KESEJAHTERAAN: Jurnal Kesejahteraan Sosial
Beranda Jurnal: https://wellbeing.uho.ac.id/index.php/jurnal/index
Jurnal Ilmiah Terapan:2722-7960 (daring)
Jil. 5, Nomor 1
Juni 2024
DOI: 10.52423/wjsw.v5i1.7 Halaman : 26-35Dampak Keberadaan Wisata Pantai Walengkabola Dalam
Meningkatkan Pendapatan Pedagang Di Kawasan Pantai Desa Oempu Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna
SukmawatiBahasa Indonesia: 1)*Suharty Roslan1)Amin Tunda1)
1)Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Halu Oleo, Kendari, Indonesia Email yang sesuai*:[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mendorong masyarakat untuk berdagang di Kawasan Wisata Pantai Walengkabola yang terletak di Desa Oempu, Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna, serta bagaimana pengaruh keberadaan industri pariwisata terhadap perdagangan. pendapatan pedagang di Desa Oempu, Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab pertanyaan penelitian berasal dari hasil observasi dan wawancara, sedangkan data sekunder berupa informasi tentang kondisi geografis dan catatan berasal dari sumber sekunder. Sampling merupakan metode yang digunakan untuk mengambil sampel. Pendekatan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab pedagang berjualan di kawasan wisata terdiri dari 3 alasan yaitu letak yang strategis, jarak tempuh pedagang yang cepat, dan harga
komoditas yang berbeda dengan harga di pasaran. Sedangkan dampak keberadaan objek wisata pantai Walengkabola terhadap masyarakat pedagang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat pedagang dimana pendapatan yang diperoleh menjadi dua kali lipat atau bahkan lebih jika berdagang pada hari libur panjang. Peluang kerja, dengan adanya pantai walengkabola, turut membantu pemerintah memberikan solusi atas masalah pengangguran. Dan hubungan antarpribadi yang terjalin tidak hanya terjadi pada pedagang saja, namun hubungan mereka dengan penyedia jasa juga terjalin harmonis.
Kata kunci:Dampak, Wisata Pantai, Pendapatan
PERKENALAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki panjang garis pantai sekitar 104.000 km.
dan total 17.504 pulau (Supriyadi et al., 2019). Keanekaragaman hayati ini unik dan menambah Keindahan laut Indonesia. Keindahan laut Indonesia dapat dijadikan potensi
pariwisata dapat dijadikan salah satu pilihan untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, yaitu:
masih berada pada level negara berkembang (Parmawati et al., 2022). Potensi lain yang ditawarkan oleh daerah pesisir merupakan kekhasan alamnya yang dapat dijadikan sebagai objek wisata. Hal ini akan memungkinkan pariwisata tumbuh dan memberikan dampak baik dengan meningkatkan perekonomian lokal (Musaddun et Pariwisata bahari merupakan salah satu industri yang potensial untuk dikembangkan di wilayah pesisir dan laut.
daerah karena merupakan sumber pendapatan devisa yang cukup besar sehingga dapat mendorong perekonomian
ekspansi (Yustianingrum, 2017).
Pariwisata relatif tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi dunia yang tidak stabil (Wibowo et al.
Wayan & A, (2015) menyatakan bahwa pariwisata yang berpihak pada masyarakat miskin menawarkan beberapa manfaat perekonomian lokal. Pertama, ketika wisatawan berkunjung ke suatu daerah, maka akan tercipta pasar bagi produk dan jasa
jasa seperti cinderamata. Kedua, pariwisata memungkinkan perekonomian masyarakat setempat menjadi lebih maju.
lebih beragam. Selain itu, negara Indonesia juga menawarkan kekayaan alam yang sangat luar biasa Keindahan. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di sekitar
pantai di hampir semua pariwisata di Indonesia (Zebua, 2016). Jumlah bisnis yang relatif
modal akan memungkinkan suatu unit untuk dijual dengan berbagai jenis produk. Dengan begitu, pendapatan yang yang diperoleh pun akan semakin besar (Rohmah, 2018).
