• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH RAMAH ANAK (STUDI KASUS : SD NEGERI 8 KAMPUNG BARU DAN SDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI MANAJEMEN SEKOLAH RAMAH ANAK (STUDI KASUS : SD NEGERI 8 KAMPUNG BARU DAN SDIT "

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Selama mereka berada di satuan pendidikan, pemerintah membuat kebijakan untuk melindungi anak-anak di satuan pendidikan yang disebut dengan Satuan Pendidikan Ramah Anak (SRA). Sebagai kelanjutan dari program ini, setiap kabupaten/kota di Indonesia melaksanakan pilot project Sekolah Ramah Anak. Salah satu kabupaten yang melaksanakan program ini adalah Kabupaten Tanah Bumbu sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bersama Penetapan Sekolah Ramah Anak Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2020.

Institusi pendidikan yang ditetapkan sebagai sekolah ramah anak diberikan pelatihan yang ditujukan kepada gurunya. Hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan sekolah ramah anak antara lain sama sekali tidak boleh ada kekerasan yang dilakukan guru terhadap anak dan teman sebayanya. Berdasarkan observasi sementara, peneliti melihat bahwa penerapan sekolah ramah anak di kedua sekolah tersebut terdapat perbedaan baik dalam persiapan maupun pelaksanaannya.

Tujuan Kebijakan Sekolah Ramah Anak adalah : 1) Pemenuhan, jaminan dan perlindungan. hak-hak anak melalui lingkungan sekolah 2) Menjadi pedoman bagi kabupaten/kota dalam pengembangan sekolah ramah anak 3) Memenuhi salah satu indikator. Penyelenggaraan Sekolah Ramah Anak di lembaga pendidikan formal hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip yang mendukung pelaksanaan program kebijakan SRA agar selaras dengan capaian. Dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan dalam penyelenggaraan sekolah ramah anak harus... mengikuti tahapan.

Sebagai komponen penting dalam perencanaan kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) untuk mewujudkan sekolah ramah anak. 3) Implementasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak No. 8 Tahun 2014 tentang kebijakan sekolah ramah anak, kemudian dikembangkan indikator sekolah ramah anak untuk mengukur capaian sekolah ramah anak. Data sekunder yang diperoleh berupa Surat Keputusan (SK) Penyelenggaraan Sekolah Ramah Anak, Dokumen Pendukung dari Dinas terkait, Foto dan dokumentasi Program Sekolah Ramah Anak.

4) Melakukan wawancara semi terstruktur kepada Kepala Sekolah tentang Program Sekolah Ramah Anak di Sekolah Dasar terkait. Melakukan wawancara semi terstruktur kepada Guru atau Koordinator Pelaksana Program Sekolah Ramah Anak di Sekolah Dasar terkait.

Data dan Profil SD Negeri 8 Kampung Baru

71 observasi terkait penerapan manajemen sekolah ramah anak. 4) Melakukan wawancara semi terstruktur kepada kepala sekolah mengenai program sekolah ramah anak di SD yang bersangkutan. Melaksanakan konsultasi anak untuk memberikan ruang bagi anak untuk berpartisipasi dalam persiapan dan perencanaan sekolah ramah anak. Kepala sekolah/madrasah, komite sekolah/madrasah, orang tua/wali dan siswa berkomitmen untuk mengembangkan sekolah ramah anak dalam bentuk kebijakan sekolah ramah anak di setiap satuan pendidikan.

Kepala sekolah membentuk tim pelaksana sekolah ramah anak bersama komite sekolah/madrasah dan siswa. Latar belakang, karakteristik guru, tenaga kependidikan, orang tua, siswa dan masyarakat memberikan kesan keberagaman yang luar biasa dan menjadi tantangan tersendiri dalam proses mewujudkan Sekolah Ramah Anak. Tahapan pendirian sekolah ramah anak di SDN 8 Kampung Baru Kabupaten Tanah Bumbu dilakukan atas persetujuan dinas setempat, sehingga tidak ada sosialisasi terlebih dahulu.

Menurut Pedoman Sekolah Ramah Anak Tahun 2015, hakikat sekolah ramah anak adalah menjamin anak memperoleh hak dan perlindungannya di lingkungan sekolah. Menurut Pedoman Sekolah Ramah Anak, penciptaan sekolah ramah anak harus diawali dengan sosialisasi mengenai perwujudan hak dan perlindungan anak, guna menjamin anak mendapat haknya di lingkungan sekolah. Sosialisasi juga mencakup kerjasama serikat guru dan siswa, baik sebagai subjek maupun objek dalam program Sekolah Ramah Anak.

Kedepannya menjadi media publikasi yang mengingatkan seluruh warga di lingkungan sekolah untuk berperan aktif dalam Program Sekolah Ramah Anak.

