• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi manajemen kelas dalam efektivitas belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "implementasi manajemen kelas dalam efektivitas belajar"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

Muksin Lama.2018 Implementasi manajemen kelas dalam efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 292 Inpres Karangan Kab. Tana Toraja. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah mendampingi penulis sejak masih mahasiswa hingga akhir studinya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. . dan Pendidikan.

Latar belakang

Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan efisien di kelas. Untuk itu penulis tertarik mengangkat hal tersebut dalam judul penelitian “Implementasi Manajemen Kelas Terhadap Efektivitas Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 292 Inpres Karangan Kab.

Rumusan Masalah

Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan kelas yang baik agar proses pembelajaran dapat berjalan efektif. “Untuk mengetahui hasil penerapan manajemen kelas terhadap efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 292 Inpres Karangan”.

Manfaat Penelitian

Manajemen Kelas

Pada dasarnya pengelolaan kelas adalah menentukan cara bertindak sebelum tindakan itu sendiri dilakukan. Oleh karena itu, manajemen kelas merupakan kompetensi guru yang sangat penting untuk dikuasai guru agar berhasil dalam proses belajar mengajar.

Efektifitas Belajar Mengajar

Dari uraian tersebut, belajar mengajar merupakan komunikasi dua arah, yaitu kegiatan guru sebagai pendidik yang harus mengajar dan siswa sebagai orang terpelajar yang belajar. Pada pihak siswa sebagai agen pembelajaran dan pada pihak guru sebagai pembelajar dapat ditemukan perbedaan dan persamaan. Hubungan antara guru dan siswa merupakan hubungan yang fungsional, dalam artian guru dan pelaku yang dilatih. Pengajaran harus mengikuti prinsip-prinsip psikologis yang berkaitan dengan pembelajaran. Prinsip-prinsip pengajaran sebagaimana diuraikan di atas merupakan hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengefektifkan proses pembelajaran, dapat membantu mewujudkan tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam rencana pembelajaran. Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan kegunaannya diatur sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan diharapkan dapat berperan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Secara umum keadaan psikologis seperti dalam keadaan sehat, tidak mempunyai cacat fisik akan sangat membantu dalam proses dan hasil belajar. Selain kondisi umum tersebut, kondisi panca indera juga tidak kalah pentingnya dalam mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Meskipun diakui bahwa tujuan pendidikan yang juga berarti tujuan pembelajaran mencakup tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik, namun tidak dapat dipungkiri bahwa hingga saat ini pengukuran kognitif masih diprioritaskan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran. Sedangkan aspek afektif dan aspek psikomotorik lebih saling melengkapi dalam menentukan derajat keberhasilan belajar anak di sekolah.

Oleh karena itu, keterampilan kognitif akan tetap menjadi faktor penting dalam pembelajaran siswa. Setelah mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi proses belajar dan hasil yang telah diuraikan di atas, maka hal penting yang harus dilakukan bagi para pendidik, guru, orang tua adalah menyesuaikan faktor-faktor tersebut agar bekerja semaksimal mungkin.

Dasar dan Tujuan Bahasa Indonesia

Mempelajari bahasa Indonesia sejak dini berarti memberikan pelatihan dan pendidikan tentang bahasa tersebut sejak anak masih kecil. Kedudukan pertama kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. Kedudukan kedua kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dibuktikan dengan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan mulai dari TK, oleh karena itu mata pelajaran yang berbentuk media cetak juga harus berbahasa Indonesia.

Metode ini akan sangat berguna dalam meningkatkan pengembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa iptek. Bahasa Indonesia sebagai penghubung di tingkat nasional untuk keperluan pembangunan dan perencanaan serta pelaksanaan pemerintahan. Posisi ketiga bahasa Indonesia sebagai bahasa negara ditunjukkan dengan penggunaan bahasa Indonesia dalam hubungan antar instansi pemerintah dan dalam penyampaian informasi kepada masyarakat.

Kedudukan bahasa Indonesia yang keempat sebagai bahasa negara dibuktikan dengan penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku pelajaran, buku populer, majalah ilmiah dan media cetak lainnya. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dapat memberikan keterampilan dasar berbahasa yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan di sekolah menengah dan untuk menyerap pengetahuan yang diajarkan melalui bahasa tersebut.

