Vol.. No .. (2023) ..
P-ISSN: 1411-4585 E-ISSN: 2549-6743 DOI: xxxx
Submitted: YY-MM-DD; Rivised: YY-MM-DD; Accepted: YY-MM-DD
http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Implementasi Pendidikan Karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidenreng Rappang
Asmaul Husna1, Ansar2, Muhammad Ardiansyah3
1,2,3Universitas Negeri Makassar
* e-mail: [email protected] 1, [email protected] 3
Abstract
This study examines how the Implementation of Character Education at UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap.The purpose of this study is to find out how the description of the Implementation of Character Education at UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap and what are the supporting and inhibiting factors in the Implementation of Character Education at UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap. This research approach is qualitative and descriptive research type. Data collection techniques are observation, interview and documentation.
Data analysis techniques used according to are data collection, data reduction, data presentation, and conclusion drawing. Checking and validity of data using data triangulation. The results of this study indicate that (1) The implementation of character education in UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap is 3, namely (a) Learning activities consisting of a learning approach and integrating into all subjects. (b) Development of school culture through routine activities, spontaneous/inidential activities, exemplary, and conditioning. (c) The character education values developed are religious values, self- confidence, tolerance, love to read courage, curiosity, courtesy, discipline, love for the country, environmental care, social care, responsibility, hard work, respect for achievement, creativity, cooperation and leadership.(2) Supporting factors in the implementation of character education at UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap include:
teachers by providing motivation and directions and facilities and infrastructure with availability such as computer laboratories, mosques and sports fields in supporting extracurricular activities. The inhibiting factors include: parents who sometimes do not understand the programs or rules carried out by the school and students who ignore the advice and rules given.
Keywords : Implementation, Character Education
How to cite : Husna Asmaul, Ansar, Ardiansyah Muhammad. (2023). Implementasi Pendidikan Karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap. Pedagogi:
Jurnal Ilmu Pendidikan, VV(N): pp. XXXX, DOI :10.24036/
XXXXXXXXXX-X-XX
Licensees may copy, distribute, display and perform the work an make derivative and remixes based on it only if they give the author or licensor the credits (attributtion) in the manner specified by these. Licensees may copy, distribute, display, and perform the work and make derivative works and remixes based on it only for non- commercial purposes
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia.Bangsa indonesia sangat memerlukan Sumber Daya Manusia yang besar dan bermutu untuk mendukung terlaksananya program pembangunan dengan baik. Salah satu cara untuk mengembangkan kualitas Sumber daya Manusia yaitu melalui pendidikan. Menurut (Sari & Puspita, 2019) dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari tujuan Pendidikan tersebut dapat dipahami bahwa melalui
1
Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan
Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Asmaul Husna1, Ansar2, Muhammad Ardiansyah3
Pendidikan, bangsa indonesia menginginkan terciptanya sumber daya yang tidak hanya berilmu tetapi juga memiliki karakter yang baik.
Menurunnya kualitas moral dalam kehidupan manusia, terutama di kalangan siswa, menuntut di selenggarakannya pendidikan karakter. Sekolah dituntut untuk berperan dan bertanggung jawab untuk menumbuhkan dan meningkatkan nilai-nilai karakter siswa dengan nilai-nilai yang baik. Hal ini tampak bahwa peran pendidikan sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Menurut Tilaar, 2007 dalam (Wardani, 2009) Tri pusat pendidikan yang disuarakan oleh Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan tiga pusat pendidikan yang menentukan berhasil tidaknya pendidikan yang di tempuh oleh seorang anak, Namun demikian, lembaga pendidikan, khususnya sekolah dianggap yang paling bertanggung jawab terhadap hasil pendidikan, termasuk di dalamnya karakter seorang anak.
Dalam satuan pendidikan,terdapat langkah-langkah implementasi pendidikan karakter yang akan dirincikan,dengan mengacu pada pedoman dari Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, (Hasan,2011) dalam (Sukemi, 2012). Antara lain : Sosialisasi kepada warga sekolah, komite sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah, Pengembangan dalam kegiatan sekolah dengan mengimplementasikan pendidikan karakter dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), Kegiatan pembelajaran,pengembangan budaya sekoah dan pusat kegiatan belajar, kegiatan kokurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.
Lickona, dalam (Cubukcu:2012) menyatakan bahwa dalam melaksanakan pendidikan karakter di sekolah, sekolah tidak hanya mengajarkan satu nilai karakter yang ada, tetapi mengajarkan semua nilai-nilai karakter yang berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat, sebagai bekal peserta didik menjalani kehidupan dimasyarakat secara nyata. Sedangkan Zuhdiar (2010) dalam (Indrastoeti, 2016) berpendapat bahwa pelaksanaan pendidikan karakter bagi siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, dan di sesuaikan dengan kondisi dan lingkungan sekolah tersebut. Pemilihan nilai-nilai tersebut didasari dari kepentingan dan kondisi di lembaga satuan pendidikan masing-masing, sehingga dalam implementasinya kemungkinan terdapat perbedaan jenis nilai karakter yang dikembangkan antara satu sekolah dengan yang lainnya.
