• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Implementasi Pengembangan Kurikulum Prototipe Pada Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDI Al Azhar Kota Kediri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Implementasi Pengembangan Kurikulum Prototipe Pada Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDI Al Azhar Kota Kediri"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/IJHSS

E-ISSN: 2746-2188 Volume 3 Issue 3 November 2022

Implementasi Pengembangan Kurikulum Prototipe Pada Pendidikan Agama Islam (PAI) di SDI Al Azhar Kota Kediri

Rifqiawati Zahara

Institut Agama Islam Tribakti Kediri Rifqiawatizahara69

Yasin Nurfalah

Institut Agama Islam Tribakti Kediri yesnurfalah@gmail.com

Abstract

The curriculum development model is a model used to develop a curriculum where curriculum development aims to improve or perfect a curriculum that is made to be developed by it self either from the central government, local government or schools. In the learning process in general, various problems arise, especially for elementary level students where students get bored easily, lack of concentration on learning activities. Descriptive qualitative research methods with case study techniques in this journal article the author uses. The need for teacher innovation in developing an independent curriculum model to overcome these problems because the teacher is the main milestone in education and the creativity of the teacher is needed in teaching, especially in education in basic-level Islamic learning.

Keywords: Development Model; Prototype Curriculum; Basic Level;

Abstrak

Salah satu desain pengembangan kurikulum menggunakan model pengembangan berbasis kebutuhan sendiri atau kebutuhan lokal. Karena berbagai permasalahn dan kendala menjadi tantangan di SDI Al Azhar Kota Kediri. Pengembangan kurikulum prototipe sudah dilakukan selama tiga tahun. Berdasarkan hasil evaluasi, desain pengembangan ini membawa perubahan suasana pembelajaran yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran di periode sebelumnya. Dalam konteks ini, perlu mengadakan penelitian lebih mendalam tentang implementasi pengembangan kurikulum berbasis prototipe. Guna mendapatkan pendalaman, penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan fokus pengembangan dalam bidang ilmu Pendidiakan Agama Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembengan kurikulum model prototipe akan berhasil jika ditopang dengan adanya inovasi guru kreatifitas guru dalam mengajar pendidikan dalam pembelajaran Agama Islam tingkat dasar.

Kata Kunci: Model Pengembangan, Kurikulum Prototype, Tingkat Dasar Pendahuluan

Selama ini, Sekolah Dasar Islam (SDI) AL Azhar Kota Kediri, mampu mengembangkan kurikulum pembelajaran dengan baik. Berbagai penelitian

(2)

terdahulu menunjukkan kurikulum mengalami keberhasilan. Terbukti luaran atau alumni mampu bersaing dengan mampu masuk pada sekolah lanjutan tingkat pertama yang berkompeten. Di selain itu, pengembangan kurikulum mampu mendorong guru-guru untuk bisa bersaing dalam inovasi dan kreatifitas. 1

Meskipun demikian mapan, Sekolah Dasar Islam (SDI) AL Azhar Kota Kediri mendapatkan tantangan tersendiri dalam pengembangan kurikulum merdeka belajar.

Awalnya, berbagai inovasi dicoba dikembangkan. Akan tetapi berbagai keberhasilan masih belum sesuai target secara kelembagaan. Sehingga, SDI AL Azhar Kota Kediri melakukan berbagai studi banding guna mencapai formulasi yang sangat tepat.

Menurut Bu Nur, “target kami lumayan tidak bisa maksimal, meskipu kami yakin bahwa ita sudah melakukan berbagai inovasi, namanya tidak sesua dengan apa ya mas, sesuai dengan karakter dan budaya lokal, maka kita dituntut untuk melakukan pengembangan. Akhirnnya mau, tidak mau kita malakukan studi banding dengan berbagai sekolah dasar berbasis keislaman”. 2

Hasil studi banding dan pembacaan berbagai kompetensi pengembangan kurikulum, maka SDI Al Azhar mengembangankan pengembengan kurikulum model prototipe pada mata pelajaran pendidikan agama Islam. Selaian hasil studi banding, model pengembangan kurikulum prototipe menjadi salah satu kebijakan resmi dari Kemendikbud-Ristek pada tahun ajaran 2022/2023.3 Tujuannya adalah aktif dan adaptif terhadap penyelenggaraan pendidikan. Meskipun menjadi kebijakan, akan tetapi dalam pelaksanaannya merupakan opsi atau pilihan.4

Hasil penelitian Ida laila dkk, menunjukkan bahwa sejak tahun 2021 pemerintah dalam hal ini Kemendikbud-Ristek yaitu Nadiem Makarim sangat serius untuk melaksanakan program Sekolah Penggerak yang secara tujuan ingin mewujudkan Pendidikan di Indonesia yang berdaulat, mandiri dan memiliki kepribadian pelajar pancasila yang beriman, bertakwa dan berkebinekaan global.

