• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENILAIAN BERBASIS HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILLS) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X SMA NEGERI 1 MANGUNJAYA - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI PENILAIAN BERBASIS HOTS (HIGHER ORDER THINKING SKILLS) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS X SMA NEGERI 1 MANGUNJAYA - repository perpustakaan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Kemudian dalam bahasa Indonesia diperoleh kata evaluasi yang artinya mengevaluasi tetapi dilakukan dengan cara mengukur terlebih dahulu. Jenis evaluasi dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian seperti evaluasi berdasarkan tujuan antara lain (1) pre-test dan post-test; Kemudian evaluasi berdasarkan tujuan meliputi (1) evaluasi konteks; (2) evaluasi masukan; (3) evaluasi proses; 4) evaluasi hasil dan produk; dan (5) evaluasi hasil dan lulusan.

Selanjutnya evaluasi berdasarkan ruang lingkup kegiatan pembelajaran meliputi (1) evaluasi program pembelajaran; (2) evaluasi proses pembelajaran; dan (3) evaluasi hasil belajar. Penilaian selektif merupakan penilaian yang digunakan untuk memilih siswa yang paling sesuai atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu. Evaluasi penempatan merupakan evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa sesuai dengan nilai siswanya. e) Evaluasi formatif.

Penilaian ini dapat dilihat sebagai tes yang dilakukan pada akhir setiap presentasi unit pengajaran atau modul. Macam-macam penilaian sumatif dapat dikatakan sebagai tes umum yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi siswa pada akhir masa pelaksanaan pembelajaran, atau dapat juga disebut penilaian yang dilakukan untuk mengetahui hasil belajar dan kemajuan siswa. g) Ujian Nasional (UN). Penilaian yang mencakup tujuan pembelajaran, isi kurikulum, strategi belajar mengajar, dan aspek program pembelajaran lainnya.

Evaluasi yang meliputi kesesuaian antara proses pembelajaran dengan garis besar program pembelajaran, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, dan kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Hakikat Penilaian HOTS 1. Pengertian HOTS

Langkah-langkah Penyususnan Soal HOTS

Stimulus yang digunakan hendaknya menarik dan kontekstual serta mampu mengangkat isu atau persoalan yang benar-benar terjadi. Senada dengan yang disampaikan Hamidah bahwa dalam konteks HOTS, stimulus yang disampaikan harus kontekstual dan menarik. Stimulus dapat berasal dari isu-isu global seperti isu teknologi informasi, ilmu pengetahuan, ekonomi, kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.

Untuk menulis penilaian berbasis pertanyaan, peserta tes harus mengidentifikasi perilaku yang akan diukur dan merancang materi yang akan dijadikan dasar pertanyaan (stimuli) dalam konteks (membutuhkan penalaran tingkat tinggi) yang tidak selalu tersedia di buku teks. . Oleh karena itu, dalam pelaksanaan soal HOTS diperlukan penguasaan materi pembelajaran, keterampilan menulis soal (konstruksi soal) dan kreativitas pendidik dalam memilih rangsangan sosial sesuai dengan keadaan dan keadaan di sekitar satuan pendidikan. Oleh karena itu, pendidik harus mampu menganalisis KD yang dapat ditanyakan pada soal HOTS melalui forum MGMP.

Penulisan kisi-kisi soal sangat membantu pendidik dalam membuat soal-soal HOTS untuk diujikan. Menurut Widana, secara umum papan ini diperlukan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam (a) memilih KD yang dapat dijadikan soal HOTS, (b) memilih topik terkait KD yang akan diujikan, (c) merumuskan indikator soal, dan ( d ) ) menentukan tingkat kognitif. Stimulus yang digunakan harus menarik dan kontekstual, artinya dapat mendorong siswa untuk membaca stimulus tersebut.

Stimulus yang menarik dan kontekstual biasanya merupakan sesuatu yang benar-benar baru dan siswa secara realistis mengelilingi lingkungan sekolah sehingga membuat siswa semakin penasaran. Stimulasi kontekstual berarti rangsangan yang sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, menarik dan mendorong siswa untuk membaca. Setiap mata pelajaran HOTS yang tertulis harus disertai dengan panduan penilaian yang dimaksudkan untuk memudahkan guru dalam menilai atau memberikan nilai pada setiap mata pelajaran.