Berdasaran Hasil observasi awal yang dilakukan peneliti di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap pada tanggal 20 maret 2023, peneliti menemukan bahwa bentuk implementasi pendidikan karakter yang dilakukan yaitu membuat peraturan tata tertib seperti tata tertib kantin, perpustakaan, dan laboratorium. Penanaman nilai-nilai karakter misalnya keagamaan, kedisiplinan di dalamnya, dan bermacam-macam kegiatan didalam nya. Kemudian, berbagai hal yang dilakukan misalnya, kegiatan ekstrakulikuler baik di bidang kepramukaan, keolahragaan seperti sepak bola, volly, takraw, pencak silat, dan karate,dan kesenian yang seberkaitan yang sering di lombakan di tingkat nasional misalnya OSN,O2SN,FLS2N di samping itu ada 17 agustus itu semua dalam bentuk pembentukan karakter siswa untuk menghadapi tantangan-tantangan kedepan baik dalam peningkatan minat dan bakatnya, jiwa sosialnya dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Dalimunthe, 2015) yang berjudul “ Strategi dan implementasi pelaksanaan pendidikan karakter di SMPN 9 Yogyakarta”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pelaksanaan pendidikan karakter di SMPN 9 Yogyakarta dapat dilakukan melalui: pengintegrasian nilai dan etika pada mata pelajaran, internalisasi nilai positif yang di tanamkan oleh semua warga sekolah, pembiasaan dan latihan, pemberian contoh dan teladan, penciptaan suasana berkarakter di sekolah, serta pembudayaan.
Implementasi pendidikan karakter di SMPN 9 Yogyakarta dilakukan melalui keterpaduan antara pembentukan karakter dengan pembelajaran, manajemen sekolah, dan kegiatan ekstrakurikuler.
Persamaan antara kedua penelitian ini sama-sama memfokuskan pada implementasi pendidikan karakter sekolah tetapi ada beberapa perbedaan diantara keduanya. Penelitian terdahulu pertama yaitu, memfokuskan pada strategi-strategi dalam pendidikan karakter sedangkan penelitian ini lebih mengarah kepada gambaran implementasi pendidikan karakter dan faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pendidikan karakter, Perbedaan selanjutnya adalah lokasi penelitian, pada penelitian ini berlokasi di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap.
Implementasi Pendidikan Karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap Vol.. No .. (2023) ..
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Implementasi Pendidikan Karakter
Menurut Usman (2002) dalam (Rosad, 2019), mengemukakan pendapatnya tentang Implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut “implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”. Sedangkan Pendidikan karakter ini berasal dari dua buah kata yang terpisah, yaitu “pendidikan” dan “karakter”. Untuk memahaminya, perlu diterjemahkan satu persatu agar tidak terjadi ambigu dalam memaknai istilah tersebut. Sebab pendidikan sendiri bisa dimaknai sebagai suatu proses pembentukan karakter, sedangkan karakter adalah hasil yang hendak dicapai melalui proses pendidikan.
Menurut Ki Hajar Dewantara dalam (Tabrani, 2013) pendidikan merupakan segala daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Sedangkan Dalam Kebijakan Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 (2010) dalam (MS & Swadayani, 2014) disebutkan bahwa karakter adalah nilai-nilai yang baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud dalam perilaku.
Kemudian menurut D. Yahya Kan (2010: 1-2) dalam (Lubis & Nasution, 2017) menjelaskan bahwa pendidikan karakter adalah proses pembelajaran di mana anak-anak diajarkan bagaimana cara berpikir dan berperilaku agar mereka dapat hidup daan bekerja sama sebagai satu keluarga, satu bangsa, dan saling membantu. Oleh karena itu, Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pendidikan karakter, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah proses mendidik anak-anak dengan berpikir dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat mengambil keputusan dengan bijak sehingga dapat di pertanggung jawabkan.
Implementasi Pendidikan Karakter
Implementasi pendidikan. karakter dalam seting sekolah dengan mengacu pada pedoman dari Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, (Hasan, 2011) dalam (Sukemi, 2012) dapat mengikuti langkah- langkah berikut :
1) Sosialisasi kepada warga sekolah, komite sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.
2) Pengembangan dalam kegiatan sekolah dengan mengimplementasikan pendidikan karakter dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), yang meliputi (a) pengintegrasian dalam setiap mata pelajaran, dengan mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada kompetensi yang ada sesuai dengan nilai yang akan diterapkan (b) pengintegrasian dalam muatan lokal yang kompetensinya ditetapkan oleh sekolah atau daerah.
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat menggunakan pendekatan belajar aktif seperti pendekatan belajar kontekstual, pembelajaran kooperatif, pembe- lajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran pelayanan, pembelajaran berbasis kerja, dan ICARE (Introduction, Conantian, Ipplication, Reflec ties. Extension) dapat digunakan untuk pendidikan karakter.
4) Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar
Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri menurut (Wibowo, 2012 : 84-91) dalam (Supraptiningrum & Agustini, 2015), seperti (a) kegiatan rutin, misalnya kegiatan upacara hari Senin, upacara hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, sholat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdoa sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu pendidik, tenaga kependidikan, dan sesama peserta didik. untuk PKBM (Pusat Kegiatan Berbasis Masyarakat) dan
Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan
Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Asmaul Husna1, Ansar2, Muhammad Ardiansyah3
SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) menyesuaikan kegiatan rutin dari sekolah yang bersangkutan; (b).
kegiatan spontan, kegiatan ini dilakukan secaras pontan tanpa perencanaan misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana; (Samani & Haryanto, 2013) dalam (Gustiranda et al., 2022) kegiatan spontan adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara spontan, terjadi saat itu dan pada waktu tertentu, seperti membantu teman sekolah saat terjadi musibah bencana, dan menjenguk teman sekolah yang lagi sakit. (c) keteladanan, yaitu merupakan sikap dan perilaku pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan, kerapian, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, kerja keras dan percaya diri;
Hidayatullah (2010) dalam (Naziyah et al., 2021) bahwa guru adalah orang yang sering berinteraksi dengan peserta didik sehingga perannya sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik.
(d) pengkondisian, yani penciptan kondisi yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter,misalnya kebersihan badan dan pakaian, toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak disekolah dan di dalam kelas. Kemendiknas (2010:10) dalam (Fitria et al., 2022) untuk mendukung keterlaksanaan budaya sekolah maka sekolah harus dikondisikan agar bersih, rapi, dan dilengkapi fasilitas yang mendukung.
5) Kegiatan kokurikuler dan atau kegiatan ekstrakurikuler
Terlaksananya kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler (Pramuka, PMR, OSIS, Olahraga, dan Seni), yang mendukung pendidikan karakter memerlukan perangkat pedoman pelaksanaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, dan revitalisasi kegiatan yang sudah dilakukan.
Menurut (Irwansyah, 2006) Kegiatan kokurikuler adalah suatu kegiatan yang merupakan bagian dari kegiatan sekolah yang pelaksanaannya di lakukan di luar jam pelajaran dengan tujuan agar membantu siswa dalam hal mendalami sekaligus menghayati berbagai materi yang nanti akan dipelajarinya ketika dalam kegiatan intrakurikuler.
Menurut (Sahertian, 2010: 132) dalam (Abidin, 2018) Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (termasuk pada waktu hari libur) yang di lakukan di sekolah ataupun di luar sekolah yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan peserta didik mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. kemudian (Kosasih, 2014: 8) dalam (Putri & Handayaningrum, 2020) bahwa Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diadakan diluar pembelajaran dan terjadwal secara rutin setiap minggu.
Menurut (At-Taubany & Moch, 2017) Berikut ini merupakan macam-macam bentuk kegiatan ekstrakurikuler diantaranya yaitu :
a) Kegiatan ekstrakurikuler wajib. Yaitu pendidikan kepramukaan yang dijadikan kegiatan ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013. Pendidikan kepramukaan ini ditujukan untuk peserta didik baik yang berada pada tingkatan SD/MI, SMP/MTs, sampai dengan tingkatan SMA/MA, SMK/MAK. Dalam pelaksanaannya, biasanya bisa juga bekerja sama dengan satuan pramuka setempat/terdekat dengan acuannya didasarkan pada pedoman Operasi Standar Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib, menurut Baden Powell (Boyman,2013: 3) dalam (Afdal, 2019) mengatakan bahwa kepramukaan adalah suatu permainan yang mengandung pendidikan, seperti membuat tandu, mencari jejak , semaphore, jelajah dan berkemah.
b) Kegiatan ekstrakurikuler Pilihan. Yaitu program kegiatan ekstrakurikuler pilihan yang dalam pelaksanaannya diatur oleh satuan pendidikan sendiri dengan disesuaikan pada apa yang menjadi bakat dan keinginan dari peserta didik. Contoh kegiatan ekstrakurikuler pilihan diantarannya yaitu: pertama, krida selain kepramukaan diantaranya yaitu kegiatan Latihan Kepemimpinan Siswa (LKS), kegiatan Palang Merah Remaja (PMR), kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), kegiatan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra). Kedua, karya ilmiah diantaranya yaitu kegiatan ilmiah remaja (KIR), kegiatan penguasaan terhadap keilmuan dan kecakapan akademik, riset dan lainnya. Ketiga, latihan dalam pengolahan bakat dan minat, diantaranya yaitu pengembangan bakat dalam bidang olah raga, menurut
Implementasi Pendidikan Karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap Vol.. No .. (2023) ..
Cholik Mutohir (2002) dalam (Bangun, 2018) olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi- potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota Masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. seni dan budaya, Menurut (Koentjaraningrat, 2007: 53) dalam (Amalia & Putra, 2015) Kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma- norma, dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda- benda hasil manusia. pecinta alam, jurnalistik, teater, TIK, serta rekayasa dan lainnya.
Keempat, dalam bidang keagamaan misalnya pesantren kilat, pelatihan dakwah keagamaan, Baca Tulis al-Qur’an, retreat dan lain sebagainya. Kelima, bentuk kegiatan lainnya sesuai analisis kebutuhan sekolah.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Data yang dikumpulkan data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki makna dan mampu memacu timbulnya pemahaman yang lebih nyata daripada sekedar angka atau frekuensi. Peneliti menekankan catatan dengan deskripsi kalimat yang rinci, lengkap, mendalam yang menggambarkan situasi yang sebenarnya guna mendukung penyajian data.Lokasi penelitian terletak di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap yang beralamat di Jl. Andi Cammi No. 2, Tanrutedong, Kec. Dua pitue, Kab. Sidenreng Rappang, Prov. Sulawesi Selatan.
