• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

Volume 04. Nomor 01. Juni 2023

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

83

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP YP PGRI 4 MAKASSAR The Implementation of PAKEM Learning Model on Cube and Block Materials to Improve Mathematics Learning Outcomes for Class VIII

Students of SMP YP PGRI 4 Makassar

Marianty Bua1, Ramlan Mahmud2, Nurul Iman3, Rezky Rahma Ruslan4 Pendidikan Matematika

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Yayasan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP)

Email1 : [email protected] Email2 : [email protected] Email3 : [email protected] Email4 : [email protected]

Abstrak

This research had been carried out at SMP YP PGRI 4 Makassar, with the type of research namely Classroom Action Research. This research was conducted in two cycles, each cycle consisting of 4 meetings. The instruments used in this study were the ability test of students' mathematics learning outcomes, student response questionnaires to PAKEM learning model, and guidelines for observing the implementation of learning.

Data from observations, tests and questionnaires were analyzed qualitatively and quantitatively which was strengthened by documentation. Based on the results of the study, it was shown that after being given the action using PAKEM learning model, the ability of mathematics learning outcomes for students of class VIII SMP YP PGRI 4 Makassar increased from cycle I to cycle II. This was shown from the average value in the first cycle, which was 68.78 from the ideal score of 100 and completeness 30.43%

from the ideal score of 100 and at the end of the second cycle it increased to 82.78 from the ideal score of 100 and the completeness of learning outcomes was 86, 95%. The standard deviation in the first cycle was 10,787 and the standard deviation in the final cycle or the second cycle was 5,517. Thus, it can be concluded that PAKEM learning model improved students' mathematics learning outcomes on the subject of cubes and blocks.

Keywords: Students' mathematics learning outcomes, PAKEM learning model, cubes and blocks, participative, active, creative, effective, and fun.

Pendahuluan

Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat.Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejaterah dan bahagiah menurut konsep pandangan hidup

(Received: 03-12-2022; Reviewed: 27-02-2023; Revised: 03-03-2023; Accepted: 30-04-2023; Published: 03-06-2023)

(2)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

84 mereka (Ihsan, 2013). Menurut Nurkholis (2013) pendidikan lebih dari sekedar pengajaran, yang dapat

dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu, transformasi nilai, dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Pendidikan juga merupakan sebuah aktifitas yang memiliki maksud atau tujuan tertentu yang diarahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki manusia baik sebagai manusia maupun sebagai masyarakat dengan sepenuhnya.

Menurut Rahmayani dan Amelia (2020) matematika adalah raja dari ilmu lain yang perkembangannya tidak tergantung pada ilmu lain (Ovan, 2019). Menurut Johnson dan Rising (dalam Ovan, 2019) menyatakan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logic, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefenisikan dengan cermat, jelas, dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada bunyi.

Berdasarkan hasil observasi dengan melakukan wawancara secara langsung dengan guru mata pelajaran matematika pada tanggal 15 Oktober 2021, peneliti telah menemukan beberapa permasalahan dikelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar yaitu rendahnya hasil belajar matematika siswa yang dapat dilihat dari hasil observasi bahwa masih banyak siswa yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dimana KKM pada kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar yaitu 78.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena kurangnya keaktifan siswa saat proses pembelajaran, pembelajaran yang membosankan sehingga siswa kurang senang dalam belajar, siswa kurang berpartisipasi dalam proses belajar mengajar serta pembelajaran yang monoton dari guru sehingga pembelajaran kurang efektif.Selain kurangnya keaktifan siswa, maka masih banyak siswa yang kurang memahami soal dindai dengan komunikasi matematis masih kurang baik, dimana jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan.

Berdasarkan uraian diatas, merupakan tantangan bagi guru untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang diminati oleh siswanya. Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka guru harus memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pokok pembahasan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu model yang tepat untuk menjadikan suasana belajar yang kondusif serta efektif adalah dengan menggunakan model Pembelajaran Partsispatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenagkan (PAKEM).