Bukti dari keseriusan pemerintah pada tahun ajaran 2021/2022 melibatkan kurang

1 Denda, Suryadien, dkk. (2022). Rencana Implementasi Kurikulum Prototipe Pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia. Jurnal PGMI UNIGA, 1 (1), 30

2 Wawancara dengan Ibu Nur Kepala Sekolah SDI AL Azhar Kota Kediri, Di Kantor Kepala Sekolah Azhar, Agustus 2022.

3 Faiz, A., & Kurniawaty, I. (2020). Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia dalam Perspektif Filsafat Progresivisme. Konstruktivisme : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran

4 Margaretha P.N, & Konten, Y. P. (2021). Scratch Sebagai Problem Solving Computational Thinking dalam Kurikulum Prototipe. Jurnal In Create (Inovasi Dan Kreasi Dalam Teknologi Informasi) Program Studi Informatika – Univ. Nusa Nipa Maumere, 8.

(3)

lebih 2.500 satuan pendidikan di 34 Provinsi dan 110 Kabupaten/ Kota. Sedangkan pada tahun ajaran 2022/2023, diproyeksikan sebanyak 10.000 satuan pendidikan pada 34 provinsi dan 250 Kabupaten/ Kota yang dilibatkan untuk mengikuti program sekolah penggerak.5 SDI Al Azhar menjadi salah satu sekolah dalam kreteria tersebut.

Pengembangan soft skill dan perilaku (menghormati etika, kolaborasi, keragaman, kebebasan, berpikir kritis, kreativitas) akan menerima komponen khusus pembelajaran berbasis proyek; Fokus pada materi yang diperlukan untuk memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari keterampilan dasar seperti membaca dan menulis; Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pengajaran sesuai dengan kemampuan siswa (mengajar pada tingkat yang tepat) dan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan dan isi. Karakteristik utama kedua Kurikulum prototipe 2022 adalah fokus pada hal yang penting. Kurikulum prototipe, atau kurikulum PSP, berfokus pada materi yang dibutuhkan untuk setiap mata pelajaran, untuk menyediakan tempat bagi pengembangan profesional, dengan keterampilan mendalam seperti membaca dan menulis dan berhitung.6 Karakteristik utama ketiga adalah kurikulum prototipe 2022 Rancangan kurikulum sekolah dan rencana persiapannya bersifat dinamis. Kurikulum prototipe atau kurikulum PSP menetapkan tujuan pembelajaran di setiap tingkatan (2-3 tahun).

Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan guna mengembangkan kurikulum dimana pengembangan kurikulum bertujuan guna memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.7 Hilda Taba mendesain tujuh langkah pengembangan kurikulum sebagai salah satu model pengembangan kurikulum yaitu :8

5Sadewa Aristo Mohammad, (2022). Meninjau Kurikulum Prototipe Melalui Pendekatan IntegrasiInterkoneksi Prof M Amin Abdullah. Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK), 4(1).

https://doi.org/10.31004/jpdk.v4i1.3560

6 Paramansyah, dkk. (2022). Standarisasi dan Profesionalisasi Pendidikan Implementasi Kurikulum 2013 Revisi Dalam Era Industri 4.0: Studi Kasus MIN Kota Bogor. Jurnal Dirasah Islamiyah, 4(2). Journal.laaroiba.ac.id

7 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), h.137.

8 Miftahuddin, Model-Model Integrasi Ilmu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (Yogyakarta:

Diandra, 2019), h.35- 46.

(4)

1) Diagnosis of Needs. Mendiagnosis terhadap kebutuhan-kebutuhan belajar peserta didik yang mana kurikulum tersebut ditujukan.

2) Formulation of Objective. Merumuskan tujuan-tujuan secara terperinci yang hendah dicapai.

3) Selection of content. Memilih isi atau materi pelajaran yang dipelajari sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

4) Organisasi of Content. Mengorganisasi isi atau materi pelajaran berupa kegiatan mengurutkan materi dan menentukan cakupan materi.

