• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DI TEMBILAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DI TEMBILAHAN "

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DI TEMBILAHAN

KOTA KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DITINJAU DARI FIQIH SIYASAH

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)

OLEH AL WALI NIM. 11820411054

PROGRAM S 1

HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH) FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023 M / 1444 H

(2)
(3)
(4)
(5)

i

”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

(Q.S Al-Insyirah : 6)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya.”

(Q.S. Al Baqarah : 286)

“hatiku, tenang karena mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah

melewatkanku”

(Umar bin Khattab)

“Jika kamu benar-benar menginginkan sesuatu, lambat laun kamu pasti akan segera menemukan caranya”

“Man Jadda Wa Jadda”

(6)

ii

pengetahuan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan atas izin-Mu akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam semoga selalu

tercurahkan kepada utusan-Mu Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam.

~Mamak dan Ambok Tercinta~

Kupersembahkan sebuah karya sederhana untuk mamak indo‟ masse dan Ambok Latundreng yang tercinta. Sebagai tanda bukti, hormat dan terima kasih yang tiada hentinya kupersembahkan karya sederhana ini kepadamu. Yang tiada hentinya memberikan doa, nasehat, dukungan, kasih sayang yang tiada gantinya sehingga

kakak selalu semangat dan kuat menjalani rintangan.

“Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, terima kasih Engkau karuniakan hamba kedua orang tua hamba yang setiap waktu mendo‟akanku, menguatkanku, ikhlas menjagaku, mendidik, membimbing dengan baik, ya Allah berikan balasan yang setimpal syurga Firdaus untuk mereka dan jauhkan mereka dari siksaanMu”Amiin

ya rabbal „alamiin. Terima kasih Mamak... Terima kasih Bapak…

~Dosen Pembimbing~ Bapak Afrizal Ahmad, M.Sy. selaku pembimbing I dan Bapak Muslim, S.Ag, SH, M Hum. selaku pembimbing II, ananda mengucapkan

terimakasih banyak atas sudinya Bapak meluangkan waktu, tenaga serta pikiran untuk membimbing ananda dalam mengerjakan skripsi ini demi terwujudnya skripsi yang baik. Inilah karya sederhana yang dapat ananda persembahkan untuk Bapak sebagai tanda terimakasih ananda kepada Bapak. Semoga Allah senantiasa melindungi dan melimpahkan keberkahan dunia akhirat kepada Bapak. Terima

kasih atas bimbingan Bapak selama ini

Doakan semoga ilmu yang ananda dapatkan berkah dan berguna bagi banyak orang, menjadi insan yang selalu bahagia dan sukses didunia dan akhirat.

Aamiin Yaa Rabbal‟aalamiin..

~Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum~ Skripsi yang sederhana ini yang ananda persembahkan sebagai tanda terimakasih saya kepada bapak dan ibu dosen atas segala ilmu yang telah disalurkan selama saya berada di

bangku perkuliahan, saya ucapkan terimakasih banyak.

(7)

iii

Puji syukur Alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala yang telah memberi rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam penulis haturkan kepada uswatun hasanah Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wasallam yang telah meluruskan akhlak dan akidah manusia sehingga dengan akhlak dan akidah yang lurus manusia akan menjadi makhluk yang paling mulia.

Skripsi dengan judul Implementasi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak Di Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir Di Tinjau Dari Fiqih Siyasah, merupakan hasil karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Hukum (S.H) pada jurusan Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Selama menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari tidak sedikit hambatan, kesulitan dan rintangan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi serta bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan dengan penuh rasa hormat ucapan terima kasih yang mendalam kepada:

1. Ambok tercinta, La tundreng dan Mamak tercinta Indo‟ Masse yang telah memberikan kasih sayang, dukungan moril dan materil yang terus mengalir

(8)

iv

2. Bapak Prof. Dr. Hairunas, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Prof. Dr. Hj. Helmiati, M.Ag. Wakil Rektor I, Dr.

H. Mas‟ud Zein, M.Pd. Wakil Rektor II, Prof. Edi Erwan, S.Pt., M.Sc., Ph.D Wakil Rektor III yang telah mendedikasikan waktunya untuk memajukan universitas mencapai visi dan misinya.

3. Dr. H. Zulkifli, M.Ag selaku Dekan Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Dr. H. Erman, M.Ag. selaku Wakil Dekan I, Dr. H. Mawardi, M.Si. selaku Wakil Dekan II, Dr. Sofia Hardani, M.Ag.

selaku Wakil Dekan III dan beserta seluruh staff.

4. Rahman Alwi, S.Ag., M.A. selaku Ketua Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) dan Irfan Zulfikar, M.Ag. selaku Sekretaris Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada penulis.

5. Bapak Afrizal Ahmad, M.Sy. selaku pembimbing I dan Bapak Muslim, S.Ag, SH, M Hum. selaku pembimbing II skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Arifuddin. Ma. selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis.

(9)

v

8. Bapak dan Ibu kepustakaan Al-Jami‟ah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau bersertta staff yang telah menyediakan buku-buku literatur kepada penulis.

9. Sahabat penulis Khairun Nasri. SH sekeluarga, Muhammad ajir, Lukman hakim, fadel Muhammad, Kasuma Indrasuryawan dan sahabat yang selalu memberikan motivasi dan semangat teman-teman seperjuangan HTNT‟18 yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

10. Semua pihak yang telah memberikan semangat dan bantuannya kepada penulis baik secara moril maupun materil yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Selanjutnya, semoga setiap bantuan, niat tulus dan iklasnya dibalas dengan balasan yang terbaik dan berlipat ganda dari Allah Subhaanahu Wa Ta‟ala.

Pekanbaru, 26 Desember 2022

AL WALI

NIM . 11820411054

(10)

vi

Perlindungan anak merupakan segala usaha yang dilakukan untuk mencipkan kondisi setiap anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya demi pertumbuhan anak secara wajar, baik fisik, mental, dan sosial. Peran melindungi seorang anak bukan hanya terpaku pada orang tua, namun masyarakat dan pemerintah juga memiliki peran untuk melindungi, menjaga, dan memenuhi hak- hak anak. Sebagaimana salah satu upaya pemerintah untuk melindungi anak dengan membentuk Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui. 1) Bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak di Tembilahan kota. 2) Apa faktor penghambat Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak di Tembilahan kota. 3) Bagaimana Pandangan fiqh siyasah mengenai Implementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perlindungan Anak

Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode lapangan (field research) penelitian ini dilakukan dengan mengambil data dari Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Kabupaten Indragiri Hilir. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam skripsi ini adalah wawancara dan dokumentasi. Sedangkan dalam Teknik analisis data penulis menggunakan metode analisis kualitatif yakni proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi agar mudah dipahami baik dirisendiri maupun orang lain.

Dari hasil pembahasan dapat kita simpulkan bahwasannya Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak di Tembilahan Kota dalam mengatasi kekerasan anak yang terjadi di Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir telah terlaksana dengan cukup baik akan tetapi masih memiliki hambatan dari sumber anggaran yang terbatas dan hambatan dari masyarakat itu sendiri yang menjadi sedikit kendala dalam menerapkan perlindungan anak di Tembilahan Kota.