Sumber data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti meliputi hasil dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Adapun yang menjadi informan pada penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, dan Guru. Kemudian Data sekunder ini diperoleh dari mempelajari bahan pustaka berupa buku, literature, laporan-laporan dan dokumen yang dapat mendukung kelengkapan data primer.
Pengecekan keabsahan data perlu dilakukan. Terdapat berbagai macam cara pengujian kredibilitas data terhadap hasil penelitian. Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan Teknik trianggulasi. Trianggulasi data yang digunakan dalam penelitian ini melalui trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Adapun tahap-tahap dalam penelitian yaitu tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap pelaporan data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi Pendidikan Karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap
Implementasi pendidikan pendidikan karakter dengan mengacu pada Pusat Kurikulum Balitbang Diknas, (Hasan, 2011) dalam (Sukemi, 2012), dilakukan pada proses kegiatan pembelajaran, pengembangan budaya sekolah, kegiatan peminatan dan pengembangan bakat siswa serta ekstrakulikuler.
1. Kegiatan Pembelajaran
Secara umum pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tetentu.
Menurut (Hasan,2011) dalam (Sukemi, 2012), implementasi pendidikan karakter, dapat dilaksanakan melalui pendekatan pembelajaran seperti pendekatan belajar kontekstual, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran pelayanan, pembelajaran berbasis kerja, dan ICARE (Introduction, Conantian, Ipplication, Reflec ties. Extension) dapat digunakan untuk pendidikan karakter.
Berdasarkan hasil penelitian peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap, tidak berfokus kepada satu pendekatan
Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan
Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Asmaul Husna1, Ansar2, Muhammad Ardiansyah3
tetapi tergantung pada RPP yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran dengan pendekatan dan metode pembelajaran yang bervariatif sesuai dengan kreativitas guru-guru mata pelajaran. Hal ini berdasarkan pada lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tahun 2013 tentang implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa pendekatan, model, dan metode pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam kurikulum (Haerullah & Hasan, 2017).
Selain itu, untuk kurikulum merdeka dalam kegiatan P5 dilihat dari alur tujuan pembelajarannya kemudian siswa digabung dengan berbaur berbagai macam guru mata pelajaran dengan melakukan project-project yang menghasilkan didalamnya seperti dalam pembuatan bedak nampu yaitu dimensi yang terdapat yakni gotong royong, kreatif dan kritis. Hal ini sejalan (Kemendikbud Ristek., 2021) dalam (Khasanah & Muthali’in, 2023) Pendekatan yang digunakan yaitu berbasis proyek sesuai dengan namanya yaitu Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, sehingga peserta didik lebih aktif, interaktif, dan kontekstual serta memperoleh pengalaman langsung dari lingkungannya yang berguna agar nilai-nilai karakter peserta didik meningkat.
Kemudian hal lain Pendidikan karakter pada dasarnya melekat pada setiap mata pelajaran, karena pada setiap mata pelajaran memiliki nilai-nilai karakter yang harus di capai peserta didik.
disini dibutuhkan kerja keras guru untuk merumuskan nilai-nilai karakter yang terdapat pada mata pelajaran yang diajarkannya. Berdasarkan hasil penelitian di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap, bahwa mengintegrasikan nilai karakter keseluruh mata pelajaran, diimplementasikan berdasarkan RPP dan Silabus yang telah di buat oleh guru mata pelajaran, seperti pada pelajaran IPS ia hubungkan dengan materi yang ia dibawakan contoh keragaman alam indonesia tentang mensyukuri nikmat Allah karena kita berada didaerah dataran rendah, pusat aksesnya mudah dan subur serta bertanggung jawab. Sebagaimana menurut (Wiyani, 2012) dalam (Rosad, 2019) Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa diintegrasikan kedalam setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam silabus dan RPP. kemudian mengintegrasikan nilai karakter dilakukan melalui kegiatan khusus seperti membaca surah-surah pendek dan sholat berjamaah.
Dari pendekatan pembelajaran tersebut dikembangkan nilai-nilai karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap seperti rasa ingin tahu, tanggung jawab kemudian pada mata pelajaran toleransi/menghargai pendapat dan apa yang telah diputuskan, dan sopan santun. Hal ini berdasarkan Kementerian Pendidikan Nasional (2013) dalam (Baginda, 2016) yang terdiri dari religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab.
Berdasarkan hasil penelitian yang disandingkan dengan teori dapat disimpulkan bahwa telah mengimplementasikan kegiatan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran dan mengintegrasikan keseluruh mata pelajaran yang disesuaikan RPP dan Silabus yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran dengan pendekatan pembelajaran yang bervariatif sesuai dengan kreativitas guru-guru mata Pelajaran yang menumbuhkan nilai karakter seperti rasa ingin tahu, tanggung jawab, toleransi serta sopan santun.