5) Selection of Learning Experience. Memilih pengalaman belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam mendalami materi pelajaran.

6) Organization of Learning Experience. Mengorganisasi kegiatan belajar menjadi tahap pembelajaran.

7). Determination of What Evaluate and of The Ways and Means of Doing it.

Menentukan atas apa, bagaimana caranya dan alat apa yang akan dipakai dalam melakukan evaluasi.

Pengembangan kurikulum didasari beberapa asas pengembangan kurikulum yang harus diperhatikan diantaranya asas filosofi, asas organisatoris, asas psikologis, asas sosiologi dan asas agama.9 Pembelajaran yang mengandung muatan ajaran Islam dan nilai-nilai kehidupan Islami yaitu pendidikan Agama Islam, sebuah aktivitas mendidik dalam agama Islam.10 Jenjang pendidikan dasar sangat penting dalam menentukan proses pembelajaran pada peringkat ini merupakan proses penanaman awal nilai-nilai pendidikan dan kemanusiaan sebagai dasar pengembangan kepribadian peserta didik untuk jenjang selanjutnya.11 Kompetensi Pendidikan Agama Islam yang dicapai mencakup empat kompetensi diantaranya (a) Kompetensi sikap spiritual (b) sikap sosial (c) pengetahuan dan (d) keterampilan.12 Kompetensi- kompetensi tersebut di dapat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah dengan ruang lingkup meliputi Tauhid atau Akidah Akhlak, fiqih atau ibadah, al-Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam.13 Ruang lingkup pembelajaran pendidikan agama Islam memiliki tujuan pendidikan khususnya tingkat dasar yaitu memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam perkembangan kehidupan

9 Nasution, Asas-Asas Kurikulum (Bandung: Jemmars, 1986), h. 4-8.

10 Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), h. 3.

11 Himpunan Peraturan Perundang-Undang tentang pendidikan Nasional (Jakarta: Dirjen Pendidikan Agama Islam Departemen Agama, 1998), h. 202.

12 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018

13 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

(5)

pribadi, anggota masyarakat dan warganegara serta mempersiapkan para perseta didik untuk mengikuti pendidikan di tahap menengah.14

Dalam mencapai tujuan pendidikan agama islam tingkat dasar secara optimal perlu diupayakan melalui perencanaan yang baik agar dapat mempengaruhi pengembangan kehidupan peserta didik. Dalam menyajikan materi seorang guru dituntut lebih inovatif dan kreatif dalam memberi materi terhadap siswa agar siswa tidak mengalami rasa bosan ketika belajar sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan optimal khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tingkat dasar pada kurikulum prototype. Di dalam kurikulum prototype tersebut terdapat rumusan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, terdapat pemilihan dan penentuan bahan pembelajaran, proses belajar mengajar, dan alat penilaiannya.15

Masih banyak dijumpai peserta didik di tingkat dasar yang masih banyak membutuhkan perhatian karena kurangnya konsentrasi, perhatian terhadap kecepatan dan aktivitas belajar sehingga memerlukan kegigihan guru dalam mengembangkan kurikulum khususnya kurikulum agar proses pembelajaran lebih menarik dan efektif.16

Metode

Penelitian ini mengggunakan motode penelitian kualitatif deskriptif.

Pendekatan penelitian kualitatif untuk memahami terhadap fenomena yang dialami oleh subyek penelitianyang mencakup motivasi, tindakan, perilaku, persepsi secara menyeluruh (holistic).17 Metode ini digunakan peneliti dengan melihat secara langsung kondisi objek penelitian. Dalam penelitian ini Data dan sumber data diperoleh dari interview dan observasi terhadap kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang keagamaan Sekolah Dasar (SD) Al Azhar Kota Surabaya yang berlokasi di Surabaya Timur dengan mendekripsikan terkait model pengembangan kurikulum prototype

14 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

15 Widiani, (2018). Konsep Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, Murabbi: Jurnal Pendidikan, 2018, h. 192.

16 Sekar Purbarini Kawuryan, “Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah dan Pembelajarannya”

(Yogyakarta: PGSD Universitas Negeri Yogyakarta) http://staffnew.uny.ac.id

17 Lexy. J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.6.

(6)

pada pendidikan dalam pembelajaran agama Islam tingkat dasar sehingga peneliti mendapatkan data yang benar, utuh, serta dapat dipertanggungjawabkan.

