• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK "

Copied!
87
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak di Provinsi Bengkulu. Apa Revisi Hukum Islam atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak di Provinsi Bengkulu.

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Islam terhadap Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak di Provinsi Bengkulu.

Kegunaan Penelitian

  • Kegunaan Teoritis
  • Kegunaan Praktis

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dastina (Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar) pada tahun 2017, tentang “Implementasi Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak Terhadap Kekerasan Anak di Lingkungan Sekolah”. Sedangkan penulis disini mengangkat judul “Implementasi Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi Kota Bengkulu) ditinjau dari hukum Islam terdapat pada Pasal 11 yang meliputi Penyelenggaraan Perlindungan Anak. Sedangkan penulis lebih fokus tentang bagaimana pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak di Provinsi Bengkulu dan Bagaimana Revisi Hukum Islam atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak di Provinsi Bengkulu.

Metode Penelitian

  • Jenis dan Pendekatan Penelitian
  • Waktu dan Lokasi Penelitian
  • Informan Penelian
  • Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3APPKB) Provinsi Bengkulu; Kepala Bidang Pelembagaan Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3APPKB) Provinsi Bengkulu; Kepala Seksi III Pelembagaan Pemenuhan dan Perlindungan Hak Anak di DP3APPKB Provinsi Bengkulu;

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORI

Hak dan Kewajiban anak

Setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara adil sesuai dengan martabat kemanusiaan, serta dilindungi dari kekerasan dan diskriminasi. Setiap anak berhak beribadah menurut agamanya, berpikir dan mengekspresikan diri sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya, di bawah bimbingan orang tua atau wali. Setiap anak berhak untuk mengetahui orang tuanya dan berhak untuk dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri.

Setiap anak berhak mengakses layanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosialnya. Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan kepribadian dan tingkat kecerdasannya sesuai minat dan bakatnya. Setiap anak berhak berekspresi dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya demi mengembangkan dirinya sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kesusilaan.

Setiap anak berhak mendapat perlindungan dari penganiayaan, penyiksaan atau hukuman yang tidak manusiawi. Penangkapan, penahanan, atau penahanan pidana terhadap anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir. Setiap anak yang mengalami pelecehan seksual atau berkonflik dengan hukum berhak menyimpan rahasia.

Setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapat bantuan hukum dan bantuan hukum serta bantuan lainnya.

Perlindungan anak

Pemahaman ini mengandung makna bahwa setiap anak yang dilahirkan harus diakui, diyakini dan diamankan sebagai pelaksanaan amalan yang diterima atas kemauan orang tua, masyarakat, bangsa dan negara. Anak adalah setiap manusia yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum kawin, termasuk anak yang masih dalam kandungan, sepanjang hal itu demi kepentingan terbaiknya. Yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang dalam hal anak nakal telah berumur 8 (delapan) tahun, namun belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.

Undang-Undang Peradilan Pidana Anak pada angka 2 Pasal 1 mengatur bahwa anak adalah seseorang yang berumur 12 (dua belas) tahun tetapi belum mencapai umur dewasa. berusia 18 (delapan belas) tahun yang disangka, dituduh, atau dihukum karena melakukan tindak pidana. Saat ini belum ada batasan yang konsisten mengenai pengertian atau definisi anak dalam berbagai peraturan perundang-undangan di Indonesia. Sesuai dengan ketentuan umum angka 1 pasal 2 UU No. 4 Tahun 1979 tentang Perlindungan Anak, anak adalah seseorang yang belum berumur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin. a) Anak sesuai dengan UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

Pasal 7(1) menjelaskan bahwa perkawinan hanya diperbolehkan bila laki-laki telah berumur 19 (sembilan belas) tahun dan perempuan telah berumur 16 (enam belas tahun). e) Anak menurut KUH Perdata Pasal 330 KUH Perdata mengatur hal tersebut. Menurut Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 juncto Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, perlindungan anak terdiri dari segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak serta hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, dan berkembang. . dan berpartisipasi penuh sesuai dengan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Padahal pengertian perlindungan anak menurut peraturan daerah provinsi Bengkulu berbunyi: “segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak beserta hak-haknya, agar ia dapat hidup, sehat dan cerdas, tumbuh dan berkembang serta berperan serta secara utuh sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.” dan bermartabat serta menerima perlindungan dari penelantaran, kekerasan dan diskriminasi.36.

Peraturan Daerah

DPRD berdasarkan asas otonomi dan bantuan dengan asas otonomi luas dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.38. UUD 1945 sebagai hukum dasar peraturan perundang-undangan11 mengatur tentang kewenangan daerah untuk menetapkan peraturan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pasal 18 ayat (2) UUDNRI Tahun 1945 menyatakan bahwa pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus pemerintah Mereka. urusan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan 39 Lebih lanjut, Pasal 18 ayat (6) menegaskan bahwa pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan lainnya untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.40. Dengan diterapkannya asas otonomi dalam negara Indonesia yang membagi kewenangan antara pusat dan daerah, diharapkan segala urusan, baik yang bersifat wajib maupun pilihan, dapat dilaksanakan sesuai dengan kewenangan masing-masing yang diberikan oleh Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Kewenangan daerah dalam pelaksanaan otonomi ini ditunjukkan dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Urusan pemerintahan konkuren terbagi antara urusan wajib dan pilihan untuk dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam bentuk peraturan daerah. Keadaan ini menjadikan peraturan daerah semakin menduduki kedudukan yang strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara atau dengan kata lain peranan peraturan daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan menjadi sangat besar.

