Maria Cynthia Gultom 2206819956
Ilmu Hubungan Internasional Penulisan dan Penelitian Ilmiah
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1
BAB 1 2
PENDAHULUAN 2
1.1 Latar Belakang 2
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
BAB 2 5
PEMBAHASAN 5
2.1 Pengaruh Komunikasi Visual dalam Efektivitas Kampanye Sosial 5 2.2 Manfaat Media sosial dalam Efektivitas Kampanye Sosial 6
BAB 3 8
KESIMPULAN DAN SARAN 8
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunikasi merupakan kegiatan menyampaikan informasi berupa pemikiran ataupun ide dari satu pihak ke pihak lainnya, baik individu ke individu, individu ke kelompok, kelompok ke individu, dan juga kelompok ke kelompok. Dewasa ini, seringkali kita mendengar mengenai komunikasi visual atau desain komunikasi sosial. Kata-kata desain merujuk kepada gambar juga tulisan singkat yang terdapat pada media visual (Pangestu, 2019). Keberadaan komunikasi visual dipengaruhi oleh majunya bidang teknologi, informasi, dan komunikasi di Indonesia. Manusia masa kini membutuhkan suatu media penyebaran informasi yang mudah dipahami, padat, dan ringkas. Maka itu muncul komunikasi visual sebagai jawaban. Informasi yang mengalami proses visualisasi akan mengalami output sebagai gambar ataupun tulisan penjelas yang cenderung singkat.
Umumnya, semua jenis kampanye akan menggunakan media sebagai penyalur informasi, bisa saja ada penggunaan media cetak, media audio, dan juga media visual.
Seorang pakar bernama Charles U. Larson (1992) membagi kampanye ke dalam tiga kategori, yakni kampanye produk(Product oriented campaigns), kampanye pencalonan kandidat (Candidate oriented campaigns), dan kampanye misi sosial (Ideologically or cause oriented campaigns). Ketiga jenis kampanye ini memiliki tujuan atau sasaran yang berbeda, berikut penjelasannya:
Kampanye Produk
Kampanye Pencalonan
Kandidat
Kampanye Misi Sosial
Nuansa Bernuansa bisnis Bernuansa politik Bernuansa sosial
Output yang diharapkan
Mengharapkan keuntungan
Mengharapkan suara pemilih
Mengharapkan kesadaran masyarakat
Contoh Iklan komersial Kampanye pemilu Iklan layanan masyarakat
Meski terdapat perbedaan tujuan di antara jenis kampanye di atas, ketiganya dapat berkaitan dengan komunikasi visual. Dengan adanya komunikasi visual penyebaran oleh penyelenggara dan penyerapan oleh penerima akan lebih mudah, juga meminimalisir terjadinya miskonsepsi.
Penulisan makalah ini mengandung dua teori besar yaitu, teori kampanye sosial dan teori komunikasi massa. Berhubungan dengan pemaparan tentang jenis kampanye di atas, Kotler & Roberto (1989) menyatakan kampanye sosial atau kampanye misi sosial dihadirkan untuk memberikan perubahan pada sikap dan perilaku masyarakat umum maupun tertentu (Shofia, E., 2020 mengutip dari Kotler dan Roberto, 1989).
Kampanye sosial merupakan bagian dari proses komunikasi yang dilakukan untuk menyebarluaskan pesan-pesan penting yang diperlukan masyarakat, dengan tujuan agar maksud dari pemberi pesan dapat tersampaikan tepat pada sasaran (Gani, P. K., 2014).
Rogers, E. M., & Storey, J. D. (1987) juga memiliki pendapat dan bisa dikatakan paling sering digunakan yaitu, kampanye sosial merupakan komunikasi yang terorganisir dengan tujuan untuk menghadirkan efek tertentu pada sejumlah khalayak yang dilakukan dalam periode-periode tertentu dan telah ditetapkan sejak awal.
