewan hidup yang ada dipantai hewan maka kita akan mempembesar potensi yang suksesnya hewan tersebut.mempelajarai hewan rendah dapap memahami teknik dan juga cara yang ditepat a cermat untuk mangambil manfaat terbaik dari hewan tanpa harus merusaknya.

(43)

iii

KOMPETENSI DASAR

Mampu menjelaskan konsep dasar taksonomi hewan rendah dengan mengidentifikasi hewan, mendeskripsikan, memahami ciri ciri hewan secara morfologi.

(44)

iv INDIKATOR

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pembelajaran taksonomi hewan rendah berdasarkan ciri ciri

2. Mahasiswa dapat menerapkan metode-metode dan langkah langkah dalam menganalisis hewan

(45)

v

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiwa mampu memahami pembelajaran taksonomi hewan rendah 2. Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat keanekaraagaman hewan 3. Mahasiswa mampu menejelaskan klasifikasi

4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengidentifikasi hewan

(46)

i

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya,sehingga penyusunan dapat menyelesaikan modul pembelajaran biologi tidak akan lepas dari keterampilan mengindentifikasi, klasifikasi, menggolongkan dari suatu objek menguasai materi biologi yang sering mengalami hambatan dalam mempelajarinya, kerana banayak istilah latin yang dipahami dan kadang tidak kelihatan objeknya.

Penyusun sangat memahami bahwa apa yang telah di dapatkan selama pembuatan modul pengembangan bahan ajar biologi sebagai pelengkapi dari hasil penelitian dari mata kuliah hewan taksonomi rendah pada mahasiswa Biologi FKIP UISU Medan. Modul ini dilengkapi dengan penjelasan materi dan lembar kegitan pratikum ,sehingga mudah dipahami.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun.

Penyusun berharap modul ini dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri khususnya, dan bagi para pembaca yang budiman umumnya.

Penyusun

Sulasni

(47)

ii

STANDAR KOMPETENSI

Standar kompetensi pada mata kuliah taksonomi hewan rendah adalah menganalisis mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisi kebutuhan dan perkembangan taksonomi hewan rendah serta mahasiswa dapat menerapakan teknik bubidaya dengan baik dan benar .dengan mengidentifikasi karakterstik hewan hidup yang ada dipantai hewan maka kita akan mempembesar potensi yang suksesnya hewan tersebut.mempelajarai hewan rendah dapap memahami teknik dan juga cara yang ditepat a cermat untuk mangambil manfaat terbaik dari hewan tanpa harus merusaknya.

(48)

iii

KOMPETENSI DASAR

Mampu menjelaskan konsep dasar taksonomi hewan rendah dengan mengidentifikasi hewan, mendeskripsikan, memahami ciri ciri hewan secara morfologi.

(49)

iv INDIKATOR

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pembelajaran taksonomi hewan rendah berdasarkan ciri ciri

2. Mahasiswa dapat menerapkan metode-metode dan langkah langkah dalam menganalisis hewan

(50)

v

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiwa mampu memahami pembelajaran taksonomi hewan rendah 2. Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat keanekaraagaman hewan 3. Mahasiswa mampu menejelaskan klasifikasi

4. Mahasiswa mampu menjelaskan mengidentifikasi hewan

(51)

1

BAB I PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dengan 17.504 pulau dengan panjang garis pantai 95.181 km. Hal ini semakin memperkuat eksistensi Indonesia sebagai salah satu negara maritim besar di dunia yang Diperkirakan wilayah pesisir Indonesia merupakan wilayah pesisir terluas di dunia (KEMENLH, 2010). Sebagai negara kepulauan, daerah pesisir Indonesia sangat strategis untuk pembangunan karena memberikan banyak manfaat dan sumber daya untuk kehidupan manusia. Sehingga permasalahan yang ada di daerah pesisir pantai adalah terjadinya abrasi pantai yang menyebabkan hilangnya lahan serta kerusakan infrastruktur dan bangunan (Marfai, 2011) a. Pengertian crustacea

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani, taxis berarti menyusun atau susunan dan nomos berarti peraturan atau tata cara. Makna taksonomi adalah peraturan untuk menyusun atau tata cara menyusun. Jadi, taksonomi adalah sebagai suatu studi teoretis tentang pengklasifikasian atau penggolongan organisme, termasuk dasar-dasar, prinsip-prinsip, prosedur, dan aturanaturannya.

Oleh karena yang dibicarakan di sini adalah hewan maka dalam hal ini yang kita bicarakan tentunya klasifikasi hewan. Klasifikasi hewan tentunya berarti penggolongan hewan ke dalam kelompok-kelompok atau kumpulan tertentu berdasarkan hubungan kekerabatannya, yaitu yang berkaitan dengan kontinuitas (kontak), kemiripan atau keduanya. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa subjek dari klasifikasi adalah organisme (hewan), sedangkan subjek dari taksonomi adalah klasifikasi. Istilah lain yang mempunyai kemiripan dengan

(52)

2

klasifikasi adalah sistematika, yaitu studi ilmiah tentang jenis-jenis dan keanekaragaman organisme dan semua hubungan kekerabatan di antara organisme tersebut.

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman Hewan (fauna). Hewan (fauna) yang terdapat di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar 350.000 jenis yang terdiri atas kurang lebih 250.000 serangga (± 20% fauna serangga di dunia), 2.500 jenis ikan, 1.300 jenis burung, 2.000 jenis reptilia (25%

dari jenis reptil di dunia), 1.000 jenis amphibia dan 800 jenis mamalia serta sisanya merupakan hewan invertebrata lainnya. Selain berdasarkan persebarannya, keanekaragaman hewan di Indonesia dapat diamati berdasarkan jenis dan pengklasifikasian hewannya. Berikut adalah pembagian keanekaragaman hewan berdasarkan jenisnya di Indonesia.