Kabupaten Muna di Sulawesi Tenggara merupakan salah satu destinasi wisata yang menawarkan
berbagai objek menarik, termasuk Pantai Walengkabola. Pantai ini menjadi sumber
kesejahteraan sosial bagi masyarakat setempat, ditandai dengan meningkatnya jumlah pedagang dari 10 hingga 32 orang seiring dengan meningkatnya jumlah pengunjung, terutama pada hari Minggu dan hari libur nasional.Peningkatan akses jalan menuju pantai juga meningkatkan minat wisatawan. Pendapatan
Pendapatan pedagang juga meningkat dari rata-rata Rp 200.000 per minggu saat pantai pertama kali dibuka dibuka dengan omzet Rp 500.000 per minggu. Selain menjual barang, pedagang juga menawarkan jasa seperti
seperti taksi perahu dan penyewaan perahu hias. Masyarakat sekitar menjaga kebersihan pantai dengan rutin menggelar bakti sosial setiap akhir pekan. Vila yang
Awalnya tempat istirahat, kini kurang terawat karena pengunjung lebih memilih gazebo tersedia di sekitar pantai. Pantai ini sudah ramai sejak tahun 2010.
Pantai Walengkabola dikelola oleh Pemerintah Desa Oempu yang bersumber dari
tiket masuk pengunjung melalui penjaga pantai. Pada tahun 2022, pantai ini mencatat 10.000 pengunjung
berdasarkan tiket yang terjual. Pemerintah desa membangun gazebo tersebut dengan menggunakan dana desa untuk pengembangan
kawasan wisata, sesuai dengan visi dan misinya. Pengendalian kerusakan pesisir merupakan
tanggung jawab pemerintah daerah dan masyarakat, yang melindungi terumbu karang dengan tidak menggunakan
bom ikan. Pengunjung Pantai Walengkabola kini datang dari luar Kabupaten Muna dan tidak sedikit pula yang datang dari luar Kabupaten Muna.
tidak hanya pada hari libur saja, namun juga setiap akhir pekan, memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat
Peneliti memilih Pantai Walengkabola karena melihat potensi yang cukup besar
untuk pariwisata di daerah tersebut dan perubahan signifikan yang dilakukan oleh pemerintah desa setempat untuk
mengembangkan wisata pantai Walengkabola untuk menarik minat wisatawan. Hal ini terlihat dari semakin meningkatnya
jumlah pengunjung dari tahun ke tahun dan perubahan sosial ekonomi di sekitarnya
masyarakat yang membuat saya tertarik untuk melakukan penelitian di Desa Oempu. Jadi berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ilmiah terkait dengan pengaruh yang ditimbulkantentang masyarakat pedagang di Desa Oempu dengan adanya pantai Walengkabola pariwisata dengan judul “Dampak Keberadaan Wisata Pantai Walengkabola di
Meningkatkan Pendapatan Pedagang Pedagang di Kawasan Pantai Desa Oempu, Kecamatan Tongkuno, ''Kabupaten Muna''.
Penelitian tentang dampak pariwisata bukanlah hal baru dalam dunia penelitian. Sebelumnya penelitian yang dilakukan oleh Hariyanti, (2018) dengan judul “Peranan Pantai dalam Kehidupan Sosial
Kondisi Perekonomian Masyarakat Sekitar Pantai Bentar Kabupaten Probolinggo Timur
“Jawa” yang menyimpulkan bahwa keberadaan objek wisata mampu meningkatkan perekonomian dengan berjualan di sekitar objek wisata Pantai Bentar. Selain itu penelitian Hasibuan, (2018) berjudul “Dampak Pengembangan Pariwisata terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Masyarakat di Kota Sibolga” menemukan bahwa pendapatan pelaku usaha di Pantai Pandan
Daya tarik wisata semakin meningkat setelah adanya perkembangan pariwisata dan penerapan tenaga kerja masih tergolong rendah. Hal senada juga dilakukan oleh Rahmayanti, (2017) dengan judul “Penelitian
Dampak Keberadaan Obyek Wisata Waduk Sermo Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di Sermo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta” yang menemukan bahwa
Cara sikap manusia berubah dan berkembang itulah yang menyebabkan terjadinya transformasi sosialdiamati di masyarakat Sermo. Dunia ekonomi juga berubah, dengan pendapatan Sermo meningkat dan cara hidup berubah. Efek positifnya termasuk sejumlah besar
lapangan pekerjaan, kesejahteraan yang lebih tinggi, akses mudah ke jalan raya, dan pandangan masyarakat yang lebih progresif.
