• Tidak ada hasil yang ditemukan

ilmu tilik ternak - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "ilmu tilik ternak - Spada UNS"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU TILIK TERNAK

(2)

Adalah sikap atau perangai dan tingkah laku alami

seekor ternak, sekaligus menyangkut juga kemungkinan ada tidaknya penyakit atau cacat tubuh yang terdapat pada seekor ternak

TEMPERAMENT TERNAK

(3)

Terdapat beberapa perbedaan temperament pada beberapa bangsa/breed ternak yang berbeda, misal : - Temperament sapi bangsa Inggris (British Breed) akan

berbeda dengan sapi bangsa India (Indian Breed)

TEMPERAMENT TERNAK

(4)

Perbedaan temperament akan menyebabkan perbedaan pula di dalam pengelolaan ternak-ternak tersebut

supaya ternak mampu memberikan produksi secara maksimal

Ayam-ayam import atau Ras akan berbeda apabila dibandingkan dengan temperamentnya ayam

kampung/bukan ras (Buras), sehingga manajemen

penanganan harus dibedakan agar dapat memberikan produksi yang maksimal

TEMPERAMENT TERNAK

(5)

Pengelolaan/manajemen terhadap ternak-ternak yang dipelihara tidak boleh memberikan tingkah laku atau temperament ternaknya

Ternak akan mampu memberikan produksi secara

maksimal apabila ternak merasa diperlakukan secara alami/lestari sesuai di alam bebasnya

TEMPERAMENT TERNAK

(6)

Tingkat kemurnian bangsa ternak akan dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam menduga kemampuan berproduksi ternak

Pada sekelompok ternak yang tergolong bangsa murni (pure breed) akan mampu berproduksi secara maksimal apabila dikelola secara memadai, sedang untuk

kelompok ternak yang tingkat kemurnian bangsanya

rendah (sering disebut bangsa peranakan/turunan) akan berproduksi lebih rendah apabila dibandingkan dengan kelompok ternak yang tergolong bangsa murni (pure breed)

TINGKAT KEMURNIAN BANGSA

(7)

Tingkat kemurnian bangsa akan dapat dipergunakan untuk melakukan pendugaan mengenai kemampuan ternak tersebut untuk berproduksi secara maksimal

Akan tetapi perbedaan kemampuan untuk berproduksi antara ternak tergolong bangsa murni, bangsa silangan, serta bangsa lokal

Perkecualian pada kasus heterosis, dimana produksi ternak silangan justru lebih tinggi daripada ternak bangsa murninya

TINGKAT KEMURNIAN BANGSA

(8)

BANGSA TERNAK

POTONG

(9)

Sistematika Ternak Sapi

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Ordo : Artiodactyla

Sub ordo : Ruminansia

Famili : Bovidae

Genus : Bos

Spesies : 1. Bos Taurus, golongan sapi-sapi eropa

2. Bos Indicus, golongan sapi-sapi berpunuk 3. Bos Sondaicus, golongan banteng

(10)

Bangsa-bangsa Sapi Potong Import

a. Bangsa Sapi Inggris (British Breed) - Sapi Hereford

- Sapi Shorthorn

- Sapi Aberdeen Angus Sifat-sifat umum :

- Tergolong pandai merumput

- Postur tubuh tergolong sedang

- Pubertas (dewasa kelamin) : cepat

- % karkas : sedang s/d tinggi

- Kemampuan mengasuh anak : sedang (mothering ability)

- Pandai untuk bekerja

- Resistensi terhadap penyakit : rendah

- Rata-rata pertambahan berat : tinggi

(11)

Bangsa-bangsa Sapi Potong Import

a. Bangsa Sapi Eropa (European Breed) - Sapi Simmental

- Sapi Charolais - Sapi Limousine Sifat-sifat umum :

- Tergolong pandai merumput

- Postur tubuh tergolong besar

- Pubertas (dewasa kelamin) : cepat

- % karkas : sedang/tinggi

- Kemampuan mengasuh anak : sedang (mothering ability)