Kerangka Pikir

Sedangkan tujuan guru adalah untuk mengembangkan potensi berbahasa siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar bahasa sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya. materi dan sumber pembelajaran bahasa mereka sendiri sesuai dengan keadaan unik daerah tersebut, dengan tetap memperhatikan minat. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai penerapan manajemen kelas dalam efektivitas pembelajaran dan pengajaran bahasa Indonesia pada siswa Kelas V SDN 292 Inpres Karangan tahun ajaran 2017-2018 dengan mengambil sampel berdasarkan atas pertimbangan tertentu yaitu sampel dari kelas V.

Tempat Dan Subjek Penelitian

Variabel Penelitian

Definisi Variabel

Istrumen Penelitian

Populasi dan Sampel 1. Populasi

Jadi populasi terkait data yang diperoleh dari total objek penelitian ini adalah 20 siswa. Menurut Sutrisno Hadi beliau menyatakan bahwa: Sampel adalah wakil atau perwakilan yang lebih kecil dari keseluruhan. Disebut penelitian sampel jika kita bermaksud menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Generalisasi adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku pada populasi. Sampel yang akan diteliti adalah 20 siswa kelas V SDN 292 Inpres Karangan Kab.

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diselidiki.Dalam arti luas, observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi langsung yaitu melakukan pengamatan dan mencatatnya dalam keadaan nyata.Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh informasi tentang keadaan objek penelitian. Wawancara merupakan suatu sarana pengumpulan bahan informasi yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara lisan dan menjawab secara sepihak sambil bertatap muka, serta dengan arah dan tujuan yang telah ditentukan.

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang kepribadiannya, atau hal-hal yang diketahuinya. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disajikan peneliti kepada sampel 20 siswa kelas V.

Teknik Analisis Data

Hasil penelitian

  • Kondisi Objektif Lokasi Penelitian
  • Visi Sekolah
  • Deskripsi Implementasi Manajemen Kelas dalam Efektifitas BelajarMengajarBahasa Indonesia Kelas Vdi SD Negeri 292 Inpres
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Manajemen Kelas Dalam Efektifitas Belajar Mengajar Bahasa Indonesia di SD Negeri

Dan 0% responden menjawab “tidak pernah” yang menunjukkan bahwa guru tidak pernah mengambil peran serta siswa sebelum memulai proses belajar mengajar bahasa Indonesia. Dan 20% responden menjawab “tidak pernah” yang menunjukkan bahwa guru tidak pernah membagikan buku pelajaran kepada siswa sebelum memulai proses belajar mengajar bahasa Indonesia. Selanjutnya 2 responden dengan nilai persentase 10% memilih alternatif jawaban “kadang-kadang” yang menunjukkan bahwa guru terkadang memperhatikan kesiapan siswa sebelum memulai proses pembelajaran bahasa Indonesia.

Berdasarkan tabel diatas terlihat 9 responden dengan nilai persentase 45% memilih alternatif jawaban “selalu”. Dan sebanyak 8 orang memilih alternatif jawaban “Kadang-kadang” dengan nilai persentase sebesar 40% yang menunjukkan bahwa guru terkadang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Dan 15% responden memilih alternatif jawaban “tidak pernah” yang menunjukkan bahwa guru tidak pernah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya selama proses pembelajaran bahasa Indonesia.

Dan 0% responden memilih alternatif jawaban “tidak pernah” yang artinya guru tidak pernah memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal di papan tulis. Berdasarkan tabel diatas terlihat 15 responden dengan nilai persentase 75% memilih alternatif jawaban “sangat senang” yang menunjukkan bahwa siswa sangat puas dengan proses yang dilakukan. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa 2 responden dengan nilai persentase 10% memilih alternatif jawaban “selalu” yang menunjukkan bahwa masih terdapat siswa yang merasa bosan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.

Dan 65% responden memilih alternatif “tidak pernah” yang menunjukkan bahwa siswa tidak pernah merasa bosan dengan cara guru mengajar.

Tabel 2Daftar distribusi frekuensi guru mengabsen siswa sebelum  memulai  proses belajar mengajar bahasa Indonesia
Tabel 2Daftar distribusi frekuensi guru mengabsen siswa sebelum memulai proses belajar mengajar bahasa Indonesia

Pembahasan

Selain itu juga dapat dilakukan pendekatan sosio-emosional yang harus dibangun agar hubungan baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Pengelolaan kelas merupakan salah satu cara yang digunakan oleh setiap guru untuk menciptakan suasana yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif.Untuk pengelolaan kelas yang efektif, guru harus memperhatikan suasana kelas dan pengelolaan siswa yang efektif, seperti manajemen siswa dan ruang kelas. Faktor penghambat penerapan manajemen kelas dalam efektivitas pembelajaran bahasa Indonesia di SDN 292 Inpres Karangan adalah faktor instrumental yang masih kurang memadai yaitu buku pelajaran karena hanya terdapat 15 buku pelajaran dengan jumlah siswa di kelas sebanyak 20 orang. , yang membuat siswa kurang tanggap dan acuh terhadap pelajaran.