Kata kunci: Implemetasi, Perlindungan anak, Fiqih siyasah

(11)

vii

PERSEMBAHAN ...ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan masalah ... 11

C. Rumusan Masalah ... 11

D. Tujuan dan manfaat penelitian ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 16

A. Kajian Teoritik ... 16

1. Implementasi ... 16

2. Tinjauan umum mengenai anak ... 17

3. Tinjauan umum kekerasan ... 19

4. Tinjauan umum mengenai kekerasan terhadap anak ... 21

5. Fiqih siyasah ... 27

(12)

viii

B. Subjek dan objek penelitian ... 34

C. Populasi dan sampel ... 34

D. Jenis dan sumber data ... 35

E. Teknik pengumpulan data ... 36

F. Teknik analisa data ... 37

G. Teknik penulisan ... 37

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 38

A. Deskripsi lokasi penelitian ... 38

B. Hasil penelitian ... 51

BAB V PENUTUP... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

LAMPIRAN... 18

(13)

ix

Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Indragiri Hilir ... 46 Tabel VI. 2Jumlah pegawai berdasarkan golongan di Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Indragiri Hilir ... 47 Tabel VI. 3 Sarana dan prasarana di Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Indragiri Hilir ... 48 Tabel VI. 4Rekap Kasus Kekerasan dalam rumah tangga kejahatan Seksual dan penganiayan di Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2019-2021 ... 54

(14)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia merupakan Negara berkembang dimana seluruh aspek mengalami kemajuan. Disatu sisi akibat dari pengaruh kemajuan baik itu ilmu pengetahuan, teknologi, kemajuan budaya dan perkembangan pembangunan pada umumnya berdampak bagi seluruh kehidupan manusia (masyarakat), tak terkecuali kepada anak-anak.1.Anak adalah anugrah dan karunia tuhan, mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama dalam suatu keluarga, karena itu setiap anak berhak atas kelansungan hidup, tumbuh, dan berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak kekerasan pelakuan salah, penelantaran dan eksploitasi serta memperoleh hak sipil dan kebebasan.2

Kekerasan terhadap anak di Indonesia tidak pernah berhenti justru semakin kerap terjadi seiring dengan jalannya waktu. Padahal seharusnya anak–anak mendapatkan kasih sayang dengan penuh kelembutan dan pendidikasan sepantasnya. Menurut data pelanggaran hak anak oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) ada 3.700 kasus kekerasan pada anak dalam kurun waktu tahun 2016 dan rata-rata terjadi 15 kasus setiap harinya, sedangkan untuk pelaku hampir sebagian besar pelaku adalah orang terdekat

1 Penjelasan UUD 1945 Pasal 1 ayat (3) tentang Negara Hukum

2 Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak .

(15)

korban, misalnya saudara, kakek Maupun orang tuanya sendiri.3 Artinya, anak rentan menjadi korban kekerasan justru di lingkungan rumah. yang pelaku kekerasan mengenal anak-anak tersebut dengan sangat dekat. Sekitar 70 persen pelaku kekerasan terhadap anak adalah orangtua mereka sendiri.

Dengan data fakta ini, KPAI berupaya melakukan program-program edukasi kepada para orangtua agar dapat mencegah tindak kekerasan terhadap anak dengan melakukan hearing dan konsultasi pada anak dan orangtua.

Dengan demikian, data tersebut semakin memperjelas gambaran muram tentang pemenuhan hak-hak anak Indonesia Secara umum kekerasan didefinisikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan satu individu terhadap individu lain yang mengakibatkan gangguan fisik dan atau mental. Dengan begitu, yang dimaksud anak ialah individu yang belum mencapai usia 18 tahun, maka dari itu kekerasan terhadap anak adalah tindakan yang dilakukan seseorang atau individu pada mereka yang belum genap berusia 18 tahun yang menyebabkan kondisi fisik dan atau mentalnya terganggu. Seringkali anak untuk mendapat perlindungan dari tindak kekerasan dan eksploitasi.

Kekerasan terhadap anak adalah perbuatan yang tidak seharusnya dilakukan pada seorang anak, dimana dapat berupa makian, ejekan, jeweran dan pukulan. Kekerasan pada anak akan memberikan dampak negatif pada perkembangan anak.4

3 Laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Tahun 2016.

4 Putrika P.R. Gharini, Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama (Makalah), Jakarta, 2014, h. 1.

(16)

Negara berpandangan bahwa segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan dalam rumah tangga, adalah pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan. Pengertian kekerasan dalam Pasal 3 Undang– Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan diperjelas dalam Bab III Pasal 5 Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual, dan penelantaran. Kekerasan pada anak memiliki banyak macam baik dari segi kekerasan fisik dan kekerasan seksual.

Biasanya kekerasan itu sering dilakukan oleh anggota keluarga terdekatnya atau lingkungannya, misal; orangtua, saudara, guru ataupun teman sekolah. Kekerasan pada anak tidak dapat ditolerir, sebab secara konstitusional, dalam Pasal 28 Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 telah menetapkan bahwa anak adalah subyek dan warga negara yang berhak atas perlindungan dari serangan orang lain. Selanjutnya dalam Pasal 28B ayat (2) Undang–Undang Dasar 1945, dijelas- kan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup (rights to life and survival), tumbuh, dan berkembang (rights to development), serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan dikriminasi.

Di Indonesia kasus kekerasan anak setiap tahun mengalami peningkatan, korbannya bukan hanya dari kalangan dewasa saja sekarang sudah merambah ke remaja, anak-anak bahkan balita. Fenomena kekerasan seksual terhadap anak semakin sering terjadi dan menjadi global hampir di berbagai Negara. Kasus kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat dari

(17)

waktu ke waktu. Peningkatan tersebut tidak hanya dari segi kuantitas atau jumlah kasus yang terjadi, bahkan juga dari kualitas. Dan yang lebih tragis lagi pelakunya adalah kebanyakan dari lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar anak itu berada, antara lain di dalam rumahnya sendiri, sekolah,lembaga pendidikan, dan lingkungan sosial anak.

Kekerasan terhadap anak adalah tindak kekerasan secara fisik, seksual, penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak.

Penganiayaan anak sebagai setiap tindakan atau serangkaian tindakan wali atau kelalaian oleh orang tua atau pengasuh lainnya yang dihasilkan dapat membahayakan, atau berpotensi bahaya, atau memberikan ancaman yang berbahaya kepada anak. Sebagian besar terjadi kekerasan terhadap anak dirumah anak itu sendiri dengan jumlah yang lebih kecil terjadi disekolah, di lingkungan atau organisasi tempat anak berinteraksi. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.5

Kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur kerap terjadi di Di kabupaten Indragiri Hilir masih terus terjadi, meskipun ada lembaga yang bernama Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A)."Pelecehan seksual terhadap menjadi kasus yang paling kerap muncul, jadi miris, harusnya ini bisa diantisipasi jika DP2KBP3A bekerja maksimal," kata Ketua Komunitas Donor Darah Inhil (KDDI) Hendri Irawan, Rabu (3/8/16) Menurut Hendri Irawan atau Iwan panggilan akrabnya, kerapnya kasus pencabulan

5 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1 ayat (1).

(18)

terhadap anak terjadi di Inhil, disebabkan berbagai faktor, tetapi ini menjadi kewajiban Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir serta lembaga terkait untuk merespon kasus ini.

"Jika DP2KBP3A Inhil yang dipimpin R Rida Indrayanti bekerja maksimal, kita yakin kekerasan terhadap anak ini bisa ditekan," ujar Iwan.

Selain itu, menurut Iwan, Pemkab dan lembaga terkait berkewajiban mencarikan solusi agar kasus pelecehan anak dibawah umur ini tak terus berulang, sebab ini sudah menyangkut perlindungan terhadap anak. Iwan juga meminta kepada DP2KBP3A untuk memberikan perlindungan kepada anak korban pelecehan seksual, untuk menyelamatkan mentalitas mereka terhadap lingkungan. "Kita meminta kepada lembaga terkait untuk melakukan pembinaan dan sosialisasi terhadap masyarakat terlebih lagi terhadap korban.