Pesisir menggambarkan area pertemuan lingkungan laut dan darat yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut dan proses alami di darat. Wilayah pesisir banyak dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia dalam mencukupi kebutuhan taraf hidup. Aktivitas ini mencakup kegiatan pariwisata, rekreasi, perikanan, pelabuhan, pertambangan, kawasan industri dan pemukiman.

Aktivitas tersebut akan memberikan dampak nyata yang mempengaruhi keadaan ekosistem perairan.

Pantai Cermin saat ini adalah salah satu kawasan wisata yang terdapat di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera Utara.

Sebelum pemekaran wilayah Pantai Cermin ini terdapat di Wilayah Kabupaten serdang berdagai. Hal ini perlu diungkapkan karena waktu kajian dalam skripsi

(53)

3

ini Pantai Cermin masih berada di wilayah Kabupaten Serdang berdagai. Pantai Cermin sebagai

Pada modul ini akan dibahas mengenai keanekaragam kelas crusetacea dipantai cermin dimana dekskripsi ,klasifikasi dan taksonomi spesies hewan crusetacea adalah termasuk mata kuliah taksnomi hewan rendah.setelah mengikuti perkulihan Taksonomi tumbuhan rendah menggunakan modul.

(54)

4

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Taksonomi merupakan cabang biologi yang menelaah penamaan, perincian, serta juga pengelompokan makhluk hidup dengan berdasarkan persamaan serta juga pembedaan sifatnya. Nama kelompok klasifikasi itu disebut takson (jamak-taksa). Ilmu yang mempelajari mengenaia tata cara pengelompokan disebut dengan sebutan taksonomi.

Takson terendah serta paling khusus merupakan spesies, sedangkan takson yang paling tinggi serta juga lebih inklusif (umum) merupakan kingdom.

Tingkatan kingdom sampai spesies tersebut ditentukan dengan berdasarkan persamaan ciri makhluk hidup yang paling umum ke ciri yang paling khusus.

Sistematikan Biologi adalah kajian ilmu yang sangat luas, masih banyak sekali cabang-cabang dari biologi antara lain ada; taksonomi, mikrobiologi, genetika, ekologi dan sebagainya. Taksonomi (taxonomy) merupakan rentetan proses penemuan, deskripsi, klasifikasi dan memberikan nama (nomenclature) pada suatu organisme. Taksonomi merupakan sebagai bagian dari mempelajari hubungan tiap kelompok takson dan prinsip-prinsip yang ada di dalam proses klasifikasi yang lebih dikenal dengan sistematik. Sehingga dengan mempelajari taksonomi maka akan memudahkan kita dalam belajar karakter, sifat, siklus dari suatu mahluk hidup. Sistematik (systematics) merupakan kajian yang lebih luas dari taksonomi tradisional dengan tambahan teori dan aspek praktis tentang evolusi, genetika dan spesiasi. Selain itu, sistematik juga dapat digunakan untuk membantu mempelajari hubungan evolusioner antar organisme. Dalam konteks ini lebih banyak dikenal dengan filogeni (Phylogenetics). Selain itu, taksonomi

(55)

5

juga dapat diartikan sebagai mengklasifikan suatu organisme dalam tingkatan hirearki atau dalam tingkatan taksonomi (seperti kerajan (kingdom), bangsa (ordo), suku (famili), marga (genus) dan jenis (spesies) berdasarkan karakter- karakter yang sama. Dengan adanya perbedaan dan persamaan ini maka kita bisa mengelompokkan mahluk hidup.Taksonomi adalah ilmu dasar dari berbagai cabang ilmu terapan dari biologi seperti genetika molekuler, biokimia dan sebagainya. Tapi di Indonesia sekarang sangat sedikit sekali peminat taksonomi.

Banyak orang menganggap bahwa taksonomi merupakan ilmu yang kuno, banyak hafalan, sulit karena harus tau klasifikasi dan juga sulit untuk menghafalkan nama-nama ilmiah dari hewan. Ini yang membuat taksonomi di Indonesia sulit berkembang, sehingga tertinggal dari negara-negara lain. Padahal Indonesia merupakan negara pemilik biodiversitas yang sangat melimpah dan beragam, tapi hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan taksonomi sangat sedikit.Penelitian- penelitian yang berkaitan dengan taksonomi juga kurang didukung oleh pemerintah, sehingga ini juga menghambat perkembangan taksonomi di Indonesia. Meskipun sekarang taksonomi juga bisa dilakukan melalui analisis secara biokimia analitik maupun , tapi dana yang dibutuhkan begitu besar dan pemerintah tidak menyediakan dana tersebut.

Klasifikasi Untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup secara keseluruhan tidak mudah sehingga dibuat klasifikasi (pengelompokan) makhluk hidup Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Klasifikasi bisa dilakukan dengan membandingkan satu spesies yang belum diketahui dengan

(56)

6

membandingkan persamaan-persamaan sifat yang ada dalam spesies tersebut, sehingga kita dapat menentukan spesies tersebut.