- Pandai untuk bekerja

- Resistensi terhadap penyakit : rendah

- Rata-rata pertambahan berat : tinggi

(12)

Bangsa-bangsa Sapi Potong Import

a. Bangsa Sapi India (Indian Breed) - Sapi Ongole

- Sapi Kankrey - Sapi Sahiwal Sifat-sifat umum :

- Tergolong pandai merumput

- Postur tubuh tergolong sedang

- Pubertas (dewasa kelamin) : lambat

- % karkas : sedang

- Kemampuan mengasuh anak : rendah s/d sedang (mothering ability)

- Pandai untuk bekerja

- Resistensi terhadap penyakit : sedang s/d tinggi

- Rata-rata pertambahan berat : rendah

(13)

KLASIFIKASI TERNAK POTONG

Ruminansia (polygastric) → Herbivora - Ternak besar : Sapi, Kerbau

- Ternak kecil : Kambing, Domba

Non-Ruminansia (monogastric) - Herbivora : Kuda, Kelinci

- Non-Herbivora : Babi

- Pseudo ruminasi : Kelinci - Non ruminasi : Kuda, Babi

(14)

BANGSA SAPI

Sapi lokal : Bali, Madura, PO, SO, PFH, SimPO Sapi impor : Brahman, Brahman Cross atau ACC

(Australian Commercial Cross)

Keterangan : PO : Peranakan Ongole, SO : Sumba Ongole, PFH : Peranakan Friesian Holstein

(15)

SAPI BALI

Termasuk Bos condaicus → “sapi perintis”

Tersebar di prop Sulsel, NTT, Bali

Sapi asli Indonesia

Warna bulu penutup : pada betina merah bata atau kuning tua; pada jantan, merah bata saat muda, berwarna hitam saat dewasa

Tingkat reproduksinya paling baik

Peka / rentan thdp penyakit jembrana / ramadewa dan ingusan (Malignant Cattharal Fever = MCF atau Coryza gangraenosa bovis) ditularkan melalui domba (carrier)

Hasil persilangan dengan bangsa lain → tidak rentan thdp penyakit khusus tersebut; misal: Simbal

(Simmental x Bali), Herbal (Hereford x Bali), Limbal (Limousin x Bali)

(16)

SAPI MADURA

Sapi asli Indonesia → dilestarikan

Pulau Bali, Timor, Sulsel → pembibitan sapi Bali

Pulau Madura → wilayah Pembibitan sapi Madura

Pulau sumba → wilayah Pembibitan sapi SO

Fungsi sapi Madura: dikembangkan, ternak kerja, hiburan, budaya dan olah raga (mis: sapi sonok/

peragaan, sapi karapan)

(17)

SAPI SUMBA ONGOLE (SO)

Masuk pulau Sumba tahun 1906 dari India

Sebagai sapi kerja dan disebarkan melalui pola kontrak Sumba ke wilayah Sumba

Penyebaran ke pulau Jawa → sapi Peranakan Ongole (PO) yang merupakan hasil grading up. Populasi sapi PO terbesar di Jawa Timur

(18)

SAPI BRAHMAN

Ponok longgar, gelambir dan lipatan kulit di bawah perut lebar, telinga panjang

Warna putih abu-abu (ada juga yang merah)

Di Australia disilangkan dengan sapi Hereford-Shorthorn (HS) → Brahman Cross (BX)

Nama dagang sapi BX adalah ACC (Australian Commercial Cross)

(19)

Warna bulu : hitam atau hitam kecoklat-coklatan

Berat badan dewasa : jantan 35 kg betina 25 kg

Produksi anak : kembar (Prolifik)

Daging : Kualitas baik

Ambing : bulat seperti mangkok

Tanduk : Jantan dan betina

Lokasi : Kecamatan Kejobong Kabupaten Purbalingga Kambing Kejobong

Keunggulan ;

(20)