Sebab, Inhil sudah rawan tindak pidana pencabulan," ujarnya. Sementara itu, kekerasan terhadap anak di Tembilahan dalam beberapa minggu ini yang sudah ditangani pihak Kepolisian Resor (Polres) salah satunya pelajar pernah melakukan hubungan layaknya suami istri, pelajar di Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir ini dilaporkan kepihak berwajib, seorang bocah perempuan berusia 11 tahun menjadi korban pencabulan tetangganya sejak duduk di bangku kelas dua sekolah dasar dan baru-baru ini komunitas peduli anak (kompak) Provinsi Riau kecam pengeroyokan santi di Inhil, kompak juga miris masih banyak terjadi aksi kekerasan pada anak di lembaga pendidikan hal ini menanggapi dugaan pengeroyokan seorang santri di pondok pesantren

(19)

di duga di lakukan oleh kakak kelasnya belum lagi kasus-kasus pencabulan yang telah lalu serta pencabulan yang belum terungkap.6

Bentuk kekerasan terhadap anak yang terus terjadi di Tembilahan kota menyebabkan ketidak bebasan anak dalam mendapatkan hak-hak nya, maka pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir mengeluarkan Peraturan daerah Nomor 09 tahun 2018 tentang perlindungan anak, menurut pasal 4, dan 5 ayat (1,2, dan 3.) yang berbunyi:7

Pasal 4

Pemerintah daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:

a. Menghormati dan memenuhi hak asasi setiap anak tampa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan atau mental;

b. Menjamin dan melaksanakan perlindungan, pemeliharaan dan kesejahteraan anak dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang secara umum yang secara hukum bertanggung jawab terhadap anak;

c. Memberikan dukungan sarana, paserana, ketersediaan sumber daya manusia dan dana dalam penyelengaraan perlindungan anak;

d. Mengawasi penyelengaraan perlindungan anak; dan

e. Menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan kecerdasan anak; dan

f. Melaksanakan putusan pengadilan yang berkaitan dengan perlindungan anak berdasarkan tugas dan fungsi PD.8

Pasal 5

1) Pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab pemerintah Daerah sebagai mana dimaksud dalam pasal 4, dilakukan melalui:

a. Perumusan kebijakan dan program pembangunan daerah yang berkawasan hak anak, yang dituangkan dalam dokumen rencana pembangunan jangka panjang daerah, rencana pembangunan jangka

6 http://riauterbit.com/mobile/detailberita/1724/kasus-kekerasan-terhadap-anak- dibawah-umur-kerap-terjadi-di-inhil.html Di akses pada kamis, 04 Agustus 2018

7 Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perlindungan Anak.

8 Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perlindungan Anak, Pasal (4).

(20)

menengah, rencana strategi PD terkait anak, rencana aksi daerah perkembangan KLA;

b. Perumusan kebijakan dan program perkembangan dalam rangka pengakuan, pemenuhan dan perlindungan hak anak secara terpadu dan berkelanjutan;

c. Menetapkan kerangka hukum bagi upaya pengakuan, pemenuhan dan perlindungan hak anak;

d. Merumuskan indikator penilaian pemenuhan dan perlindungan hak anak;

e. Memfasilitasi pengembangan KLA sesuai ketentuan peratuaran perundang-undangan;

f. Mendorong peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan dan perlindungan hak anak dalam mewujudkan KLA g. Melaksanakan koordinasi dan kerja smama dalam pemenuhan dan

perlindungan hak anak dalam mewujudjan KLA;

h. Membina dan mengembangkan kelembagaan perlindungan anak, forum anak; dan

i. Melaksanakan monitoring evaluasi terhadap peleksanaan program pemenuhan dan perlindungan hak anak.9

2) Selain pelaksanaa kewajiban dan tanggung jawab sebagai mana di maksud pada ayat (1) pemerintah daerah dapat memfasilitasi LSM atau orsos yang terlibat dalam pendampingan terhadap anak yang membutuhkan perlindungan khusus sesuai dengan kemampuan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.10

3) Ketentuan lebih lanjut menenai pelaksanaan kewajiban dan tanggung jawab sebagai mana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan bupati.11

Sedangkan dalam sudut pandang fiqih siyasah Al-Mawardi mengatakan bahwa imamah diletakkan untuk menggantikan kenabian dalam menjaga agama dan mengatur urusan dunia.12 Al-Mawardi mengatakan bahwa syara‟ datang dengan memasrahkan urusan-urusan kepada seorang

9 Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perlindungan Anak, Pasal 5 ayat (1).

10 Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perlindungan Anak, Pasal 5 ayat (2).

11 Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 tentang Perlindungan Anak, Pasal 5 ayat (3).

12 Imam Al-Mawardi, Ahkam sulthaniyah sistem pemerintahan Khalifah islam, (Jakarta, 2015 ), h.9

(21)

pemimipin dalam agama. Allah SWT berfirman, dalam Al-Qur‟an Q.S. An- Nisa ( 4 ) : 59

َْۚ ُمْتَعاَوَهنَْ ِاَاَ ْۚ ُمْوِنََِْنَْاََّ ِى اَُّاََ ُْٓوذَََُِّّٓوْهعِيََّآَََُّّّّٰٰوْهعِيََّّ ُْٓهوَنََّٰ ْيُِّيذََِّاَاَهيُّ ََٰي

ََِّّّٰٰ َى َُِّهْاَدََُهاٍَءْيَشَِْفِ

َ َِِۗ ِخْٰاََِّمَْٓهعََّْاَِِّّٰٰبََِ ُْٓهوِنْؤُهنَْۚ ُمْهوُكَْ َِّ ِ ُْٓوذَََِّا

ًَلْيُِّاَْتََُ َسْحَّذِاٌَْهعَخََكَِٰذ

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari .kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.

Ayat ini mewajibkan kita untuk patuh kepada ulil amri diantara kita dan mereka adalah para para pemimpin kita yang memerintah kita.Pernyataan Imam Al-Bukhari Rahimahullah, Tunduk dan PatuhKepada Imam (Pemimpin), Selama Tidak Diperintahkan Untuk Maksiat.

Kata "imam" menurut ulama adalah kepala negara.Sementara pejabat- pejabat dibawahnya merupakan wakilnya dan hukumnya seperti imam, berdasarkan sabda Rasulullah Saw, "Dan barangsiapa yang mentaati amirku berarti ia taat kepadaku" Jadi, ketaatan kepada para pengganti kepala negara,

baik menteri, gubernur, bupati, dan pejabat dibawahnya, semuanya masuk pada ketaatan kepada kepala negara, karena mereka semua di bawah komandonya, sehingga tidak boleh melawannya atau membangkangnya, kecuali jika perintah itu berupa kemaksiatan kepada Allah Ta'ala.13

13 Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin, Syarah Shahih Al-Bukhari, jilid 9, (Jakarta Timur, 2010 ), h. 1189.