2. Pengembangan Budaya Sekolah
Budaya sekolah merupakan suatu pola asumsi-asumsi dasar, nilai, keyakinan, norma, simbol dan kebiasaan yang telah dibentuk dan disepakati bersama oleh stakeholder sekolah yang menjadi pedoman dalam bertindak dan menjadi identitas sekolah yang membedakan satu sekolah dengan sekolah lain yang berwujud simbol-simbol dan tindakan-tindakan yang kasat indera maupun yang tidak kasat indera dalam kehidupan sekolah sehari-hari.
Berdasarkan Hasil penelitian dilapangan adapun pengembangan budaya sekolah di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap dilaksanakan melalui kegiatan rutin yakni upacara pada hari senin, memungut sampah sebelum apel pagi, apel pagi, memberikan kesempatan untuk anak-anak tampil untuk menyampaikan sepatah dua patah kata pada saat apel pagi, sholat dhuha, berdoa sebelum dan sesudah belajar, literasi membaca 15 menit sebelum pembelajaran, membaca surah-surah pendek
Implementasi Pendidikan Karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap Vol.. No .. (2023) ..
sebelum belajar, sholat dzuhur secara berjamaah, siswa tidak diperkenankan membawa makanan ke kelas dan lingkungan sekolah. Beberapa Hasil penelitian dilapangan sejalan oleh (Hasan,2011) dalam (Sukemi, 2012) dengan mengacu pada pedoman dari pusat kurikulum Balitbang Diknas dan didukung juga oleh (Wibowo, 2012 : 84-91) dalam (Supraptiningrum & Agustini, 2015) tentang kegiatan rutin, misalnya kegiatan upacara pada hari Senin, upacara hari besar kenegaraan, pemeriksaan kebersihan badan, piket kelas, sholat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdoa sebelum pelajaran dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila bertemu pendidik, tenaga kependidikan, dan sesama peserta didik. oleh karena itu, nilai karakternya yaitu Cinta tanah air, peduli lingkungan, keberanian, religius, dan gemar membaca.
Kegiatan spontan/insidential yakni perlombaan yang sifatnya mendadak, ketika ada teman/warga sekitar mengalami musibah diberikan bantuan serta undangan kerja bakti dari luar sekolah. Beberapa Hasil penelitian dilapangan sejalan oleh (Hasan,2011) dalam (Sukemi, 2012) dan dengan mengacu pada pedoman dari pusat kurikulum Balitbang Diknas tentang kegiatan spontan, kegiatan ini dilakukan secara spontan tanpa perencanaan misalnya, mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana;. Hal ini juga di kemukakan oleh (Samani & Haryanto, 2013) dalam (Gustiranda et al., 2022) kegiatan spontan adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan secara spontan, terjadi saat itu dan pada waktu tertentu, seperti membantu teman sekolah saat terjadi musibah bencana, dan menjenguk teman sekolah yang lagi sakit. sehingga,nilai karakter yang terdapat yakni percaya diri, peduli sosial, dan peduli lingkungan.
Keteladanan yakni dari guru dan siswa seperti kerapian, serta ontime ke sekolah, bertutur kata yang baik, dan kelengkapan atribut. Hal ini senada dengan (Hasan,2011) dalam (Sukemi, 2012) dengan mengacu pada pedoman dari pusat kurikulum Balitbang Diknas tentang keteladanan, yaitu merupakan sikap dan perilaku pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan, kerapian, kasih sayang, kesopanan, perhatian, jujur, kerja keras dan percaya diri;. Hal ini serupa dengan Hidayatullah (2010) dalam (Naziyah et al., 2021) bahwa guru adalah orang yang sering berinteraksi dengan peserta didik sehingga perannya sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik. dengan demikian, nilai karakternya yakni disiplin.
Pengkondisian tersedianya tempat sampah yang memadai, melakukan penghijauan, pemasangan kata-kata motivasi di setiap dinding kelas dan kantor, tersedianya tempat parkir, serta penyediaan kipas angin. Hal senada di kemukakan oleh (Hasan,2011) dalam (Sukemi, 2012) dengan mengacu pada pedoman dari pusat kurikulum Balitbang Diknas tentang pengkondisian, yakni penciptan kondisi yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter,misalnya kebersihan badan dan pakaian, toilet yang bersih, tempat sampah, halaman yang hijau dengan pepohonan, poster kata-kata bijak disekolah dan di dalam kelas. kemudian diperkuat oleh Kemendiknas (2010:10) dalam (Fitria et al., 2022) untuk mendukung keterlaksanaan budaya sekolah maka sekolah harus dikondisikan agar bersih, rapi, dan dilengkapi fasilitas yang mendukung. dengan demikian, nilai karakternya yakni peduli lingkungan.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan yang disandingkan dengan teori maka disimpulkan telah mengimplementasikan pengembangan budaya sekolah yang sesuai melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan/insidential, keteladanan, dan pengkondisian. kemudian adanya nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam pengembangan budaya sekolah yakni nilai religius, percaya diri, toleransi,gemar membaca, keberanian, disiplin, cinta tanah air, peduli lingkungan, peduli sosial.
3. Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah Kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib.