Sebagai instrumen kebijakan dalam melaksanakan tugas otonomi daerah dan bantuan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah; 43 Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, “Pedoman Praktis Pemahaman Penyusunan Peraturan Daerah”, Edisi Kelima, Jakarta, 2011, h. Selain mempunyai kedudukan strategis dan fungsi yang berbeda-beda, peraturan daerah juga mempunyai materi muatan tersendiri, menurut Soehino materi yang dapat diatur dalam peraturan daerah antara lain:44.

Materi atau hal-hal yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang setara dan lebih tinggi, harus diatur dengan peraturan lapangan.

Hukum Islam

Bahan atau hal yang membebani penduduk, misalnya pajak daerah dan retribusi daerah; Materi atau hal-hal yang mengurangi kebebasan masyarakat, misalnya membuat larangan dan kewajiban yang biasanya disertai dengan ancaman atau sanksi pidana; Dalam khazanah fiqih di Indonesia, istilah hukum Islam dipahami sebagai gabungan dari dua kata, hukum dan Islam.

Maka kata hukum didasarkan pada kata Islam 47 Oleh karena itu dapat dipahami bahwa hukum Islam atau hukum Islam adalah suatu sistem aturan yang berdasarkan pada wahyu Allah SWT dan Sunnah Nabi mengenai perilaku 'seorang mukallaf (seseorang). yang sudah dapat dibebani kewajiban) yang diakui dan diyakini, mengikat seluruh umatnya. Syariah secara istilah berarti hukum-hukum yang diturunkan Allah SWT kepada umatnya melalui seorang nabi, baik yang berkaitan dengan keyakinan (aqidah) maupun yang berkaitan dengan amalan. Dalam sistem hukum Islam, terdapat lima hukum atau kaidah yang dijadikan tolak ukur dalam mengukur perbuatan manusia, baik dalam bidang ibadah maupun dalam bidang muamalah.

Kelima macam aturan tersebut disebut dengan al-ahkam al-khansah atau lima klasifikasi hukum, yaitu (1) jaiz atau mubah atau ibahah, (2) sunnah, (3) makruh, (4) wajib, dan (5) haram. 49Mohammad Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Hukum Islam dan Ilmu Hukum Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hal.43.

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Tugas, Dan fungsi DP3APPKB Provinsi Bengkulu

  • Kepala Dinas
  • Sekretaris
  • Kepala Bidang Pelembagaan Pemenuhan Hak Anak
  • Kepala UPTD PPA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksana Penyelenggaraan Perlindungan anak

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 47 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Provinsi Bengkulu mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak. Kontrol. Warga Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Provinsi 55 dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang bertugas melaksanakan urusan pemerintahan dan tugas pembantuan di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pengendalian penduduk, dan keluarga berencana yang menjadi kewenangannya. Provinsi.56 Dalam hal ini Kepala Badan membawahi kepala bidang Pelembagaan Pemenuhan Hak Anak yang bertugas perumusan kebijakan, koordinasi, sinkronisasi, sosialisasi, fasilitasi, dan pendistribusian dana bantuan. pelaksanaan pelembagaan pemenuhan hak-hak anak. Melalui Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak, Provinsi Bengkulu melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Berencana Keluarga Berencana (DPPPAPPKB) Provinsi Bengkulu berupaya untuk menjamin dan melindungi anak dan anak. hak-haknya agar mereka dapat hidup secara optimal, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Penyelenggaraan Perlindungan Anak

Menurut Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perlindungan, Pasal 11 menyebutkan Penyelenggaraan Perlindungan Anak meliputi. Kegiatan pendampingan juga melakukan penguatan keluarga, berupa sosialisasi kepada keluarga mengenai pentingnya pelaksanaan perlindungan anak. Hukum Islam Revisi Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak di Provinsi Bengkulu.

Hukum Islam memberikan hak-hak dasar atas hak perlindungan anak yang merupakan permasalahan yang mendesak untuk dibahas. Hal ini tentu menunjukkan betapa rendahnya perlindungan anak meskipun telah ada Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan juga diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penegakan Perlindungan Anak. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat perlindungan anak dalam hukum Islam adalah pemenuhan hak-hak anak dan perlindungan dari hal-hal yang dapat merugikan dirinya, jiwa dan harta bendanya, yang meliputi fisik, mental, spiritual, dan sosial anak.

72Karmawan, “Respon Hukum Islam Terhadap Upaya Hak Perlindungan Anak Dalam Melaksanakan Sistem Perundang-undangan Negara” Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Islam: Vol.19, No.1 Tahun 2020, h.75Karmawan, “Respon Hukum Islam Terhadap Upaya Hak Perlindungan Anak untuk Melaksanakan Sistem Perundang-undangan Hukum Negara” Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Islam: Vol.19, No. 1 Tahun 2020, h. Tinjauan hukum Islam terhadap Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak telah memenuhi kriterianya dan telah menganut nilai-nilai hukum Islam.

Diharapkan Dinas Emansipasi Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Provinsi Bengkulu sebagai pelaksana penyelenggaraan perlindungan anak mampu menyadarkan seluruh masyarakat di Provinsi Bengkulu akan pentingnya perlindungan. hak untuk melestarikan dan melindungi anak, sehingga lahir generasi penerus bangsa yang baik.

Tinjauan Hukum Islam terhadap Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2018

PENUTUP

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Data diatas terlihat bahwa hal yang terjadi adalah adalah belum optimalnya pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi