• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi pembelajaran akidah akhlak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "implementasi pembelajaran akidah akhlak"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Pada tahun 2014, penulis terdaftar menjadi mahasiswa di UIN Raden Intan Lampung, Fakultas Pendidikan Guru Tarbiyah dan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Pada tahun 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kedaung, Seragi Lampung, Lampung Selatan, dan selanjutnya pada tahun yang sama, penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PPL) di MIN 8 Bandar Lampung. Implementasi Pembelajaran Aqidah Akhlak Dalam Meningkatkan Nilai Karakter Disiplin Pada Siswa Kelas V MIN 7 Bandar Lampung.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) UIN Raden Intan Lampung. Ibu Syofnidah Ifrianti, M.Pd dan Nurul Hidayah, M.Pd selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Pendidikan Guru Madrasah Sekolah Dasar (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung. Nurul Hidayah, M.Pd dan Ny. Rahma Diani, M.Pd selaku pembimbing I dan pembimbing II dengan penuh keikhlasan telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Bapak dan Ibu dosen Jurusan Keguruan Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung. Seluruh keluarga yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moril dan material serta menjadi motivasi terbesar bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Semua pihak yang telah berkontribusi dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis.

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pengertian pendidikan tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 yang menyatakan: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk bereligius.” kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia dan kecerdasan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat bangsa dan negara, hal ini tidak lepas dari campur tangan orang tua, pendidik dan pengamalan akhlak peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dari ciri-ciri diatas, jelas sekali bahwa dalam pelajaran keyakinan moral memperhatikan tingkah laku yang terjadi berulang-ulang.

Sebab dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak terdapat materi-materi yang menuntun anak untuk membentuk akhlak mulia, khususnya dalam pembentukan karakter keagamaannya. Sekolah merupakan salah satu tempat yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan kepribadian siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Sedangkan pendidikan karakter merupakan perwujudan hakikat pendidikan subjek dengan tingkah laku dan sikap/nilai hidup yang dimilikinya.

Sedangkan bidang penilaian aqidah hendaknya tidak hanya mengacu pada ranah kognitif saja, namun ranah psikomotorik jelas sangat diperlukan untuk mengembangkan kepribadian peserta didik yang nantinya akan melekat pada dirinya dan membentuk karakter yang mendarah daging. Dari uraian diatas timbul keinginan peneliti untuk mengetahui lebih dalam pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak tentang nilai-nilai karakter kedisiplinan siswa MIN 7 Bandar Lampung tahun ajaran 2020/2021.

Identifikasi Masalah

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Hasil Penelitian

  • Ruang Lingkup Mata Pelajaran Akidah Akhlak
  • Tujuan mata Pelajaran Akidah Akhlak

Dari beberapa konsepsi di atas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran aqidah akhlak merupakan suatu pelajaran yang diajarkan dalam suatu lembaga pendidikan yang didalamnya mengajarkan tentang keimanan hati yang teguh terhadap Tuhan yang harus disembah dan amal shaleh yang harus dilakukan oleh manusia. baik bagi diri sendiri maupun orang lain serta tindakan yang harus dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah adalah untuk memantapkan dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Tujuan pengajaran aqidah akhlak di madrasah adalah. pembelajaran mengembangkan Aqidah dan akhlak yang selaras dengan nilai-nilai Islam dalam diri peserta didik.

Kurikulum yang baik menurut Hizam Jaeelani (2016) hendaknya memuat tiga komponen yang disebut jangkar, yaitu: 1) tujuan pembelajaran; 2) mata pelajaran/materi pembelajaran 3. metode pembelajaran, media pembelajaran dan pengalaman belajar; dan 4) mengevaluasi keberhasilan. Oleh karena itu, yang terpenting adalah tujuan pembelajaran yang harus dirumuskan dengan jelas dan tepat, karena menentukan arah. Tujuan pembelajaran harus terfokus pada perubahan perilaku siswa yang diinginkan, sehingga harus bersifat operasional, pencapaiannya dapat diukur dan diamati.

Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang ingin dicapai atau dapat dilakukan siswa dalam kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Kapel (1981) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan khusus yang diungkapkan dalam tingkah laku atau penampilan, yang diwujudkan dalam bentuk tertulis untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Sedangkan Oemar Hamalik (2005) menyatakan tujuan pembelajaran adalah gambaran perilaku yang diharapkan dicapai siswa setelah pembelajaran berlangsung.

Walaupun para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang berbeda-beda, namun semuanya menunjuk pada hakikat yang sama, yaitu: (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau uraian tertentu. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk pemilihan isi mata pelajaran, penyusunan topik, alokasi waktu, petunjuk pemilihan alat peraga dan tata cara pengajaran, serta pemberian kriteria. (standar) kepada siswa untuk mengukur kinerja.. 2) Materi. Oleh karena itu penentuan materi pelajaran harus didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, dalam hal ini hasil yang diharapkan, misalnya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengalaman lainnya.

Istilah umum adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Sementara itu, Gagne mengartikan media sebagai semacam komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang dirinya untuk belajar. Amal dan materi tidak serta merta membuahkan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan dan pokok bahasan.

Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan terhadap nilai dan makna yang diberikan bukanlah suatu proses yang dapat diterima. Aspek evaluasi merupakan aspek penting yang berguna untuk mengukur dan menilai sejauh mana tujuan pembelajaran telah tercapai, atau sejauh mana kemajuan belajar siswa dan bagaimana tingkat keberhasilannya sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Pendidikan Karakter

  • Pengertian Pendidikan Karakter
  • Tujuan Pendidikan Karakter
  • Fungsi Pendidikan Karakter
  • Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
  • Nilai Karakter Disiplin
  • Indikator karakter disiplin

Sementara itu Wibowo Agus menyatakan tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang bermuara pada terbentuknya watak dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan. di setiap satuan pendidikan. Berdasarkan pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah membentuk peserta didik sedemikian rupa sehingga mempunyai kepribadian, budi pekerti, dan budi pekerti yang luhur secara utuh, terpadu dan seimbang, serta mampu menunaikan tanggung jawab kemanusiaannya. sesuai dengan kompetensi. standar yang dikembangkan oleh masing-masing satuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan karakter memerlukan kerjasama seluruh pemangku kepentingan di semua jenjang pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Karakter dan Karakter menjelaskan bahwa nilai-nilai dasar kebangsaan dan kemanusiaan yang ditanamkan pada peserta didik meliputi: (1) nilai moral dan spiritual, (2) nilai-nilai kebangsaan dan nilai keberagaman, (3). Megawati mengklasifikasikan pendidikan karakter menjadi 9 pilar, yaitu (1) cinta kepada Tuhan dan ciptaan-Nya, (2) kemandirian dan tanggung jawab, (3) kejujuran, amanah dan kebijaksanaan, (4) hormat dan santun, (5) murah hati, suka menolong, dan gotong royong, (6) percaya diri, kreatif dan pekerja keras, (7) kepemimpinan dan keadilan, (8) baik hati dan rendah hati, (9) toleransi, perdamaian dan persatuan. Oleh karena itu, pembelajaran kelas otomatis di sekolah harus didukung oleh orang tua dan masyarakat setempat.

Sebab, ketiga komponen tersebut saling melengkapi dan memberikan pendidikan karakter bagi peserta didik. Apa yang terjadi di sekolah formal selama ini belum menyentuh aspek emosional dalam pembelajaran karakter. Disiplin juga mengacu pada kebebasan individu untuk tidak bergantung pada orang lain dalam menentukan pilihan, mengambil keputusan, tujuan, mengubah tingkah laku, pikiran dan emosi sesuai dengan prinsip yang diyakini sebagai aturan moral yang harus dipatuhi.

Guru dan siswa harus mempunyai ciri-ciri perilaku warga sekolah yang baik, seperti sopan santun, berbahasa yang baik dan benar. Oleh karena itu, selain menyediakan materi pelajaran sekolah sebagai lembaga formal, sekolah juga harus membiasakan siswa dan guru untuk mematuhi norma-norma yang berlaku. A. Pembentukan disiplin pada siswa baik di rumah maupun di sekolah serta di lingkungannya Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan pada siswa.

Jadi jangan anggap remeh kedisiplinan waktu ini, usahakan tepat waktu pada saat tiba di jam mulai sekolah, pada saat masuk dan pada saat pulang harus sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan. B. Model sanksi yang diskriminatif harus ditinggalkan. Siswa masa kini cerdas dan kritis, sehingga jika diperlakukan semena-mena dan pilih kasih. Berdasarkan uraian di atas penulis dapat memahami kedisiplinan siswa dengan faktor ketaatan pada peraturan sekolah, ketaatan pada kegiatan belajar di sekolah, ketaatan mengerjakan tugas pelajaran, ketaatan pada kegiatan belajar di rumah.

Tabel 1. Kisi-kisi Angket Disiplin Belajar Peseta Didik
Tabel 1. Kisi-kisi Angket Disiplin Belajar Peseta Didik

Penelitian yang Relevan

Kerangka Berpikir

Pembelajaran Aqidah Akhlak sangat bermanfaat dan mendorong berbagai kegiatan positif untuk menguatkan dan mengembangkan potensi diri seseorang baik lahir maupun batin. Berkat ilmu yang kita peroleh dari pendidikan Aqidah Akhlak itu sendiri, kita sudah mengetahui baik buruknya suatu hal. Dengan mencerminkan perilaku yang baik dan bermanfaat bagi peserta didik, sehingga kelak bermanfaat bagi dirinya dan orang-orang disekitarnya.

Untuk mendapatkan gambaran pengaruh pembelajaran Akidah Akhlak terhadap nilai nilai kedisiplinan siswa kelas V MIN 7 Bandar L.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 1. Kisi-kisi Angket Disiplin Belajar Peseta Didik

Referensi

Dokumen terkait

Sub bab pertama yaitu Hasil data penelitian meliputi perencanaan pembelajaran Akidah Akhlak dalam membentuk karakter disiplin peserta didik pada masa Covid-19 di