Menurut Aqib (2015) yang menyatakan bahwa PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Kreatif dimaksudkan adalah siswa mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Efektif artinya menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung atau tercapai tunjuan pembelajaran. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang mneyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi.

Awal mula kata PAKEM dikembangkan dari istilah AJEL (Aktive Joyfull and Efektife Learning).Untuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1999 dikenal dengan istilah PEAM (Pembelajaran Efektif, Aktif dan Menyenangkan). Namun seiring dengan pengembangan MBS di Indonesia pada tahun 2002 istilah PEAM diganti menjadi PAKEM, yaitu kependekan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efekif, dan Menyenangkan (Aslinda, 2017).Menurut Supinah (dalam Khoiriyah, 2019) model pembelajaran PAKEM memiliki beberapa kelebihan-kelebihan yaitu:

a. Aktif bertanya, mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain.

b. Kreatif, yaitu merancang atau membuat sesuatu dan menulis atau mengarang.

c. Menguasai keterampilan yang diperlukan.

d. Senang yang membuat siswa berani mencoba/berbuat, berani bertanya, berani mengemukakakan pendapat dan berani mempertanyakan gagasan orang lain.

(3)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

85 Menurut Sutomo (2017) Apabila dalam pembelajaran terdapat keempat prinsip tersebut, maka kriteria

PAKEM terpenuhi yaitu:

1. Pengalaman Pada aspek ini siswa belajar banyak melalui berbuat dan dengan melalui pengaman langsung, sehingga dapat mengaktifkan banyak indra yang dimiliki siswa. Penerapannya antara lain eksperimen, pengamatan, percobaan, penyelidikan dan wawancara.

2. Komunikasi Pada aspek ini siswa dapat mengungkapkan gagasan, dapat mengonsolidasi pikirannya, mengeluarkan gagasannya, memancing gagasan orang lain dan membuat bangunan makna mereka dapat diketahui oleh guru.

3. Interaksi Pada aspek ini dapat dilakukan dengan cara interaksi, tanya jawab dan saling melempar pertanyaan dengan begitu siswa dapat mengoreksi kesalahan dan membangun makna, sehingga hasil belajar dapat meningkat.

4. Refleksi Pada aspek ini siswa dapat memikirkan kembali apa yang telah diperbuat selama proses belajar mengajar berlangsung.

Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan selama dua siklus di SMP YP PGRI 4 Makassar, siklus I dilakukan selama 4 kali pertemuan dan siklus berikutnya juga dilakukan selama 4 kali pertemuan.Instrumen pendukung dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar, respon siswa, aktivitas guru dan siswa.Sebelum digunakan instrument pendukung yang digunakan, trelebih dahulu dilakukan validasi isi dan validasi konstruk.

Metode

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini pertama kali dikembangkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1946, yaitu prosedur penelitian tidankan kelas dengan 4 (empat) langkah berikut: (1) perencanaan tindakan(plannimg), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) obsevasi (observing), dan refleksi (reflecting) dalam bentuk siklus (Tampubolon, 2013). Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP YP PGRI 4 Makassar pada semester genap tahun ajaran 2021/2022.

Prosedur penelitian ini dirancang dengan dua siklus. Siklus I telah dilaksanakan selama empat kali pertemuan yang terdiri dari tiga kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan dan satu kali pertemuan dengan tes akhir siklus. Sedangkan siklus II juga dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan tes akhir siklus. Pada siklus II merupakan pelaksanaan perbaikan atau perubahan apa yang menjadi kendala pada siklus I. Selanjutnya dilaksanakan proses pembelajaran dikelas dengan menerapkan model pembelajaran PAKEMuntuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