Kegiatan ekstrakurikuler ini lebih bersifat fleksibel untuk siswa, artinya bahwa siswa bebas menentukan jenis kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah sesuai dengan bakat dan minatnya masing-masing, Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah
Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan
Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Asmaul Husna1, Ansar2, Muhammad Ardiansyah3
maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, adapun kegiatan ekstrakurikuler, antara lain :
Kegiatan kepramukaan di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap merupakan kegiatan ekstrakulikuler wajib bagi kurikulum 2013 dan kurikulum merdeka, kegiatan tersebut wajib diikuti oleh seluruh siswa yang dilaksanakan setiap hari jumat, kegiatan ini sudah terprogram dalam kurikulum sehingga dalam raport siswa terdapat penilaian khusus untuk pramuka. Hal ini di dukung (At-Taubany & Moch, 2017) tentang bentuk-bentuk ekstrakurikuler yaitu: a) Kegiatan ekstrakurikuler wajib. Yaitu pendidikan kepramukaan yang dijadikan kegiatan ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013. Pendidikan kepramukaan ini ditujukan untuk peserta didik baik yang berada pada tingkatan SD/MI, SMP/MTs, sampai dengan tingkatan SMA/MA, SMK/MAK. Dalam pelaksanaannya, biasanya bisa juga bekerja sama dengan satuan pramuka setempat/terdekat dengan acuannya didasarkan pada pedoman Operasi Standar Pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib.
Selain kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang bersifat wajib di ranah pembelajaran, disekolah ini juga melaksanakan ekstrakurikuler pramuka yang bersifat tidak wajib diluar kegiatan pramuka wajib disekolah, kegiatan ini dilaksanakan bagi siswa yang berminat dan berbakat dalam bidang tersebut yang kegiatannya diluar jam sekolah dilaksanakan 2 kali seminggu. adapun kegiatannya yakni PERSAMI (Perkemahan Sabtu Minggu), tali temali dan semaphore. Hal ini berdasarkan Baden Powell (Boyman,2013: 3) dalam (Afdal, 2019) mengatakan bahwa kepramukaan adalah suatu permainan yang mengandung pendidikan, seperti membuat tandu, mencari jejak, semaphore, jelajah dan berkemah. Kemudian dari kegiatan tersebut terdapat nilai- nilai karakter yakni kedisiplinan, kerja sama,dan kepemimpinan.
Kegiatan olahraga di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap di implementasikan melalui beberapa cabang olahraga, yakni, sepak bola, takraw,volly, bulu tangkis, tenis meja,basket,futsal, karate, dan silat. Hal ini sejalan dengan Cholik Mutohir (2002) dalam (Bangun, 2018) olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila. Kegiatan olahraga dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dilaksanakan beberapa kali seminggu tergantung dari cabang olahraga tersebut. Hal ini sejalan (Kosasih, 2014: 8) dalam (Putri & Handayaningrum, 2020) bahwa Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diadakan diluar pembelajaran dan terjadwal secara rutin setiap minggu.
Dalam hal pelatihan, sekolah telah menyiapkan pelatih baik itu dari guru sekolah maupun pelatih yang didatangkan dari luar, sebisa mungkin sekolah memanfaatkan aset guru yang ada untuk melatih siswa, Namun, jika guru yang ada tidak memenuhi syarat maka akan di datangkan pelatih dari luar atau dengan kata lain adanya kolaborasi dengan institusi olahraga diluar sekolah seperti karate dan silat. kemudian dari kegiatan tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang telah di implementasikan ke dalam kegiatan tersebut yakni disiplin, menghargai prestasi dan kerja keras.
Kegiatan kesenian di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap di implementasikan melalui beberapa kegiatan kesenian antara lain tari-tarian tradisional, alat musik tradisional seperti gendang, seruling, kecapi, gitar, kemudian kegiatan seni lainnya seperti pantonim, nyanyi solo dan fashion.
Hal ini berdasarkan Menurut (Koentjaraningrat, 2007: 53) dalam (Amalia & Putra, 2015) Kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma- norma, dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil manusia. Begitupun dengan Kegiatan kesenian dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan tergantung dari cabang kesenian tesebut. Hal ini sesuai dengan (Kosasih, 2014: 8) dalam (Putri & Handayaningrum, 2020) bahwa Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diadakan diluar pembelajaran dan terjadwal secara rutin setiap minggu.
Dalam hal pelatihan, sekolah telah menyiapkan pelatih baik itu dari guru sekolah maupun pelatih yang didatangkan dari luar, sebisa mungkin sekolah memanfaatkan aset guru yang ada untuk
Implementasi Pendidikan Karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap Vol.. No .. (2023) ..
melatih siswa, Namun, jika guru yang ada tidak memenuhi syarat maka akan di datangkan pelatih dari luar atau dengan kata lain adanya kolaborasi dengan institusi kesenian diluar sekolah seperti nyanyi solo. kemudian dari kegiatan tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yang telah di implementasikan ke dalam kegiatan tersebut yakni melatih disiplin, menghargai prestasi dan kreatif.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan yang disandingkan dengan teori maka disimpulkan telah mengimplementasikan kegiatan ekstrakurikuler dengan berbagai macam kegiatan melalui kegiatan pramuka, kegiatan olahraga dan kegiatan kesenian. Kegiatan pramuka dengan berbagai macam kegiatan didalamnya seperti Persami, tali temali, semaphore begitupun kegiatan olahraga yakni sepak bola, takraw,volly, bulu tangkis, tenis meja,basket,futsal, karate, dan silat. Kemudian kegiatan kesenian yaitu tari-tarian tradisional, alat musik tradisional seperti gendang, seruling, kecapi, gitar, kemudian kegiatan seni lainnya seperti pantonim, nyanyi solo dan fashion.
kegiatannya dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, dilatih oleh guru sekolah atau pelatih yang diundang dari luar sekolah, kemudian dari kegiatan tersebut terdapat nilai-nilai pendidikan karakter yakni kerja keras, menghargai prestasi, kerjasama,kepemimpinan dan kreatif.
Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap
Berdasarkan hasil penelitian di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap tentang faktor pendukung dan penghambat implementasi Pendidikan karakter di dukung oleh beberapa faktor antara lain, guru-guru dengan memberikan motivasi serta arahan-arahan serta aturan-aturan yang ada disekolah. Sebagaimana menurut (Wardani, 2010:237) dalam (Natalini & Hardini, 2020 sesuai dengan peran pendidik bahwa guru tidak hanya mampu menjadi pendidik akademik, namun juga mendidik karakter peserta didik dengan berperan sebagai seorang model sekaligus mentor dan motivator yang meliputi olah pikir, hati, dan rasa. Serta sarana dan prasarana seperti Lab komputer, masjid dan lapangan olahraga dalam menunjang kegiatan ekstrakurikuler, sebagaimana menurut (Bafadal, 2004) Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dan untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Adapun faktor penghambatnya antara lain, orang tua siswa yang terkadang tidak mengerti terhadap program-program atau aturan yang di lakukan oleh sekolah dan siswa yang abai akan nasihat dan aturan yang diberikan. sebagaimana menurut Menurut (Wibowo, 2012) dalam (Elpa &
Dafit, 2022) keluarga merupakan pendidikan utama bagi siswa, tidak dapat di gantikan dengan lembaga pendidikan manapun. Kunci utama pembentukan karakter adalah kerjasama guru dan orang tua, Jika sekolah dan orang tua menyepakati aturan dan program yang ada disekolah, siswa akan lebih mudah diawasi oleh kedua belah pihak. yang kedua, siswa yang abai akan nasihat dan aturan yang diberikan, sebagaimana sesuai dengan pendapat Amri (2013, hal 167) dalam (Rachmayanti & Gufron, 2019) ada 4 faktor yang menghambat dalam penanaman pendidikan karakter di sekolah meliputi: 1) anak itu sendiri, 2) sikap pendidik, 3) lingkungan, 4) tujuan. salah satunya yaitu Faktor anak itu sendiri karena dalam penanaman pendidikan karakter faktor anak perlu diperhatikan pada setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, oleh sebab itu pemahaman anak secara cermat dan tepat akan mempengaruhi dalam keberhasilan dalam penanaman karakter .
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang implementasi pendidikan karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Impelementasi Pendidikan Karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap dilakukan melalui kegiatan pembelajaran yang terdiri dari pendekatan pembelajaran dan mengintegrasikan ke seluruh mata pelajaran, dan pengembangan budaya sekolah melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan/insidential, keteladanan dan pengkondisian, serta kegiatan ekstrakurikuler melalui kegiatan kepramukaan, olahraga dan kesenian.
Pedagogi: Jurnal Ilmu Pendidikan
Open Access Journal; http://pedagogi.ppj.unp.ac.id/
Asmaul Husna1, Ansar2, Muhammad Ardiansyah3
2. Nilai-nilai pendidikan karakter yang di kembangkan di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap yaitu di sekolah tersebut yaitu nilai religius, percaya diri, toleransi, gemar membaca, rasa ingin tahu, keberanian, disiplin, cinta tanah air, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab,rasa ingin tahu, sopan santun, kerja keras, menghargai prestasi, kreatif, kerja sama, dan kepemimpinan.
3. Faktor pendukung implementasi pendidikan karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap antara lain, meliputi guru-guru dengan memberikan motivasi serta arahan-arahan serta aturan- aturan yang ada disekolah dan sarana dan prasarana Lab komputer, masjid dan lapangan olahraga dalam menunjang kegiatan ekstrakurikuler . sedangkan Faktor penghambatnya antara lain, orang tua siswa yang terkadang tidak mengerti terhadap program-program atau aturan yang di lakukan oleh sekolah dan siswa yang abai akan nasihat dan aturan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A. M. (2018). Penerapan Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler Melalui Metode Pembiasaan. DIdaktika: Jurnal Kependidikan, 12(2), 183–196.
https://doi.org/10.30863/didaktika.v12i2.185
Afdal, H. W. (2019). Analisis pelaksanaan kegiatan pramuka di SD Negeri 004 Samarinda Utara
tahun 2019. Pendas Mahakam, 4(2). https://jurnal.fkip-
uwgm.ac.id/index.php/pendasmahakam/article/view/399
Amalia, N., & Putra, B. H. (2015). Bentuk dan fungsi kesenian tradisional krangkeng di desa asemdoyong kecamatan taman kabupaten pemalang. Seni Tari, 4(2).
https://doi.org/https://doi.org/10.15294/jst.v4i2.9629
At-Taubany, T. I. B., & Moch. (2017). Tolchah, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah. Kencana.