Di sisi lain, lingkungan juga terkena dampak negatif akibat peniruan gaya hidup masyarakat Barat.
pengunjung dan penyalahgunaan fasilitas kawasan objek wisata Waduk Sermo.
METODE
Penelitian ini dilakukan di sekitar Desa Oempu,
Kecamatan Tongkuno, dan kawasan wisata pantai populer Walengkabola. Jenis penelitian ini
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Informan yang diambil secara sengaja adalah sebanyak 16 orang pedagang di Kecamatan Oempu
Desa, Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna yang merasakan langsung dampak
Objek wisata Pantai Walengkabola menjadi informan dalam penelitian ini bersama dengan
Kepala Desa dan Kepala Dinas Pariwisata Sugiyono, (2018) mengatakan bahwa
Pengambilan sampel adalah jenis pengambilan sampel acak di mana serangkaian karakteristik tertentu dimaksudkan untuk suatu
kelompok sampel. Data primer dan sekunder adalah dua kategori data yang digunakan dalam penelitian ini.
Wawancara, dokumentasi, observasi, dan pengamatan merupakan metode yang digunakan dalam pengumpulan data.
pengumpulan. Informasi atau data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dengan metode interaktif
model yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyebab Terjadinya Perdagangan di Kawasan Wisata Pantai Walengkabola
Wisata Panta Walengkabola sebagai salah satu objek wisata yang digemari
wisatawan baik dari Kabupaten Muna maupun dari luar Kabupaten Muna telah menyebabkan terjadinya daya tarik untuk mengalami perkembangan yang pesat. Alasan mengapa orang memilih untuk berdagang di
Kawasan wisata Pantai Walengkabola karena letaknya, jaraknya, dan harganya.
1. Lokasi
Desa Oempu Kecamatan Tongkuno memiliki banyak tempat wisata yang sering dikunjungi
wisata seperti Pantai Walengkabola, Danau Moko, dan Gua yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuksekedar mandi atau berfoto. Pantai Walengkabola yang terletak di Desa Oempu,
Kecamatan Tongkuno, mempunyai letak yang strategis untuk melakukan aktivitas perdagangan, sehingga membuat masyarakat yang
ingin berdagang pilih berjualan di sekitar tempat wisata.
Salah satu informan menjelaskan, dirinya memilih berjualan di kawasan wisata Pantai Walengkabola.
daerah tersebut karena letaknya yang strategis dan banyak pengunjungnya, terutama pada hari libur. Dia telah melakukan hal ini sejak anak-anaknya masih sekolah, dan bersyukur bisa menyekolahkan mereka di sekolah dengan bantuan suaminya. Kehadiran pengunjung yang sering berkemah di daerah tersebut juga menjadi
daya tarik tersendiri, sehingga para pedagang seperti Ibu Waode bisa berjualan hingga malam hari. Dengan demikian, lokasinya yang strategis
Faktor di kawasan wisata pantai menjadi kunci keberhasilan usahanya.
Seperti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sianturi & Paludi, (2022) yang mengatakan bahwa lokasi variabel yang mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan berkunjung ke Snowbay waterpark
TMII. Dengan demikian, semakin baik lokasi wisata, maka akan semakin banyak wisatawan yang memutuskan untuk berkunjung ke Snowbay.
taman air TMII.
2. Jarak tempuh
Kawasan wisata Pantai Walengkabola yang memiliki jarak tempuh 5 menit dari
kawasan permukiman, membuat masyarakat yang ingin berjualan atau berdagang di lokasi wisata termotivasi untuk mencoba
kegembiraan dan rasa terima kasihnya atas penjualan di lokasi tersebut. Dia senang karena tempatnya hanya berjarak 5 menit berkendara dari rumahnya, dan terkadang mereka bahkan menghabiskan malam di sana malam minggu saat anak-anaknya tidak perlu pergi ke sekolah. Selain itu, mereka juga merasa bersyukur karena mereka dapat dengan mudah mengambil barang atau kebutuhan mandi yang tidak jauh dari rumah.