Saran

Selain itu, guru diharapkan dapat meningkatkan penggunaan pendekatan pengelolaan kelas yang lebih efektif dalam kaitannya dengan situasi dan kondisi tertentu. Diharapkan kepada siswa untuk meningkatkan kesadaran diri agar dapat belajar dengan giat dan sungguh-sungguh sesuai dengan cara/metode yang diberikan oleh guru melalui bimbingan atau bimbingan. Sebagai siswa yang baik, wajib bertanggung jawab dan berperan aktif dalam proses pendidikan, agar Pengelolaan Kelas dapat berjalan dengan efisien sesuai dengan harapan kita semua.

OBSERVASI B. ANGKET

1 Guru memperhatikan kondisi kelas sebelum proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. 2 Guru membawa alat. 7 Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru saat menyajikan bahan ajar berbahasa Indonesia 8 Siswa mengerjakan soal di papan tulis. Kuesioner ini dimaksudkan sebagai alat untuk data penelitian. Dalam angket ini Anda diminta untuk memberikan jawaban yang jujur ​​dan benar, tergantung pada keadaan Anda, lingkungan Anda, dan guru Anda. Jawaban Anda tidak mempengaruhi nilai Anda. Kerahasiaan jawaban Anda Terjamin, jika Anda bersedia mengatakannya. Terima kasih.

Identitas Siswa

Petunjuk Pengisian

Apakah Anda bersikap acuh terhadap guru ketika guru sedang mengajarkan materi pembelajaran bahasa Indonesia? Apakah guru memberikan peringatan ketika Anda bermain pada saat proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas? Untuk menciptakan keakraban antara guru dan siswa, hal ini dapat dilakukan dengan cara ngobrol/berbincang santai pada waktu senggang, seperti pada saat istirahat dengan permasalahan umum atau permasalahan lainnya.

“Pengelolaan kelas akan dapat berfungsi secara efektif apabila selalu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri, antara lain kurikulum, program/bahan ajar, lingkungan dan peralatan, serta peran guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik. Beberapa upaya yang dilakukan dalam pengelolaan kelas agar proses pembelajaran efektif didasarkan pada keterampilan yang dimiliki oleh guru itu sendiri. Maka, agar proses belajar mengajar dapat berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan seiring dengan kondisi fisik siswa, maka Guru juga harus memperhatikan keadaan psikologis peserta didik, meliputi minat, bakat dan kemampuan, yang mana ketiga faktor tersebut termasuk di dalamnya.

Secara umum kebugaran jasmani siswa dapat dilihat dari kesehatannya, seperti tidak sakit dan memiliki bagian tubuh yang sempurna. Karena kedua indra ini sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar.” (Wawancara Sabtu 12 Agustus 2015 di sekolah) 5.

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 2Daftar distribusi frekuensi guru mengabsen siswa sebelum  memulai  proses belajar mengajar bahasa Indonesia
Tabel  tersebut  di  atas  menunjukkan  bahwa  sebanyak  18  responden  dengan persentase sebanyak 90% memilih alternatif jawaban “selalu” yang  menandakan  bahwa  guru  selalu  mengabsen  siswa  sebelum    memulai  proses  belajar  mengajar  bahasa  Indon
Tabel  tersebut  di  atas  menunjukkan  bahwa  sebanyak  14  responden  dengan persentase sebanyak 75% memilih alternatif jawaban “selalu” yang  menandakan  bahwa  murid  selalu  membersihkan  kelasnya  sebelum  memulai proses belajar mengajar bahasa Indon
Tabel 5Daftar distribusi frekuensi guru membagikan buku paket pada  murid sebelum proses pembelajaran bahasa Indonesia berlangsung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Algorithm 1Retrospective DAgger for Fixed Size 1: Inputs:,N the number of iterations,π1an initial policy trained on expert traces, αthe mixing parameter,{Pj}a set of training problem