Apabila dalam proses identifikasi tidak ditemukan kerabat dekat dan tidak ditemukan namanya, serta sudah di cek diseluruh pantia yang ada di dunia tapi belum ada jenis seperti itu, maka peneliti berhak mendeskripsikan dan mengajukan publikasi di dunia internasional dan memberikan nama pada spesies yang ditemukan tersebut. Urutan klasifikasi makhluk hidup dari tingkat tertinggi ke terendah (yang sekarang digunakan) adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerajaan), Phylum atau Filum (hewan)/Divisio (hewan), Classis (Kelas), Ordo (Bangsa), Famili (Suku), Genus (Marga), dan Spesies (Jenis).

Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali, membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan

Wilayah persebaran fauna pertama kali diperkenalkan oleh Sclater (1858) dan kemudian dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Ada beberapa faktor alam yang mempengaruhi persebaran fauna di dunia yang bersifat menghambat, yaitu faktor-faktor fisikyang berhubungan dengan keadaan di bumi, misalnya : Perairan (sungai, danau, laut), daratan (gunung, lembah, jurang, padang pasir dll), dan iklim (suhu, tekanan udara, kelembaban dll).

(57)

7

Kawasan persebaran fauna paleartik meliputi bagian utara benua Asia dan Eurasia, Himalaya, Afghanistan, Persia, Afrika, Inggris dan Jepang.Beberapa jenis fauna yang hidup jenis fauna yang hidup

b. Ciri ciri Crustacea

(a). Pada umumnya perkembangan melalui fase larva, (b). Mempunyai 2 lubang kelamin dibelakang dada, (c). Habitat tertutama di air tawar maupun air laut dan sedikit di darat, (d). Dibagian anterior terdapat sepasang mata majemuk yang bertangkai, (e). Badan belakang pada udang melengkung diakhiri dengan ekor, (f).

Sistem pencernaan : Mulut –> Kerongkongan –> Lambung –> Usus –> Anus, (g).

Bernapas dengan insang, (h).etiap ruas tubuhnya terdapat sepasang kaki, (i) Pada bagian perut ( Abdomen ) terdapat 5 kaki renang, (j). Pada kelapa – dada terdapat sepasang antena, sepasang rahang atas ( Maksila ), dan sepasangrahang bawah ( Mandibula) (k). Pada bagian kepala – dada terdapat 5 pasang kaki ( 1 pasang capit dan 4 pasang kaki jalan ) Pada bagian kepala dilindungi oleh kulit keras ( Karapas ,(l).Sistem saraf Crustacea merupakan susunan saraf tangga tali, (m). Sistem peredaran darah terbukan, (n). Fertilisasi internal,

Crustacea memiliki anggota badan tambahan (en: appendage) khusus yang beraneka ragam, bahkan lobster dan lobster air tawar (en: crayfish) memiliki 19 pasang. Secara umum, dua pasangan pertama adalah antena sebagai fungsi sensorik. Kelompok hewan ini adalah satu-satunya arthropoda dengan dua pasang antena. Lalu ada tiga pasang anggota badan yang digunakan untuk mengunyah dan memanipulasi makanan, pasangan pertama adalah rahang bawah dan dua pasangan berikutnya adalah rahang atas. Organ tambahan lainnya biasanya adalah

(58)

8

sepasang kaki untuk bergerak. Dengan pengecualian pasangan antena pertama (s:

tidak terkenal), pasangan organ tambahan anggota subfilum Krebs adalah dua cabang (biramous).

Crustacea yang berukuran besar bernafas dengan insang. Oksigen yang diekstrak dari insang itu kemudian didistribusikan melalui sistem sirkulasi. Di bagian yang lebih kecil dari subfile kanker, mereka bernafas di atas permukaan tubuh. Pertukaran gas melintasi permukaan tubuh terjadi pada area tipis kutikula.

Sistem sirkulasi krustasea adalah sistem sirkulasi sirkuit terbuka yang terdiri dari jantung di belakang, satu atau lebih arteri (hanya pada Malacostraca) dan beberapa saluran untuk mengembalikan hemolimf ke jantun.

Hampir semua Crustacea kecuali teritip (en: barnacle) dapat dibedakan antara individu jantan dan betinanya (gonokoris), dan bereproduksi secara seksual. Misalnya kepiting dan lobster air tawar menggunakan anggota badan ekstra di perut untuk mengirim sperma ke dalam lubang reproduksi wanita selama persetubuhan. Sebagian besar anggota air dari subfile kanker melewati satu atau dua tahap larva yang berenang bebas Telur Crustacea berkembang menjadi larva nauplius. Nauplius ini menetas dengan tiga pasang anggota badan tambahan dan melewati beberapa tahap metamorfosis sebelum menjadi dewasa. Larva nauplius ini adalah karakteristik dari anggota subfile kanker, menunjukkan bahwa semua anggota kelompok ini adalah keturunan leluhur yang memiliki nauplius selama siklus hidupnya. Sebagai contoh, teritip, yang pernah dianggap moluska, memiliki larva nauplius, itulah sebabnya mereka diklasifikasikan dalam subfilum Crustasea

(59)

9

BAB III

PEMBAHASAN

Crustacea secara umun tentunya adalah eksoskeleton yang keras.

Eksoskeleton yang keras ini harus diganti (moulting) Bagian tubuh dari subfil kanker dibagi menjadi beberapa bagian kepala (cephalon), dada (thorax) dan perut (perut). Kadang-kadang kepala dan dada dihubungkan ke sefalotoraks dan ditutup dengan tangki besar. (a).Spesies crustecea, (b). Contoh spesies dari kelas crustacea, (c). Klasifikasi spesies kelas.

a. udang lipan Thenus orientalis

Gambar 6. Bagian morfologi dan anatomi pada spesies hewan Udang lipan ketak ( Thenus orientalis).

