• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DALAM TRADISI KEPESANTRENAN DI PONDOK PESANTREN NURUL UMMAH PUTRA, KOTAGEDE, YOGYAKARTA - Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DALAM TRADISI KEPESANTRENAN DI PONDOK PESANTREN NURUL UMMAH PUTRA, KOTAGEDE, YOGYAKARTA - Institutional Repository UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi Implementasi Nilai-nilai Multikultural Dalam Tradisi Kepesantrenan Di Pondok Pesantren Nurul Ummah Putra Kotagecle Y ogyakarta. Staf dan karyawan TU Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran administrasi dalam penyelesaian skripsi.

Konsonan Rangkap

Vokal Pendek

Vokal Panjang

Vokal-vokal Rangkap

Vokal-vokal yang Berurutan dalam Satu Kata, Dipisah dengan Apostrof (´)

Kata Sandang Alif dan Lam

Selain itu, Pesantren ibarat miniaturnya negara Indonesia, karena di dalamnya terdapat keragaman yang begitu banyak, yaitu terdiri dari santri yang berbeda suku, budaya, ras, dan bahasa yang menjadi sebuah ciri multikultural. Latar belakang yang berbeda-beda ini menyebabkan pluralitas dan interaksi sosial budaya yang beranekaragam di PPNU.14 Pluralitas sosial dan budaya, pada mayoritas santri juga melekat DoubleStatus (status ganda): santri dan mahasiwsa/ pelajar.

Rumusan Masalah

Selain itu, penelitian ini juga didukung banyaknya santri yang mukim di pesantren tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan dari latar belakang yang berbeda- beda sehingga menyebabkan pluralitas dan interaksi sosial budaya terasa berwarna di dalam lingkungan Pesantren tersebut.15 Berdasarkan fenomena tersebut penulis sangat tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam lagi, terutama pada aspek implementasi nilai multikulturalnya.

Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui media yang digunakan dalam pengimplementasian Nilai-nilai Multikultural yang berkembang di Pondok Pesantren Nurul Ummah. Penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai nilai-nilai multikultural dan media dalam pengimplementasian nilai-nilai multikultural yang berada di pondok pesantren umumnya dan Pondok Pesantren Nurul Ummah, Kotagede, khususnya.

Tinjauan Pustaka

Memberikan wawasan kepada para pembaca bahwasanya pondok pesantren bisa mengembangkan nilai-nilai multikultural, salah satunya di Pondok Pesantren Nurul Ummah. Ketiga, tesis karya Suprihatin dengan judul “Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dalam Membentuk Akhlak Santri di Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta”.18 Penelitian ini menjelaskan mengenai penanaman nilai-nilai pendidikan multikultural dalam membentuk akhlak para. Penanaman Nilai-nilai Multikultural (Studi kasuspada Pesantren Nabil Husein Samarinda Kalimantan Timur)”, Dinamika Ilmu, XIV, Juni 2014, hlm.

18 Suprihatin, Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dalam Membentuk Akhlak Santri di Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, Tesis. Keempat, tesis karya Zulqarnain dengan judul “Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Multikulural di Madrasah berbasis Pondok Pesantren DDI-AD Mangkoso Barru Sulawesi Selatan”.19 Hal tersebut adalah nilai-nilai yang mengakui perbedaan di antara sesama manusia, bahkan mengajarkan untuk menggunakan perbedaan itu sebagai media untuk membangun keharmonisan bagi kehidupan. Urgensi nilai-nilai multikultural adalah sebagai sarana alternatif pencegahan terjadinya konflik, agar generasi muda yang berjiwa inklusif, toleran dan terbuka dan sebagai langkah awal menuju masyarakat Indonesia yang multikultural.

19 Zulqarnain, Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Multikultural di Madrasah Berbasis Pondok Pesantren DDI-AD Mangkoso Barru Sulawesi Selatan, Tesis, (Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014). Keenam, berdasarkan kajian pustaka di atas, yang membedakan penelitian penulis dengan penelitian di kajian pustaka yaitu penelitian penulis lebih menonjolkan mengenai implementasi nilai-nilai multikultural yang khusus di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Ummah Putra dan hubungannya dengan lingkungan sekitar yang notabene berbeda dari segi tradisinya.