Temuan dan Pembahasan

Kurikulum prototipe secara general adalah menjadi salah satu langkah untuk mewujudkan tujuan pemerintah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan Sistem Pendidikan Nasional merupakan agenda prioritas Nawacita dan Dimensi Pembangunan manusia dan masyarakat melalui pendidikan. Pada Nawacita ke-5 dan 8, yaitu membentuk manusia Indonesia yang berdaya saing tinggi sebagai modal utama pembangunan nasional dalam rangka menghadapi persaingan global (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Konsideran Menimbang., 2003; Eko Suparmiyati, 2017).

Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dengan peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan melalui program “Guru penggerak dan Sekolah Penggerak” untuk mewujudkan kurikulum paradigma baru atau kurikulum prototipe.

Sejatinya, model pengembangan kurikulum merupakan ulasan teoritis tentang suatu proses kurikulum secara menyeluruh ataupun tentang salah satu bagian kurikulum.18Model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum dimana pengembangan kurikulum menjadi bagian untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan secara mandiri baik mulai dari pemerintah pusat, daerah ataupun tingkat sekolah. Untuk mencapai pengembangan kurikulum yang efektif dan terstruktur diperlukan tahapan pengembangan kurikulum.

Arifin berpandangan ada tahapan-tahapan dalam mengimplementasikan pengembangan kurikulum diantaranya sebagai berikut:19

18 Zainal Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2011), h. 137.

19 Ibid, h. 43.

(7)

a. Studi kelayakan dan analisa kebutuhan.

Analisa kebutuhan dapat diterapkan dengan mempelajari tiga hal diantaranya yaitu kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat dan harapan dari pemerintah. Kebutuhan siswa dapat dianalisis dari aspek perkembangan psikologis siswa, tuntutan masyarakat dapat dianalisis dari berbagi kemajuan yang ada di masyarakat pada masa yang akan datang, adapun harapan pemerintah dapat dianalisis dari kebijakan pemerintah baik kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Hasil analisis dari ketiga aspek itu didiagnosis dan disusun menjadi rangkaian kebutuhan sehingga dapat dijadikan masukan bagi pengembangan kurikulum.

b. Merumuskan Tujuan kurikulum.

Setelah kebutuhan dianalisis dan ditetapkan langkah-langkah tahapan selajutnya dalam merumuskan tujuan yang akan dicapai. Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan pada analisa kebutuhan masyarakat dan harapan pemerintah dengan mempertimbangkan berbagai faktor dari masyarakat, siswa dan konsep ilmu pengetahuan.20 Tujuan dalam kurikulum tentunya berhirarki mulai dari tujuan umum hingga tujuan khusus. Adapun hirarki tujuan mencakup: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan instruksional umum serta khusus. Inti pokok pendidikan sekolah dasar, berupaya menanamkan keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama masing-masing yang dianutnya. Dengan harapan siswa dapat menanamkan sikap yang berakhlak, sopan, dan santun antar sesama umat manusia tanpa membedakan ras, suku, dan agama. Sehingga siswa dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, cakap, berdedikasi tinggi terhadap bangsa dan negara pada akhirnya.

c. Pengembangan kurikulum.

Pengembangan kurikulum adalah upaya yang sistematis guna menjadikan kurikulum semakin meningkat kearah lebih baik dengan cara mengubah semua, memperbaiki sebagian ataupun meningkatkan efisiensi dan efektifitas penerapan kurikulum.21

e. Monitoring dan Evaluasi kurikulum.

20 Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: Sinar Baru Al Gesindo, 2009), h. 66.

21 Miftahuddin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam (Semarang: The Mahfudz Ridwan Institute, 2020), h. 29.

(8)

Stephen Kemmis memaknai bahwa evaluasi kurikulum sebagai proses untuk memberikan gambaran, menyediakan informasi yang bertujuan untuk membuat penilaian dan keputusan tentang kurikulum.22 Oleh karena itu hakikat evaluasi kurikulum meliputi dua aspek; pertama merupakan usaha untuk mengumpulkan data tentang keberhasilan standar kompetensi kurikulum dan kedua merupakan usaha untuk memperbaiki kurikulum. Dalam pengembangan alat evaluasi setidaknya ada dua hal yang perlu mendapat jawaban dari penilai kurikulum bahwa kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dan diorganisasikan itu dapat mencapai tujuan pendidikan dan bahwasanya kurikulum yang telah dikembangkan dapat diperbaiki dan mengetahui cara memperbaikinya.

