Apa saja faktor penghambat dan pemungkin guru dalam melaksanakan pendidikan karakter pada anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Badegan Ponorogo. Menjelaskan faktor penghambat dan pemungkin guru dalam melaksanakan pendidikan karakter pada anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Badegan Ponorogo. Metode ini digunakan untuk memperoleh data bagaimana penerapan pendidikan karakter pada anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Badegan Ponorogo.
Teori yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah tentang implementasi pendidikan karakter pada anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Badegan Ponorogo.
KAJIAN TEORI
Dengan demikian, pendidikan karakter adalah segala upaya yang dilakukan guru yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik. Mereka juga harus terbuka dan siap berdiskusi dengan siswa tentang berbagai nilai baik tersebut. Terus menerus menjelaskan atau memperjelas kepada siswa tentang perbedaan nilai baik dan buruk.
Keterlibatan aktif siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan adalah rasa percaya diri, kemandirian). Keterlibatan aktif siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan adalah rasa percaya diri, kemandirian). Memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan adalah kerjasama, saling menghormati, tanggung jawab). e).
Memfasilitasi siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan adalah kejujuran, disiplin, kerja keras, rasa hormat). F). Memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan hasil kerja individu dan kelompok (contoh nilai yang ditanamkan adalah percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama). H). Memfasilitasi peserta didik dalam pameran, turnamen, festival dan menghasilkan produk (contoh nilai yang ditanamkan adalah percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama). Saya).
Memberikan penegasan terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi siswa melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan adalah percaya diri, logika, kritis). C). Memudahkan siswa untuk melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar yang telah diselesaikan (contoh nilai yang ditanamkan adalah memahami kelebihan dan kekurangan). D). Memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih luas, termasuk dengan guru.
Memberikan acuan agar siswa dapat mengecek hasil penyelidikannya (contoh nilai yang ditanamkan sangat penting).
DESKRIPSI DATA
Sejarah Berdirinya SDLB Negeri Badegan a. Latar Belakang
Secara struktural, birokratis, berdasarkan kewenangan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ponorogo dengan nomor surat tertanggal 3 November 1994 mengusulkan pendirian lembaga pendidikan baru, SDLB Negeri, dan permohonan lokasi tanah.39. Merujuk pada surat Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ponorogo, Sekretaris Daerah menetapkan dan menyerahkan lokasi tanah calon SDLB Negeri Badegan dengan nomor surat tertanggal 22 Desember 1994, beserta sertifikat tanah milik. kepada Pemerintah Kabupaten Ponorogo seluas 1.868 m2, dengan nomor sertifikat terletak di jalan Raya Badegan 13,5 desa. Proses pengajuan permohonan pendirian lembaga SDLB baru ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Daerah TK Provinsi Jawa Timur sepenuhnya dilakukan oleh Dinas Dikbud Kabupaten Ponorogo, sehingga pihak sekolah tidak mengetahuinya.
Proyek pembangunan ini sepenuhnya ditangani oleh Kepala Dinas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ponorogo, sehingga pihak sekolah tidak mengetahui hal tersebut. Bersamaan dengan proses pengusulan dan pembangunan gedung, Kepala Dinas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ponorogo melakukan rekrutmen calon guru SDLBN Badegan. Berdasarkan ijazah tersebut, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ponorogo memberikan surat tugas bertanggal 15 Juli untuk mendata anak luar biasa serta memberikan informasi dan motivasi agar bersedia masuk SDLBN Badegan.
Mendapat tugas pendataan di Desa Carat, Kauman, Karanglo Lor, Plosojenar, Semanding dan sekitarnya. e) Yuni Hastuti. Mendapat tugas pendataan di Desa Somoroto, Maron, Pulosari, Blembem, Menang, Srandil dan sekitarnya. f) Punjung Wibowo. Mendapat tugas pendataan di desa Lengkong, Serangan, Prajegan, Gelang Lor dan sekitarnya. g) Hamim Fahruroji Hadi.
Bertugas melakukan pendataan di kota Badegan, Biting, Dayakan, Watu Bonang, Tanjung Gunung dan sekitarnya. h) Purnomo Sidii. Selanjutnya izin operasional SDLB Negeri Badegan diterbitkan dengan surat keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur dengan nomor: 421.