Karakteristik Kambing Gembrong

Berat badan jantan dewasa 50 – 60 kg

Berat badan betina dewasa 30 – 40 kg

Tinggi gumba jantan dewasa 75 cm

Tinggi gumba betina dewasa 65 cm

Bulu panjang

(21)

Domba Texel Wonosobo (Dombos Texel)

SUMBER HAYATI/PLASMA NUTFAH TERNAK LOKAL (KHAS) JAWA TENGAH

Keunggulan :

-Postur tubuh Besar tegap dan kokoh

-Type : Dwi guna (Produksi daging, woll dan kulit) -Tinggi dewasa : Jantan 80 cm betina 65 cm

-Berat badan : jantan 100 kg betina 70 kg

-Lokasi penyebaran : Kecamatan Klowoh Kabupaten Wonosobo

(22)

Skor tubuh 1 = mutu rendah

Skor tubuh 2 = mutu cukup

Tidak ada lemak pada pangkal ekor dan iga pendek jangan memilih sapi dengan

skor tubuh 1

Iga pendek terlihat dan terasa sudah agak tumpul, pangkal

ekor terdapat sedikit lemak Sapi dengan skore tubuh 2

dapat dipilih

MEMILIH SAPI BAKALAN

(23)

Skor tubuh 3 = baik

Skor tubuh 4 = gemuk

Iga pendek susah dirasakan, pangkal ekor mulai gemuk,

kantong pelir sudah mulai terisi

Sapi dengan skore tubuh 3 dapat dipilih

Sapi telah gemuk dan penam- bahan berat badan selanjut- nya akan menjadi mahal dan

tidak menguntungkan Sapi dengan skore tubuh 4

sudah siap dipotong

(24)

Umur 1 th Umur 1.5 - 2 th

Umur 2 - 2.5 th Umur 3 - 3.5 th

Umur 4 th Umur tua Permanen

ESTIMASI UMUR BERDASARKAN

PERGANTIAN

GIGI SERI

(25)

DATA UKURAN TUBUH

Panjang badan

Lingkar dada

Tinggi gumba

Tinggi pinggul

Estimasi berat badan dengan rumus Schoorl, Lambourne dan Djagra

(26)

UKURAN TUBUH SAPI

(27)

PERALATAN UNTUK MENENTUKAN BERAT

Timbangan ternak sapi

Tongkat ukur

Pita Ukur

(28)

ESTIMASI BERAT BADAN

Rumus Schoorl:

Berat badan (kg) = (Lingkar dada (cm) + 22)

2

100

Rumus Lambourne:

Berat badan (kg) = Panjang badan (cm) x Lingkar dada2 (cm) 10840

Rumus Djagra:

Berat badan jantan (kg) = Panjang badan x (Lingkar dada)2 11045

Berat badan betina(kg) = Panjang badan x (Lingkar dada)2 11050

(29)

KARKAS DAN NON KARKAS

Bobot Potong (kg) diperoleh dari hasil penimbangan sapi sebelum dipotong dengan menggunakan timbangan sapi hidup

Bobot Karkas (kg) diperoleh dari hasil penimbangan bagian tubuh sapi sehat yang telah disembelih secara halal, telah dikuliti, dikeluarkan jeroan, dipisahkan kepala dan kaki mulai dari tarsus/karpus ke bawah, organ

reproduksi dan ambing, ekor serta lemak yang berlebih (BSN 2008).

Persentase Karkas. Persentase karkas (%) diperoleh dari bobot karkas dibagi dengan bobot potong sapi dikalikan 100%.

Bobot Non karkas (kg) diperoleh dengan menimbang kepala, kulit, ekor, kaki depan dan belakang, offal merah (jeroan merah= hati, jantung, paru, dll) dan offal hijau (jeroan hijau= babat, usus, dll) serta bagian bagian lain seperti kikil dan ekor

Persentase Non karkas diperoleh dari bobot non karkas dibagi dengan bobot potong sapi dikalikan 100%.

Referensi

Dokumen terkait