• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA - Tanah

N/A
N/A
rib

Academic year: 2023

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA - Tanah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengenalan dan Pengambilan Sampel Tanah

Tanah sangat penting bagi manusia sebagai sumber penghidupan, sehingga muncullah istilah Soil Science Soil atau ilmu tanah yang berhubungan dengan tanah sebagai sumber penghidupan pada permukaan yang mencakup pembentukan tanah pada bumi. Tersusun dari bahan mineral dan bahan, tanah sangat mendukung kehidupan tanaman untuk mendapatkan zat hara dan air. Selain itu juga sebagai tempat hidup berbagai organisme di muka bumi serta tempat berpijak makhluk hidup yang ada di darat (Hardjowigeno, 2005).

Tanah adalah hasil evolusi dan mempunyai susunan teratur yang unik yang terdiri dari lapisan-lapisan atau horizon horizon yang berkembang secara genetik.

Proses perkembangan horizon atau pembentukan tanah dapat dilihat sebagai pengurangan, perubahan dan translokasi. kimiawi sebagai gudang dan penyupai nutrisi dan zat-zat aditif yang menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomassa dan produksi tanaman pangan, obat-obatan dan industri perkebunan serta kehutanan. Tanah memiliki komponen sifat kompleks terdiri dari komponen padat yang berinteraksi dengan cairan dan udara yang di mana harus dalam kondisi seimbang ( Winarso, 2005).

Tanah memiliki sifat-sifat yang khas dan merupakan hasil kerja faktor- faktor pembentuk tanah. Akibatnya Setiap jenis tanah akan menampakkan profilnya yang berbeda. Ciri-ciri morfologi tanah sangat berguna untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat kesuburannya. Tanah memiliki sifat-sifat Yang berbeda pada setiap jenisnya dan daerah karena adanya tanah yang perbedaan faktor yang mempengaruhi dalam proses pembentukan tanah, contoh iklim yang berbeda. Bahkan lapisan dalamnya, tanah memiliki perbedaan struktur (Sukarman, 2014).

Tanah pada umumnya pengamatan lapisan-lapisan pembentukan tanah ditekankan pada ketebalan solum tanah (medium bagi pertumbuhan tanaman) yang diukur ketebalannya itu dimulai dari lapisan batu-batuan sampai permukaan tanah. Lapisan atau lapisan atas tanah disebut topsoil dan lapisan bawah tanah disebut subsoil. Lapisan atas tanah yang ketebalan serumnya sekitar 20 sampai 30

(2)

cm merupakan tanah yang lebih subur dikarenakan banyak mengandung bahan organik (Ulfiyah dan Idham, 2017).

2.2 Tekstur, Warna dan Konsistensi Tanah

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tanaman seperti media tumbuh akar, memenuhi cadangan makanan berupa ion-ion organik dan anorganik, diperlukan untuk mengetahui sifat fisik tanah yaitu warna, tekstur, struktur dan konsistensi tanah. Sifat fisik tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar di dalam tanah, resensi air, drainase dan nutrisi tanaman. Selain itu juga mempengaruhi sifat biologis dan kimia tanah (Muklis, 2007).

Tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian padat yang tidak terikat antara yang satu dengan yang lainnya (diantaranya mungkin material organik) dan rongga-rongga diantara bagian tersebut diisi dengan air dan udara. Tanah dapat juga dapat diartikan sebagai akumulasi mineral atau lemah ikatan terbentuk karena pelapukan dari batuan. Selain itu dapat didefinisikan sebagai mineral yang terdiri dari agregat mineral-mineral padat yang tidak tersedimentasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik telah melapuk, (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel- partikel padat tersebut (Abdul, 2020).