(Sumber : koleksi dari Pantai Cermin, 2020).

(Sumber : sosok-udang-ronggeng-si-bungkuk-yang-mirip-lipan-apa istimewanya#:~:text=Habitat).

(60)

10

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Crustacea Subkelas : Malacostraca Ordo : Stomatopoda Famili : Squillidae Genus : Harpiosquilla

Spesies : Thenus orientalis (udang lipan ketak).

Umumnya habitat pada spesies ini berada di perairan karang (laut) dan dipesisir pantai, spesies ini aktif pada malam hari untuk mencari makan dan terdapat jenis-jenis yang membenamkan diri dalan pasir atau lumpur. Udang lipan ini merupakan udang yang berukuran paling besar dibandingkan dengan udang lainnya. Oleh karena itu, Udang ini memiliki rasa yang lezat sehingga udang ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor

Morfologi udang ketak memiliki garis hitam pada bagian belakang antara antena dan ophthalmic somite, antenula yang menghasilkan zat warna hitam berpusat pada bagian tepi anterior, celah antara torasik somit, serta garis tepi antara anterior dan posterior pada karapas. Permukaan tubuhnya berwarna kekuningan, telson yang memiliki 6 buah duri kecil, antena sepasang, abdomen terdiri dari 10 ruas, antara satu bagian dengan bagian lain dipisah oleh garis hitam, uropod bagian dalam dan luar berwarna hitam dan mempunyai bulu-bulu halus, mempunyai celah torasik dengan tiga bagian propundus yang mempunyai duri- duri kecil yang tajam, telson dipisahkan oleh garis yang berwarna hitam

(61)

11

b. udang tiger Penaeus monodon

Gambar 7. Bagian morfologi dan antomi pada spesies udang tiger (Penaeus monodon ).

(Sumber : koleksi dari Pantai Cermin, 2020).

(Sumber : https://www.google.com/search?q=anatomi+udang+tiger Phyllum : Arthropoda

Subphyllum : Mandibulata Classis : Crustacea Ordo : Decapoda Familia : Penaeidae Genus : Penaeus

Spesies : Penaeus monodon. (udang tiger).

Habibat Udang tiger bersifat bentik, dan menyukai dasar perairan yang lembut, biasanya terdiri dari campuran lumpur dan pasir. Udang tiger lebih suka bersembunyi di rumpon dan membenamkan diri dalam lumpur pada saat moulting, hal ini dilakukan udang untuk menghindari pemangsaan.

Tubuh udang tiger terdiri dari 2 bagian utama yaitu kepala dada (cephalothorax) dan perut (abdomen). Cephalotorax tertutup oleh kelopak kepala yang disebut carapace. Bagian depan carapace memanjang, meruncing, dan

(62)

12

bergigi-gigi disebut cucuk kepala atau rostrum. Gigi rostrum bagian atas biasanya terdiri dari 7 buah dan bagian bawah 3 buah. Cephalotorax terdiri dari 13 ruas 8 (kepala : 5 ruas, dada : 8 ruas) dan abdomen 6 ruas, terdapat ekor dibagian belakang. Pada cephalotorax terdapat anggota tubuh, berturut-turut yaitu antenulla (sungut kecil), scophocerit (sirip kepala), antenna (sungut besar), mandibula (rahang), 2 pasang maxilla (alat-alat pembantu rahang), 3 pasang maxilliped, 3 pasang pereiopoda (kaki jalan) yang ujung-ujungnya bercapit disebut chela.

Insang terdapat di bagian sisi kiri dan kanan kepala, tertutup oleh carapace. pada bagian abdomen terdapat 5 pasang pleopoda (kaki renang) yaitu pada ruas ke-1 sampai 5. Sedangkan pada ruas ke-6 kaki renang mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas.

b. Kepiting hantu Scylla serrata

.

Gambar 8. Bagian morfologi Kepiting hantu (Scylla serrata) (Sumber : koleksi dari Pantai Cermin, 2020).

(63)

13

Kingdom : Animalia Phyllum : Arthropoda Class : Crustaceae Sub class : Malacostraca Ordo : Decapoda Sub ordo : Brachyuran Familia : Portunidae Genus : Scylla

Species : Scylla Serrata (kepiting hantu).

Habitat kepiting hantu alami mereka yang berada di kawasan mangrove yang bertekstur tanah pasir berlumpur. Kepiting hantu dewasa hidup pada kisaran kadar garam yang luas (euryhaline) dan memiliki kapasitas untuk menyesuaikan diri (adaptasi) yang cukup tinggi. Hewan ini juga memiliki kemampuan untuk bergerak dan beradaptasi pada daerah terestrial serta tambak yang memiliki cukup 8 pakan. Semua itu karena kepiting hantu memiliki vaskularisasi dinding ruang insang untuk memudahkan penyesuaian diri terhadap habitatnya.

kepiting bakau memiliki warna karapas yang bervariasi dari ungu, hijau, sampai hitam kecoklatan, hal itu karena. Ada empat spesies dari genus Scylla sebagaimana dikemukakan oleh Keenan yakni Scylla serrata, Scylla tranquebarica, Scylla paramamosain dan Scylla olivacea (oceanica). Karapas hewan ini dilengkapi dengan 3-9 buah duri tajam pada bagian kanan kirinya, sedangkan pada bagian depan terdapat enam buah duri diantara kedua matanya.

