• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1)1 IMPLEMENTASI METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI FIQIH DI KELAS X MA NW SELAPARANG KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh IKHLAS ABDUL MAJID 151

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "(1)1 IMPLEMENTASI METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI FIQIH DI KELAS X MA NW SELAPARANG KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh IKHLAS ABDUL MAJID 151"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Fokus Penelitian

Bagaimana penggunaan metode diskusi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam bidang ilmu fikih pada siswa kelas X MA NW Selaparang-Kediri Lombok Barat tahun ajaran 2010/2011. Bagaimana motivasi siswa bidang studi Fiqih kelas X MA NW Selaparang-Kediri tahun ajaran 2010/2011.

Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi khazanah dan cakrawala ilmu pengetahuan khususnya mengenai upaya guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi bidang kajian fikih untuk siswa kelas X MA NW Selaparang-Kediri pada tahun ajaran 2010/2011. Berdasarkan observasi sebelumnya, MA NW Selaparang Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu lembaga pendidikan yang biasa menggunakan metode diskusi dalam proses belajar mengajar. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan saat ini adalah Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Kelas X Madrasah Aliyah NW Selaparang Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011.

Maka penelitian dengan pendekatan kualitatif ini, mendapatkan pernyataan atau informasi tentang peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi pada bidang kajian fikih kelas X MA NW Selaparang-kediri Kab. Peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif, sebenarnya untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya atau secara detail bagaimana penerapan metode diskusi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X MA NW Selaparang-Kediri Kab. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti mencoba memahami dan mendeskripsikan penerapan metode diskusi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam bidang ilmu fikih kelas X MA NW Selaparang-Keadiri Kab.

Adapun data yang peneliti yakini dalam penelitian ini adalah data terkait peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan metode diskusi pada pembelajaran fikih kelas X MA NW Selaparang-Kediri Kab. Sedangkan data yang dikumpulkan adalah data penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X mata pelajaran fikih kelas X MA NW Selaparang-Kediri Kab. Data yang akan diperoleh adalah data yang benar-benar menjelaskan pemanfaatan diskusi kelompok yang dilakukan guru dalam pembelajaran fikih dan siswa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penggunaan metode diskusi di kelas X MA NW Selaparang-Kediri Kab.

Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Bidang Ilmu Hukum Kelas X MA NW Selaparang Kabupaten Kediri Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada tanggal 10 Agustus 2011 peneliti mulai melakukan penelitian di MA NW Selaparang Kabupaten Kediri Lombok Barat tentang penerapan metode diskusi dalam bidang kajian fikih di kelas X. Motivasi siswa dalam bidang kajian fikih di kelas X MA NW Selaparang, Kabupaten Kediri, Lombok Barat Lombok, tahun ajaran 2010/2011.

Penerapan metode diskusi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada bidang ilmu fiqih di Kelas X MA NW Selaparang Kabupaten Kediri Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Motivasi Siswa Bidang Ilmu Fiqih Kelas X MA NW Selaparang Kabupaten Kediri Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Menurut hasil wawancara dan observasi peneliti terhadap siswa, ternyata motivasi siswa meningkat dengan adanya penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran fikih siswa kelas X MA NW Selaparang Kecamatan Kediri Barat. Lombok.

Selain itu, ditemukan pula motivasi belajar siswa setelah menerapkan metode diskusi pada mata pelajaran fikih kelas X MA NW Selaparang Kec.

Ruang Lingkup dan Setting Penelitaian

Telaah Pustaka

Serta upaya guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa II. kelas menggunakan metode Atau dengan kata lain penelitian ini lebih difokuskan pada penggunaan metode diskusi dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, sumber data primer dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran fikih dan siswa kelas X MA NW Selaparang-Kediri, dan sumber data sekunder adalah kepala sekolah MA NW Selaparang-Kediri.

Berkaitan dengan penelitian ini, data yang dikumpulkan dengan metode observasi ini adalah penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan motivasi mahasiswa dalam bidang fikih. Maka dengan menggunakan triangulasi sumber data ini penulis mengorientasikan fokus penelitian yang diteliti, yaitu mencoba membandingkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala sekolah dan guru fiqh kelas X MA NW Selaparang-Kediri Kab. Begitu pula Lembaga MA NW Selaparang memiliki siswa yang jumlahnya 6 kelas.