Visi, Misi dan Tujuan SDLB Negeri Badegan Ponorogo a. Visi Sekolah
Keadaan Guru dan Siswa SDLB Negeri Badegan a. Keadaan Guru
Nama-nama guru SD Negeri Badegan Ponorogo antara lain: Tri Agus Suprapti, S.Pd; Purnomo Sidi, S.Pd; Punjung Wibowo, SP; Hamim Fahruroji, S.Pd, M.Pd; Tri Susilowati, S.Pd; Yatin, S.Pd; Yuni Hastuti, S.Pd; Tiga Nopember Jalananti, S.Pd; Ervin Dwi H, S.pd; Sedangkan pengurus/wali sekolah adalah Nanang Riyadi.48. Siswa yang masuk pada lembaga pendidikan SDLB Negeri Badegan Ponorogo sebagian besar berasal dari kecamatan Badegan, selain itu ada juga yang berasal dari luar desa Kapuran dan tidak jarang juga ada yang berasal dari luar kota Ponorogo. Tentu saja mereka berasal dari latar belakang keluarga dan ekonomi yang berbeda, sehingga keterampilan dasar keluarga pun tidak sama.
Ada masyarakat yang berasal dari keluarga dengan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA dan sederajat, bahkan ada juga yang belum tamat sekolah. Di SDLB Negeri Badegan terdapat dua jenis disabilitas yaitu mayor B untuk penyandang disabilitas pendengaran dan mayor C untuk penyandang disabilitas intelektual. Pada tahun ajaran 2014/2015, jumlah siswa penyandang disabilitas sebanyak 38 siswa, dengan rincian jurusan B (tuli) sebanyak 7 siswa, jurusan C (disabilitas intelektual ringan) sebanyak 4 siswa, sedangkan untuk jurusan C1 (disabilitas intelektual sedang ) berjumlah 27 siswa 49 5.
Oleh karena itu, kebutuhan untuk memperluas pengembangan pekerjaan fisik memerlukan suatu wadah tertentu yang disebut “organisasi”, tentunya setiap orang.
Keadaan Sarana dan Prasarana SDLB Negeri Badegan
Deskripsi Data Khusus
Sedangkan tujuan pelaksanaan pendidikan karakter anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Badegan Ponorogo sebagai berikut oleh Ibu. Hal. Tujuan dilaksanakannya pendidikan karakter di SDLB Negeri Badegan Ponorogo adalah agar mereka tidak ikut serta dalam perilaku menyimpang meskipun merupakan anak berkebutuhan khusus. Metode guru atau proses guru dalam implementasi pendidikan karakter anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Badegan Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015.
Untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter pada anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Badegan Ponorogo. Dalam implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran, guru tidak menggunakan RPP, namun tetap menggunakan kurikulum. Melakukan pendidikan karakter pada anak sangatlah penting, terutama pada anak berkebutuhan khusus.
Dengan mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter pada anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Badegan Ponorogo. Untuk mengetahui bagaimana evaluasi hasil implementasi pendidikan karakter di SDLB Negeri Badegan Ponorogo tahun ajaran 2014/2015. Deskripsi data mengenai faktor penghambat dan pendukung guru dalam implementasi pendidikan karakter anak berkebutuhan khusus di SDLB Negeri Badegan Ponorogo tahun ajaran 2014/2015.
Penyelenggaraan pendidikan kepribadian di SDLB Negeri Badegan berjalan dengan baik, walaupun belum 100% sempurna karena mempunyai kekurangan. Meskipun pendidikan karakter telah diperkenalkan kepada anak berkebutuhan khusus, namun terdapat beberapa hambatan yang perlu diatasi.