Kerangka Teori

  • Pengertian Multikultural dan Pesantren
  • Konsep dalam Masyarakat Multikultural
  • Jenis-jenis Multikultural
  • Nilai-nilai Multikultural Menurut Bikhu Parekh
  • Pengertian Pesantren

Bikhu Parekh mengatakan bahwasanya multikultural mengacu pada kenyataan adanya keanekaragaman kultural, sedangkan istilah multikulturalisme mengacu pada sebuah tanggapan normatif atas fakta itu.24 Artinya ketika berbicara tentang multikulturalisme, kita bicara tentang aspek keanekaragaman budaya dan bagaimana fakta keanekaragaman itu ditanggapi dan disikapi secara normatif. Sementara itu, multikulturalis merupakan kondisi suatu masyarakat yang menghendaki untuk hidup bersama di dalam keberagaman, dengan menjadikan kondisi terebut sebagai suatu hal yang dituju bersama-sama (on-purpose).26 Pada tahap ini, multikulturalisme sebagai pandangan akan keberagaman dalam budaya menjadi suatu prasyarat bagi masyarakat yang multikultur menuju masyarakat yang multikulturalis. Menurut Parekh, masyarakat yang multikultural menunjuk pada masyarakat yang memiliki keanekaragaman perspektif dengan komunal, keanekaragaman subkultur dengan komunal, ketiga-tiganya, atau keanekaragaman komunal saja.32 Hal ini di sebabkan masyarakat dengan keanekaragaman komunal memiliki kompleksitas keberagaman yang lebih tinggi, terkait dengan kemapanan dan historisitas masing-masing kultur di dalamnya.

Selanjutnya, sebuah masyarakat yang multikultural adalah masyarakat yang setidaknya memiliki dua atau lebih keanekaragaman komunal. Multikulturalisme akomodatif, yaitu masyarakat yang memiliki kultur dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultur kaum minoritas. Perhatian pokok-pokok kultural ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat yang semua kelompok bisa eksis sebagai mitra sejajar.35.

Hal itu karena budaya merupakan bagian integral dari perasaan identitas dan kesejahteraan individu, hak-hak budaya merupakan bagian dari hak asasi manusia, dan sebuah masyarakat yang baik harus menjamin adanya hak-hak budaya bagi seluruh warganya. Alasan tersebut menunjukan bahwasanya pakaian membangkitkan segala perilaku kecemasan dan kemarahan yang sadar maupun tidak sadar dalam masyarakat yang lebih luas untuk menyarankan penerimaan keanekaragaman pakaian dalam masyarakat multikultur, hal tersebut merupakan indikator yang bagus mengenai apakah masyarakat tersebut merasa nyaman dengan dirinya.41. Selain itu, pengakuan kesetaraan dalam perbedaan kultural kadang-kadang bisa menyebabkan seseorang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak mampu dilakukan orang lain tanpa dukungan hak-hak keberbedaan yang secara tersirat diperlukan.42 Sehingga untuk mencapai kesetaraan dalam perbedaan diperlukan adanya sikap yang saling menerima antar kelompok komunitas- komunitas di dalam suatu masyarakat yang multikultur.

Dalam masyarakat yang multikultur memang sangat diperlukan sebuah kebebasan berbicara, namun kebebasan itu tidak menyakiti satu sama lain.

Metode Penelitian

Jenis penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak di capai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi.55 Menurut Humaidi, penelitian jenis kualitatif bertujuan untuk menanyakan atau mengetahui tentang makna berupa konsep yang ada di balik cerita detail responden dan latar sosial yang diteliti. Sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis, yakni peneliti berupaya untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari suatu situasi yang terjadi di dalam objek penelitian.56 Peneliti menggambarkan fakta yang di dapat di lapangan dalam sebuah narasi, kemudian narasi dianalisis dengan kerangka teori.57. Junaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm.25.

56 Mudrajad Kuncoro, Metode Kualitatif Teori dan Praktek Untuk Bisnis dan Ekonomi (Yogyakarta: UPP-STIM YKPN,2002), hlm.17. Sebagai sumber data primer adalah 7 orang pengurus, 6 orang santri dan sesepuh Pondok Pesantren Nurul Ummah baik yang masih di pondok ataupun yang sudah berdomisili di luar pondok tapi masih mengajar di pondok tersebut. Sementara itu, sumber data sekunder dalam penelitian ini meliputi segala bentuk karya tulis, baik skripsi, tesis, disertasi, maupun media cetak dan berita di media, baik media cetak maupun media online yang terkait dengan masalah yang di teliti penulis.

Dalam penelitian kualitatif, analisis data ini bisa dilakukan dari sejak awal penelitian dilakukan, mulai dari observasi pertama hingga dokumentasi. Hal itulah yang membedakan penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif yang hanya bisa dilakukan analisis setelah semua data terkumpul.63 Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data yang mengacu pada metode penelitian kualitatif yakni proses menata, menstrukturkan dan memaknai data yang tidak beraturan.64 Sedangkan proses yang dilakukan peneliti untuk menganalisa data adalah melakukan reduksi data atau memilih serta memilah data dari potongan-potongan data menjadi lebih teratur dengan menyusunnya menjadi kategori dan merangkumnya menjadi susunan pola yang sederhana serta mudah dimengerti.