Pada era digital kampanye sosial bukan hanya disebarluaskan melalui ucapan atau surat ajakan berupa kata-kata. Banyak pengada kampanye sosial yang menggunakan komunikasi visual untuk menarik atensi khalayak luas. Pembuatan komunikasi visual haruslah dibuat semenarik mungkin karena tidak semua pembaca memiliki waktu yang banyak. Banyak pula kampanye sosial yang pergerakannya melalui sosial media, terkhususnya pada masa awal pandemi 2020. Kegiatan kampanye yang pada saat itu digaungkan adalah #dirumahaja. Gagasan kampanye ini pun dimulai dari pemerintah, lalu mulai meluas ke selebritis dan hingga ke masyarakat.
Hal ini berhubungan dengan teori komunikasi massa yang penulis gunakan dalam makalah ini. Komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat (Mulyana, 2007). Media dari komunikasi massa sendiri dapat berupa
media cetak dan media visual. Secara umum komunikasi massa memiliki empat fungsi, yakni sarana edukasi, sarana distribusi informasi, sarana hiburan, dan sarana mempengaruhi massa. Fungsi-fungsi inilah yang dimanfaatkan oleh penyelenggara kampanye sosial dengan memadukan teori kampanye sosial dengan teori komunikasi massa.
Pada penulisan makalah ini, penulis ingin membuktikan bahwa penggunaan komunikasi visual benar-benar memberikan dampak khusus bagi kampanye sosial.
Dengan menggunakan teori kampanye sosial dan juga komunikasi massa, penulis berharap dapat membuktikan keefektifan apabila dua teori ini dipadukan. Makalah ini akan lebih banyak membahas penggunaan komunikasi dan media visual dalam kampanye sosial, khususnya penggalangan dana. Dalam bagian pembahasan penulis akan lebih banyak memunculkan contoh-contoh pengada kampanye sosial di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Bagian sebelumnya telah memaparkan mengenai kaitan komunikasi khususnya komunikasi visual dengan kegiatan kampanye sosial. Pada masa kini, semua hal diupayakan untuk menjadi lebih efisien dan efektif, begitu pula dengan persebaran kampanye sosial. Upaya mengefisienkan dan mengefektifkan kampanye sosial dilakukan dengan memanfaatkan media visual dan media sosial seperti instagram, twitter, dan lain-lain. Namun, kadar keefektifan dari komunikasi visual belum dapat dinilai. Oleh karena itu muncul rumusan masalah yang ingin penulis telaah, yaitu:
1. Apakah penggunaan komunikasi visual berpengaruh terhadap kampanye sosial?
H1 :Penggunaan komunikasi visual mempengaruhi kampanye sosial 2. Apakah media sosial memiliki manfaat dalam proses kampanye sosial?
H1 :Penggunaan media sosial bermanfaat bagi kampanye sosial
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar dan pentingnya peran dari komunikasi visual dalam keefektifan kampanye sosial. Penulis juga berusaha mencari fakta yang terjadi di dalam penggunaan komunikasi visual. Serta mencari
rekomendasi lain jika ditemukan ketidaksesuaian komunikasi sosial dalam implementasinya.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengaruh Komunikasi Visual dalam Efektivitas Kampanye Sosial
Pendekatan kepada masyarakat dengan menggunakan komunikasi visual menyebabkan pesan yang disajikan lebih mudah dipahami. Pada penggunaan komunikasi visual terkandung prinsip persuasi yang menjadi pendorong masyarakat terlibat dalam kampanye sosial. Tentunya saja keterlibatan masyarakat diharapkan dihasilkan oleh kesadaran secara sukarela, bukan dari paksaan. Komunikasi visual mengandung unsur-unsur desain seperti titik, garis, bidang, ilustrasi, tipografi, warna, gelap terang, tekstur, dan ruang. Unsur-unsur inilah yang menjadi pemancing minat masyarakat untuk terlibat dalam sebuah kampanye sosial. Masyarakat diajak untuk memberikan waktunya demi mengamati sebuah promosi kampanye sosial.