Menurut Widana, panduan penilaian dibuat dalam bentuk soal esai, sedangkan kunci jawaban dibuat dalam bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak, dan esai pendek).

Indikator HOTS

Dengan memperoleh kemampuan membedakan pada tataran analisis, siswa akan mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah berdasarkan teori atau fakta yang ada. Jika apa yang diberikan tidak sesuai, maka siswa akan bersikap hambar dan blak-blakan terhadap skenario yang diberikan guru. Dengan keterampilan berorganisasi, siswa dapat membuat bagan, bagian alur, dan berbagai bagan organisasi.

Siswa harus dapat membedakan hal-hal yang berbeda tersebut agar informasi yang diterima tidak langsung dinyatakan sebagai informasi yang akurat. Sedangkan kritik adalah proses penilaian suatu pendapat atau hasil berdasarkan seperangkat kriteria yang telah ditentukan. Checking atau pengecekan menurut Anderson dan Krathwohl (Nugroho adalah suatu proses untuk menemukan ketidakkonsistenan atau kesalahan pada suatu proses atau produk.

Masih banyak siswa yang belum terbiasa mengevaluasi kekuatan atau kredibilitas bukti atau informasi. Akibatnya siswa terkadang tidak sabar untuk melakukan proses penalaran, mereka terbiasa dengan cara yang cepat. Kritik adalah proses menilai suatu pendapat atau hasil berdasarkan kriteria yang telah ditentukan (Nugroho, 2017: 36).

Menurut KBBI (2013), mengkritik merupakan bagian dari tanggapan yang disertai dengan uraian baik buruknya serta pertimbangan mengenai karya, pendapat, dan sebagainya. Dari penjelasan tersebut terlihat jelas bahwa siswa harus mampu mengkritisi suatu hal, sehingga siswa mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu hal dengan argumentasi yang rasional dan dapat diterima. Pada tingkat tertinggi ini, siswa mengorganisasikan berbagai informasi dengan menggunakan cara atau strategi yang baru atau berbeda dari biasanya.

Karena pada taraf kreatif siswa diharapkan mampu menghasilkan gagasan atau gagasan baru yang dituangkan dalam suatu bahasa. Berbagai cara tersebut tentunya tidak bisa dilakukan begitu saja, tentunya harus diawali dengan cara berpikir yang benar.

Peran Soal HOTS dalam Penilaian

  • Mempersiapkan Kompetensi Peserta Didik Menyongsong Abad ke-21 Penilaian yang diimplementasikan oleh satuan pendidikan diharapkan
  • Memupuk Rasa Cinta dan Peduli terhadap Kemajuan Daerah
  • Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik
  • Meningkatkan Mutu Penilaian

Menurut Nugroho, perencanaan mempunyai kriteria SMART yaitu spesifik (spesifik), jelas atau terukur (realistis) dan mempunyai jangka waktu (timeline). Dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan, inovasi produk harus mempunyai domain aksiologis, artinya produk yang dihasilkan harus mempunyai nilai manfaat bagi orang lain. Mempersiapkan kompetensi peserta didik menghadapi abad 21 Asesmen yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan diharapkan Asesmen yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan diharapkan dapat membekali peserta didik agar memiliki berbagai kompetensi yang dibutuhkan pada abad 21.

Mereka percaya dengan memperkenalkan soal-soal HOTS dalam penilaian dapat melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilannya. Widana menyatakan melalui penilaian berbasis HOTS, siswa akan menjadi pemikir kritis, kreatif, percaya diri dan mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penilaiannya, guru diharapkan mampu kreatif mengembangkan soal HOTS sesuai situasi dan kondisi di daerahnya.

Dengan demikian, stimulus yang dipilih guru pada soal HOTS menjadi sangat menarik karena siswa dapat melihat dan merasakannya secara langsung. Menurut Widana, langkah menyusun soal HOTS harus memilih stimulus yang menarik dan kontekstual. Dengan melatih siswa menjawab soal HOTS diharapkan siswa mampu berpikir kritis dan kreatif.

