• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKERASAN TANDAN SEGAR BUAH SAWIT BERDASARKAN TANAH TUMBUH MENGGUNAKAN PENETROMETER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IDENTIFIKASI TINGKAT KEKERASAN TANDAN SEGAR BUAH SAWIT BERDASARKAN TANAH TUMBUH MENGGUNAKAN PENETROMETER"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKERASAN TANDAN SEGAR BUAH SAWIT BERDASARKAN TANAH TUMBUH MENGGUNAKAN

PENETROMETER

REPOSITORY

OLEH

MUHAMMAD ANDRE ALVICO NIM. 1803110134

PROGRAM STUDI S-1 FISIKA JURUSAN FISIKA

FALKUTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU

2023

(2)

1 IDENTIFIKASI TINGKAT KEKERASAN TANDAN SEGAR BUAH

SAWIT BERDASARKAN TANAH TUMBUH MENGGUNAKAN PENETROMETER

Muhammad Andre Alvico1, Minarni2

1Mahasiswa Program S1 Fisika FMIPA-Universitas Riau

2Bidang Fotonik Jurusan Fisika FMIPA-Universitas Riau Falkutas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau,

Pekanbaru, Riau, 28293, Indonesia.

[email protected] ABSTRACT

The soil used for fresh fruit bunches of oil palm is mineral soils and peat soil FFB is the main source of crude palm oil (CPO), to obtain fruit with good quality. The sorting and grading processes will be important in the process of selecting high quality CPO. This study is aimed to identification the hardness level of oil palm fruit based on growing soil using a penetrometer. Oil palm of growing soils are collected by tenera oil palm of mineral and peat soils by three ripeness levels as unripe, ripe and overripe. Bunches of fresh palm fruit are taken 3 bunches for each ripeness. Each sample is taken five fruit, the hardness is detected by a penetrometer by pressing each midpoint of the palm fruit of each level of ripeness.

The results obtained are quite good where each level of ripeness showed results different, where the more ripe the fruit from the FFB of oil palm will be the softer are obtained mineral soil and peat soil.

Keywords: Fresh Fruit Bunchess, Ripeness, Oil Palm, Penetrometer

ABSTRAK

Tandan buah segar (TBS) kelapa sawit sebagai sumber utama crude palm oil (CPO). Tanah yang digunakan untuk tandan buah segar kelapa sawit yaitu lahan mineral dan lahan gambut. Proses sortasi dan grading akan menjadi penting untuk pemilihan CPO berkualitas tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kekerasan buah kelapa sawit berdasarkan tanah tumbuh menggunakan penetrometer. Tandan buah segar (TBS) kelapa sawit berdasarkan tanah tubuh dikumpukan berdasarkan varietas tenera mineral dan gambut, menurut tiga kategori kematangan yaitu mentah, matang, dan lewat matang. Tandan buah segar kelapa sawit diambil 3 tandan untuk setiap kematangannya. Setiap sampel diambil buahnya sebanyak 5 brondolan. Uji kekerasan menggunakan penetrometer dengan menekan setiap titik tengah dari buah kelapa sawit untuk setiap tingkat kematangan. Hasil yang di dapatkan cukup baik dimana setiap tingkat kematangan menunjukkan hasil yang berbeda semakin matang maka akan semakin lunak buah dari TBS kelapa sawit berdasarkan tanah mineral maupun tanah gambut.

Kata Kunci: Tandan Buah Segar, Kematangan, Minyak Sawit, Penetrometer

(3)

3 PENDAHULUAN

Pohon kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis) termasuk famili Palmae, tanaman ini merupakan produk ekspor di indonesia yang populer di sektor pertanian. Tumbuhan ini mempunyai produksi minyak yang paling tinggi diantara tanaman penghasil minyak lainnya seperti kedelai, zaitun dan bunga matahari. Indonesia menjadi penghasil sumber minyak sawit dengan tingkat produktivitas tertinggi sekaligus produsen terbesar minyak kelapa sawit khususnya provinsi Sumatra Barat dan provinsi Riau, provinsi Sumatra Barat menjadi salah satu perkebunan sawit terbesar dengan luas tanam 385.237,46 hektar (Aboras et al.

2015), sedangkan provinsi Riau memiliki persentase produksi terbesar mencapai 9,12 juta ton (Achar et al. 2011).

Tanah tumbuh untuk kelapa sawit memiliki dua jenis tanah yaitu lahan mineral dan lahan gambut. Lahan gambut yang mempunyai sifat pegas, pada saat tandan buah segar kelapa sawit jatuh maka akan ditahan dengan gaya tersebut sehingga kerusakan pada TBS berkurang.

Lahan gambut memiliki sifat seperti bantal untuk tandan buah yang jatuh berbeda dengan tanah mineral yang mana ketika TBS jatuh ketanah maka akan menyebabkan kerusakan pada buah tersebut sehingga kadar minyak dari TBS menjadi berkurang.