Hewan ini memiliki tiga pasang kaki jalan dan satu pasang kaki renang yang berpola poligon. Kaki renang terdapat pada bagian ujung perut dan pada bagian

(64)

14

ujung kaki renang dilengkapi dengan alat pendayung. Kepiting bakau jantan memiliki sepasang capit yang dalam keadaan normal capit sebelah kanan lebih besar dibandingkan capit sebelah kiri

c. Kepiting uca cepit merah Uca annulipe

Gambar 9. Bagian morfologi Kepiting uca cepit merah (Uca annulipe) (Sumber : koleksi dari Pantai Cermin 2020).

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Subphylum : Crustacea Classis : Malacostraca Order : Decapoda Infraorder : Brachyura Family : Ocypodidae Genus : Uca

Species : Uca annulipes (kepiting uca capit merah).

Karapaks memiliki 1 atau 2 pita gelap dibagian belakang. Capit yang besar bagsian polleks memilliki turbekel di sepanjang sisis bawah. Daktil sisi atas

(65)

15

cembung keseluruhannya, terutama bagian tengah yang rata. Gonopod dengan sedikit torsi. Flange posteior lebih panjang dan lebih lebar dari anterior (Crane,) d. Kepiting Pantai / bunga Sesarma sp

Gambar 10. morfologi dan antomi Kepiting Pantai / bunga (Sesarma sp) (Sumber : koleksi dari Pantai Cermin).

(Sumber : anatomi+kepiting+pantai+bunga&safe=strict&sxsrf).

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda SubPhylum : Crustacea Class : Malacostraca Ordo : Decapoda Family : Ocypodidae Genus : Sesarma

Spesies : Sesarma sp ( kepiting pantai / bunga).

Kepiting Sesarma sp merupakan detritivor. Capit Kepiting Uca yang kecil mengambil sepotong sedimen dari tanah dan membawanya ke mulut, kemudian menyaringnya. Setelah didapatkan baik itu ganggang, mikrobia, jamur, atau detritus membusuk lainnya, sedimen dikeluarkan dalam bentuk bola-bola kecil. Beberapa ahli percaya bahwa kebiasaan makan Kepiting tersebut memainkan peranan penting dalam pelestarian lingkungan lahan basah, karena

(66)

16

tanah menjadi teraduk dan mencegah kondisi anaerobik Kepiting dapat mengubah warna. Kadang-kadang, mereka tampil beda di malam hari dan siang hari. Pada beberapa spesies, laki-laki mencerahkan warnanya selama musim kimpoi. Hal ini membuat sulit untuk mengidentifikasi spesies yang berbeda dari Kepiting Uca dengan warna mereka saja. Spesies umumnya dibedakan oleh struktur penjepit mereka daripada oleh warna saja.Karena keunikan dan keindahan bentuknya itu, maka Kepiting Uca ini di perjual belikan (kebanyakan masih luar negeri) dengan harga yang lumayan

e. Umang umang merah Pagurus sp

Gambar 11. Bagian morfologiUmang umang merah (Pagurus sp) (Sumber : koleksi dari Pantai Cermin).

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda SubPhylum : Crustacea Class : Malacostraca Ordo : Decapoda Family : Decapoda Genus : pagurus

Spesies : pagurus. Sp ( umang umang merah).

Habitat hidup dari umang-umang merah adalah , hidup di air asin dan laut di pesisir pantai.

(67)

17

Spesies umang umang merah memiliki abdomen (perut) yang panjang dan bergelung bagai spiral, serta lunak lembut, tidak keras seperti abdomen krustasea lain yang terlindung cangkang terkalsifikasi. Abdomen yang telanjang dan rentan ini dilindungi dari serangan predator dengan memanfaatkan cangkang siput kosong yang dibawa-bawa oleh kelomang; cangkang siput itu dapat menyembunyikan seluruh tubuhnya apabila ditarik masuk[5] (karenanya, dinamakan 'rumah'). Untuk keperluan itu, kelomang paling sering menggunakan cangkang siput laut (meskipun beberapa spesies kelomang juga menggunakan cangkang kerang, bahkan kepingan kayu dan batu yang berlubang sebagai rumahnya).[6] Ujung abdomen kelomang telah beradaptasi untuk dapat mencengkeram kuat kolumela (tiang poros) cangkang siput.[7] Sebagian besar spesies bersifat akuatik dan hidup dalam berbagai kedalaman air asin, dari wilayah garis pantai dan perairan yang dangkal sampai ke dasar laut dalam. Di daerah tropis terdapat beberapa spesies kelomang yang hidup di darat; meskipun begitu, mereka memiliki larva akuatik dan karena itu memerlukan akses ke air untuk bereproduksi. Kebanyakan kelomang aktif di malam hari.