Meski belum tersedia sarana air di lokasi tersebut, ia dan istrinya berjualan barang dagangan dan menyewakan ban atau pelampung kepada pengunjung. Mereka bergantian menjaga peralatan di pantai, bahkan
Padahal lokasi wisata Pantai Walengkabola sangat dekat dengan tempat tinggal mereka.
Mereka menyatakan bahwa jika mereka membutuhkan air bersih, mereka tetap pulang ke rumah untuk mengambil persediaan air. Sebagai
penelitian yang dilakukan oleh Sari & Andika, (2020) Siapa yang membuat pernyataan tersebut? Tingkat pendapatan
pedagang di Pantai Selatbaru juga dipengaruhi oleh modal, lokasi, dan jam kerja, yang
ditunjukkan dengan uji statistik seperti uji F. Artinya pendapatan yang diperoleh akan semakin meningkat
seiring dengan peningkatan modal, lokasi, dan jam kerja.
3. Harga
Salah satu hal yang menarik di kawasan objek wisata adalah harga makanan atau
minuman tersebut harganya dua kali lipat jika dibandingkan dengan harga umum atau yang ada di pasaran.
misalnya harga mie instant dipasaran Rp.3000, para pedagang di pinggir pantai
Walengkabola mematok tarif Rp. 5.000-6.000. Para pedagang memilih berjualan di Pantai Walengkabola kawasan objek wisata karena harga yang diberikan dua kali lipat dari harga pasaran.
Dalam wawancara dengan salah satu informan, ia menyatakan alasan berjualan di
kawasan wisata didasarkan pada pertimbangan keuntungan finansial. Ia mengungkapkan, harga jual di daerah tersebut lebih menguntungkan dibandingkan dengan harga pasar umum. Misalnya, produk seperti Karena frestea di pasaran dijual dengan harga Rp 5.000,-, namun di daerah dijual dengan harga Rp 8.000,-.Begitu pula Pop Mie yang di daerah dijual dengan harga Rp 10.000,-, sedangkan di pasar hanya Rp 8.000,-.
Jajanan yang biasa dijual dengan harga Rp 1.000,- di daerah ini dibanderol dengan harga Rp 2.000,-.
menjelaskan keuntungan yang diperolehnya sangat disyukuri, apalagi pengunjungnya sangat ramai
kondisi.
Faktor harga yang dapat memberikan keuntungan hingga dua kali lipat menjadi pendorong utama masyarakat untuk
berjualan di kawasan wisata seperti Pantai Walengkabola. Adanya wisata ini memberikan dampak positif berdampak pada pendapatan pedagang, dibandingkan jika mereka berjualan di warung atau pemukiman.
penelitian yang dilakukan oleh Irawan et al., (2021) yang mengatakan bahwa variabel yang paling dominan dalam penelitian ini
penelitian ini adalah variabel harga yang mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Objek Wisata Pendidikan Gondang.
Pariwisata (WEGO) Lamongan.
Dampak Keberadaan Objek Wisata Pantai Walengkabola Terhadap Masyarakat Pedagang
Keberadaan Pantai Walengkabola juga memberikan dampak bagi masyarakat sekitar, khususnya masyarakat pedagang yang berjualan di kawasan objek wisata. Dampak dari Keberadaan objek wisata pantai Walengkabola terhadap masyarakat pedagang di kawasan wisata
bidang ini adalah tentang pendapatan, kesempatan kerja, dan hubungan interpersonal.
1. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat
Keberadaan objek wisata pantai Walengkabola di Desa Oempu,
Kecamatan Tongkuno, telah meningkatkan pendapatan masyarakat yang berdagang. Sebelum Walengkabola pantai berkembang, masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan tetap bertahan di mata pencaharian. Hal ini ditandai dengan jarangnya pedagang makanan tradisional yang membeli makanannya
produk pertanian secara langsung seperti ubi jalar, jagung, dan buah-buahan. Namun setelah ini pantai berkembang, secara umum berbagai sektor terkait dengan pembangunan Walengkabola
Atraksi wisata yang melibatkan masyarakat desa setempat turut memberikan kontribusi terhadap peningkatanpendapatan masyarakat, khususnya masyarakat pedagang di kawasan wisata.