Untuk berhasil memancing minat masyarakat, diperlukan desain komunikasi visual yang menarik. Penyelenggara kampanye sosial harus berhasil memadukan unsur-unsur yang ada dengan baik. Kampanye sosial sendiri memiliki target yang berbeda-beda, ada kalanya kampanye sosial menargetkan kepada masyarakat berusia 40 tahun ke atas. Akan tetapi tidak jarang kampanye sosial, khususnya penggalangan dana menargetkan kepada masyarakat usia 15-30 tahun. Kelompok usia ini bisa dikategorikan sebagai usia produktif, yang mana dianggap memiliki penghasilan sendiri.
Salah satu media dari komunikasi visual adalah poster dan pada era masa kini poster tidak hanya dicetak. Maraknya penggunaan poster cetak dan juga virtual bisa dijadikan bukti keefektifan komunikasi sosial. Berikut adalah unggahan dari instagram kitabisacom yang bisa kita jadikan bukti keefektifan komunikasi visual. Kedua gambar di bawah baru saja diunggah pada rentang waktu 2 Oktober hingga 3 Oktober 2022, akan tetapi berhasil menggalang dana sebesar Rp 148.487.942 (per 3 Oktober pukul 20.42 WIB). Penggalangan dana ini diinisiasi oleh Gusdurian Peduli, dan dimuat dalam platform Kitabisa.com.
Dalam unggahan tersebut, bisa dilihat secara nyata seorang laki-laki dewasa menggendong anak kecil di tengah kepungan asap. Unggahan tersebut merupakan penggambaran dari kejadian di Stadion Kanjuruhan, Malang. Unggahan ini memunculkan rasa empati di masyarakat dan akhirnya mendorong untuk terlibat di dalam galang dana.
2.2 Manfaat Media sosial dalam Efektivitas Kampanye Sosial Penjabaran dalam sub bab
sebelumnya sudah menyebutkan mengenai penggunaan komunikasi visual sebagai penunjang keefektivitasan kampanye sosial.
Akan tetapi, dibutuhkan juga media penyalur komunikasi visual yang sudah dirancang sedemikian rupa.
Dengan jumlah pengguna media sosial di Indonesia yang sangat
besar, maka para penyelenggara kampanye sosial memanfaatkannya sebagai platform pendistribusian. Berdasarkan survei dan pengamatan dari we are social, pengguna
media sosial di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 191 pengguna. Hal ini menandakan bahwa mayoritas penduduk Indonesia menggunakan media sosial.
Selain penyelenggara resmi dan sudah banyak dikenal, banyak pula kampanye sosial yang dilakukan lembaga kecil bahkan individu. Mereka juga banyak menggunakan media sosial sebagai platform pendistribusian. Sistem algoritma yang ada di dalam sosial media membawa penyebaran yang cukup masif. Algoritma yang sangat deras membawa banyak dampak bagi para penyelenggara kampanye sosial, dalam hal ini pada penyelenggara galang dana.
Dari sajian data di atas, kita dapat melihat bahwa pengikut masing-masing media sosial dapat dikatakan tidak sedikit. Akun milik Aksi Cepat Tanggap (ACT) sendiri sudah mencapai 1,2 juta.
Banyaknya jumlah pengikut akun sosial media sebuah penyelenggara kampanye sosial tidak bisa dijadikan penilaian tingkat kepercayaan. Belum lama ini, ACT sendiri dituntut akan adanya dugaan penyelewengan dana. Kasus ini sudah didalami lebih lanjut oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). PPATK menyatakan penyelewengan dana ini untuk kepentingan pribadi pimpinan dan juga aktivitas terlarang. Hal ini harus menjadi dorongan bagi masyarakat untuk berhati-hati dan terus mengawal uang yang mereka donasikan.
