• Tidak ada hasil yang ditemukan

 IGR pada hakekatnya mengganggu aktivitas normal sistem endokrin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan " IGR pada hakekatnya mengganggu aktivitas normal sistem endokrin "

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

INSEKTISIDA KELOMPOK IGR

(Insect Growth Regulator)

(2)

INSEKTISIDA IGR

 Merupakan Insektisida yang bekerja dengan cara mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serangga baik secara langsung maupun tidak langsung.

 IGR pada hakekatnya mengganggu aktivitas normal sistem endokrin

serangga. Pengaruh IGR tersebut dapat terjadi pada waktu perkembangan

embrionik, perkembangan larva atau nimfa, metamorfosis, proses reproduksi,

ataupun perilaku diapause.

(3)

Insektisida gol. IGR :

1. Ekdison (hormon penggantian kulit), Agonis ekdison merupakan IGR yang paling baru tetapi sudah cukup tersedia di pasar. Contoh IGR ini adalah tebufenozoid, metoxyfenozoid, dan halofenozoid.

2. Hormon juvenil (JH), Hormon juvenil yang sekarang telah dipasarkan dan digunakan untuk pengendalian serangga di Amerika Serikat adalah metoprin, kinoprin, hidroprin, danvenoksikarb,

3. Mimik atau tiruan hormon juvenil, 4. Analog hormon juvenil (JHA),

5. Antihormon juvenile

6. Insektisida penghambat khitin, sedangkan insektisida penghambat sintesis khitin adalah diflubenzuron, bensoil finil ureas, teflubenzuran, triflumuron, klorfluazuron dan buprofezin (Pengendalian hama wereng sejak 1986)

Sampai tahun 2002 ini sebagian insektisida IGR tersebut telah terdaftar di Indonesia seperti tebufenozide, methoxyfenozide (Lepidoptera), dan halofenozide (Coleoptera)

(4)

 cara kerja IGR adalah dengan mempengaruhi sistem hormonal serangga yang khas.

 IGR memiliki sifat selektivitas fisiologi yang tinggi terhadap serangga sasaran sehingga sangat sesuai dengan prinsip-prinsip PHT.

*contoh; diflubenzuron sangat efektif terutama untuk Lepidoptera dan Diptera,

*buprofezin, efektif terhadap wereng daun dan wereng batang serta serangga- serangga Homoptera lainnya.

 IGR bekerja lebih lambat dibanding insektisida konvensional, serangga akan mati

beberapa hari setelah diperlakukan dengan IGR sehingga tekanan seleksi terhadap

serangga hama juga lemah dan timbulnya sifat resistensi dari serangga hama dapat

dihambat.

(5)

Mekanisme kerja IGR:

Mengganggu pembentukan kitin pada serangga Akibat: Serangga mati pada saat ganti kulit

Contoh: Dimilin (diflubenzuron)

Mengganggu proses metamorphosis dengan sistem ekdison mimics Akibat: Serangga dewasa lebih cepat atau muda lebih lama

Mengganggu proses metamorfosis, salah satu yang mengontrol proses metamorphosis adalah hormone juvenile. Biasanya pestisida akan menggangu sistem ini dengan cara meniru hormone juvenile (mimics) sehingga mencegah terjadinya metamorphosis.

Contohnya: Pyriproxyfen (7C)

(6)

Menghambat sintesis lipid/ lemak sehingga menyebabkan kematian serangga.

contohnya: turunan asam tetronik yang merupakan bahan aktif Spiromesifen

Menghambat makan (aktivitas makan biasanya di kontrol oleh syaraf pusat), akibatnya serangga mati karena kelaparan.

Contoh:Pymetrozine

Mereduksi aktivitas enzim-enzim tertentu sehingga mengganggu aktivitas/metabolisme serangga.

contoh: mimosin dari Mimosa pudica

Dll

(7)

Racun pernafasan

 Menghambat fosforilasi oksidatif sehingga menghambat pembentukan ATP. Contohnya Diafenthiuron yang menghambat respirasi mitokondria (ditingkat sel). Mengakibatkan serangga kehilangan energi aktif (efek tidak langsung)

Contoh: MAGTOXIN 60 T*

◦ Magnesium fosfida : 60 % Fumigasi racun pernafasan berbentuk tablet. Melindungi beras di penyimpanan dari :Sitophilus oryzae & Tribolium castaneum

◦ Aplikasi: Fumigasi,

◦ Praletrin : 0,075 % Pestisida rumah tangga racun kontak dan pernafasan berbentuk padatan lingkar.Untuk mengendalikan nyamuk Culex sp. Di dalam ruangan.