Implementasi Manajemen Sekolah Ramah Anak di SDN 8 Kampung Baru

Sebagai bagian penting dalam Perencanaan Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) untuk mewujudkan sekolah ramah anak. Salah satu indikator belum adanya perencanaan yang detail adalah belum adanya Surat Keputusan (SK) yang memuat Tim Program Sekolah Ramah Anak. Anak-anak SD IT Ar Rasyid mengawali program sekolah ramah anak dengan sosialisasi yang saat itu melibatkan pihak jurusan, dewan guru, dan siswa.

Nama-nama yang termasuk dalam tim pelaksana Sekolah Ramah Anak akan tercantum dalam lampiran. Oleh karena itu, pada tahap awal perencanaan, SD IT Ar Rasyid telah menyiapkan sumber daya manusia yang nantinya akan mengelola penerapan manajemen sekolah ramah anak. Mengenai penyelenggaraan program Sekolah Ramah Anak dapat dikatakan masih belum ideal, hal ini dibuktikan dengan belum adanya struktur organisasi sekolah ramah anak di SDN 8 Kampung Baru.

Berbeda dengan SD IT Ar Rasyid yang Tim Pelaksana Program Sekolah Ramah Anak sudah dipersiapkan sejak awal. Rangkaian kegiatan di bidang program sekolah ramah anak merupakan salah satu tahapan manajemen yaitu aktualisasi. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peran kepala sekolah sebagai penanggung jawab utama penyelenggaraan Sekolah Ramah Anak menjadi penting.

Pada dasarnya program sekolah ramah anak secara umum telah dilaksanakan di SDN 8 Kampung Baru Kabupaten Tanah.

Faktor Pendukung Sekolah Ramah Anak di SDN 8 Kampung Baru dan SD IT

77 cara yang menyenangkan, penuh kasih sayang dan bebas dari perlakuan diskriminatif terhadap siswa di dalam dan di luar kelas, mengembangkan minat, bakat, inovasi dan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler individu dan kelompok, melibatkan siswa dalam bermain, berolahraga dan istirahat, melibatkan siswa dalam kehidupan budaya dan seni, menyediakan instrumen permainan edukatif (APE) yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku, menerapkan praktik ramah lingkungan dan budaya dalam pembelajaran, menjamin komunikasi dan dialog satu sama lain, ruang dalam dan luar ruangan untuk bermain dan belajar, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berorganisasi, berpartisipasi dan mengapresiasi kegiatan seni dan budaya. Selain itu, kepala sekolah menginstruksikan para guru untuk berdiri di depan gerbang sekolah untuk menyambut siswanya. Kegiatan penyambutan anak di pintu gerbang juga merupakan aksi simbolis penyerahan siswa dari orang tua kepada guru/petugas sekolah yang bertugas mendidik anak selama berada di sekolah.

Maka guru yang bertugas pun berangkat pagi hari itu untuk menyambut siswa yang berjabat tangan sambil menyapa guru. 78 Kepala sekolah mengungkapkan, pihaknya telah mengundang beberapa sekolah, antara lain kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan beberapa siswa. Kesadaran Guru dalam Melayani Siswa Aspek penting dalam penerapan manajemen sekolah ramah anak adalah kemampuan guru dalam melayani siswa.

Kemampuan tersebut tentunya tidak muncul secara tiba-tiba, namun juga memerlukan jam terbang dan kesadaran guru bahwa pendidikan bukan sekedar transfer ilmu, namun memerlukan internalisasi nilai-nilai kebaikan yang akan menjadi karakter peserta didik. Proses pembelajaran sekurang-kurangnya meliputi: materi pembelajaran, terselenggaranya proses pembelajaran yang inklusif dan tidak diskriminatif, pemberian pengalaman belajar dan proses pembelajaran yang mengembangkan dengan baik keberagaman dan potensi karakter, terlaksananya proses pembelajaran dengan cara yang menyenangkan, penuh kasih sayang dan tanpa perlakuan yang membeda-bedakan terhadap peserta proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas mengembangkan minat, bakat dan inovasi serta kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler individu dan kelompok; siswa melakukan olah raga dan rekreasi; siswa berpartisipasi dalam kehidupan budaya dan seni. lingkungan dan kebiasaan budaya dalam belajar, menjamin komunikasi dan dialog timbal balik, memiliki ruang dalam dan luar ruangan untuk bermain dan belajar, menawarkan kesempatan kepada siswa untuk berorganisasi, berpartisipasi dalam dan mengapresiasi kegiatan seni dan budaya. Oleh karena itu, keberhasilan Program Ramah Anak dapat dikatakan tidak hanya bergantung pada kemampuan sekolah dalam melaksanakan programnya saja, namun juga memerlukan dukungan keluarga dan masyarakat.

Memberikan persetujuan terhadap setiap kegiatan peserta didik pada satuan pendidikan sepanjang sesuai dengan prinsip SRA.