Kurikulum Prototipe merupakan kelanjutan arah pengembangan kurikulum sebelumnya yang berorientasi secara menyeluruh (holistic), berbasis kompetensi, kontekstualisasi dan personalisasi. Saat ini kurikulum prototype menjadi salah satu opsi yang dapat membantu pemulihan pembelajaran (learning loss) akibat tidak optimalnya pembelajaran jarak jauh di masa pandemi covid-19.23 Sekolah diberi keleluasaan dalam menentukannya. Ada tiga (3) opsi yaitu kurikulum 2013, kurikulum darurat dan kurikulum prototype. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi dengan pendekatan saintifik dan tematik integratif yang mengacu pada pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam bentuk proses yang dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas dan masyarakat.24 Kurikulum Darurat (dalam kondisi khusus) merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013 akibat adanya pandemi covid-19.25 Adapun Kurikulum prototype atau dapat dimaknai kurikulum merdeka merupakan desain pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan tenang, santai, menyenangkan, bebas stres dan bebas tekanan, untuk menunjukkan bakat alaminya.26 Kurikulum prototype

22 Stephen Kemis, Seven Principles for Program Evaluasi in Curriculum Development and Innovation dalam https://files.eric.ed.gov/ diunduh 10 Oktober 2021

23 Wiwik Setiawati, Kurikulum Prototype, Solusi memulihkan Pembelajaran, bpmpkaltim.kemdikbud.go.id

24 Peraturan Pemerintah, PP No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintahan Nomer 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, h. 6.

25 Pengelola web kemendikbud, Kemendikbud terbitkan Kurikulum Darurat Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus, kemendikbud.go.id. Ahad, 31 Juli 2022

26 Restu Rahayu, Rita Rosita, dkk, “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak”, Jurnal Basicedu. (online), Vol. 6. No. 4 Tahun 2022, (https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3237)

(9)

membawa konsep Merdeka Belajar yang berbeda dengan kurikulum 2013. memaknai bahwa kurikulum ini memberikan kebebasan kepada sekolah, guru dan siswa dapat berinovasi secara bebas, belajar mandiri dan kreatif dimana kebebasan ini diawali dari guru sebagai penggerak.27 Program sekolah ini dirancang untuk mendukung setiap sekolah dalam menciptakan generasi pembelajar sepanjang hayat yang berkepribadian sebagai siswa pelajar Pancasila, untuk itu peran guru menjadi sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan secara optimal.

Implementasi model pengembangan kurikulum prototype pada pendidikan untuk pembelajaran Agama Islam tingkat dasar studi kasus di SDI Al Azhar Kota Kediri dalam tahapan proses pengembangan kurikulum darurat yang diselenggarapan oleh tim pengembang kurikulum dengan model Hida Taba secara prosedural tidak jauh beda dengan langkah-langkah yang telah diterapkan. Adapun secara deskriptif langkah-langkah model pengembangan kurikulum yang diterapkan di SDI Al Azhar Kota Kediri sebagai berikut:

1. Tim pengembang kurikulum sekolah menganalisis, mendiagnosis kebutuhan peserta didik terlebih dahulu berkaitan dengan Kurikulum Prototype pada pembelajaran Agama Islam tingkat dasar yang akan disusun. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui harapan siswa, masyarakat dan pemerintah.

2. Merumuskan tujuan-tujuan terinci yang hendak dicapai, dalam hal ini tujuan dari sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolah yaitu ekselen dalam karakter spiritual keagamaan mencakup beraqidah lurus, berakhlak qur’ani, beribadah tekun, berdakwah aktif, elselen dalam bidang akademik, ekselen dalam penguasaan al- Qur’an, ekselen dalam bidang Bahasa Arab dan Bahasa Inggris dan ekselen dalam bidang kecakapan hidup.

3. Memilih dan mengorganisasikan isi pelajaran berupa materi yang akan dipelajari dipilih sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, memilih dan mengorganisasikan pengalaman belajar yang dilakukan oleh para peserta didik dalam mempelajari materi pelajaran dalam hal ini penentukan struktur dan muatan kurikulumnya.

27 Sherly, Dharma, E., & Sihombing, H. B. (2020). Merdeka Belajar: Kajian literatur.

UrbanGreen Conference Proceeding Library, h. 183-190.

(10)

4. Selanjutnya kurikulum diterapkan, dimonitoring atau dikontrol aktifitas pembelajarannya.

5. Langkah terakhir dievaluasi tentang cara dan alat apa saja yang dipakai dalam melakukan evaluasi dan hasil proses pembejaran terkait kurikulum diimplemetasikan dan menjadi bahan feedback untuk terus mengembangkan kurikulum selanjutnya.