Bafadal, I. (2004). Manajemen Perlengkapan Sekolah (cet. 2). Bumi Aksara.
Baginda, M. (2016). Nilai-nilai pendidikan berbasis karakter pada pendidikan dasar dan menengah.
Jurnal Ilmiah Iqra, 10(2), 1–12. https://journal.iain- manado.ac.id/index.php/JII/article/download/593/496
Bangun, S. Y. (2018). Peran pelatih olahraga ekstrakurikuler dalam mengembangkan bakat dan minat olahraga pada peserta didik. Prestasi, 2(4), 29–37.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpsi/article/view/11913
Dalimunthe, R. A. A. (2015). Strategi dan implementasi pelaksanaan pendidikan karakter di SMPN
9 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter, 102–111.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/8616/7108
Elpa, R., & Dafit, F. (2022). Kerjasama Guru dan Orang Tua dalam Pembentukan Karakter Disiplin Siswa Kelas V SDN 190 Pekanbaru. IJoIS: Indonesian Journal of Islamic Studies, 3(1), 95–
110. https://doi.org/10.59525/ijois.v3i1.110
Fitria, S. R., Chamdani, M., & Susian, T. S. (2022). Analisis Implementasi Budaya Sekolah Dalam Membentuk Karakter Siswa Kelas V SD Negeri Kembaran Tahun Ajaran 2021/2022. Ilmiah Kependidikan, 10(3), 789–794. https://doi.org/https://doi.org/10.20961/jkc.v10i3.62645
Gustiranda, H., Syamsuri, S., & Purnama, S. (2022). Implementasi Pendidikan Karakter dalam Budaya Sekolah di SMPN 8 Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 10(1), 78–87. https://doi.org/10.26618/equilibrium.v10i1.6501
Haerullah, A., & Hasan, S. (2017). Model & Pendekatan Pembelajaran Inovatif (Teori dan Aplikasi) (T. Abdullah (ed.)). Lintas Nalar,CV.
Indrastoeti, J. (2016). Penanaman Nilai-Nilai Karakter Melalui Implementasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar. Proasding Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis Karakter Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, 284–292.
http://www.jurnal.fkip.uns.aac.id/index.php%0Ajurnal.fkip.uns.ac.id › index.php Irwansyah. (2006). Pendidikan, Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Media Pratama.
Khasanah, V. A., & Muthali’in, A. (2023). Penguatan dimensi bernalar kritis melalui kegiatan
Implementasi Pendidikan Karakter di UPT SMP Negeri 1 Dua Pitue Sidrap Vol.. No .. (2023) ..
proyek dalam kurikulum merdeka. JDPP : Jurna l Dimendi Pendidikan Dan Pembelajaran, 11(2), 173–180. https://journal.umpo.ac.id/index.php/dimensi/article/view/7100
Lubis, R. R., & Nasution, M. H. (2017). Implementasi Pendidikan Karakter di Madrasah Ibtidaiyah.
JIP Jurnal Ilmiah PGMI, 3(1), 15–32. https://doi.org/10.19109/jip.v3i1.1375
MS, B., & Swadayani, T. B. (2014). Implementasi Program Pendidikan Karakter Di SMP. Jurnal
Pendidikan Karakter, 5(3), 235–244. https://doi.org/10.21831/jpk.v0i3.5627
Naziyah, S., Akhwani, Nafiah, & Hartatik, S. (2021). Implementasi Pendidikan Karakter Peduli
Lingkungan di Sekolah Dasar. BASICEDU, 5(5).
https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/1344
Putri, Y. A., & Handayaningrum, W. (2020). Pelaksanaan ekstrakurikuler seni musik sebagai implementasi konsep merdeka belajar. Pendidikan Sendratasik, 9(1), 13–28.
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-sendratasik/article/view/45669
Rachmayanti, S. I., & Gufron, M. (2019). Analisis Faktor yang Mengambat dalam Penanaman Pendidikan Karakter Disiplin pada Siswa di SDN 02 Serut. Insprasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 16(2), 124–131. https://jurnal.stkippgritulungagung.ac.id/index.php/inspirasi/article/view/1427 Rosad, A. M. (2019). Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Pembelajaran di
Lingkungan Sekolah. Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan, 5(02), 173–190.
Sari, N. K., & Puspita, L. D. (2019). Implementasi pendidikan karakter di sekolah dasar. Dikdas Bantara, 2(1), 57–72. https://doi.org/https://doi.org/10.32585/jdb.v2i1.182
Sukemi, B. M. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter di Indonesia dalam Seting Sekolah. In IKAUNY Press (Vol. 1, pp. 350–360). http://repository.upy.ac.id/id/eprint/1062
Supraptiningrum, & Agustini. (2015). Membangun Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Karakter, 5(2), 219–228.
https://doi.org/https://doi.org/10.21831/jpk.v0i2.8625
Tabrani, A. M. (2013). Pengantar Dan Dimensi-Dimensi Pendidikan. STAIN Jember Press.
Wardani, I. G. A. K. (2009). Pendidikan karakter kajian konseptual dan kemungkinan implementasi.
Jurnal Pendidikan, 10(9), 86–94. http://jurnal.ut.ac.id/index.php/jp/article/view/612