Melihat hal seperti ini, memang benar masih banyak lembaga pendidikan atau pendidik sendiri yang belum menerapkan penilaian berbasis HOTS. Pemerintah memasukkan sejumlah soal HOTS dalam Survei Nasional tahun 2018, namun hal tersebut tidak diterapkan dalam proses pembelajaran asesmen berbasis HOTS. Oleh karena itu, melalui praktik penerapan asesmen berbasis HOTS dapat meningkatkan kualitas asesmen dalam pendidikan.

Strategi dan Implementasi Penilaian HOTS

Oleh karena itu, melalui pembiasaan pelaksanaan evaluasi berbasis HOTS mampu meningkatkan mutu evaluasi dalam pendidikan. Agar pendidik pendidikan mampu menerapkan penilaian berbasis HOTS, ada beberapa strategi yang harus dilakukan sebagai berikut. Penyusunan soal HOTS tingkat satuan pendidikan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut. Selain hal di atas, ada hal yang dapat dilakukan seperti Wakil Kepala Kurikulum dan Tim Pengembangan Kurikulum Sekolah menyiapkan rencana kegiatan masing-masing MGMP sekolah yang antara lain memuat uraian kegiatan, tujuan. /hasil, pelaksana, jadwal pelaksanaan kegiatan.

Kepala sekolah menetapkan dan menandatangani rencana kegiatan dan menandatangani persiapan soal HOTS. Terakhir, kepala sekolah mengelola hasil tugas MGMP guru/sekolah, sebagai bukti fisik kegiatan persiapan soal HOTS.

Penelitian yang Relevan

Dengan mengerjakan soal HOTS, siswa akan mencapai tingkat kemampuan literasi matematika siswa pada tingkat identifikasi, interpretasi, penerapan suatu prosedur, hubungan antar berbagai konsep, hingga tingkat terakhir merancang strategi penyelesaian masalah. Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa HOTS terjadi ketika siswa terlibat dengan apa yang mereka ketahui untuk menciptakan pengetahuan yang mereka ketahui dan menghasilkan sesuatu yang baru. Kemampuan literasi matematika dan HOTS tidak hanya sebatas berhitung saja, tetapi juga bagaimana menerapkan matematika dalam kehidupan sehari-hari untuk memecahkan masalah, bagaimana mengkomunikasikannya, dengan cara ini siswa terlihat berpikir matematis.

Dalam penelitiannya ditemukan bahwa penggunaan HOTS pada soal tes objektif pada mata pelajaran IPS di kelas V SD Negeri 7 Ciamis sebagian besar telah memenuhi kriteria pengembangan soal HOTS (Higher Order Thinking Skills).

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan Asesmen Tradisional dengan Asesmen  Kontekstual

Referensi

Dokumen terkait

pelaksanaan pembelajaran fisika berbasis HOTS berada pada kategori sedang (TS). Berdasarkan hasil observasi pembelajaran beberapa aspek HOTS sudah muncul tetapi

Kesimpulandari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang instrumen asesmen HOTS dalam pembelajaran fisika pada materi hukum newton kelas X SMA/MA

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa (1) bentuk soal HOTS tingkat menganalisis pada buku teks bahasa Indonesia SMP/MTS kelas IX edisi revisi

Proses inti yang dilakukan dalam penelitian pengembangan ini adalah menyusun draft instrumen asesmen HOTS, validasi ahli, revisi I, uji coba terbatas, revisi II

Hasil jawaban siswa menunjukkan bahwa siswa dapat menjawab soal HOTS berdasarkan Brookhart dengan jawaban benar untuk soal dengan indikator higher order thinking as transfer dan

Hasil penelitian menunjukan bahwa instrumen tes yang dikembangkan telah memenuhi kategori instrumen tes HOTS yang berkualitas, sehingga instrumen tes yang dikembangkan dapat digunakan

Sedangkan pada soal Low Order Thinking Skills LOTS sebanyak 70%, sedangkan soal High Order Thinking Skills HOTS hanya sebanyak 30% dapat diketahui pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

PENGEMBANGAN INSTRUMEN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILLS HOTS MATERI JARINGAN DAN ORGAN PADA TUMBUHAN KELAS XI SMA Development of Higher Order Thinking Skills HOTS Assessment in