Sistematika Pembahasan

Selain itu, santri juga boleh mengembangkan bakat, minat dan kreatifitasnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku serta para santri berhak memanfaatkan fasilitas yang ada di Pondok Pesantren Nurul Ummah sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Nilai ini berkembang di PPNU dan di implementasikan dalam kegiatan musyawarah yang kini lazim disebut dengan metode diskusi, di Pesantren Nurul Ummah dimulai pada tingkat 4 awaliyah sampai kelas 2 ulya. OP3NU untuk santri karena di dalamnya memberikan pemahaman tentang Multikultural di Pondok Pesantren Nurul Ummah ini salah satunya ditekankan pada acra OP3NU (Orientasi dan Pengenalan Pondok Pesantren Nurul Ummah).

Selain hal tersebut, dalam halaqah juga mengandung nilai-nilai multikultural dimana para santri harus berperan aktif dalam halaqah tersebut. Penyeragaman sebagai media penanaman nilai multikultural karena dalam media tersebut pesantren ingin mendidik atau mengajari bahwasanya santri itu semua sama yaitu seseorang yang mencari ilmu agama di pesantren, sehingga para santri yang latar belakangnya anak kyai, pejabat, petani atau yang lainnya akan diberlakukan sama dan mendapatkan sesuatu yang sama. Bathsul Masail kegiatan tersebut termasuk sebagai media penanaman nilai multikultural karena dalam kegiatan tersebut mengajarkan kepada santri untuk berdialog, bermusyawarah dengan akal sehat untuk membahas suatu masalah yang berpedoman pada sumber hukum Islam baik dari Al-Quran.

Media Ta’lim Al-Diniyah menjadi salah satu media untuk penanaman nilai Multikultural karena Pengajaran kitab di Pesantren Nurul Ummah terdiri dari Multikultural karena Pengajaran kitab di Pesantren Nurul Ummah terdiri dari berbagai jenis kitab, seperti kitab yang mengenai fiqih: Matan Taqrib, fathul. Pemilihan Lurah Pondok dijadikan sebagai media untuk penanaman nilai Multikultural karena pondok pesantren ingin mengenalkan bahwasanya pondok Multikultural karena pondok pesantren ingin mengenalkan bahwasanya pondok pesantren menjunjung tinggi nilai demokrasi.

SARAN

Admin.“indikator terlaksanakannya nilai-nilai multikultural” dalam https://www.lyceum.id/indikator-nilai-nilai-multikultural diakses tanggal 25 Februari 2018. Artikel studi deskriptif tentang nilai-nilai multikultural dalam pendidikan pesantren modern islam assalam”, Jurnal Ilmiah Pesantren, Volume I, Januari-Juni 2015. Penanaman Nilai-nilai Multikultural (Studi kasus pada Pesantren Nabil Husein Samarinda Kalimantan Timur)”, Dinamika Ilmu, XIV, Juni 2014.

Multikulturalisme Abdurrahman Wahid dan Relevansinya Dengan Pendidikan Islam Di Indonesia, Tesis.Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017. Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Multikultural dalam Membentuk Akhlak Santri di Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, Tesis. Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Multikultural di Madrasah Berbasis Pondok Pesantren DDI-AD Mangkoso Barru Sulawesi Selatan, Tesis.

Menurut bapak/ kang bagaimana sikap bapak jika ada santri atau pengurus misal melakukan ibadah berbeda dengan yang lainnya. Menurut bapak/kang bagaimana jika ada orang yang non islam ingin bertamu dan bertanya mengenai pondok pesantren.

DAN PEMIKIRAN ISLAM

Fakulta~· < Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Lokasi Perielitian Pond ok Pesantren Nurul Ummah Putra, Kotagede. Tidak dibenarkan melakukan risetlpenelitian yang tidak sesuai atau tidak ada kaitannya dengan judul riseUpenelitian dimaksud;. Surat rekomendasi ini dapat diperpanjang maksimal 2 (dua) kali dengan menunjukkan surat rekomendasi sebelumnya, paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum berakhirnya surat rekomendasi ini.

OlD • · Nomor: UlN.02/ R3/PP.OO KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA diberikan kepada: Nama ANAM MUTHOLIB NIM 14540038 Jurusan/Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Sebagai Pe sert a atas keberhasHannya mengikuti seluruh kegiatan SOSIALISASI P EMBE L AJARAN 01 PERGURUAN T ING GI Bagi Mahasiswa Baru UIN Sunan Kalijaga Tahun Akademik 2014/2015 Tanggal 25 s.d.

TEST OF ENGL I SH COMPETENCE CERTIFICATE

CONVERTED SCORE

LEMBAGA PENE LITIAN D AN

PENGABD IA N K EPADA MASYARA KAT (LP2M)

SERTIFIKAT

Referensi

Dokumen terkait