Grafik 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN

PENGAMATAN

REFLEKSI

PENGAMATAN

PELAKSANAAN PERENCANAAN

PERENCANAAN SIKLUS II SIKLUSI I

(4)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

86 Keterangan:

= Alur, = Tahapan, = Siklus

Ada beberapa instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Lembar observasi guru yaitu observasi tentang aktifitas guru selama kegiatan belajar mengajar dan keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran pada saat melkasanakan tindakan penelitian, Lembar observasi siswa yaitu observasi tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, Tes hasil belajar, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa disetiap siklus, dan Angket respon siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran PAKEM yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Adapun indikator respon siswa yaitu, respon terhadap model pembelajaran, respon terhadap cara guru mengajar, respon terhadap kemudahan memahami materi, dan respon aktivitas siswa (diskusi dan bertanya).

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar pada semester genap tahun ajaran 2021/2022. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatifi dan data kualitatif. Jenis data kuantitatif diperoleh dari hasil tes sedangkan data kualitatif dari hasil pengamatan. Data untuk mengukur hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa pada ahir siklus. Sedangkan untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa diperoleh melalaui observasi. Observasi dilakukan oleh peneliti dan observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.

Hasil tes belajar matematika siswa dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif yang meliputi menghitung mean, median, modus, standar deviasi, variansi, dan ditentukan pula nilai maksimum dan nilai minimum yang diperoleh siswa. Adapun data tentang hasil observasi guru dan hasil observasi siswa dianalisis secara kualitatif yaitu dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan akktivitas siswa dalam proses belajar mengajar serta data tentang respons siswa yang dilakukan dengan memberikan angket respon siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan.

Yang menjadi indikator keberhasilan yang digunakan sebagai tolak ukur dalam penelitian ini adalah apabila skor rata-rata hasil belajar matematika siswa meningkat dan tuntas secara klasikal 85% yang mendapat nilai ≥78 dari skor ideal 100 sesuai dengan standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan di SMP YP PGRI 4 Makassar dengan respon siswa berada kategori sangat baik (81%-100%) dan aktivitas guru berada pada kategori sangat baik (85%-100%).

Hasil dan Pembahasan Hasil

Tabel 1. Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I STATISTIK NILAI STATISTIKA

Subjek 23

Skor Ideal 100

Maksimum 86

Minimum 44

Rentang Skor 42

Mean 68,78

Median 70

Modus 62

Variansi 116,360

en ga m at an

(5)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

87

Standar Deviasi 10,787

Sumber : data olah

Berdasarkan Tabel 1diatas , menunjukan bahwa siswa yang mengikuti tes hasil belajar matematika siswa pada akhir siklus I diperoleh, subjek 23 orang siswa yang artinya keseluruhan jumlah siswa dalam kelas mengikuti tes. Nilai maksimum adalah adalah nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 86, sedangkan niai minimum adalah nilai yang terendah yang diperoleh siswa yaitu 44. Mean yang artinya nilai yang mewakili dari seluruh hasil tes siklus I adalah 68,78 dengan standar deviasi yang menunjukkan bahwa penyimpangan data dari nilai rata-rata sebesar 10,787. Median sebesar 70 artinya 47,82% siswa memperoleh nilai lebih kecil atau sama dengan 70 dan 47,82% siswa memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 70. Variansi yang merupakan kuadrat dari simpangan baku besar 116,360. Modus adalah nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 62. Apabila skor peningkatan hasil belajar matematika siswa dikelompokkan kedalam kategori penilaian, berdasarkan pengkategorian maka diperoleh distribusi frekuensi yang disajikan pada Tabel berikut:

Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I.