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan
Keberadaan komunikasi visual dipengaruhi oleh majunya bidang teknologi, informasi, dan komunikasi di Indonesia. Umumnya, semua jenis kampanye akan menggunakan media sebagai penyalur informasi, bisa saja ada penggunaan media cetak, media audio, dan juga media visual. Kampanye sendiri ada beberapa jenis, kendati demikian tujuan dari setiap kampanye dapat berkaitan dengan komunikasi visual. Kampanye sosial, yang mana menjadi pokok bahasan kita merupakan bagian dari proses komunikasi yang dilakukan untuk menyebarluaskan pesan-pesan penting yang diperlukan masyarakat.
Banyak pengada kampanye sosial yang menggunakan komunikasi visual untuk menarik atensi khalayak luas.
Berdasarkan pembahasan yang telah tertulis pada bagian sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara kampanye sosial dan media komunikasi visual, yakni dalam bentuk media sosial. Media sosial tidak hanya menjadi wadah penampung saja akan tetapi, menjadi penggerak dari sebuah kampanye.
Algoritma yang dihasilkan media sosial dapat membantu distribusi informasi dari sebuah kampanye sosial. Dengan adanya visualisasi berupa infografis, penerima informasi akan lebih terdorong untuk ikut berpartisipasi. Hal ini pun membuktikan adanya keterkaitan antara teori kampanye sosial dengan teori komunikasi massa.
3.2 Saran
Berlatar dari kejadian yang dialami oleh Lembaga ACT, penulis terdorong untuk memberikan saran kepada pembaca. Saran ini memiliki tujuan untuk memberikan peringatan kepada pembaca. Untuk mencegah kita terlibat dalam kasus penipuan, terkhususnya dengan kedok kampanye sosial, maka ada baiknya kita meningkatkan kewaspadaan. Kewaspadaan ini dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kampanye sosial, mulai dari pengadaan hingga siapakah penerima bantuan dari kampanye sosial tersebut. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan mencari tau lokasi dana kampanye akan disalurkan. Penting pula bagi kita untuk mengawal proses pengumpulan dana hingga pemberian dana kepada pihak yang dituju.
DAFTAR PUSTAKA
Pangestu, R. (2019). Penerapan Kampanye Sosial dalam Desain Komunikasi Visual [PDF file]. Ejournal UIGM. Diambil darihttp://ejournal.uigm.ac.id
Shofia, E. (2020) Perancangan Kampanye Sosial Mengenai Upaya Pencegahan Penuaan Dini Pada Wanita Usia Muda [PDF File]. Repository UNPAS. Diambil dari
http://repository.unpas.ac.id/
Gani, P. K. (2014). Kampanye Sosial. LSPR Edu. Diambil dari https://www.lspr.edu/pritakemalgani/kampanye-sosial
Rogers, E. M., & Storey, J. D. (1987). Communication campaigns. In C. R. Berger & S.
H. Chaffee (Eds.), Handbook of communication science (pp. 817–846). Sage Publications, Inc.
Hidayat, A. (2019). Platform Donasi Online Dan Filantropi Digital. Jurnal Universitas Airlangga, 1–16. Diambil dari
https://repository.unair.ac.id/87205/5/JURNAL_AISYAH%20AYU%20ANGGRAEN
%20HIDAYAT__071511533036.PDF.pdf
Andriani, D. (2017). Kampanye sosial di media sosial (studi kasus computer mediated communication pada platform crowdfunding kitabisa. com). Repository UIN Jakarta.
Diambil darihttps://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/35329
Liliweri, A. (2010). Komunikasi dan Kampanye, Komunikasi serba ada serba makna.
(673-748). Jakarta: Kencana.
Muhammad Hendartyo, M. (26 Juli 2022). Ini Fakta Perjalanan Kasus ACT hingga Petinggi Jadi Tersangka. Nasional Tempo.
https://nasional.tempo.co/read/1615828/ini-fakta-perjalanan-kasus-act-hingga-petinggi-j adi-tersangka