Namun, tanah mineral dan tanah gambut memiliki pada kelebihan dan kekurangan pada tempat penanamannya.

Klasifikasi kematangan TBS kelapa sawit dilakukan dengan cara

tradisional oleh petani berdasarkan jumlah berondolan yang jatuh dan warna kulit atau eksocarp buah kelapa sawit. Klasifikasi kematangan secara tradisional ditentukan dengan brondolan yang jatuh pada sawit dimana tingkat kematangan mentah dengan fraksi 00 (sangat mentah),0 (mentah) dan 1 (kurang matang) jumlah brondolan yang jatuh sedikit bahkan tidak ada, untuk tingkat kematangan matang dengan fraksi 2 (matang 1) dan 3 (matang 3) dengan jumlah brondolan 25%-75% buah luarnya, dan untuk tingkat kematangan lewat matang dengan fraksi 4 (lewat matang 1) dan 5 (lewat matang 2) dengan jumblah brondolan yang jatuh 75%-100%

bahkan buah dalam juga ikut membrondol.(Hafiz et al., 2011).

Penetrometer adalah alat uji ukur kekerasan yang digunakan umumnya pada buah, digunakan penetrometer untuk mengetahui uji kekerasan pada buah dan juga kandungan minyak pada buah. Alat uji kekerasan ini juga dikalibrasi terlebih dahulu sebelum menggunakannya dengan cara menekan penetrometer pada benda yang sudah diketahui ukuran kekerasannya atau beban pada benda tersebut.

Pada Penelitian ini, identifikasi tandan buah segar kelapa sawit berdasarkan tanah tumbuh menggunakan penetrometer. Tandan buah segar yang berasal dari lahan mineral dan lahan gambut.

Perbedaan TBS yang dihasilkan dari tanah gambut dan tanah mineral menyebabkan spekulasi untuk kualitas TBS dari tanah gambut lebih rendah. Analisis kekerasan tandan buah segar kelapa sawit menggunakan penetrometer.

(4)

4 Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat kekerasan TBS kelapa sawit berdasarkan tanah tumbuh dengan tingkat kematangan yang berbeda.

METODE PENELITIAN

Analisa kekerasan TBS kelapa sawit menggunakan Penetrometer dilakukan setelah pengambilan data citra multispektral kelapa sawit dilakukan. Data kekerasan yang di ambil dari TBS kelapa sawit tanah tumbuh adalah 5 buah meliputi pangkal, ujung dan tengah.

Pengukuran kekerasan dilakukan dengan cara perlakuan yang sama yaitu menekan penetrometer pada bagian tengah untuk setiap buahnya yaitu pangkal, tengah dan ujung.

Setelah data didapatkan data di olah untuk mengetahui pola grafik yang dihasilkan oleh TBS kelapa sawit tanah tumbuh.

Kalibrasi pada alat penetrometer dilakukan dengan cara menekan alat pada suatu benda yang sudah diketahui kekerasannya. Alat uji penetrometer dimulai dengan nilai 0 kg/cm2 dan nilai maksimal pada penetrometer yang digunakan 12 kg/cm2. Penetrometer yang telah dikalibrasi lalu dicobakan pada buah kelapa sawit yang telah diambil buahnya pada titik tengah, pangkal dan ujung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Kekerasan

Hasil pengukuran menggunakan penetrometer untuk tingkat kekerasan TBS kelapa sawit ditunjukkan dengan Gambar 1 dan 2 dimana Grafik yang dihasilkan pada tingkat kekerasan TBS kelapa sawit

menunjukkan hasil yang baik.

Penetrometer menghasilkan nilai maksimum pada sawit dengan tingkat kematangan mentah, dan menghasilkan nilai minimum pada sawit dengan tingkat kematangan lewat matang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai tingkat kekerasan dipengaruhi oleh kematangan karena dipengaruhi juga oleh minyak pada sawit yang meningkat seiring proses kematangannya (Kusumiyati et al., 2018).

Gambar 1. Grafik nilai kekerasan kelapa sawit pada berbagai tingkat kematangan lahan mineral.

Gambar 2. Grafik nilai kekerasan kelapa sawit pada berbagai tingkat kematangan lahan gambut.