(22)

Dalam Al- Qur‟an sendiri tidak dijelaskan bagaimana cara bernegara secara rinci namun dalam Al-Qur‟an dijelaskan ide dasar bernegara dan bahwasanya Khalifah merupakan pemimpin dimuka bumi. Dalam hal ini pemerintahan dalam Islam dikenal dengan siyasah, siyasah adalah segala perbuatan yang membawa manusia lebih dekat kepada kemaslahatan dan lebih jauh dari kemasfadatan, sekalipun Rasulullah Saw tidak menetapkannya dan (bahkan) Allah tidak menentukanya.14 Kajian fiqih siyasah sendiri mengusahakan atas segala sesuatu kebutuhan masyarakat sesuai dengan waktu dan tempat dan pada giliran mengarahkan kehidupan masyarakat sesuai dengan prinsip- prinsip syari‟ah yang umum atau dalil- dalil yang kulliy.15

Oleh karena itu, Islam memandang bahwa kekerasan terhadap anak, merupakan suatu tindakan yang melanggar hukum atau syariat Islam, hukum Islam yang sebagian besarnya bersumber dari wahyu Allah dan Sunnah Nabi, dilihat dari konteks praktik jahiliyyah, merupakan suatu revolusi, karena Al- Qur‟an sebagai salah satu sumber hukum Islam sangat meningkatkan status sosial manusia dan meletakan norma-norma yang jelas.

Dalam presfektif fiqh siyasah, permasalahan ini berkaitan dengan Siyasah Dusturiyah yang merupakan hubungan antara pemimpin di suatu

pihak dan rakyatnya di pihak lain serta kelembagaan-kelembagaan yang ada di dalam masyarakatnya. Lembaga-lembaga negara yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif harus menjalankan kekuasaan sesuai amanah rakyat dan

14 A Dzajuli, Fiqih Siyasah ( Jakarta: Kencana, 2003 ), h. 42.

15 Ibid., h. 61.

(23)

sebaliknya rakyat harus menaati para pemegang kekuasaan selagi para pemegang kekuasaan menaati konstitusi yang dalam fiqh siyasah yang disebut dusturiyah.

Dalam fiqih siyasah, tiga kekuasaan ini disebut al-sulthah altanfidziyyah yang berwenang menjalankan pemerintahan (eksekutif), al- sulthah al-tasyriyyah yang berwenang membentuk undang-undang (legislatif), dan al-sulthah al-qadha‟iyyah yang berkuasa mengadili setiap sengketa (yudikatif). Ketiga kekuasaan itu tidak boleh berpecah belah, melainkan dalam satu kesatuan dalam menjalankan amanah rakyat. Hal ini yang berwenang al-sulthah al-tanfidziyyah adalah

Sebagaimana Al-Ghazali, Ibn Taimiyah berpendapat bahwa seorang pemimpin diperlukan tidak hanya untuk menjamin keselamatan jiwa dan hak milih rakyat serta terpenuhinya kebutuhan materi mereka saja, tetapi juga untuk menjamin berlakunya segala perintah dan hukum Allah SWT.16

Permasalahan terkait kasus kekerasan terhadap anak di bawah umur yang ada di Tembilahan Kota yaitu masih adanya berbagai bentuk kekerasan anak sebagaimana yang telah dimuat dalam berita di tribun riau.com Menyikapi masalah yang di uraikan di atas sudah seharusnya yang memiliki stakeholder di instansi dinas pengadilan penduduk, keluarga berencana dan

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kabupaten Indragiri Hilir lebih memberikan perhatian lebih terkait dengan kasus kekerasan anak seperti

16 Mujar Ibnu Syarif, Khamami Zada, Fiqh Siyasah doktrin dan pemikiran politik Islam (Jakarta: Erlangga,2008), h. 97.

(24)

pembinaan, pembimbingan, dan perlindungan anak di Kabupaten Indragiri Hilir.

Oleh karena itu dalam hal ini penulis kemudian terdorong untuk mengetahui apakah Imlementasi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2018 tentang perlindungan anak di Tembilahan Kota sudah sepenuhnya di terapkan ahirnya penulis melaksanakan penelitian kualitatif dengan judul

“Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak Di Tembilahan kota Ditinjau Dari Fiqih Siyasah”

B. Batasan masalah

Agar penelitian ini tidak menyimpang dari akar permasalahan dan agar lebih terarah pada sasaran yang diinginkan maka peneliti menfokuskan pembahasan pada Implementasi Perda Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak di Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir dari tahun 2019-2021.

C. Rumusan masalah

Berdasarkan masalah dalam latar belakang yang penulis uraikan, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak di Tembilahan kota?

(25)

2. Apa faktor penghambat Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak di Tembilahan kota?

3. Bagaimana Pandangan fiqh siyasah mengenai Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan anak?

D. Tujuan dan manfaat penelitian

Berkaitan dengan permasalah-permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka dalampenelitian ini ditetapkan beberapa tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian

Berkaitan dengan permasalah-permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka dalampenelitian ini ditetapkan beberapa tujuan penelitian, yaitu sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui Implementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 tentang perlindungan anak di Kabupaten Indragiri Hilir ditinjau dari Fiqih Siyasah.

b. Untuk mengetahui Apa faktor penghambat Implementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir nomor 9 Tahun 2018 tentang perlindungan anak di Tembilahan Kota

(26)

c. Untuk mengetahui Bagaimana pandagan Fiqih Siyasah mengenai Implementasi Peraturan Daerah kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak?

2. Manfaat penelitian

Dari hasil sebuah penelitian pada dasarnya mempunyai manfaat atau kegunaan baik bagi peneliti maupun orang lain. Maka dari itu kegunaan penelitian ini dibagi dua yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1) Manfaat teoritis

a. Untuk mengembangkan teori keilmuan khususnya ilmu pemerintahan yang berkaitan dengan implementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 9 tahun 2018 tentang perlindungan anak di Kabupaten Indragiri Hilir ditinjau dari fiqih siyasah.

b. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan pemikiran tentang bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang perlindungan anak di Kabupaten Indragiri Hilir ditinjau dari fiqih siyasah.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk mengembangkan penelitian ini lebih lanjut guna untuk kepentingan bagi mahsiswa mahasiswi.

2) Adapun Kegunaan Praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. mplementasi Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang perlindungan anak di Kabupaten Indragiri Hilir Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi masyarakat tentang

(27)

ditinjau dari fiqih siyasah. Dalam upaya mengurangi kekerasan terhadap anak di Tembilahan Kota

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan gambaran sejauh mana Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 tentang perlindungan anak di kabupaten Indragiri Hilir dilaksanakan dalam upaya mengurangi kekerasan anak di Tembilahan Kota

c. Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh program gelar serjana sastra satu (S1) di jurusan hukum tata negara siyasah fakultas syariah dan hukum uin sultan syarif kasim riau

E. Sistematika penulisan

Dalam penelitian ini agar penelitian lebih terarah maka penulis menyusun penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada BAB ini dikemuakakan mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II KAJIAN TEORI

Pada BAB ini mengkaji teori tentang kekerasan anak.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada BAB ini membahas metode penelitian yang digunakan dalam meneliti permasalahan pada rumusan masalah

(28)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini berisi implementasi Peraturan daerah indragiri hilir nomor 9 tahun 2018 tentang perlindungan anak di kabupaten indragiri hilir ditinjau dari fiqih siyasah BAB V PENUTUP

Adalah penutup, berisi kesimpulan dan saran yang merupakan inti sari dari hasil penelitian

(29)

16 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian teoritik

1. Implementasi

Definisi implementasi sering berubah-rubah dengan banyaknya perkembangan implementasi itu sendiri, menurut Purwanto dan Sulistyastuti, implementasi intinya adalah kegiatan untuk mendistribusikan keluaran kebijakan (to deliver policy output) yang dilakukan oleh para implementor kepada kelompok sasaran (target group) sebagai upaya untuk mewujudkan kebijakan.17 Guntur Setiawan berpendapat, implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.18

Menurut Hanifah Harsono implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program.19 Dari pengertian-pengertian diatas memperlihatkan bahwa kataimplementasi bermuara pada mekanisme suatu sistem. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan implementasi adalah

17 Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijakan, (Jakarta, Bumi Aksara, 1991), h. 21.