Dalam wawancara dengan salah satu informan, ia menyampaikan adanya perubahan yang cukup signifikan dalam dirinya
pendapatannya sejak berjualan di kawasan objek wisata Pantai Walengkabola. Sebelumnya, pendapatannya bergantung pada ikan dan hasil pertanian, yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Namun, sejak berjualan di pantai yang berkembang pesat ini, pendapatannya meningkat secara signifikan.
Awalnya hanya Rp 150.000 per hari, kini penghasilannya melonjak hingga Rp 400.000 per hari, bahkan terlebih lagi karena berbagai macam produk yang dijualnya seperti mie instan, makanan ringan, dan keripik yang dibuat
dari olahan ubi jalar dan pisang. Pengembangan Pantai Walengkabola
objek wisata tidak hanya memberikan keberlanjutan mata pencaharian, tetapi juga meningkatkan pendapatan pedagang di daerah tersebut.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni, (2013) yang mengatakan bahwa Pulau Tidung merupakan salah satu
pulau-pulau di Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu yang mana masyarakat setempat mempunyai pengendalian langsung terhadap pembangunan. Berpartisipasi dalam kegiatan pariwisata di Pulau Tidung
dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dengan mendatangkan uang. Meskipun dampaknya dirasakan sangat minim, kegiatan pariwisata di Pulau Tidung secara umum memberikan dampak ekonomi
pada masyarakat. Aliran uang antara pengunjung, dunia usaha, dan pekerja
menyebabkan pengaruh ekonomi tersebut. Peningkatan pendapatan unit usaha merupakan salah satu dampak
meningkatnya jumlah pengunjung Pulau Tidung.
2. Peluang Kerja
Salah satu dampak keberadaan wisata pantai Walengkabola bagi masyarakat yang
sebelumnya berprofesi sebagai petani dan nelayan musiman, sehingga menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi mereka, yaitu sebagai
pedagang di kawasan wisata. Seiring dengan berkembangnya Pantai Walengkabola yang
semakin banyak dikunjungi wisatawan terutama pada saat libur sekolah atau libur panjang, liburan membuat lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar yang membaca peluang usaha. Namun saat ini, jenis pekerjaan nampaknya menjadi primadona di kalangan masyarakat desa Oempu yang ingin berdagang dan menawarkan jasanya di kawasan wisata Pantai Walengkabola yang mampu mengalihkan perhatian masyarakat dari pekerjaan utama mereka sebagai nelayan dan petani.
Dalam wawancara dengan salah satu informan, ia menuturkan bahwa dirinya dan istrinya sebelumnya berprofesi sebagai petani, kini berprofesi sebagai pedagang di kawasan wisata Pantai Walengkabola. Dirinya sendiri bekerja sebagai penyewa ban, sementara istrinya mengelola kios yang mereka buat. Mereka memutuskan untuk beralih ke
pekerjaan ini sebagai penghasilan alternatif, apalagi saat ia tidak melaut dan tidak mungkin kondisi cuaca. Penghasilan mereka berdua yang awalnya berlatar belakang
petani, kini sudah mencukupi kebutuhan sehari-hari bahkan bisa disisihkan untuk tabungan.
Fenomena ini mencerminkan adanya pergeseran lapangan pekerjaan di wilayah Pantai Walengkabola, dimana masyarakat yang
yang sebelumnya berprofesi sebagai petani dan nelayan kini beralih menjadi pedagang dan penyedia jasa
jasa penyewaan ban atau pelampung. Perkembangan pantai ini menciptakan lapangan kerja baru,
menyerap tenaga kerja yang sebelumnya menganggur, termasuk ibu rumah tangga yang merasa senang bisauntuk membantu perekonomian keluarga mereka.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Muthahharah & Adiwibowo, (2017) Menurut penelitiannya penelitian, pariwisata menghasilkan peluang bisnis dan lapangan kerja bagi mereka yang bekerja di
sektor-sektor berikut: (i) akomodasi, seperti hotel dan penginapan; (ii) transportasi jasa, seperti ojek; (iii) jasa restoran/kuliner; dan (iv) pedagang, seperti
pedagang kaki lima di sepanjang pantai, wisatawan, dan pemilik kios.