Maka dengan penerapan metode diskusi, motivasi belajar siswa kelas X MA NW Selaparang mengalami peningkatan belajar yang signifikan, hal ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari siswa, seperti siswa menjadi lebih bersemangat belajar, lebih aktif di kelas. , rajin pergi ke perpustakaan dan suka mengerjakan tugas kelompok 69.

Kerangka Teoritik

  • Metode Diskusi
  • Motivasi
  • Pembelajaran Bidang Studi Fiqih

Metode Penelitaian

  • Pendekatan Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Lokasi Penelitian
  • Sumber Data
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Validitas Data

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

Sejarah Singkat Berdirinya MA NW Selaparang

MA NW Selaparang merupakan lembaga pendidikan di bawah naungan Departemen Agama (Depag), MA NW Selaparang didirikan pada tahun 1982 oleh TGH Abdul Hafiz Sulaiman, dengan akta notaris : No. II SK/ UP/ 1982, tanggal 3 Maret 1982.53 Karena statusnya yang sangat menguntungkan yaitu swasta dengan lembaga formal dan non formal yaitu SMA, MA, MA NW, PA, MI dan Ma'had, Diniah Ula dan Wusta, sehingga MA NW Selaparang mengalami kemajuan yang signifikan yaitu di Desa Selaparang Kabupaten Kediri yang sering disebut dengan kota Santri, selain itu MA NW Selaparang terletak di kiri jalan raya, sehingga tidak sulit untuk menjangkau pelajar yang tidak memiliki kendaraan sendiri. MA NW Selaparang tidak jauh berbeda dengan madrasah atau sekolah lain yang berupaya mewujudkan aspirasi masyarakatnya.

Ia melahirkan insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, berkeperibadian berkekalan, kreatif, produktif, berdisiplin, beretika kerja, profesional, bertanggungjawab dan berorientasikan masa depan.

Letak Geografis MA NW Selaparang

Sarana dan Prasarana MA NW Selaparang

Pelaksanaan proses pendidikan akan terarah, apabila semua dimensi pendidikan di bawah ini terintegrasi dan saling mendukung dalam pelaksanaan pendidikan dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kelengkapan sarana dan prasarana di lembaga pendidikan akan membantu dalam efektifitas penyelenggaraan proses pendidikan dan pelatihan secara menyeluruh dan menyeluruh, artinya pengembangan peserta didik tidak hanya mengacu pada kurikulum atau di kelas dengan memperkenalkan berbagai teori, tetapi juga dilakukan di luar perumusan kurikulum yang berorientasi pada pengembangan potensi/kualitas keilmuan mahasiswa dan pelaksanaan pelatihan terarah di luar secara berkesinambungan. Sarana dan prasarana yang mendesak untuk disediakan berkaitan langsung dengan pelaksanaan pendidikan/pengajaran dalam mewujudkan tujuan pengajaran.

Keadaan Guru dan Pegawai MA NW Selaparang

Pendidik dengan latar belakang pendidikan guru akan mampu memahami perkembangan perubahan hasil belajar siswa, memahami ilmu pendidikan, serta memahami kebutuhan dan kematangan siswa untuk menerima bahan ajar yang relevan dengan kebutuhan siswa. Kemampuan ini juga tercermin dalam upaya pedagogik untuk menyesuaikan metode/pengajaran pedagogik dengan tujuan pedagogik yang ingin dicapai. Pembina Kamad Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap Guru Tetap

Keadaan Siswa MA NW Selaparang

Struktur Organisasi MA NW Selaparang

Setelah beberapa kali peneliti melakukan observasi yaitu sejak menjadi guru pendamping, pada saat itu peneliti langsung terlibat dalam mengadakan diskusi kelompok dalam proses belajar mengajar. Pada saat peneliti melakukan observasi, diskusi khusus diadakan di kelas X yang pada saat itu materi keempat didiskusikan oleh kelompok berempat, pembagian peserta diskusi kelompok dilakukan secara acak dan dibagi seminggu sebelumnya, hal ini dilakukan, sehingga peserta diskusi memiliki banyak waktu untuk mempersiapkan materi yang akan didiskusikan. Materi yang dibahas dalam diskusi kelompok keempat ini adalah tentang “zakat fitrah”. Peserta diskusi sangat antusias mengikuti perkembangan diskusi.