18 Guntur Setiawan, Impelemtasi dalam Birokrasi Pembangunan, (Jakarta, Balai Pustaka, 2004), h. 39.

19 Hanifah Harsono, Implementasi Kebijakan dan Politik, (Jakarta, Rineka Cipta. 2002), h. 67.

(30)

suatu kegiatan yang terencana, bukan hanya suatu aktifitas dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, impelementasi melahirkan suatu kebijakan-kebijakan dalam melakukan perubahan terhadap suatu pembelajaran dan memperoleh hasil yang diharapkan.20

2. Tinjauan Umum Mengenai Anak

Menurut perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, ketentuan bataskedewasaan merupakan tolak ukur pengertian anak, diantaranya adalah Anak menurut ketentuan umum Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 4Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak disebutkan bahwa anak adalahseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum kawin.21 Anak menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dinyatakan bahwa anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.22 Menuruut Undang-undang republik indonesia nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak pada pasal 1 ayat1 anak adalah seorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk yang masih dalam kandungan Sedangkan anak menurut peraturan daerah kabupaten indragiri hilir nomor 9 tahun 2018 adalah seorang yang belum

20 Suharismi Ariskunto, Penelitian Program Pendidikan, (Yogyakarta, Bima Aksara,M 1998), h. 129.

21 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.

22 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak.

(31)

beruusia 18 (Delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.23

Anak menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Kitab Undang- Undang Hukum Pidana memberikan pengertian anak pada batasan belum cukup umur tampak dalam Pasal 45 yang menyatakan dalam menuntut orang yang belum cukup umur (minderjaring) karena melakukan perbuatan sebelum umur enam belas tahun. Pada Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mendefinisikan anak adalah yang orang belum dewasa atau belum berumur enam belas tahun.

Oleh karena itu, apabila seseorang tersangkut dalam perkara pidana hakim boleh memerintahkan supaya tersalah dikembalikan kepada orang tuanya, walinya pemeliharaannya dengan tidak dikenakan hukuman atau memerintahkannya supaya diserahkan kepada pemerintah dengan tidak dikenakan suatu hukuman.24

Bertitik tolak dari aspek pengertian anak di atas, ternyata hukum positif Indonesia tidak mengatur unifikasi hukum pasti dan berlaku universal untuk menentukan kriteria batasan umur terhadap seorang anak.

Oleh sebab itu, mengenai batas anak yang masih digolongkan sebagai anak terdapat perbedaan penentuan. Dalam hal ini, Irma Setyowati Soemitro mengambil garis batas bahwa terhadap perbedaan batasan umur yang ada di dalam hukum positif Indonesia terdapat perbedaan, maka diambil garis

23Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1 ayat (10).

24 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

(32)

batas pengertian anak berlaku untuk anak yang berusia 18 (delapan belas) tahun.25

3. Tinjauan Umum Kekerasan a. Pengerttian kekerasan

Kekerasan secara umum dipahami sebagai tindakan perilaku, atau keadaan sosial yang mengakibatkan orang atau kelompok lain menderita, sengsara, terluka, bahkan meninggal dunia,selalu dipandang sebagai tindakan atau perbuatan tidak bermoral, tidak manusiawi, dan merusak basis kehidupan manusia.26

Kekerasan menurut peraturan daerah kabupaten indragiri hilir nomor 9 tahun 2018 tentang perlindunan anak adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual, dan/atau penelantaraan, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.27

Adapun kekerasan anak sebagai berikut:

1. Kekerasan anak secara Fisik Kekerasan anak secara fisik yaitu penyiksaan, pemukulan, dan penganiayaan terhadap anak, dengan atau

25 Irma Setyowati Soemitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak (Jakarta : Bumi Aksara, 1990), h. 18.

26 Arianto Nurcahyono, Kekerasan sebagai fenomena budaya: suatu pelacakan terhadap akar kekerasan di Indonesia, Volume XIX No. 3 Juli September 2003, h. 243.

27 Peraturan daerah kabupaten indragiri hilir nomor 9 tahun 2018 tentang perlindungan anak, pasal 1 ayat (28).

(33)

tanpa menggunakan benda-benda tertentu, yang menimbulkan luka- luka fisik atau kematian terhadap anak.28

2. Kekerasan anak secara psikis, meliputi penghardikan, penyampaian kata- kata kasar dan kotor, memperlihatkan buku, gambar dan film pornografi kepada anak.

3. Kekerasan anak secara seksual Kekerasan anak secara seksual, dapat berupa perlakuan prakontak seksual antara anak dengan orang yang lebih besar (melalui kata, sentuhan, gambar visual, exhibitionism), maupun perlakuan kontak seksual secara langsung antara anak dengan orang dewasa ( incest, perkosaan, eksploitasi seksual).

4. Kekerasan anak secara sosial Kekerasan anak secara sosial, dapat mencakup penelantaran anak dan eksploitasi anak. Penelantaran anak adalah sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak. Misalnya, anak dikucilkan, diasingkan dari keluarga, atau tidak diberikan pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak.29

b. Faktor Terjadinya Kekerasan

Faktor kekerasan bisa sangat kompleks, Hosking menyebutkan bahwa secara umum penyebab terjadinya tindak kekerasan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor individu dan faktor sosial. Faktor individu berkaitan erat dengan kecenderungan individu untuk berbuat kekerasan.

28 Abu Huraerah, Kekerasan Terhadap Anak ( Bandung: Nuansa Cendekia, cet 1 edisi IV, 2018), h. 49.

29 Ibid., h 50.

(34)

Sementara itu, faktor sosial merupakan kondisi lingkungan yang mendorong sesorang berbuat kekerasan.30

Faktor individu dari sisi psikologis, motivasi utama untuk melakukan tindak kekerasan dapat dipandang sebagai ketidakmampuam untuk menahan emosi, bahkan kekerasan digunakan media mengeskpresikan perasaan seseorang seperti marah, frustasi atau sedih. Kesulitan mengontrol emosi sering menjadikan seseorang berbuat kekerasan. Prilaku kekerasan terkadang juga disebabkan karena orang tumbuh di lingkungan dimana kekerasan sering dipertontonkan, sehingga kekerasan dipahami sebagai prilaku yang wajar. Terkadang kekerasan yang dilakukan individu digunakan sebagai cara-cara memengaruhi orang lain untuk mengendalikan situasi.31 Faktor sosial budaya, kondisi sosial budaya yang dapat mendorong terjadinya kekerasan sering merefeksikan adanya ketimpangan sosial atau ekonomi antar kelompok masyarakat.32

4. Tinjauan Umum Mengenai Kekerasan terhadap Anak a. Pengertian kekerasan terhadap anak

Pengertian kekerasan terhadap anak dalam istilah sangat terkait dengan kata Abuse yaitu kata yang biasa diterjemahkan menjadi kekerasan, penganiayaan,penyiksaan, atau perlakuan salah.33 Kata ini

30 Statik Gender Tematik- Mengakhiri Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Di Indonesia, 2017.(Jakarta:Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). h. 19.

31 Ibid. h. 20.

32 Ibid. h. 21.

33 Abu Hurairah, Kekerasan terhadap Anak: Fenomena Masalah Sosial Krisis di Indonesia (Bandung : Nuansa (Anggota IKAPI), 2006), h. 36.