Beberapa spesies umang-umang tidak menggunakan 'rumah' yang dapat digendong ke mana-mana, tetapi menghuni struktur tidak bergerak yang ditinggalkan oleh cacing polychaeta, gastropoda vermetid (siput cacing), binatang karang dan spons

(68)

18

f. Umang umang ungu hitam Coenobita rugosus

Gambar 12. Bagian morfologi Umang umang ungu hitam (Coenobita rugosus)

(Sumber : koleksi dari Pantai Cermin) Kingdom : Animalia

4Phylum : Arthropoda SubPhylum : Crustacea Class : Malacostraca Ordo : Anomura Family : Coenobitidae Genus : Coenobita

Spesies : Coenobita rugosus (umang umang hitam)

Kebanyakan spesies umang umang hitam memiliki abdomen (perut) yang panjang dan bergelung bagai spiral, serta lunak lembut, tidak keras seperti abdomen crustasea lain yang terlindung cangkang terkalsifikasi. Abdomen yang telanjang dan rentan ini dilindungi dari serangan predator dengan memanfaatkan cangkang siput kosong yang dibawa-bawa oleh kelomang; cangkang siput itu dapat menyembunyikan seluruh tubuhnya apabila ditarik masuk (karenanya, dinamakan 'rumah'). Untuk keperluan itu, kelomang paling sering menggunakan cangkang siput laut (meskipun beberapa spesies umang umang hitam juga menggunakan cangkang kerang, bahkan kepingan kayu dan batu yang berlubang

(69)

19

sebagai rumahnya).Ujung abdomen kelomang telah beradaptasi untuk dapat mencengkeram kuat kolumela (tiang poros) cangkang siput. Sebagian besar spesies bersifat akuatik dan hidup dalam berbagai kedalaman air asin, dari wilayah garis pantai dan perairan yang dangkal sampai ke dasar laut dalam. Di daerah tropis terdapat beberapa spesies kelomang yang hidup di darat; meskipun begitu, mereka memiliki larva akuatik dan karena itu memerlukan akses ke air untuk bereproduksi. Kebanyakan kelomang aktif di malam hari

g. Uca hijau Uca vocans

Gambar 13. Bagian morfologi Uca hijau ( Uca vocans (Sumber : Koleksi dari Pantai Cermin).

Phylum : Arthropoda Subphylum : Crustacea Classis : Malacostraca Order : Decapoda Infraorder : Brachyura Family : Ocypodidae Genus : Uca

Species : Uca annulipes (uca hijau).

(70)

20

Habitat sekitar hutan mangrove dan pantai berpasir, Uca vocans karapas berbentuk trapesium berwarna putih pudar, orbit melekuk tajam (Gambar 2.a), merus dan carpus berwarna putih keabu-abuan, manus berwarna kuning, kasar, dactyl berwarna putih, pollex berwarna kuning (Gambar 2.b). Uca vocans biasanya muncul setelah surut rendah yang berdekatan dengan batas air. Uca vocans ditemukan di daerah yang berlumpur sedikit berpasir dengan kadar air yang tinggi dipinggiran hutan mangrove yang terbuka menyatakan kepiting fiddler bersifat semiterestrial serta aktif pada saat air surut. Distribusi dari Uca vocans yaitu secara luas di Pasifik Barat dan Timur Samudera Hindia, termasuk Filipina dan Ryukyus

h. Tritip (Chthamalus cerratus)

Gambar 14. Bagian morfologi Tritip (Chthamalus cerratus) (Sumber : koleski dari Pantai Cermin).

Kingdom : Animalia Filum : Arthoropoda Kelas : Crustacea Sub kelas : Cirripedia Ordo : Thoracica Familia : Balanoidea Genus : chthamalus

Spesies : Chthamalus cerratus (tritip).

(71)

21

Habitat menempel pada kayu dan benda-benda keras lain di laut dan perairan pesisir. Teritip adalah crustacea dari subkelas cirripedia, yang dalam bahasa inggris disebut barnacle. Sifat-sifatnya sebagai hewan berbuku-buku yang tidak jelas kelihatannya karena tersembunyi dalam cangkangnya yang keras berkapur. Teritip ketika dewasa mempunyai bentuk cangkang seperti gunung api yang terdiri dari bagian tepi basal yang langsung menempel ke substrat, parapet yang merupakan dinding terdiri dari 6 plat-plat yang tidak bergerak dan operculum berupa 1 dan 2 pasang plat (scutum dan targum) yang dapat menutup sangat rapat sehingga benar-benar kedap air dan kedap udara.

I. Udang lipan kuning ( Squlilla mantis )

Gambar 15. Bagian morfologi Udang lipan kuning ( Squlilla mantis ) (Sumber : koleksi Pantai Cermin)

(72)

22

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda dSubfilum : Crustacea Kelas : Malacostraca Ordo : Stomatopoda Family : Squillidae Genus : Squilla

Speseis : Squilla mantis (udang lipan).

Habitat asli dari udang lipan berada di daerah perairan karang.Udang lipan kuning atau kipas hidup disela sela batu karang dengan subtrat berpasir, hal ini dilakukan untuk menglangsungkan kehidupan dalam berbagai hal berbagai hal antara lain tempat mencari makan, tempat berkembang baik, dan tempat berlindungan. Tubuh udang lipan kuning cenderung warna cerah kekuningan, berkulit keras,memilik 6 duri dibagian ekornya, antena 1 pasang dibagian kepala, memilik 10 ruas abdomen, sedikit berbulu tipis,

j. Uca urvilei Uca biru

.

Gambar 16. Bagian morfologi Uca urvilei (Uca biru) (Sumber : Koleski Pantai Cermin)

(73)

23

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Subfilum : Crustacea Kelas : Malacostraca Memesan : Decapoda Ordo : Brachyura Family : ocypodiee Genus : uca

Speseis : Uca urvillei (uca biru).

Habitat terutama di sekitar hutan mangrove dan pantai berpasir. Kepiting ini ditemukan di pantai terlindung dekat teluk yang besar atau laut terbuka, kadang-kadang hanya terlindung oleh karang atau lumpur laut.