Grafik hasil dari pengukuran kekerasan TBS kelapa sawit berdasarkan tanah tumbuh untuk

(5)

5 setiap tingkat kematangan

menggunakan penetrometer dapat dilihat gambar 4. Hasil menunjukkan bahwa tandan buah segar kelapa sawit dapat berpengaruh oleh kematangan untuk setiap tingkat kekerasan buah kelapa sawit berdasarkan tanah tumbuh. Nilai yang didapatkan melalui pengukuran kekerasan lahan mineral mentah dengan nilai terbesar 13 kg/cm2 dan terkecil 10.5 kg/cm2, pada tingkat kematangan matang didapatkan nilai terbesar 10.5 kg/cm2 dan nilai terkecil 8.5 kg/cm2, untuk tingkat kematangan lewat matang menunjukkan nilai terbesar 9.5 kg/cm2 dan nilai terkecil 8.2 kg/cm2. Sedangkan untuk lahan gambut Pengukuran pada kelapa sawit lahan mineral mentah dengan nilai terbesar 11.5 kg/cm2 dan nilai terkecil 9.6 kg/cm2, pada tingkat kematangan matang didapatkan nilai terbesar 9.7 kg/cm2 dan nilai terkecil 7.9 kg/cm2, untuk tingkat kematangan lewat matang menunjukkan nilai terbesar 6.8 kg/cm2 dan nilai terkecil 4.4 kg/cm2. Lingkungan tumbuh juga berpengaruh pada buah kelapa sawit inilah yang menyebabkan lahan gambut memiliki kekerasan lebih rendah dibanding lahan mineral dan nilai kekerasan yang didapatkan semakin kecil selama proses peningkatan kematangan buah kelapa sawit. Disimpulkan bahwa ini di sebabkan pada kandungan minyak sawit yang meningkat selama proses kematangannya (Paschalidis et al.

2019).

KESIMPULAN

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengujian tingkat kekerasan kelapa sawit dengan tingkat kematangan berdasarkan tanah tumbuh menggunakan penetrometer mendapatkan hasil yang sangat bagus dimana menunjukkan hasil yang berbeda semakin matang maka akan semakin lunak buah dari TBS kelapa sawit berdasarkan tanah mineral maupun tanah gambut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai tingkat kekerasan dipengaruhi oleh kematangan karena dipengaruhi juga oleh minyak pada sawit yang meningkat seiring proses kematangannya.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Minarni, M.Sc yang telah meluangkan waktu dan bimbingannya kepada penulis untuk melalui penelitian ini dan teman-teman yang telah ikut serta membantu dalam proses penelitian ini hingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Aboras, M., Amasha, H., &

Ibraheem, I. (2015). Early Detection of Melanoma Using Multispectal Imaging and Artifical Intelegence Techniques. American Journal of Biomedical and Life Sciences, 29-33

(6)

6

Achar, D., G. Daniel, M. G. Awati, et al. 2011. Study of Genetic Variability of Root and Other Associated Physiological Traits In Coffea Canephora.

Journal of Coffee Research, 39(1/2): 33-54

Hafiz, M., Hazir, M., A dan Amirudin, M.D. 2011.

Determination of Oil Palm Fresh Fruit Brunch Ripness- Base on Flavonoid Konten and Antocyanin Content.

Evesier Industrial Crops and Product. 36: 466-475

Kusumiyati., Farida., W.Sutari., J.S.Hamdani., & S.Mubarok.

2018. Pengaruh waktu simpan terhadap nilai total padatan terlarut,kekerasan dan susut bobot buah mangga arumanis. Jurnal Kultivasi Vol. 17 (3).

Paschalidis, K.; Tsaniklidis, G.;

Wang, B.-Q.; Deli, C.; Trans, E.; Loulakakis, K.; Makky, M.; Sarris, PF; Ververidis, F.;

Liu, J.H. 2019. Interaksi antara Poliamina dan Nitrogen dalam Respons Stres Tanaman. 8, 315.

Referensi

Dokumen terkait

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun Instrumen Penentu Kematangan Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa

tanaman kelapa sawit selain ditentukan oleh jenis tanah dan vegetasi yang tumbuh. di atas tanah sebagai pesaing mendapatkan unsur hara juga umur

Adapun judul skripsi ini adalah “ Analisis Simulasi Dampak Pungutan Dana Pengelolaan Kelapa Sawit (CPO Supporting Fund) Terhadap Harga Tandan Buah Segar (TBS) di Tingkat

Kondisi pertanaman kelapa sawit di SBHE dengan tingkat heterogenitas umur tanam yang tinggi menyebabkan beberapa faktor penentu produksi tidak memberikan pengaruh

Hasil Hasil dari perancangan alat sortir kematangan buah kelapa sawit yg dilakukan oleh peneliti diterapkan dalam bentuk Prototype dan simulasi, dimana alat akan bekerja apabila buah

Grafik hubungan tingkat kematangan dengan tegangan untuk setiap frekuensi modulasi Gambar 5 menunjukkan untuk setiap tingkat kematangan laser CW memiliki nilai tegangan tinggi dan

ANOTASI CITRA MULTISPEKTRAL UNTUK PEMBANGUNAN DATASET MODEL DETEKSI OBJEK PADA KEMATANGAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT REPOSITORY OLEH: IHSAN OKTA HARMAILIL NIM.. 1903110071

Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian aplikasi dengan tingkat akurasi secara keseluruhan sebesar 76,66% maka dapat ditarik kesimpulan bahwa identifikasi kematangan buah pinang dengan