Skor Kategori Frekuensi Persentase%

0 ≤ 𝑥 < 55 55 ≤ 𝑥 < 70 70 ≤ 𝑥 < 80 80 ≤ 𝑥 < 90 90 ≤ 𝑥 ≤ 100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

2 9 9 3 0

8,7 39,13 39,13 13,04

0 Sumber : data olah

Berdasarkan Tabel 2 maka diperoleh bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar dengan menerapkan model pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) berada pada kategori rendah 39,13% Setelah penerapan model pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM), maka deskripsi ketuntasan hasil belajar pada siklus I disajikan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 3. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus I

Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

0 ≤ 𝑥 < 78 78 ≤ 𝑥 ≤ 100

Tidak Tuntas Tuntas

16 7

69,57 30,43

Jumlah 23 100

Sumber: data olah

Tabel 3 mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada siklus I, menunjukkan bahwa persentase siswa yang tuntas hanya 30,43% yaitu 7 orag siswa.Dan tidak tuntas 69,57% yaitu 16 orang siswa. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus I maka penerapan model Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAKEM) belum dikatakan berhasil, karena siswa belum mencapai standar ketuntasan yaitu secara klasikal85% dari 23 siswa, sehingga penelitian ini tidak berhenti pada siklus I tetapi berlanjut pada siklus II.

Tabel 7. Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus II STATISTIK NILAI STATISTIKA

Subjek 23

Skor Ideal 100

Maksimum 92

Minimum 74

Rentang Skor 18

(6)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

88

Mean 82,78

Median 83

Modus 83

Variansi 26,542

Standar Deviasi 5,152

Sumber : data olah

Berdasarkan Tabel 7 diatas , menunjukan bahwa siswa yang mengikuti tes hasil belajar matematika siswa pada akhir siklus II diperoleh, subjek 23 orang siswa yang artinya keseluruhan jumlah siswa dalam kelas mengikuti tes. Nilai maksimum adalah adalah nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 92, sedangkan niai minimum adalah nilai yang terendah yang diperoleh siswa yaitu 74. Mean yang artinya nilai yang mewakili dari seluruh hasil tes siklus II adalah 82,78 dengan standar deviasi yang menunjukkan bahwa penyimpangan data dari nilai rata-rata sebesar 5,152. Median sebesar 83 artinya 47,82% siswa memperoleh nilai lebih kecil atau sama dengan 83 dan 47,82% siswa memperoleh nilai lebih besar atau sama dengan 83. Variansi yang merupakan kuadrat dari simpangan baku besar 26,542,. Modus adalah nilai yang paling banyak diperoleh siswa adalah 83.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II.

Skor Kategori Frekuensi Persentase%

0 ≤ 𝑥 < 55 55 ≤ 𝑥 < 70 70 ≤ 𝑥 < 80 80 ≤ 𝑥 < 90 90 ≤ 𝑥 ≤ 100

Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

0 0 7 14 2

0 0 30,43 60,86 8,69

JUMLAH 23 100

Sumber : data olah

Berdasarkan Tabel 8 maka diperoleh bahwa rata-rata skor hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar dengan menerapkan model pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) berada pada kategori tinngi60,86% Setelah penerapan model pembelajaran PAKEM, maka deskripsi ketuntasan hasil belajar pada siklus II disajikan dalam Tabel sebagai berikut:

Tabel 9. Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Siklus II

Nilai Kategori Frekuensi Persentase %

0 ≤ 𝑥 < 78 78 ≤ 𝑥 ≤ 100

Tidak Tuntas Tuntas

3 20

13,04 86,95

Jumlah 23 100

Sumber: data olah

Tabel 9 mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada siklus II, menunjukkan bahwa persentase siswa yang tuntas 86,95% yaitu 20 orag siswa.Dan tidak tuntas hanya 13,04% yaitu 3 orang siswa. Berdasarkan data yang diperoleh pada siklus II maka penerapan model Pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAKEM) dikatakan berhasil, karena siswa mencapai standar ketuntasan yaitu secara klasik 85% dari 23 siswa, sehingga penelitian ini berhenti pada siklus II.