Karapas jantan adalah segitiga dan diarahkan secara lateral. Margin anterolateral pendek dan sedikit panjang. Mayor cheliped dengan dactylus biasanya lebih lama dari palm. Karapas perempuan adalah segitiga akut. Tidak ada margin anterolateral

(74)

24

SOAL LATIHAN MODUL

1. Hewan yang hidup di daerah pasang surut dikelompokkan sebagai hewan….

a. intertidal b. subtidal c. supratidal d. abisal

2. Berdasarkan cara makannya, hewan pemakan sedimen disebut ….

a. herbivora b. deposit feeder c. suspension feeder d. animal feeder

3. Simbiosis di mana kedua pihak diuntungkan disebut ….

a. parasitisme b. komensalisme c. mutualisme d. simbion

4. Para ilmuwan memperkirakan asal-usul kelompok hewan berdasarkan….

a. studi pola perkembangan b. morfologi

c. karakteristik biokimiawi d. jawaban A, B, dan C benar

(75)

25

5. Keberhasilan reproduksi hewan tergantung pada ….

a. adaptasi morfologi b. adaptasi tingkah laku c. adaptasi fisiologi

d. jawaban A, B, dan C benar 6. Pada pembuahan hipodermik sperma ….

a. masuk dengan sendirinya

b. dipaksa masuk melewati dinding tubuh betina c. dikemas dalam kemasan kompleks

d. jawaban A, B atau C benar

7. Spermatofor mengapung digunakan pada hewan dari kelompok ….

a. Gastropoda b. Polychaeta c. Pogonophora

jawaban A, B, dan C benar

(76)

26

8. Cara reproduksi aseksual pada avertebrata dilaksanakan dengan cara-cara tersebut pada jawaban berikut ini, kecuali ….

a. penyatuan gamet haploid b. pembelahan biner

c. pertunasan d. parthenogenesis

9. Pada pembuahan hipodermik sperma ….

a. masuk dengan sendirinya

b. dipaksa masuk melewati dinding tubuh betina c. dikemas dalam kemasan kompleks

d. jawaban A, B atau C benar

10. Spermatofor mengapung digunakan pada hewan dari kelompok ….

a. Gastropoda b. Polychaeta c. Pogonophora

d. jawaban A, B, dan C benar

11. Organ untuk memasukkan spermatofora ke dalam bukaan mantel betina pada Chepalopoda adalah ….

a. kantung Needham b. kantung sperma c. hectocotylus d. kelisera

(77)

27

12. Larva yang memakan kelompok plankton disebut ….

a. lesitrotrofik b. planktotrofik c. omnitrofik d. multitrofik

13. Teori evolusi yang dikemukakan Lamarck juga dikenal dengan istilah ....

a. ortogenesis b. endosimbiotik

c. punctuated equilibrium d. biogenesis

14. Beragam organisme yang ada berasal dari nenek moyang yang sama, merupakan pernyatan inti dari ....

a. teori perancangan cerdas b. punctuated equilibrium c. teori evolusi Darwin d. teori endosimbiotik

15. Mekanisme transformasi satu spesies menjadi spesies lain dalam teori evolusi adalah ....

a. seleksi alam b. kepunahan massal

(78)

28

16. Paham yang sesuai dengan teori perancangan cerdas adalah ....

a. materialisme b. creativisme c. neo-Darwinisme d. parasitisme

17. mengatasi minimnya bukti bentuk transisi berupa ....

a. spesies antara yang hidup b. spesies yang sekerabat

c. sisa metabolisme yang terawetkan d. fosil

(79)

29

KUNCI JAWAB 1. A

2. B 3. C 4. D 5. D 6. A 7. B 8. D 9. C 10. B 11. A 12. C 13. B 14. B 15. D 16. A 17. B

(80)

30

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 18. 80 - 89% = baik

19. 70 - 79% = cukup 20. < 70% = kurang

21. Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapatmeneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Andaharus mengulangi materi Kegiatan Belajar 3, terutama bagian yang belum dikuasai.

22. Tingkat penguasaan = 23. Jumlah Jawaban yang Benar 24. 100%

25. Jumlah Soal

(81)

31

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, N. (2004). Taxonomy, Biology’s first ontology, and the Tree of Life, Biolog sgrandes tendeavour.

http://www.iscb. org/ismb2004/posters/n .anwarATudcf .gla.ac.uk_836. Html .(24Nopember 2007)

Mader, S.S. (2001). Biology. Boston: McGraw-Hill.

Mayr, E. and P.D. Ashlock. (1991). Principles of Systematic Zoology. 2nd Edition. New York: Mc-Graw-Hill Inc.

Murakami, K. (2006). The Divine Message of DNA. Terjemahan: Prasetyowati.

Bandung: Mizan.

Pough, H., Janis, C.M., Heiser, J.B. (2002). Vertebrate Life. 6th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Torrey, T.W., Feduccia, A. (1979). Morphogenesis of Vertebrates. New York : John Wiley & Sons.

Wolfe, S.L. (1993). Molecular and Cellular Biology. California: Wadsworth Inc.

Yahya, H. (2006). Atlas of Creation. http://www.hidayatullah.com. (3 Juli 2007)

(82)

No Nama hewan Crustacea Nama latin Divisi Ciri ciri Gambar

1 Kepiting hantu Scylla serrata

Malacostraca Kepiting hantu memiliki bentuk cangkang yang berbeda dengan kepiting lain. Cangkangnya memiliki

bentuk kotak. Kaki-kakinya berjumlah sepuluh, dua diantaranya berupa cakar/capit, dimana salah satunya lebih besar dari cakar lainnya. Keseluruhan tubuhnya memiliki panjang antara 3,75 cm hingga 5 cm.