Namun ada beberapa peserta diskusi yang masih belum mengutarakan pendapatnya dan masih belum menguasai materi.60 Setelah diskusi oleh siswa kelas X selesai, peneliti diberi kesempatan untuk mewawancarai beberapa siswa dan guru. dalam bidang fiqh di kelas, peneliti menanyakan seberapa besar pengaruh diskusi kelompok terhadap peningkatan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran fiqh. Hal ini menunjukkan bahwa melalui diskusi kelompok, siswa berusaha memberikan pendapatnya tentang materi pelajaran dalam diskusi kelompok seoptimal mungkin. Sebelum diskusi ini berlangsung, secara otomatis mereka belajar mempersiapkan diri sebaik mungkin agar dapat melalui alur diskusi kelompok sesuai materi, sehingga lebih cepat memahami dan memahami materi pelajaran yang disampaikan.

Jadi peran guru dalam melakukan diskusi kelompok adalah guru membimbing jalannya diskusi kelompok. Selama diskusi kelompok, guru terus mengamati dan memperhatikan dengan seksama proses pelaksanaan diskusi, sejauh mana masing-masing kelompok telah menguasai materi yang berkaitan dengan topik diskusi, dan pada akhirnya guru dapat menemukan penilaian terhadap hasil diskusi kelompok tersebut. keberhasilan siswa dalam berdiskusi. Ketika siswa ditanya tentang motivasi belajarnya, apakah motivasi belajar Anda meningkat karena seringnya diskusi kelompok?

Pembelajaran fikih dalam meningkatkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran ini, guru bidang studi ini mengadakan diskusi kelompok secara terus menerus yang diadakan di Kelas X MA NW Selaparang, Kabupaten Kediri, Lombok Barat, pelaksanaan diskusi tersebut dilakukan setiap minggu dengan waktu dibagi dengan 2 Yaitu pada jam pertama guru mata pelajaran mempresentasikan materi dan mengulang pelajaran dari minggu sebelumnya, dan setelah selesai pemaparan materi maka dilanjutkan diskusi kelompok pada jam kedua. Pelaksanaan diskusi ini harus dipimpin dan diawasi oleh guru bidang studi yang bersangkutan dengan menerapkan sistem guru sebagai pengawas dan memungkinkan siswa untuk melakukan diskusi kelompok. Selama ini pelaksanaan diskusi kelompok di sekolah ini khususnya di kelas X menunjukkan hasil yang paling besar.

Setiap kelas sering mengadakan diskusi kelompok untuk memahami dan memecahkan topik, khususnya mata pelajaran fikih. Dari hasil wawancara dan observasi peneliti tentang motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Dari hasil wawancara dan observasi terbukti bahwa intensitas diskusi kelompok ini sangat didukung oleh siswa karena sebagian besar siswa lebih suka memecahkan materi pembelajaran fikih yang sulit secara berkelompok dengan temannya dan siswa lebih banyak berinteraksi dengan siswa lain yang ikut serta dalam diskusi tersebut. diskusi.

Selama diskusi kelompok, guru terus mengamati dan mencermati proses pelaksanaan diskusi, sejauh mana masing-masing kelompok telah menguasai materi yang berkaitan dengan topik diskusi, dan akhirnya guru dapat membuat penilaian keberhasilan siswa yang terdapat dalam diskusi kelompok. diskusi. .

Gambar

Tabel IV

Referensi

Dokumen terkait

Terjadinya pengangguran lulusan SMK terjadi karena beberapa faktor yaitu rendahnya softskill yang dimiliki siswa, kurangnya penerapan bimbingan karir, rendahnya