(35)

didefinisikan sebagai “improper behavior intended to cause phisycal, psychological, or financial harm to an individual or group‟‟ (kekerasan

adalah perilaku tidak layak dan mengakibatkan kerugian atau bahaya secara fisik, psikologis, atau finansial, baik yang dialami individu maupun kelompok).Sedangkan kekerasan terhadap anak (child abuse) adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut kekerasan terhadap anak.

Marzuki Umar Sa‟abah mengemukakan (child abuse) adalah tindakan terhadap anak dengan cara yang disadari ataupun tidak yang berakibat menganggu proses tumbuh kembang anak. Sehingga dapat menimbulkan cacat fisik, mental bahkan kematian pada anak.34

b. Bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak

Menurut Mieke Diah Anjar Yanti adalah sebagai berikut :

1) Kekerasan fisik adalah tindakan yang menyebabkan rasa sakit atau potensi menyebabkan sakit yang dilakukan oleh orang lain, dapat terjadi sekali atau berulang kali seperti dipukul, ditendang, ditempeleng, dijewer, dicubit, dilempar dengan benda keras, dijemur di bawah terik sinar matahari

2) Kekerasan seksual adalah keterlibatan anak dalam kegiatan seksual yang tidak dipahaminya seperti perlakuan tidak senonoh dari orang lain, kegiatan yang menjurus pada pornografi, perkataan-perkataan porno, perbuatan cabul dan persetubuhan pada anak-anak yang

34 Marzuki Umar Sa‟abah, Perilaku Seks Menyimpang dan Seksualitas Kontemporer Umat Islam,Yogyakarta : UII Pres , 2006),h. 91.

(36)

dilakukan orang lain dengan tanpa tanggung jawab, tingkatan mendorong atau memaksa anak terlibat dalam kegiatan seksual yang melanggar hukum seperti dilibatkan pada kegiatan prostitusi.

3) Kekerasan psikis adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan psikologis anak seperti kata-kata yang mengancam, menakut-nakuti, berkata-kata kasar, mengolok-olok, perlakuan diskriminatif, membatasi kegiatan sosial dan kreasi.

4) Kekerasan ekonomi (eksploitasi komersial) adalah penggunaan anak untuk bekerja dan kegiatan lainnya demi kebutuhan orang tuanya atau orang lain seperti menyuruh anak bekerja secara berlebihan, menjerumuskan anak kepada dunia prostitusi untuk kepentingan ekonomi.

5) Tindak pengabaian dan penelantaran adalah ketidakpedulian orang tua, orang yang bertanggung jawab atas anak pada kebutuhan mereka seperti pengabaian pada kesehatan anak, pengabaian dan penelantaran pada pendidikan anak, pengabaian pada pengembangan emosi, penelantaran pada pemenuhan gizi, pengabaian dan penelantaran pada penyediaan perumahan, pengabaian pada kondisi keamanan dan kenyamanan.35

Sedangkan bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak menurut Mufidah ada tujuh bentuk kekerasan yang lazim ditemukan, diantaranya adalah sebagai berikut:

35 Mieke Diah Anjar Yanit, dkk., Model Sistem Monitoring dan Pelaporan Anak dan Perempuan Korban Kekerasan, (Propinsi Jateng : Bapenas 2006), h. 9-11.

(37)

1) Kekerasan dalam bentuk fisik seperti pemukulan, penganiayaan berat yang menyebabkan jatuh sakit, bahkan kematian.

2) Kekerasan psikis seperti ancaman, pelecehan, sikap kurang menyenangkan yang menyebabkan rasa takut, rendah diri, trauma, depresi atau gila.

3) Kekerasan ekonomi, misalnya menelantarkan anak.

4) Kekerasan seksual berbentuk pelecehan seksual, pencabulan dan pemerkosaan.

5) Eksploitasi kerja dan bentuk pekerjaan terburuk untuk anak.

6) Eksploitasi seksual komersial anak.

7) Trafiking (perdagangan) anak.

Berdasarkan pengertian-pengertian mengenai kekerasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik suatu garis besar bahwa tindakan kekerasan yang terjadi pada anak sudah diatur dalam undang- undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.36

c. Dampak Kekerasan Fisik Pada Anak

Dampak dari kekerasan terhadap anak dan masyarakat secara umum bisa serius dan membahayakan baik dalam jangan waktu pendek maupun dalam jangka waktu panjang.

Menurut Voilence Prevention Intiative ( 2009 ), kekerasan yang dialami oleh anak dalam berbagai jenisnya akan mempengaruhi perkembangan kognitif, sosial, emosional dan fisik anak. Violence

36 Mufidah. Haruskah Perempuan dan Anak Dikorbankan (Papringan, Pilar Media (Anggota IKAPI), 2006), h. 18-19.

(38)

Prevention Intiative ( 2009 ) mencoba memahami kekerasan yang terjadi

pada anak dengan melihat dampak yang diakibatkan dari setiap jenis kekerasan seperti kekerasan fisik seperti Adanya luka lebam, bekas gigitan atau patah tulang yang tidak terjelaskan Sering tidak masuk sekolah, cedera yang ditutup- tutupi tampak ketakutan ketika ada kehadiran orang tertentu sering lari dari rumah.37

d. aktor-faktor Penyebab Terjadinya Kekerasan Terhadap Anak

Terjadinya kekerasan terhadap anak disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut Suharto dalam bukunya Abu Hurairah, kekerasan terhadap anak umumnya disebabkan oleh faktor internal yang berasal dari anak sendiri maupun eksternal yang berasal dari kondisi keluarga danmasyarakat,diataranya adalah sebagai berikut:

a) Anak mengalami cacat tubuh, retardasi mental, gangguan tingkah laku, autisme, anak terlalu lugu, memiliki temperamen lemah, ketidaktahuan anakakan hak-haknya.

b) Kemiskinan keluarga, orang tua menganggur, penghasilan tidak cukup,banyak anak.

c) Keluarga tunggal anak keluarga pecah (broken home), misalnya perceraian, ketiadaan ibu untuk jangka panjang atau keluarga tanpa ayah dan ibu tidak mampu memenuhi kebutuhan anak secara ekonomi.

37 Statik Gender Tematik, Op.Cit, h. 22

(39)

d) Keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidaktahuan mendidik anak, harapan orang tua yang tidak realistis, anak yang tidak diinginkan, anak yanglahir di luar nikah.

e) Penyakit parah atau gangguan mental pada salah satu kedua orang tua, misalnya tidak mampu merawat dan mengasuh anak karena gangguanemosional dan depresi.

f) Sejarah penelantaran anak. Orang tua yang semasa kecilnya mengalami perlakuan salah cenderung memperlakukan salah anak- anaknya

g) Kondisi lingkungan yang buruk, permukiman kumuh, tergusurnya empat bermain anak, sikap acuh tak acuh terhadap tindakan eksploitasi, pandangan terhadap nilai anak yang terlalu rendah, meningkatnya faham ekonomi upah, lemahnya perangkat hukum, tidak ada mekanisme kontrol sosial yang stabil.38

Sementara Rusmil dalam bukunya Abu Hurairah menjelaskan bahwa penyebab atau resiko terjadinya kekerasan dan penelantaran terhadap anak dibagi ke dalam tiga faktor, yaitu:

1. Faktor orang tua dan keluarga

Faktor orang tua memegang peranan penting terjadinya kekerasan dan penelantaran anak. Faktor-faktor yang menyebabkan orang tua melakukan kekerasanpada anak diantaranya:

38 Abu Hurairah, Kekerasan terhadap Anak: Fenomena Masalah Sosial Krisis di Indonesia (Bandung : Nuansa (Anggota IKAPI), 2006), h. 39.