(83)

Kaki mereka lainnya, runcing dan ramping, selain untuk mereka berjalan, kaki-kaki ini juga berfungsi untuk menggali lubang sarang

mereka. Kepiting hantu berlari ce pat, dengan ke empat pasang kakinya, kepiting hantu mampu berlari dengan kecepatan 2,1 meter/detik. Sesuai dengan nama latinnya "Ocypode" yang berarti kaki cepat.

(84)

2 Umung umung ungu hitam

Coenobita rugosus

Malacostraca

beradaptasi untuk dapat mencengkeram

kuat kolumela (tiang poros) cangkang siput. Sebagian besar spesies bersifat akuatik dan hidup dalam berbagai kedalaman air asin, dari wilayah garis pantai dan perairan yang dangkal sampai ke dasar laut dalam. Di daerah tropis terdapat beberapa spesies kelomang yang hidup di darat;

meskipun begitu, mereka memiliki larva akuatik dan karena itu memerlukan akses ke air untuk bereproduksi. Kebanyakan

(85)

kelomang aktif di malam hari

3 Umang umang merah Pagurus sp Malacostraca memiliki abdomen (perut) yang panjang dan bergelung bagai spiral, serta lunak lembut, tidak keras seperti abdomen krustasea lain yang terlindung cangkang terkalsifikasi. Abdomen yang telanjang dan rentan ini dilindungi dari serangan predator dengan memanfaatkan cangkang siput kosong yang dibawa-bawa oleh kelomang; cangkang siput itu dapat menyembunyikan seluruh

(86)

tubuhnya

4 Udang tiger penaeus

monodon

Malacostraca Ciriciri dari udang tersebut adalah pada bagian kepala dilindungi oleh karapas (cangkang kepala), dengan rostrum yang 36 tajam melengkung. Pada rostrum bagian atas terdapat 7 atau 8 gerigi dan bagian bawah 2 atau 3 gerigi, biasa dituliskan dengan rumus 7- 8/2-3. Rostrum melebihi ujung tangkai antennula, berbentuk kurva. Rostral karina hampir mencapai epigastrik dan

(87)

postrostral karina hampir mencapai ujung belakang karapas.

Bagian kepala lainnya adalah terdapatnya hepatik karina yang sangat jelas di bagian depan secara horizontal dan hepatik sulcus yang tidak begitu jelas terlihat. Di bagian mata juga terdapat sepasang mata majemuk (mata facet) bertangkai yang dapat digerakkan. Mulut terletak di bagian bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat.

Sepasang antena juga terletak di bagian kepala dengan dua pasang

(88)

antennula, serta sepasang maxilliped. Bagian badan (abdomen), terdiri dari 6 segmen yang satu dengan lainnya dihubungkan dengan selaput tipis.

Terdapat 5 pasang kaki renang (pleopod) yang melekat pada segmen pertama sampai segmen ke lima

(89)

5 Kepiting pantai /bunga Sesarma sp Malacostraca Capit Kepiting Uca yang kecil mengambil sepotong sedimen dari tanah dan membawanya ke mulut, kemudian menyaringnya. Setelah didapatkan baik itu ganggang, mikrobia, jamur, atau detritus membusuk lainnya, sedimen dikeluarkan dalam bentuk bola- bola kecil.

(90)

6 Udang lipan kuning Squilla mantis

Malacostraca Ciri-ciri udang Ketak memiliki permukaan tubuh berwarna kekuningan, berkulit keras, memiliki 6 buah telson berduri dibagian ekor, sepasang antenna dibagian kepala, abdomen terdiri dari 10 ruas antara satu bagian dengan bagian lain dipisah oleh garis hitam, uropod bagian dalam dan luar berwarna hitam dan memiliki bulu-bulu halus, mempunyai celah torasik dengan tiga bagian propundus berduri- duri kecil tajam.

Gambar

Foto bersama dengan penelitian payung di Pantai Cermin
Foto bersama tim penelitian setelah selesai mengambil
Gambar 6. Bagian morfologi dan anatomi pada spesies hewan Udang           lipan ketak   ( Thenus orientalis)
Gambar 8. Bagian morfologi Kepiting hantu  (Scylla serrata)                                    (Sumber : koleksi dari Pantai Cermin, 2020)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Nama Sekolah : Kelas/Semester : XI/2 Mata Pelajaran : Geografi Kode Kompetensi : 3.. Standar Kompetensi : Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan

Standar kompetensi : Setelah mengikuti mata kuliah ini, diharapkan mahasiswa teknik industri mampu menjelaskan pengertian dan ruang lingkup penelitian di bidang teknik industri,

Standar Kompetensi : Mahasiswa diharapkan mampu membuat/merancang dan menganalisis perancangan proses, peramalam permintaan, perancangan kebutuhan sumber daya produksi,

Standar Kompetensi : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan mampu memahami konsep dasar bioproses yang berhubungan dengan mikroorganisme, tumbuhan, hewan,

Standar Kompetensi: Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat mengenal dan memahami perkembangan teknik penangkapan ikan

Standar Kompetensi : Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa akan mampu memahami konsep dasar bioproses yang berhubungan dengan mikroorganisme, tumbuhan, hewan,

STANDAR KOMPETENSI : Setelah mengikuti mata kuliah Ekonomi Publik mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengaruh setiap kegiatan ekonomi pemerintah dalam kehidupan

Tujuan Kompetensi Umum : Setelah mempelajari mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan teori dan konsep perpajakan serta mampu menganalisis kebijakan publik