Hasil penelitia konsep kurikulum paradigma baru peneliti menemukan bahwa kurikulum prototipe atau disebut kurikulum paradigma baru menjadi salah satu rancangan kurikulum yang sedang dilaksanakan sedikit demi sedikit oleh Kemendikbud-Ristek. Faktanya sampai Februari 2022 ini pelatihan guru penggerak sudah mencapai angkatan ke-6. Sebagaimana kita ketahui bahwa program guru penggerak dan sekolah penggerak menjadi salah satu langkah dalam mencapai kurikulum prototipe atau kurikulum paradigma baru. Mendikbud Nadiem Makarim juga menjelaskan bahwa untuk mendorong transformasi pendidikan Indonesia program guru penggerak ini menjadi layak diterapkan untuk mendukung agar siswa memiliki kemampuan secara holistik berlandaskan pada nilai-nilai pancasila dan dapat menumbuhkan agen perubahan bagi kultur atau ekosistem pendidikan dengan harapan dapat berdampak pada guru lain.

Kesimpulan

Implementasi model pengembangan kurikulum prototype pada pendidikan untuk pembelajaran agama Islam tingkat dasar studi kasus di SDI Al Azhar Kota Kediri mengacu pada model yang diformulasikan oleh Hilda Taba melalui tahapan- tahapan pengembangan kurikulum dengan melakukan analisis atau diagnosis kebutuhan-kebutuhan yang ada baik kebutuhan siswa, masyarakat dan harapan pemerintah. Tahap kedua dengan merumuskan, menentukan tujuan. Tahapan ketiga pengembangan struktur dan muatan kurikulum. Selanjutnya tahap keempat menerapkan atau mengimplementasi, memonitoring, dan tahapan kelima mengevaluasi dan pengembangan alat evaluasi dan perbaikan.

(11)

Daftar Pustaka

Adisya Yusup, W. (2021). Kurikulum Prototipe Diduga Sebagai Reformasi Pendidikan di Indonesia. Kompasiana.

Eko Suparmiyati. (2017). Laporan Akhir Kelompok Kerja Analisis Dan Evaluasi Hukum Mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Pusat Analisis Dan Evaluasi Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia R.I, 1(1), 1–324.

https://www.bphn.go.id/data/documents/ae_sisdiknas.pdf

Lexy J. Moelong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Al Gesindo, 2009.

Miftahuddin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Semarang: The Mahfudz Ridwan Institute, 2020.

Miftahuddin, Model-Model Integrasi Ilmu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Yogyakarta:

Diandra, 2019.

Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo, 2006.

Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Bandung: Jemmars, 1986.

Zainal Arifin, Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Sherly, Dharma & Sihombing, Merdeka Belajar: Kajian Literatur. Urban Green Conference Proceeding Library, 2020.

Widiani, (2018). Konsep Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, Murabbi: Jurnal Pendidikan, 2018, h. 192.

Restu Rahayu, Rita Rosita, dkk, “Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah Penggerak”, Jurnal Basicedu. (online), Vol. 6/4 Tahun 2022, https://jbasic.org/index.php/basicedu/article/view/3237

Stephen Kemis, Seven Principles for Program Evaluasi in Curriculum Development and Innovation dalam https://files.eric.ed.gov/ diakses 10 Juli 2022

Sekar Purbarini Kawuryan, “Karakteristik Siswa SD Kelas Rendah dan Pembelajarannya”. Yogyakarta: PGSD Universitas Negeri Yogyakarta.

(http://staffnew.uny.ac.id

(12)

Wiwik Setiawati, Kurikulum Prototype, Solusi memulihkan Pembelajaran, bpmpkaltim.kemdikbud.go.id

(https://bpmpkaltim.kemdikbud.go.id/2022/01/kurikulum-prototipe-solusi- memulihkan-pembelajaran)diakses 20/07/2022

Peraturan Pemerintah, PP No 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Himpunan Peraturan Perundang-Undang tentang pendidikan Nasional, Jakarta:

Dirjen Pendidikan Agama Islam Departemen Agama, 1998.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini kurikulum yang berlaku adalah kurikulum 2013 tetapi RPP pada setiap pertemuan hanya menggunakan pendekatan saintifik, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD)

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data mengenai implementasi pendekatan saintifik dengan authentic assessment Kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika pada siswa