(40)

a. Praktik-praktik budaya yang merugikan anak kepatuhan anak kepada orang tua

b. Dibesarkan dengan penganiayaan.

c. Gangguan mental.

d. Belum mencapai kematangan fisik, emosi maupun sosial, terutama merupakan yang mempunyai anak sebelum berusia 20 tahun.

e. Pecandu minuman keras dan obat obatan.

2. Faktor lingkungan sosial

Kondisi lingkungan sosial juga dapat menjadi pencetus terjadinya kekerasan pada anak. Faktor lingkungan sosial yang dapat menyebabkan kekerasan dan penelantaran pada anak diantaranya:

a. Kemiskinan dalam masyarakat dan tekanan nilai materialistis.

b. Kondisi sosial ekonomi yang rendah

c. Adanya nilai dalam masyarakat bahwa anak adalah milik orang tua sendiri

d. Status wanita yang dipandang rendah e. Nilai masyarakat yang terlalu individualistis 3. Faktor anak sendiri

a. Penderita gangguan perkembangan, menderita penyakit kronis disebabkan ketergantungan anak kepada lingkungannya.

b. Perilaku menyimpang pada anak.

(41)

c. Dampak kekerasan terhadap anak.39 5. Fiqih Siyasah

a. Pengertian Fiqih Siyasah

Fiqh siyasah merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari dua kata, yakni fiqh dan siyasah. Secara etimologi, fiqh merupakan bentuk masdhar (gerund) dari tashrifan kata faqiha-yafqahufiqhanyang berarti pemahaman yang mendalam dan akurat sehinggadapat memahami tujuan ucapan dan atau tindakan tertentu.Sedangkansecara terminologi, fiqh lebih populer didefinisikan sebagai ilmu tentanghukum-hukum syara‟ yang bersifat perbuatan yang dipahami dari dalildalilnya yang rinci.40

Sedangkan secara terminologis banyak definisi siyasah yang dikemukakan oleh para yuridis Islam. Menurut Abu al-Wafa Ibn „Aqil, siyasah adalah suatu tindakan yang dapat mengantar rakyat lebih dekat kepada kemaslahatan dan lebih jauh dari kerusakan , kendati pun Rasulullah tidak menetapkannya dan Allah juga tidak menurunkan wahyu untuk mengaturnya.

Dalam redaksi yang berbeda, Husain Fauzy al-Najjar mendefinisikan siyasah sebagai suatu pengaturan kepentingan dan pemeliharaan kemaslahatan rakyat serta pengambilan kebijakan (yang tepat) demi menjamin terciptanya kebaikan bagi mereka. Dan definisi

39 Abu Hurairah, Kekerasan terhadap Anak: Fenomena Masalah Sosial Krisis di Indonesia (Bandung : Nuansa (Anggota IKAPI), 2006), h. 4.

40 Ibnu Syarif, Mujar dan Zada, Khamami, Fiqih siyasah; Doktrin dan Pemikiran Politik Islam.(Jakarta: Erlangga, 2008), h. 31.

(42)

yang paling ringkas dari Ibn Manzhur tentang siyasah adalah mengatur sesuatu dengan cara yang membawa kepada kemaslahatan.41

b. Ruang lingkup Fiqih Siyasah

Objek kajian fiqh siyasah meliputi aspek pengaturan hubungan antara warga negara dengan warga negara, hubungan antar warga negara dengan lembaga negara, dan hubungan antara lembaga negara dengan lembaga negara, baik hubungan yang bersifat intern suatu negara maupun hubungan yang bersifat ekstern antar negara, dalam berbagai bidang kehidupan. Dari pemahaman seperti itu, tampak bahwa kajian siyasah memusatkan perhatian pada aspek pengaturan.

Penekanan demikian terlihat dari penjelasan T.M. Hasbi al Shiddieqy yang menyatakan objek kajian siyasah adalah pekerjaan- pekerjaan mukallaf dan urusan-urusan mereka dari jurusan penadbirannya, dengan mengingat persesuaian penafsiran itu dengan jiwa syariah, yang kita tidak peroleh dalilnya yang khusus dan tidak berlawanan dengan sesuatu nash dari nash-nash yang merupakan syariah „amah yang tetap. Hal yang sama ditemukan pula pada pernyataan Abul Wahhab Khallaf bahwa objek pembahasan ilmu siyasah adalah pengaturan dan perundangundangan yang dituntut oleh hal ihwal kenegaraan dari segi persesuaiannya dengan pokok-pokok

41 Ibid., h. 109.

(43)

agama dan merupakan realisasi kemaslahatan manusia serta memenuhi kebutuhannya.42

Secara garis besar maka objeknya menjadi, pertama, peraturan dan perundang-undangan, kedua, pengorganisasian dan pengaturan kemaslahatan, dan ketiga, hubungan antar penguasa dan rakyat serta hak dan kewajiban masing-masing dalam mencapai tujuan negara.

Metode yang digunakan dalam membahas Fiqh siyasah tidak berbeda dengan metode yang digunakan dalam membahas Fiqh lain, dalam Fiqh siyasahjuga menggunakan Ilmu Ushul Fiqh dan Qowaid fiqh.

Pembagian fiqh siyasah dapat di sederhanakan menjadi tiga bagian pokok yaitu :

1) Politik perundang-undangan (al-Siyasah al-Dusturiyah). Bagian ini meliputi pengkajian tentang penetapan hukum (tasyri‟iyah) oleh lembaga legislatif, peradilan (qadha‟iyah) oleh lembaga yudikatif, dan administrasi pemerintahan (idariyah) oleh birokrasi atau aksekutif.

2) Politik luar negeri (al-Siyasah al-Kharijiah). Bagian ini mencakup hubungan keperdataan antara warga muslim dengan warga negara non-muslim (al-Siyasah al-Duali al‟Am) atau disebut juga dengan hubungan internasional.

3) Politik keuangan dan moneter (al-Siyasah al-Maliyah). Permasalahan yang termasuk dalam siyasah maliyah ini adalah negara,

42 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam (Semarang:

Pustaka Rizki Putra, 1997),h. 30.

(44)

perdagangan internasional, kepentingan/hak-hak publik, pajak dan perbankan.43

B. Penelitian Terdahulu

Galuh Anggraini Tungga Dewi, Tinjauan Hukum Islam terhadap Peran Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Dalam Upaya Menanggulangi Tindak Kekerasan Anak (Studi Didinas PP Dan PA Provinsi Lampung), dalam penelitian bahwa peran Dinas PP dan PA adalah untuk menjaga melindungi anak dari tindak kekerasan dengan mengeluarkan beberapa program yakni dengan pembentukan Forum Anak Daerah, pembentukan Kota Layak Anak, dan pembentukan Perlindungan Anak STerpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), itu termasuk tujuan yang ingin dicapai dari dinas PP dan PA Provinsi Lampung. Perlindungan Anak dalam perdpektif hukum Islam merupakan kegiatan yang sejalan dengan hukum 62 Islam, karena manusia dilarang untuk berbuat kekerasan terhadap anak karena anak adalah amanah yang harus dijaga, di didik dan anak merupakan titipan Allah ta‟la yang wajib dilindungi sehingga menjadi generasi yang berguna bagi nusa dan bangsa. Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Galuh Anggraini Tungga Dewi dan penulis adalah judul skripsi Galuh Anggraini Tungga Dewi, Tinjauan Hukum Islam terhadap Peran Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Dalam Upaya Menanggulangi Tindak Kekerasan Anak (Studi Didinas PP Dan PA Provinsi Lampung) sedangkan judul penulis Implementasi Implementasi Peraturan

43 Muhammad Iqbal, Fiqh Siyasah; Kontekstualisasi Doktrin Politik Islam (Jakarta:

Prenada Media, 2014), Cet Ke-1. h. 14.