Pembahasan

Berdasarkan fase pada siklus I dan siklus II yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dengan menggunakan model pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif,Efektif, dan

(7)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

89 menyenangkan (PAKEM) merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif meningkatkan hasil

belajar matematika siswa sesuai dengan yang dikemukakan Nawawi (dalam Susanto, 2016) hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hal ini dapat dilihat skor ketuntasan hasil belajar matematika siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I menunjukkan bahwa persentase siswa yang tuntas 30,43% dengan jumlah siswa 7 orang lebih rendah dari hasil pra PTK, hal tersebut terjadi karena pada siklus I siswa belum familiar dengan model pembelajaran yang diterapkan sehinggah siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, dimana pada siklus I masih banyak siswa yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi, kurangnya kekompakan siswa dalam bekerjasama dalam kelompok, serta pada siklus I guru belum seutuhnya melaksanakan segala aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan langkah dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Sehingga banyak siswa yang tidak tuntas dengan persentase 69,57% dengan jumlah siswa 16 orang.

Penyebab rendahnya ketuntasan pada siklus I diperbaiki pada siklus II melalui perencanaan dan pelaksanaan siklus II, hasil dariperbaikan itu diperoleh hasil belajar matematika siswa yang tuntas KKM di siklus II dengan persentase siswa yang tuntas 86,95% dengan jumlah siswa 20 orang dan tidak tuntas dengan persentase 13,04% dengan jumlah siswa 3 orang.

Dari hasil pengamatan, persentase hasil belajar matematika siswa yang tuntas pada siklus II telah mencapai kriteria keberhasilan hal yaitu tuntas secara klasik 85% yang mendapatkan nilai ≥ 78 dari skor ideal 100 sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan di SMP YP PGRI 4 Makassar, sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

Berdasarkan aktivitas siswa pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II dengan menyimpulkan bahwa aktivitas siswa sebagian besar dalam kategori sangat baik. Ini menunjukkan bahwa setiap pertemuan pada siklus II aktivitas siswa sesuai dengan yang diharapkan. Pada aktivitas guru sebagai pengelola pembelajaran di kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar pada siklus I proses pembelajaran menunjukkan bahwa guru belum sepenuhnya melaksanakan semua kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan bahwa guru ada dalam semua kegiatan sehingga hasilnya sangat baik. Hal ini sejalan dengan pendapat (Majid, 2017) bahwa pembelajaran dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Berdasarkan respon siswa yang diperoleh dengan angket terhadap model pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) , pada siklus I respon siswa dapat dikategorikan baik untuk setiap indikator. Respon siswa pada siklus II mengalami peningkatan dengan kategori sangat baik. Hal ini dapat kita lihat dari jawaban siswa terhadap pertanyaan yang diajukan.

Penelitian yang dilakukan Muliana, (2014) yang berjudul Penerapan Model Pakem Pada Materi Prisma Dan Limas Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII.A MTS Bontomarannu Kabupaten Takalar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas VIII.A MTS Bontomarannu pada materi prisma dan limas pada siklus I sebesar 78,45 dengan standar deviasi 7,92 dan pada siklus II sebesar 80,5 dengan standar deviasi 6,65 presentase ketuntasan belajar siswa pada materi prisma dan limas pada siklus I sebesar 77% siswa yang tuntas dan pada siklus II sebesar 86,36% siswa yang tuntas. Berdasarkan hasil penelitian ini disimpilkan bahwa dengan diterapkannya model pembelajaran PAKEM dalam proses pembelajaran, maka ketuntasan belajar, kehadiran, kesiapan, dan keaktifan siswa dapat meningkat. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sama-sama mengukur tentang hasil belajar matematika siswa dengan menngunakan model pembelajaran PAKEM, tetapi peneliti menggunakan materi bangun ruang sisi

(8)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

90 datar balok dan kubus, sedangkan peneliti sebelumnya menggunakan materi bangun ruang sisi datar

pada prisma dan limas.