. Tekstur mencerminkan ukuran partikel dari sisi fraksi tanah. Sedangkan struktur tanah merupakan kemampuan bentuk atau susunan partikel-partikel primer tanah sehingga sekunder yang membentuk agregat. Konsistensi tanah adalah ketahanan tanah terhadap tekanan gaya-gaya dari luar yang bekerja pada tanah selaras dengan tingkat kejenuhan lainnya. Sifat fisik tanah mempunyai kemampuan untuk menjadi lebih keras dan menyanggah drainase, kapasitas penyimpanan air dan untuk memudahkan ditembus air (Ahmad, 2019).

Warna merupakan salah saku sifat tanah yang lebih banyak digunakan untuk pendeskrripsian karakter tanah karena tidak mempunyai efek langsung terhadap tanaman tetapi secara tidak langsung berpengaruh lewat dampaknya terhadap temperatur dan kelembapan tanah. Wana tanah dapat meliputi putih merah, collab Kelabu, kuning dan hitam, kebiruan atau kehijauan. Kebanyakan

(3)

tanah tidak murni warna nya, namun campuran kelabu, cokelat dan bercak.

Bahkan kerep kali 2-3 warna terjadi dalam bentuk spot-spot disebut karatan.

Warna tanah adalah gabungan berbagai komponen penyusun tanah, dan berhubungan langsung dingan total campuran worna (Ahmad, 2019).

2.3 Penetapan Permeabilitas dalam Keadaan Jenuh

Permeabilitas dapat diartikan sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan dan penetrasi akar tanaman atau lawat melalui suatu tanah massa atau lapisan tanah. Permeabilitas timbul karena adanya polri kapiler yang sedang berhubungan dan berkesinambungan. Secara kuantitatif permeabilitas dapat dinyatakan sebagai kecepatan bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam tanah (Winarso 2005).

Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan meloloskan air. Tanah dengan permeabilitas tinggi depat menaikkan laju infiltrasi, sehingga menurunkan laju air harian larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas di definisikan secara kualitatif sebagai pengurangan gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman akan lewat. Selain itu, permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidrolit tanah. Hantaran hidrolik tanah timbul karena adanya pori kapiler yang saking berhubungan dan berkesambungan antara yang satu dengan yang lainnya (Nabilussalam, 2011 dalam kutipan Karyati, 2010).

. Pori kecil dengan hubungan antara pori yang seragam akan mempunyai permeabilitas yang lebih rendah. Sebab air akan mengalir melalui tanah lebih lambat. Kemungkinan tanah yang yang berpori-pori besar, permeabilitasnya nol, yaitu pori-pori tanah sangat kecil dan jika terisolasi Sesamanya (Natanael dan Jafri, 2017).

Tanah lempung adalah tanah yang permeabilitas rendah. Karena begitu kecilnya sehingga disebut bawah tanah lempung adalah tanah yang tidak lolos air.

Permeabilitas suatu masa tanah penting untuk mengevaluasi rembesan, mengevaluasi gaya angkat atau gaya rembesan menyediakan kontrol terhadap rembesan dan mengenali laju penurunan (Natanael dan Jafri, 2017).

2.4

Penetapan Kadar Air, Bulk Density dan Total Ruang Pori

(4)

Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi. Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah. Kondisi tanah akan menentukan jumlah air. Analisa tanah membantu dalam mempermudah pengolahan tanah (Hanafiah, 2010).

Kadar air tanah (KA) adalah konsentrasi air dalam Tanah biasanya dinyatakan dengan berat kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada didaIam tanah sesudah kelebihan air gravitasi ngalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air pada kitik layu permanen adalah di nyatakan dengan persentase berak kering. (Sutanto), 2005),

Menurut Aartje (2017) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah Adalah tekstur tanah, iklim, topografi, adanya gaya kohesi dan adhesi serta gravitasi, pengaruh hubungan tegangan dan kelembapan pada sejumlah tanah dapat Tersedia dalem tanah.

Berat volume atau Bulk Density (BD) adalah bobot massa tanah kondisi lapangan yang keringovenkan persatuan volume. Nilai kerapatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kebesaran partikel -partikel tanah, makin kasar atau makin berat (Hanafiah, 2010).