(45)

Daerah Nomor 9 Tahun 2018 tentang perliundungan anak di Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir ditinjau dari Fiqih Siyasah, Galuh Anggraini Tungga Dewi, berdasarkan Hukum Islam sedangkan penulis berdasarkan Fiqih Siyasah.

Al Apid(2019), Efektivitas Implementasi terhadap Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 02 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak perspektif Fiqh Siyasah dan Hukum Positif di Indonesia (Studi Pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandar Lampung), Berdasarkan pengamatan di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Kota Bandar Lampung bahwasannya pemerintah sudah melaksanakan Peraturan Daerah No. 02 tahun 2016 tentang penyelenggaran perlindungan Anak melalui program kerja semaksimal mungkin dalam pencegahan Perlindungan Anak. Namun kekerasan pada Anak terjadi karena faktor lingkungan keluarga serta kurangnya kesadaran masyarakat dan kurangnya pengetahuan tentang peraturan daerah tersebut oleh masyarakat yang mengakibatkan kurangnya efektivitas Implementasi terhadap Peraturan Daerah No. 02 tahun 2016 tentang penyelenggaran perlindungan Anak kota Bandar Lampung. Dalam pandangan Fiqh Siyasah mengenai Penyelenggaraan Perlindungan Anak tertuang dalam QS.An-Nisa ayat 9, bahwa praktik penyelenggaraan perlindungan Anak di Kota Bandar Lampung sudah sesuai dengan QS.An-nisa ayat 9.Bahwa pemerintah sebagai pihak penyelenggara sudah melakukan dengan semaksimal mungkin dalam menjalankan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung No. 02 Tahun 2016

(46)

tentang perlidungan Anak. Adapun perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Al Apid dan penulis adalah judul skripsi, Al Apid, Efektivitas Implementasi terhadap Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 02 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak perspektif Fiqh Siyasah dan Hukum Positif di Indonesia (Studi Pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandar Lampung), dan penulis Implementasi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang perliundungan anak di Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir Ditinjau Dari Fiqih Siyasah, Al Apid meneliti tentang perlindungan anak berdasarkan Fiqih Siyasah dan Hukum Positif Indonesia sedangkan penulis hanya berfokus pada Fiqih Siyasah.

Hengki Komarudin yang berjudul “Upaya Perlindungan Anak oleh Pengelola rumah singgah Ahmad Dahlan terhadap Anak Jalanan” yang dibuat tahun 2012, di Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut dengan penelitian penulis sama-sama mengkaji tentang Upaya Perlindungan Anak yang membedakan dalam penelitian Hengki Komarudin adalah tempat penelitian dan membahas tentang bagaimana mengelola rumah singgah Ahmad Dahlan terhadap anak jalanan, sedangkan penulis membahas tentang Implementasi Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang perliundungan anak di Tembilahan Kota Kabupaten Indragiri Hilir Ditinjau Dari Fiqih Siyasah, Hengki Komarudin meneliti tentang anak jalanan sedangkan penulis meneliti tentang kekerasan anak.

(47)

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

Dilihat dari jenisnya, penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yang dilaksanakan di Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (P2KBP3A) berlokasi di Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah staf Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak (P2KBP3A) Kabupaten Indragiri Hilir. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hilir Nomor 9 tahun 2018 tentang perlindungan anak di Kabupaten Indragiri Hilir (studi kasus kekerasan anak di Tembilahan Kota)

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekumpulan objek yang hendak di teliti berdasarkan lokasi penelitian yang telah di tentukan sebelumnya oleh peneliti untuk di pelajari dan di tarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah ketua dinas dan pegawai Staf di dinas pengendalian penduduk keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak (P2KBP3A) yang berjumlah 46 orang. dan Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi tersebut dalam penelitian ini penulis

(48)

mengambil 5 orang sampel. Pengambilan sampel ini bersifat Purposive Sampling yaitu sampel yang sudah ditentukan dengan sengaja berdasarkan pertimbangan peneliti, oleh karena itu peneliti menentukan sendiri responden mana yang dianggap dapat mewakili populasi.

D. Jenis dan Sumber Data a. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, yaitu data yang menguraikan beberapa pendapat, konsep atau teori yang menggambarkan atau menyajikan masalah yang berkaitan dengan kekerasan anak di Tembilahan Kota.

b. Sumber data

Sumber data adalah tempat dari mana sumber data itu diperoleh.

Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum skunder, yaitu sebagai berikut :

1) Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh lansung dari dinas pengendalian penduduk keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak (P2KBP3A).

2) Data sekunder adalah sumber data yang tidak berkaitan langsung dengan sumbernya yang asli. Dengan demikian data sekunder adalah

(49)

sebagai pelengkap. Pada data ini penulis berusaha mencari sumber lain berupa karya-karya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.44 E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data ini adalah sebagai berikut :

a. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal- hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/ kecil.45 Untuk menjawab persoalan penelitian di atas, maka informan atau orang yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui dengan pasti persoalan yang terjadi, oleh karena itu wawancara ini ditujukan khusus kepada dinas pengendalian penduduk keluarga berencana dan pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak kabupaten indragirihilir ataupun yang mewakilinya.

b. Dokumentasi adalah pencatatan secara sistematis gejala-gejala yang diteliti yang terdapat dalam dokumen, data dokumen berupa tulisan atau lukisan (gambar).46 .

F. Teknik Analisa Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

44 M. Syamsudin, Operasional Penelitian Hukum, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), h.99.

45 Sugiyono, Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, ( Bandung: Alfabeta, 2018 Cet 26), h. 137.

46 Didin Fatihudin. Lis Hoslisin, Kapita Selekta Metodologi Penelitian ( Pasuruan : Qiara Media, 2019), h. 128.

(50)

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi agar mudah dipahami baik dirisidiri maupun orang lain.47

G. Teknik Penulisan

Dalam Pembahasan ini penulis menggunakkan metode sebagai Induktif, yaitu mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti yang bersifat khusus dan kemudian diambil satu kesimpulan yang bersifat umum.

47 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D, ( Bandung Alfabeta, 2016), h. 244.

Referensi

Dokumen terkait

LGBT merupakan salah satu orientasi seksual yang dianggap abnormal di dalam masyarakat Indonesia, karena tidak sesuai dengan peraturan dan nilai-nilai yang berada dalam

Mengingat hal tersebut di atas, maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang Nomor 1 Tahun 1998 tentang Retribusi Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk

Karakterisasi sistem sensor getaran berbasis serat optik meliputi pembuatan sistem sensor menggunakan dioda laser sebagai sumber cahaya, serat optik sebagai medium

Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan peristiwa penting yang dialami oleh seseorang pada Dinas yang pengangkatannya sesuai dengan

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Daerah Kabupaten Siak Tahun 2018 Nomor 9); 20.. Peraturan Daerah

Arsip yang ada pada pusat penelitian dan pengembangan teknologi minyak dan gas bumi (PPPTMGB) “LEMIGAS” semakin hari bertambah volumenya sehingga dapat mengakibatkan

Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Terjadinya Ulkus Diabetik pada Penderita DM di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa Berdasarkan hasil uji Chi-Square diperoleh hasil bahwa

Alhamdulillah, segenap rasa syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT, karena limpahan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Pemberian