Hal ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan Lisnawati. D (2019) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi SPLDV Melalui Model Pembelajaran PAKEM”

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas 8 SMP MUHAMMADIYAH 6 pada tahun akademik 2018/2019, jumlah siswa adalah 22 siswa, yang terdiri dari 7 laki-laki dan 15 perempuan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah tahap analisis pertama dan akhir. Desain penelitian ini adalah eksperimen semu penampilan (post test). Teknik pengumpulan data diambil dari hasil belajar dan observasi. Kesimpulannya adalah bahwa penelitian menggunakan model pakem telah meningkatkan siswa. Jadi penelitian ini berhasil.Penelitian ini dapat disimpulakn bahwa sama-sama menggunakan model pembelajaran PAKEM dan mengukur hasil belajar matematika siswa, tetapi peneliti sebelumnya menngunakan materi SPLDV dan peneliti menggunakan materi kubus dan balok.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada kelas VIII SMP YP PGRI 4 Makassar dengan menggunakan model pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Kondisi ini dapat dilihat dari hasil peningkatan hasil belajarmatematika siswa dari siklus I dengan persentase ketuntasan 30,43% ke siklus II dengan persentase ketuntasan 86,95%., aktivitas siswa, aktivitas guru dari siklus I berada pada kategori baik dengan persentase 80% ke siklus II berada pada kategori sangat baik dengan persentase 100%, dan angket respon siswa siklus I berada pada ketegori cukup dengan persentase 54,35% ke siklus II berada pada kategori sangat baik dengan persentase 83,32%.

Saran

1. Model pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) bisa menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika.

2. Diharapkan kepada guru untuk merancang model pembelajaran yang dapat menyenangkan bagi siswa agar siswa tidak jenuh dalam menghadapi pembelajaran matematika.

3. Bagi peneliti seharusnya yang akan meneliti model pembelajaran Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) tidak terbatas pada hasil belajar matematika siswa.

Ucapan terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian maupun penulisan artikel ini.

Referensi

Aslinda. (2017). Penerapan Model Pembelaajaran PAKEM Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Materi Sepak Bola Siswa Kelas IVB SD Negeri 013 Mekarsari. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Vol.6(2). Hal 472-481.

Aqib, Zainal. 2015. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: CV Yrama Widya.

Ihsan, Fuad. 2013. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

(9)

e-ISSN: 2775-0442 | ARITMATIKA: Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika STKIP YPUP Makassar

91 Khoiriyah. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Ipa Materi Konduktor dan Isolator Panas Melalui Model

Pakem Pada Siswa Kelas VI SDN Sugihwaras Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online). Vol.3(6). Hal 838-852.

Lisnawati, D. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi SPLDV Melalui Model Pembelajaran PAKEM. Diskusi panel nasional pendidikan matematika, ISSN 2581- 0812. Hal 77-82.

Nurkholis. 2013. Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal Kependidikan. Vol.1(1).

Hal 24-44.

Rahmayani, Vani dan Amalia, Rezki. 2020. Strategi Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas. Jurnal On Teacher Education. Vol.2(1). Hal 18-24.

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran Disekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sutomo. 2017. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (Pakem) dengan Metode Tim Kuis Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Kky 1 Materi Menyiapkan Proses Konstruksi Kayu Pada SMK Negeri 1 Wonoasri Semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Studi Agama. Vol.5(2). Hal 192-226.

Ovan. 2019. Filsafat Matematika. Makassar: LPP-Mitra Edukasi.

Info lebih lanjut

Hubungi

LPPM STKIP YPUP Makassar Jalan Andi tonro no. 17 Makassar

Referensi

Dokumen terkait

geografis dan segmentasi demografis. Target pasar toko mebel samsuri adalah pasar sasaran jangka pendek, pasar sasaran primer dan sasaran sekunder. Dan posisi pasar toko

STIMATA MALANG Indah Dwi Mumpuni, Kokoh Pradityo Utomo STMIK PPKIA Pradnya Paramita Malang Abstrak: Alumni Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK PPKIA Pradnya