Nilai bobot isi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengolahan tanah, bahan organik, tekstur, struktur dan kandungan air tanah . Bulk density menyatakan tingkat kepadatan tanah yaitu berat kering suatu volume keadaan utuh biasanya dinyatakan dalam g/cm2. Perkembangan struktur yang paling besar pada tanah - tanah permukaan dengan tektur halus menyebabkan kerapatan massanya lebih rendah dibandingkan tanah berpasir (Foth, 1988).

2.5 Penetapan pH

Tanah merupakan bagian dari permukaan bumi yang digunakan untuk berbagai. Ph dalam tanah sangat penting untuk tanaman. Selain itu untuk menentukan mudah atau tidaknya unsur-unsur hara diterapkan tanaman. Hal ini akan menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur hara pada tanah-tanah masam yang pada umumnya dijumpai pada tanah di daerah beriklim. Dalam tanah tersebut, konsentrasi ion H plus melebihi konsentrasi oh-. Akibatnya reaksi tanah

(5)

basah dengan tanahnya hanya mengandung sedikit Al fe dan mn yang terlarut (Muklis, 2007).

Reaksi tanah adalah suatu istilah yang clipakai untuk menyatakan reaksi asam basa dalam tanah, dalam hal ini dinyatakan sebagai pH tanah. pH adalah ukuran aktifitas ion hidrogen. pH atau derajat krasomaen digunakan untuk menyatakan tingkat ke asam atau basa yang dimilki oleh suatu zat, larutan atau benda. Istilah PH berasal dari p yang merupakan lambang negatif algoritma dan I untuk hidrogen H singkat nya, pH adalah negatif algoritma dari aktivitas hidrogen

Pada tanah asam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH- sehingga pada tanah alkalis kandunhan OH- lebih banyak daripada OH+. Bila kandungan H+

sama dengan OH+ maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai PH=7 (Hardjowigano, 2007).

Kemasaman akkıf disebabkan oleh adanya ion bebas di dalam larutan tanah. Dapat juga artikan, pH yang mekmenunjukkanen Konsentrasi Ht+ didalam tanah sesuai dengan kondisi alam sebenarnya atau kondisi di lapangan (senyawa pengekstraknya menggunakan air deion (H20) ( Sugeng, 2013).

Kemasaman cadangan (potensial) adalah pH.yang menunjukken nilai pH tanah setelah H+ dalam tanah didesak keluar dan digantikan oleh kation K+

(senyawa pengekstraknya menggunakan kalium klorida (KCI)}. Dapat diartikan sebagai oleh adanya ion-ion H+ dan AL 3+ yang teradsorpsi pada permukaan kompleks adsorpsi (Foth, 1999).

pH tanah dapat mempengaruhi ketersediaan hara tanah dan dapat menjadi faktor yang bisa berhubungan kualitas tanah. Dapat menentukan aktivitas atau dominasi mikroorganisme tanah (Sudaryono, 2009).

2.6 Penetapan C-Organik

Tanah merupakan produk transformasi mineral dan bahan organik yong terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhu oleh faktor genetis dan lingkungan. yaitu bahan induk, iklim, organisme hidup (makro don mikro), topografi dan waktu yang berjalaan selama kurun waktu yang sangat panjang yang dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya (Winarso, 2005).

(6)

Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposis ; baik berupa humus, hasil humifikasi maupun Senyawa anorganik hasil mineralisasi dan mikrobia heterotrofik dan autotrotof yang terlibat berada didalamnya ( Nabilussalam, 2011).

Kadar C-organik tanah cukup bervariasi. ditanah mineral biasanya mengandung -organik antara 1 hingga 9%. Sedangkan tanah gambut dan lapisan organik. Tanah hutan dapat mengandung 40 sampai 50% C-organik dan biasanya

< 1% ditanah gurun pasir ( Yuwono, 2007).