Faktor Penghambat Sekolah Ramah Anak di SDN 8 Kampung

Meskipun pedoman sekolah ramah anak sudah ada, namun pelaksanaan pengelolaan program ramah anak masih dalam batas kemampuan sumber daya sekolah. Proses pendirian sekolah ramah anak di SDN 8 Kampung Baru dan SD IT Ar Rasyid Kabupaten Tanah Bumbu. Proses pendirian sekolah ramah anak di SDN 8 Kampung Baru Kabupaten Tanah Bumbu dilakukan melalui penunjukan oleh Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Anak.

Hanya saja dalam pelaksanaannya Program Sekolah Ramah Anak di sekolah ini dibandingkan dengan Program Sekolah Adiwiyata. Hal ini dibuktikan dengan belum terencananya kegiatan dan program sekolah ramah anak. Penyelenggaraan Program Sekolah Ramah Anak dilaksanakan sesuai dengan Program Sekolah Adiwiyata yang dalam nilai-nilainya memuat kurikulum ramah anak.

Jadi pada dasarnya belum ada kurikulum khusus Sekolah Ramah Anak yang dibuat oleh SDN 8 Kampung Baru. d) Aspek pengendalian. Implementasi program Sekolah Ramah Anak di SD IT Ar Rasyid ditinjau dari berbagai aspek yaitu dari segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. a) Aspek perencanaan. Kegiatan keorganisasian dilaksanakan melalui penyusunan Tata Cara (SC) Kelompok Pelaksana Sekolah Ramah Anak yang disusun oleh kepala sekolah sesuai dengan petunjuk Lembaga.

Faktor Penghambat Penerapan Manajemen Sekolah Ramah Anak di SDN 8 Kampung Baru dan SD IT Ar Rasyid.

Saran

Pemantauan sekolah ramah telah dilakukan oleh kepala sekolah melalui kunjungan ke kelas pada saat kegiatan pembelajaran. Proses perencanaan sekolah ramah anak dilakukan melalui rapat koordinasi antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan berbagai dewan guru untuk merumuskan kegiatan ramah anak. Implementasi sekolah ramah anak diinternalisasikan melalui kegiatan terencana seperti penyambutan guru kepada siswa di depan pintu gerbang, pembuatan poster anti perundungan dan proses pembelajaran ramah anak di dalam dan di luar kelas.

Kabupaten Tanah Bumbu meliputi: a) kurangnya pemahaman tentang program sekolah ramah anak, b) belum adanya pelatihan atau bimbingan teknis terkait pelaksanaan program sekolah ramah anak di sekolah dasar, c) belum adanya standar yang jelas terkait dengan program sekolah ramah anak. pelaksanaan program sekolah ramah anak di sekolah dasar pada tingkat sekolah dasar, dan d) kurangnya kontrol terhadap instansi yang mengawasi program sekolah ramah anak. Analisis Kebijakan Analisis Kebijakan Sekolah Ramah Anak Sekolah Ramah Anak di Kawasan Pesisir di Kawasan Pesisir Pariwisata Yogyakarta: CV Andi Offset. Evaluasi pelaksanaan program sekolah ramah anak sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap anak (Studi kasus di SDN 2.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah mengembangkan Sekolah Ramah Anak di Kawasan Pesisisr Indonesia. Dengan sekolah ramah anak maka anak akan aman dan nyaman

Sekolah Ramah Anak juga harus dipertimbangkan situasi sekolah yang aman, bersih, sehat, dan peduli dan berbudaya, lingkungan hidup, mampu menjamin, memenuhi, menghargai

Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: (1) perencanaan sekolah ramah anak di SMPN 10 Malang dilakukan dengan membuat indikator implementasi sekolah ramah anak yang tertera di

Abstrak: Penelitian bertujuan mengkaji konsep kultur sekolah, menganalisis konsep pendidikan ramah anak, dan penguatan kultur sekolah dalam mewujudkan pendidikan ramah anak.

Dalam tesis ini, penulis akan memusatkan perhatian pada bagaimana konsep pembentukan karakter yang ada dalam panduan Sekolah Ramah Anak juga bagaimana jika dipandang dari

Sedangkan Tim Pelaksana Sekolah Ramah Anak SMA Negeri 3 Kota Kediri berperan dan bertugas sebagai pelaksana yang menjalankan kebijakan Sekolah Ramah Anak sesuai

Konsep Sekolah Ramah Anak didefinisikan sebagai program untuk mewujudkan kondisi aman, bersih, sehat, peduli, dan berbudaya lingkungan hidup, yang mampu menjamin pemenuhan

Seluruh warga sekolah dapat berkolaborasi serta bekerja sama dalam makataan kegiatan-kegiatan disekolah serta mendukung kebijakan sekolah ramah anak yaitu 1 Membuat bilik aduan kelas, 2