3. Hubungan Antarpribadi
Adanya objek wisata di suatu daerah pasti akan memberikan dampak
masyarakat yang tinggal di sekitarnya, terutama masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang di kawasan wisata. Hal yang sama
memang benar adanya keberadaan objek wisata pantai Walengkabola tidak hanya memberikan dampak pendapatan dan lapangan pekerjaan baru, namun dengan adanya wisata pantai ini memberikan dampak baik
hubungan antar sesama pedagang di kawasan wisata pantai.
Dalam wawancara dengan salah satu informan, ia mengatakan bahwa selama menjalankan usaha di
Kawasan wisata Pantai Walengkabola, terjalin komunikasi yang baik antar sesama pedagang.
Mereka tidak pernah mengalami konflik atau perselisihan, karena semua pedagang di sana mempunyai tujuan yang sama, yaitu
adalah untuk mencari pekerjaan dan menghidupi keluarga mereka. Dia mengakui bahwa saling mendukung dan kerjasama antar mereka sangatlah penting, dan kebencian antar sesama pedagang sangatlah penting.
dianggap tidak diinginkan. Pernyataan ini mencerminkan suasana yang harmonis di antara para pedagang di Pantai Walengkabola, tempat terjalinnya hubungan yang positif dan saling menghormati. Pedagang lainnya juga menekankan bahwa hubungan baik antar pedagang tidak hanya menciptakan suasana positif
antar sesama, namun juga memberikan kesan positif kepada pengunjung, hal ini dapat dilihat dari saling sapa, senyum, dan kerjasama terbangun di kawasan wisata.
Seperti yang diungkapkan oleh Damayanti & Yulista, (2019)Hasil analisis data menunjukkan bahwa keunggulan kompetitif sumber daya manusia pada usaha pariwisata Bangka berdampak positif dan dipengaruhi secara signifikan oleh komunikasi interpersonal sebagai salah satu sumber daya manusia.
Penyedia jasa di sektor pariwisata di Kota Bangka dikatakan semakin kompetitif ketika
dibandingkan dengan penyedia layanan di negara-negara ASEAN lainnya jika mereka memiliki hubungan interpersonal yang lebih kuat Kemampuan berkomunikasi yang baik akan meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Bangka.
KESIMPULAN
Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberadaan wisata pantai Walengkabola mempunyai pengaruh dampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan pedagang di Desa Oempu Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna. Alasan utama mengapa para pedagang memilih berjualan di daerah ini meliputi tiga faktor:
lokasi yang strategis dengan pemandangan yang indah dan ramai pengunjung, dekat dengan pedagang rumah bagi tempat wisata, dan keuntungan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan harga pasar umum.
Dampak keberadaan objek wisata ini terhadap masyarakat pedagang antara lain
peningkatan pendapatan, bahkan bisa berlipat ganda saat libur panjang. Selain itu, Pantai Walengkabola
juga menciptakan peluang kerja baru bagi berbagai kelompok, termasuk lulusan SMA, yang
berkontribusi dalam mengurangi angka pengangguran. Keberadaan objek wisata ini memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kondisi perekonomiannya, sehingga usahanya Peluang yang tercipta berhasil dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Akhirnya,
hubungan interpersonal antara pedagang dan penyedia jasa di kawasan wisata ini terjalin dengan baik
mapan, ditandai dengan komunikasi dua arah yang dinamis dan harmonis, memperkuat
kerjasama antar keduanya. Dampak keseluruhan ini menunjukkan bahwa wisata pantai Walengkabola telah
menjadi faktor penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat.
REFERENSI
Anggraeni, AA (2013). Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan
Masyarakat Di Pulau Tidung.Reka LokaBahasa Indonesia:1(1) adalah
Damayanti, IR, & Yulista, Y. (2019). Pengaruh Komunikasi Interpersonal Sebagai Manusia Capital Terhadap Peningkatan Keunggulan Kompetitif Sdm Pada Industri Pariwisata Bangka.Studia Komunika: Jurnal Ilmu KomunikasiBahasa Indonesia:2(2), 19–31.
https://doi.org/10.47995/jik.v2i2.28
Hariyanti, TU (2018). Peranan Pantai dalam Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat disekitar
Pantai Bentar Kabupaten Probolinggo Jawa Timur.Majalah Pembelajaran Geografi
Bahasa Indonesia:1
(1). https://jurnal.unej.ac.id/index.php/PGEO/article/view/8336Hasibuan, RMN (2018).Dampak Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi MasyarakatdiKotaSibolga [Universitas Sumatera Utara].