ANALISIS DATA
Analisis Data tentang Proses Implementasi Pendidikan Karakter Bagi Anak Berkebutuhan Khusus di SDLB Negeri Badegan, Ponorogo Tahun
Dengan diterapkannya pendidikan karakter ini maka peserta didik tidak melakukan hal-hal yang menyimpang, bahkan mampu berperilaku lebih baik dari sebelumnya, dan dengan berbagai kegiatan diatas akan menumbuhkan keberaniannya dan tidak minder. Terkait dengan proses pembelajaran, kegiatan eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan siswa/pebelajar untuk memperoleh pengalaman baru dengan bimbingan guru. Mempermudah interaksi antar siswa maupun antara siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan adalah kerjasama, saling menghargai, peduli terhadap lingkungan).
Kegiatan elaborasi dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan siswa/siswa dalam menyelesaikan tugas untuk menguasai suatu kompetensi dengan tekun dan cermat, di bawah bimbingan guru. Mengenalkan siswa membaca dan menulis dengan cara berbeda melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang diajarkan adalah cinta ilmu, kreativitas, logika). B). Memfasilitasi siswa dengan memberikan tugas, berdiskusi, dan lain-lain untuk memunculkan ide-ide baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang diajarkan adalah kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun). C).
Memungkinkan siswa dalam menyusun laporan penelitian, yang dilaksanakannya secara lisan maupun tertulis, baik secara individu maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan adalah kejujuran, tanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama). G). Memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang menumbuhkan rasa bangga dan percaya diri pada siswa (contoh nilai yang ditanamkan adalah percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama). Memberikan umpan balik dan penguatan yang positif dalam bentuk lisan, tulisan, gerak tubuh atau hadiah bagi keberhasilan siswa (contoh nilai yang ditanamkan adalah saling menghormati, percaya diri, sopan santun, kritis, logika). B).
Berperan sebagai narasumber dan fasilitator untuk menjawab pertanyaan siswa yang mengalami kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang mendarah daging adalah peduli, santun). Selain itu juga dilakukan kegiatan keterampilan dimana siswa dapat belajar melalui kegiatan keterampilan seperti menyulam, membuat hiasan dinding, membuat peniti, dan lain-lain.
Analisis Data Tentang Faktor Penghambat dan Penunjang Guru Dalam Menerapkan Pendidikan Karakter pada Anak Berkebutuhan Khusus di
Banyak sekali nilai-nilai karakter, baik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maupun dari sumber lain. Selain nilai-nilai karakter secara umum, terdapat pula nilai-nilai karakter mata pelajaran yang harus dikembangkan guru. Nilai-nilai karakter mata pelajaran tersebut belum dapat digali dan dikembangkan dengan baik dalam proses pembelajaran.
Guru belum memiliki kompetensi yang memadai untuk mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam mata pelajaran yang diajarkannya. Program tersebut dilaksanakan pada saat pelatihan terhadap guru masih sangat terbatas sehingga membatasi kemampuan mereka dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam mata pelajaran yang diajarkannya. Permasalahan yang paling serius adalah peran guru untuk menjadi teladan dalam mewujudkan nilai-nilai karakter tertentu sesuai dengan nilai-nilai karakter mata pelajaran dan nilai-nilai karakter umum di sekolah.68.
Dan guru masih kesulitan memasukkan nilai-nilai karakter ke dalam mata pelajaran yang diajarkannya. Sebagai orang tua yang baik harus berusaha menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter di rumah, seperti mendorong kemandirian pada anak, seperti membiasakan memakai sepatu sendiri, memakai pakaian sendiri, dari kebiasaan tersebut anak dapat mengembangkan karakter yang baik. nilai-nilai. . Kegiatan tersebut dapat membantu anak menjadi lebih semangat dalam menerapkan nilai-nilai karakter yang baik pada dirinya.
Selain itu, pelatihan Pramuka dapat menunjang anak agar lebih semangat dalam menerapkan nilai-nilai karakter pada dirinya melalui berbagai kegiatan dimana siswa diajarkan baris-baris, menghafal kata sandi, latihan kata sandi, semaphore, yang dilakukan di luar kelas. Lebih lanjut, upaya penanaman nilai-nilai karakter pada diri peserta didik tentunya harus didukung dengan berbagai metode, teknik, dan perangkat.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi di lokasi penelitian, peneliti mengidentifikasi berbagai faktor penghambat dan pendukung penerapan pendidikan karakter, yaitu sebagai berikut.
Saran-saran