Rendahnya kandungan organik tanah disebabkan oleh ketidakseimbangan antara peran bahan organik dan hilangnya bahan organik dari tanah melalui proses oksidasi bbiologs tanah. Erosi tanah lapisan atas yang kaya akan bahan organik juga berperan dalam berkurangnya kandungan bahan organik tanah tersebut (Winarso, 2005)

Kandungan bahan organik dipengaruhi arus akumulasi bahan asli dan arus dek komposisi dan bumi aplikasi yang sangat tergantung kondisi (lingkungan atau vegetasi iklim batuan timbunan dan penyakit pertanian). Arus dekomposisi jauh lebih penting daripada jumlah bahan organik yang ditambahkan . pengukuran bahan organik tanah dengan metode walking black ditutup berdasarkan kandungan organik ( Foth, 1994).

2.7 Penetapan Al-dd dan H-dd

Aldd adalah kadar aluminium dalam tanah Al yang dapat dipertukarkan (Aldd) yang pada umumnya terdapat dalam tanah-tanah yang bersifat masam dengan lebih kecil PH 5,0. Aluminium sangat aktif karena berbentuk Al3+, monomer yang sangat merugikan dengan meracuni tanaman atau meningkatkan.

Oleh karena itu, untuk mengukur sejauh mana kejenuhan tinggi aluminium dilakukan ketetapan. Semakin tinggi kejenuhan aluminium, semakin besar bahaya meracuni terhadap tanaman ( Foth, 1995).

Hdd adalah kadar hidrogen yang terkandung di dalam tanah . kemasaman tanah mempunyai dua komponen yaitu 1)H aktif yang terdapat di dalam larutan

(7)

tanah (potensial) dan 2) hai yang dapat dipertukarkan atau disebut kesamaan cadangan. kedua bentuk tersebut cenderung membentuk keseimbangan sehingga

Kejenuhan H memiliki Kejenuhan sama dengan kejenuhan AL yaitu kejenuhan H=tingkat kejenuhan hidrogen di dalam tanah disebabkan ion H yang terserap pada permukaan koloid yang merupakan penyebab kemasaman. Hal ini akan menyebabkan pH turun drastis (Hardiyatmo, 2002). pH KCL dapat menunjukkan Al tukar jika pH KCL lebih kecil dari 5,5 maka jumlah Al nyata di larutan (Muklis, 2007).

Pengapuran tanah adalah upaya untuk mempertahankan kestabilan tanah dalam hal PH tanah dan air sekaligus memberantas hama dan penyakit. dolomit adalah kapur karbonat yang dimanfaatkan untuk mengapuri lahan bertanah masam kalsit bahan bakunya lebih banyak mengandung karbonat magnesiumnya sedikit (caco3) endolomit banyak dan dolomit banyak mengandung kalsium karbonat dan magnesium karbonat (CaMg(Co3)2) (Bowless, 1991).

Pengapuran pertanian merupakan penetralan tanah asam menjadi basah sehingga produksi tetap melimpah. Pengapuran merupakan pemberian kapur ke dalam tanah yang bertujuan menetralkan kemasan tanah dan meningkatkan atau menurunkan ketersediaan unsur-unsur hara bagi tanaman dalam hal pertumbuhannya (Sukra, 1986).

2.8

Penetapan Infiltrasi

Infiltrasi adalah proses merembesnya air ke dalam tanah. Tingkat infiltrasi dipengaruhi oleh permeabilitas tutupan vegetasi volume air intensitas curah hujan tingkat saturasi topografi tanah serta tingkat evapotranspirasi. Air yang dapat diserap banyak sampai lapisan tanah atas dan sebagian diuapkan atau menguap.

Sedangkan air yang mampu masuk ke bagian tanah lebih dalam akan tertampung ke ekuifer dan di bawah aliran bawah permukaan (Dariah, 2009). Infiltrasi diatur oleh dua kekuatan yaitu gravitasi dan kapiler. Pori-pori yang lebih kecil dalam tanah akan memberikan perlawanan yang lebih besar terhadap gravitasi karena pori-pori tersebut akan menarik air melalui aliran bawah permukaan dan kapilernya (Arifin, 2001).