◦ Aplikasi: Pembakaran

(8)

Racun Perut

Mekanisme kerja:

◦ Merusak saluran pencernaan, menyebabkan lisis (contoh:

BT, Beauveria basiana dll)

◦ Merusak sel-sel yang mensekresi enzim-enzim pencernaan

(contoh: rocaglamida dari Aglaia odorata)

(9)

Pergerakan setelah diaplikasikan:

A. Sistemik

insektisida diserap oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar, batang dan daun, selanjutnya insektisida mengikuti gerakan cairan tanaman dan ditransportasikan kebagian lain tanaman baik keatas dan kebawah maupun ke titik tumbuh.

B. Nonsistemik

setelah diaplikasikan ke tanaman tdk diserap oleh jaringan tanaman,tetapi hanya menempel dibagian luar tanaman.

C.Sistemik lokal

kelompok insektisida yang dpt diserap oleh jaringan tanaman terutama daun tetapi tdk ditransportasikan kebagian tanaman lainnya

(10)

METODE APLIKASI PESTISIDA

(11)

1. Penyemprotan (spraying)

Paling banyak digunakan petani (75%)

Penyemprotan di darat, dan udara

Menggunakan alat semprot

Formula yg digunakan, WP, EC, SP, WSC, FW dan WDG

(12)

2. Pengasapan (fogging)

Penyemprotan dg volume ultra rendah.

Penyemprotan dg cara mencampurkan minyak dg pestisida kemudian dipanaskan shg menjadi semacam kabut asap yg sangat halus.

Digunakan utk mengendalikan hama gudang dan pengendalian nyamuk demam berdarah dan malaria.

(13)

3. Penghembusan (Dusting)

Utk pestisida formulasi tepung hembus (d/dust) dengan menggunakan alat penghembus (duster).

(14)

4. Penaburan (broadcasting)

 Penaburan bentuk formulasi G/butiran

 Dapat dilakukan dg tangan atau alat penabur

 Pestisida akan diserap akar tanaman dan di transportasikan keseluruh tanaman (sistemik)

 Kadar bahan aktif nya 2-10%

(15)

5. Perawatan benih (seed dressing)

cara aplikasi pestisida utk melindungi benih sebelum ditanam agar kecambah dan tanaman muda tdk terserang oleh hama dan penyakit

Bentuk formulasi yg digunakan adalah SD dan ST

Pencampuran benih bisa kering atau basah.

Seedcoating (benih yg akan disimpan/perdagangkan)

(16)

6. Pencelupan (dipping)

 Untuk melindungi bibit,cangkok, stek dr hama dan penyakit yg mungkin terbawa oleh bahan

tanaman tersebut.

 Dilakukan dg cara mencelupkan bahan tanaman tersebut ke dalam larutan

pestisida sebelum ditanam

(17)

7. Fumigasi (fumigation)

 Adalah aplikasi fungisida fumigan, baik berbentuk padat maupun bentuk cair dan gas dlm ruangan tertutup.

 Digunakan utk melindungi hasil panen di tpt penyimpanan

 Fumigan dimasukkan kedalam ruang tertutup, selanjutnya fumigan akan membentuk gas

beracun utk membunuh OPT yg ada dlm gudang

(18)

8. Injeksi (injection)

 Penggunaan pestisida dg cara memasukkan kedalam batang tanaman, baik dg menggunakan

injeksi maupun dg cara membor batang tanaman tsb.

 Pestisida yg diinjeksikan diharapkan tersebar keseluruh bagian tanaman melalui cairan tanaman shg OPT akan dpt dikendalikan.

 Juga digunakan utk sterilisasi tanah

(19)

9. Penyiraman (drenching)

Dg cara dituangkan disekitar perakaran tanaman utk mengendalikan hama atau penyakit yg ada di daerah perakaran.

 Juga penyiraman pada sarang semut

(20)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Call for Papers Invitation to contribute to BioMolecular Concepts Newly launched in 2010, the journal BioMolecular Concepts provides its readers with expert summaries and up-to-date

Biomolecular concepts eXecutiVe eDitor-in-cHieF Pierre Jolles, Paris, France eDitor-in-cHieF Isabelle Mansuy, Zurich, Switzerland eDitorial BoarD Jesús Avila, Madrid, Spain Valentina