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/7537
Irawan, MRN, Sayekti, LI, & Ekasari, R. (2021). Pengaruh Fasilitas Wisata, Promosi Dan
Harga Terhadap Minat Wisatawan Berkunjung Pada Wisata Wego Lamongan. Pengusaha EkologiBahasa Indonesia:4(2), 122.https://doi.org/10.51804/ekonomi12.v4i2.1008
Musaddun, M., Wakhidah, K., Dewi, SP, & Ristianti, NS (2013). Bentuk Pengembangan Pariwisata Pesisir Berkelanjutan Di Kabupaten Pekalongan.RuangBahasa Indonesia:2(1) adalah https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ruang/article/view/5316
Muthahharah, A., & Adiwibowo, S. (2017). Dampak Obyek Wisata Pantai Pasir Putih
Situbondo terhadap Peluang Bekerja dan Berusaha.Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM]
Bahasa Indonesia:1
(2), 157–166.https://doi.org/10.29244/jskpm.1.2.157- 166Parmawati, R., Hardyansah, R., Pangestuti, A., & Hakim, L. (2022). Ekowisata: Penentuan Pariwisata Berkelanjutan Untuk Mendorong Perekonomian Masyarakat
. UB Press.Rahmayanti, YD (2017).Dampak Keberadaan Objek Wisata Waduk Sermo Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Masyarakat di Sermo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta[Universitas Negeri Yogyakarta].https://eprints.uny.ac.id/53258/
Rohmah, S. (2018). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar
Juwana Baru di Kabupaten Pati.Jurnal Analisis Pembangunan Ekonomi
Bahasa Indonesia:7
(1) adalah https://doi.org/https://doi.org/10.15294/edaj.v7i1.21942Sari, N., & Andika, S. (2020). Pengaruh Modal, Lokasi dan Jam Kerja terhadap Tingkat
Pendapatan Pedagang di Wisata Pantai Selatbaru Kecamatan Bantan dalam Perspektif Ekonomi Islam.Bertuah Bahasa Indonesia:1(2) adalah
Sianturi, HC, & Paludi, S. (2022). Signifikasi Produk Wisata, Persepsi Harga Dan Lokasi Dalam Mempengaruhi Keputusan Berkunjung Wisatawan Ke Snowbay Waterpark TMII.
Khasanah Ilmu - Jurnal Pariwisata Dan BudayaBahasa Indonesia:13(1), 38–46.
https://doi.org/10.31294/khi.v13i1.11103
Sugiyono, S. (2018).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatig, dan R&D. Alfabeta.
Supriyadi, DC, Arifin, P., & Dharmaji, D. (2019). Trek Ikan Hasil Tangkapan Yang
Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin Dan Distribusinya. Aquatic Jurnal ManajemenSumberdayaPerairan Bahasa Indonesia: 2 (1) adalah
http://jtam.ulm.ac.id/index.php/akuatik/artikel/tampilan/1159
Wayan, SI, & A, SDIG (2015). Dampak Pariwisata Terhadap Mata Pencaharian
Masyarakat Pesisir Karangasem:Pendekatan Pro Miskin Pariwisata.PiramidaBahasa Indonesia:11(2) adalah https://ojs.unud.ac.id/index.php/piramida/article/view/23281
Wibowo, TA, Kaskoyo, H., & Damai, AA (2019). Pengembangan Wisata Pantai Mutun
Terhadap Dampak Fisik, Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Desa Sukajaya Lempasing, Kabupaten Pesawaran, Lampung.Jurnal Pengembangan KotaBahasa Indonesia:7(1), hal. 83.
https://doi.org/10.14710/jpk.7.1.83-90
Yustianingrum, D. (2017). Pengembangan Wisata Bahari Di Taman Wisata Perairan Pulau Pieh
Dan Laut Sekitarnya.AGRIKA: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Bahasa Indonesia:11
(1) adalahhttps://doi.org/https://doi.org/10.31328/ja.v11i1.455
Zebua, M. (2016).Inspirasi Pengembangan Pariwisata Daerah. Diterbitkan secara mendalam.