(8)

Kecepatan terserapnya air oleh akar dan tanah diukur dengan nilai perincinya per jam atau per mm per jam. Jika volume di permukaan melebihi laju infiltrasi maka akan terjadi limpahan air. Hal ini terkait dengan konduktivitas hidrolik jenuh pada tanah yang dekat dengan permukaan (ritawati dan gunadi, 2012).

Laju infiltrasi merupakan aliran fluk atau disebut juga kecepatan infiltrasi.

Pada saat intensitas cahaya turun hujan atau indrigasi melebihi laju infiltrasi, laju infiltrasinya mencapai maksimum yang biasa disebut kapasitas infiltrasi. Laju infiltrasi atau infiltrabilitas menyatakan fluk dimana profil tanah menyerap air melalui permukaan butir tanah dan sengaja menjaga agar tetap hubungan tersebut

Infiltrasi di lapangan selain membutuhkan waktu tenaga dan biaya yang tidak sedikit juga terkadang selalu memberatkan untuk melakukan hal itu. Oleh karena itu diperlukan transformasi data empiris di lapangan menjadi suatu pendekatan model yang tepat (Hidayah dan Suharto, 2005).

Di atas permukaan kapasitas lapang berkorelasi dengan bergerak lambat melalui pori-pori berukuran 10-50 mikrometer dan pengatus terjadi dengan cepat melalui pori-pori berukuran <50 makrometer (Sutanto, 2005). Tanah dengan pori- pori jenuh air mempunyai kapasitas lebih kecil dengan dibandingkan tanah dalam keadaan (Hanafiah, 2005).

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Aartje, T. 2017. Makna Konsinyasi Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum.

Raih Asa Sukses. Jakarta...

Abdul, K, S. 2020. Ilmu Tanah Fundamental. Global Madani Press. Bandar Lampung...

Ahmad, C. 2019. Aplikasi E-Soil Chart untuk mengidentifikasi warna tanah Bowless, J. 1991. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah).

Erlangga, Jakarta...

Foth,H,D. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Gajah Mada University Press, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia...

Hanafiah, K.A. 2010. Dasar Dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta...

Hardjowigeno, S. 2005. Tanah Sawah Karakteristik, Kondisi dan Permasalahan Tanah Sawah di Indonesia. Bayumedia Publishing. Malang...

Karyati. 2018. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Mulawarman University Press, Samarinda...

Mukhlis. 2007. Analisis Tanah Dan Tanaman. USU press, Medan. 155 Hal...

Mulyono, A. 2019 Permeabilitas tanah berbagai tipe penggunaan lahan di tanah aluvial pesisir DAS Indramayu. Jurnal Ilmu Lingkungan. 17(6).

Nabilussalam. 2011. C-organik dan Pengapuran. Pesantren Luhur Malang:

Malang.

Natanael, S dan Muhammad, Jafri. 2017. Studi perbandingan uji pemadatan standar dan uji pemadatan moditifidied terhadap nilai koefisien permeabilitas tanah di lempung pasir. Jurnal Teknik Lingkungan.

4(3)...

Sukarman dan Ai Dariah. 2014. Tanah Andosol di Indonesia, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian Badan

(10)

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. Bogor. 139 hal...

Sutanto, R. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Konsep dan Kenyataan. Kanisius, Yogyakarta...

Ulfiyah, R dan Idham, Z. 2017. Sifat fisik tanah mineral dan gambut di areal kelapa sawit perkebunan di kabupaten Morowali Utara. Jurnal Ilmu Pertanian. 5(6)...

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah, Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. Gava Media. Yogyakarta. \...

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: • Untuk melakukan pendugaan kandungan bahan organik tanah dengan menggunakan citra

Warna tanah dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu kandungan bahan organik, kadar air dan kondisi drainase tanah baik jenuh maupun tidak jenuh, oksida besi dan mineral tanah seperti